yang bertanggungjawab, sehingga potensial mendorong perilaku seks yang menghasilkan kehamilan remaja, kehamilan di luar nikah atau penyebaran penyakit
yang menular melalui hubungan seks, seperti PMSAIDS. Penelitian ini dilakukan untuk melihat gambaran keterpaparan pornografi dan
perilaku seksual siswa di SMA Al- Azhar Medan Tahun 2010. Diambilnya kasus di SMA Al-Azhar ini karena merupakan salah satu SMA favorit di Kota Medan yang
berasaskan islami, yang sudah melakukan integrasi pemahaman kesehatan reproduksi ke dalam mata pelajaran keagamaan, biologi dan sosiologi. Namun hal ini belum bisa
menggambarkan pengetahuan siswa mengenai reproduksi, sehingga dapat mengakibatkan siswa mencari informasi sendiri mengenai reproduksi. Apabila
informasi yang didapat siswa berupa informasi negatif seperti pornografi, dapat menimbulkan perilaku seksual yang menyimpang dalam pemahamannya tentang
kesehatan reproduksi. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tersebut.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah masih tingginya prevalensi perilaku seksual yang menyimpang
pada remaja disebabkan oleh pornografi berdasar data penelitian pada tahun 2005- 2006 di kota-kota besar mulai Jabotabek, Medan, Jakarta, Bandung, Surabaya, dan
Makassar yaitu 47,6. Untuk itu peneliti tertarik untuk mengetahui gambaran keterpaparan pornografi dan perilaku seksual siswa di SMA Al- Azhar Medan Tahun
2010.
Universitas Sumatera Utara
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui gambaran keterparan pornografi dan perilaku seksual siswa di SMA Al- Azhar Medan Tahun 2010.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui gambaran keterpaparan pornografi siswa di SMA Al- Azhar Medan Tahun 2010.
2. Mengetahui gambaran pengetahuan siswa tentang seksual di SMA Al- Azhar Medan Tahun 2010.
3. Mengetahui gambaran sikap siswa tentang seksual di SMA Al- Azhar Medan Tahun 2010.
4. Mengetahui gambaran tindakan siswa tentang seksual di SMA Al-Azhar Medan Tahun 2010.
5. Mengetahui gambaran pengetahuan, sikap dan tindakan seksual menurut keterpaparan pornografi.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi pihak sekolah di SMA Al- Azhar Medan mengenai gambaran pornografi terhadap perilaku seksual remaja.
2. Sebagai bahan informasi atau referensi bagi penelitian selanjutnya tentang gambaran pornografi terhadap perilaku seksual remaja.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Pornografi
Pornografi berarti suatu tulisan yang berkaitan dengan masalah-masalah pelacuran dan tulisan itu kebanyakan berbentuk fiksi cerita rekaan yang materinya
diambil dari fantasi seksual, pornografi biasanya tidak memiliki plot dan karakter, tetapi memiliki uraian yang terperinci mengenai aktivitas seksual, bahkan sering
dengan cara berkepanjangan dan kadang-kadang sangat menantang. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pornografi artinya :
1 Penggambaran tingkah laku secara erotis dengan lukisan atau tulisan untuk membangkitkan nafsu birahi.
2 Bahan bacaan yang dengan sengaja dan semata-mata dirancang untuk membangkitkan nafsu birahi dalam seks.
Pornografi berasal dari kata bahasa yunani, porne = perempuan jalang dan graphein = menulis. Biasanya pornografi didefinisikan sebagai bahan yang dirancang
secara sengaja dan semata-mata untuk membangkitkan nafsu birahi dalam seks. Atau dapat juga dikatakan bahwa pornografi adalah penyajian secara terisolir dalam bentuk
tulisan, gambar, foto, film, video kaset, pertunjukan, pementasan, dan kata atau ucapan dengan maksud untuk merangsang nafsu birahi Suban, 1993.
Pornografi menurut UU No. 38 tahun 2008 tentang Pornografi yang disahkan menjadi undang-undang dalam Sidang Paripurna DPR pada 30 Oktober 2008 adalah
materi seksualitas yang dibuat oleh manusia dalam bentuk gambar, sketsa, ilustrasi,
Universitas Sumatera Utara