BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif yaitu merupakan pemaparan terhadap hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan dalam bentuk
gambaran sederhana sehingga setiap orang dapat lebih mudah mengerti dan mendapatkan gambaran yang jelas mengenai hasil penelitian Chandra, 1995.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMA Al-Azhar Medan.
3.2.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilakukan mulai bulan Februari sd September 2010.
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini mencakup seluruh siswa reguler di SMA Al- Azhar Medan sebanyak 519 orang siswa.
3.3.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini mencakup sebagian dari siswa reguler SMA Al- Azhar Medan tahun 2010. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan
rumus besar sampel untuk survei sampel Lemeshow, 1997.
Universitas Sumatera Utara
Z²
1- α2
. P 1 – P . N n =
d² N – 1 + Z²
1- α2
.P 1 – P Di mana:
N =
Populasi Keseluruhan P
= Proporsi remaja yang prevalensinya tinggi tentang perilaku seksual
yaitu 47,6 0,5 d
= Presisi = 0,1
Z
2 1-
α2
= Nilai Derajat Kepercayaan 95 = 1,96
n =
Sampel Responden maka :
1,96² . 0,5 1- 0,5. 519 n =
n= 81 siswa 0,1² 519 – 1 + 1,96² . 0,5 1- 0,5
Dengan memperhitungkan non respon rate sebesar 10 maka 81+ 8,1 = 89,1,
jadi besar sampel dalam penelitian ini 90 orang. Selanjutnya penarikan sampel terhadap populasi menggunakan teknis stratified sampling. Populasi penelitian dibagi
lebih dulu menjadi beberapa kelompok atau strata, dan baru dilakukan pemilihan sampel secara random, yaitu n
h =
x n, misalnya jumlah siswa kelas x adalah 158 siswa maka besar sempel di dalam sampel di dalam kelas tersebut adalah=
x 90 = 27 siswa.
Maka besar sampel pada masing-masing kelas di SMA Al-Azhar Medan dapat dilihat pada Tabel 3.1 di bawah ini :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.1 Besar sampel pada masing-masing lingkungan Kelas
N
h
Besar sampel n
Kelas X
x
90 27
Kelas XI
x
90 29
Kelas XII
x
90 34
Total
519 90
3.4 Pengumpulan Data 3.4.1 Data Primer
Data primer diperoleh melalui angket dengan menggunakan daftar pertanyaan kuesioner yang telah disusun sebelumnya berdasarkan tujuan penelitian yang
dilakukan.
3.4.2 Data Sekunder
Data sekunder yang diperlukan diperoleh dari kantor tata usaha SMA Al- Azhar Medan yaitu mengenai data siswa di SMA Al- Azhar Medan tahun 2010.
3.5 Definisi Operasional
1. Keterpaparan pornografi adalah siswa yang pernah atau tidak pernah terpapar pornografi.
2. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui siswa tentang perilaku seksual.
Universitas Sumatera Utara
3. Sikap adalah reaksi atau respon tertutup siswa terhadap segala sesuatu mengenai perilaku seksual.
4. Tindakan adalah perbuatan yang dilakukan siswa mengenai perilaku seksual yang menyimpang.
3.6 Aspek Pengukuran 3.6.1. Variabel Keterpaparan Pornografi
Keterpaparan pornografi diukur menjadi 2 yaitu pernah atau tidak pernah siswa terpapar pornografi.
Pornografi dibedakan ke dalam dua katagori ; 1.
Pernah berarti responden pernah terpapar pornografi. 2.
Tidak pernah berarti responden tidak pernah terpapar pornografi.
3.6.2 Variabel pengetahuan
Pengetahuan adalah kemampuan responden menjawab pertanyaan tentang pengetahuan mengenai seksual yang terdiri dari 10 pertanyaan, dengan total skor
maksimal 20 yaitu dengan kriteria sebagai berikut Untuk jawaban mempunyai 3 pilihan :
• Jawaban benar = 2 • Jawaban mendekati benar= 1
• Jawaban salah = 0
Universitas Sumatera Utara
Penentuan interval nilai yang termasuk kedalam kategori baik, sedang, kurang adalah Range = nilai tertinggi – nilai terendah. 20 - 0 = 20
Interval = Range jumlah kategori. 203= 6,7 Dari perhitungan didapat interval = 7
Berdasarkan jumlah skor yang diperoleh maka pengetahuan responden dikatagorikan sebagai berikut. Hasan, 1999.
1. Tingkat pengetahuan baik, apabila jawaban responden memiliki skor 13 dari
seluruh pertanyaan. 2.
Tingkat pengetahuan sedang, apabila jawaban responden memiliki skor 7-13 dari seluruh pertanyaan.
3. Tingkat pengetahuan kurang, apabila jawaban responden memiliki skor 7 dari
seluruh pertanyaan.
3.6.3 Variabel Sikap
Aspek pengukuran sikap dilakukan dengan menggunakan skala likert yang terdisi dari 5 katagori yaitu SS Sangat Setuju, S Setuju, N Netral, TS Tidak
Setuju dan STS Sangat Tidak Setuju Riduwan 2003. Sikap diukur melalui12 pertanyaan dengan total skor maksimal 60 yaitu dengan kriteria sebagai berikut:
1. Untuk pernyataan negatif pernyataan no.1,2,3,4,5,6: • SS
: Sangat Setuju, skornya 1 • S
: Setuju, skornya 2 • N
: Netral, skornya 3
Universitas Sumatera Utara
• TS : Tidak Setuju, skornya 4
• STS :Sangat Tidak Setuju, skornya 5
2. Untuk pernyataan positif pernyataan no. 7,8,9,10,11,12: • SS
: Sangat Setuju, skornya 5 • S
: Setuju, skornya 4 • N
: Netral, skornya 3 • TS
: Tidak Setuju, skornya 2 • STS
:Sangat Tidak Setuju, skornya 1 Penentuan interval nilai yaitu Range = nilai tertinggi – nilai terendah yaitu 60 – 12 =
48. Interval = Range jumlah kategori yaitu 483 = 16, jadi didapat interval = 16
Berdasarkan total skor yang diperolehnya maka sikap seksual siswa remaja dikatagorikan sebagai berikut:
1. Tingkat sikap baik, apabila jawaban responden memiliki skor
≥ 41 dari seluruh pertanyaan.
2. Tingkat sikap sedang, apabila jawaban responden memiliki skor 21-40 dari
seluruh pertanyaan. 3.
Tingkat sikap kurang, apabila jawaban responden memiliki skor 1-20 dari seluruh pertanyaan.
Universitas Sumatera Utara
3.6.4 Variabel Tindakan
Tindakan seksual siswa diukur melalui kepernahan melakukan tindakan- tindakan yang masuk katagori perilaku menyimpang seksual melalui pengajuan
terhadap 10 tindakan. Tindakan seksual dibedakan kedalam dua katagori :
1. Ya
: jika siswa remaja pernah melakukan minimal 1 diantara 10 tindakan seksual yang diajukan
2. Tidak : jika siswa remaja tidak pernah melakukan terhadap 10 tindakan
seksual yang diajukan.
3.7 Pengolahan dan Analisis Data
Kegiatan pengolahan data dilakukan setelah semua data dikumpulkan kemudian data tersebut diolah dan dianalisis dengan menggunakan program
komputer. Analisis data dilakukan dengan satu tahap, yaitu analisis univariat. Analisis univariat dimaksudkan untuk menggambarkan mendeskripsikan masing-
masing variabel menggunakan tabel distribusi frekuensi.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Perguruan Al-Azhar Medan
Perguruan Al-Azhar sebagai salah satu upaya Yayasan Hajjah Rachman Nasution dalam mewujudkan visi dan misinya dalam bidang sosial, pendidikan dan
keagamaan. Pendirian Yayasan Hajjah Rachmah Nasution tidak terlepas dari rasa syukur keluarga besar H. Abdul Muis atas keberhasilan operasi open heart jantung
ibu Hajjah Rachman Nasution. Sebagai wujud rasa syukur itu, keluarga berminat mendirikan masjid yang diberi nama Ar Rahman yang berlokasi di tanah keluarga
jalan Pintu Air IV Kwala Bekala, Padang Bulan Medan.Dari cikal bakal inilah, Yayasan Hajjah Rachman Nasution kemudian mendirikan Perguruan dan Universitas
Al-Azhar Medan. Menurut Badan Hukum, Yayasan Hajjah Rachman didirikan tanggal 24
Agustus 1983 dengan Akte Notaris Raskami Sembiring SH No. 39 tanggal 24 Januari 1983 dan diubah dengan Akte Notaris Raskami Sembiring SH No. 17 tanggal 18
November 1997 lalu diubah kembali dengan Akte Notaris Adi Pinem SH tanggal 23 Juli 2001.
4.2 Gambaran Umum SMA Al-Azhar Medan
SMA Al- Azhar didirikan pada tanggal 16 Juli 2004 merupakan salah satu sekolah yang ditujuk Depatemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal
manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah melalui Direktorat Pembinaan Sekolah
Universitas Sumatera Utara