BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Pornografi
Pornografi berarti suatu tulisan yang berkaitan dengan masalah-masalah pelacuran dan tulisan itu kebanyakan berbentuk fiksi cerita rekaan yang materinya
diambil dari fantasi seksual, pornografi biasanya tidak memiliki plot dan karakter, tetapi memiliki uraian yang terperinci mengenai aktivitas seksual, bahkan sering
dengan cara berkepanjangan dan kadang-kadang sangat menantang. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pornografi artinya :
1 Penggambaran tingkah laku secara erotis dengan lukisan atau tulisan untuk membangkitkan nafsu birahi.
2 Bahan bacaan yang dengan sengaja dan semata-mata dirancang untuk membangkitkan nafsu birahi dalam seks.
Pornografi berasal dari kata bahasa yunani, porne = perempuan jalang dan graphein = menulis. Biasanya pornografi didefinisikan sebagai bahan yang dirancang
secara sengaja dan semata-mata untuk membangkitkan nafsu birahi dalam seks. Atau dapat juga dikatakan bahwa pornografi adalah penyajian secara terisolir dalam bentuk
tulisan, gambar, foto, film, video kaset, pertunjukan, pementasan, dan kata atau ucapan dengan maksud untuk merangsang nafsu birahi Suban, 1993.
Pornografi menurut UU No. 38 tahun 2008 tentang Pornografi yang disahkan menjadi undang-undang dalam Sidang Paripurna DPR pada 30 Oktober 2008 adalah
materi seksualitas yang dibuat oleh manusia dalam bentuk gambar, sketsa, ilustrasi,
Universitas Sumatera Utara
foto, tulisan, suara, bunyi, gambar bergerak, animasi, kartun, syair, percakapan, gerak tubuh, atau bentuk pesan komunikasi lain melalui berbagai bentuk media komunikasi
danatau pertunjukan di muka umum, yang dapat membangkitkan hasrat seksual danatau melanggar nilai-nilai kesusilaan dalam masyarakat.
2.2 Remaja
Remaja adalah individu baik perempuan maupun laki-laki yang berada pada usia antara 10 tahun hingga 19 tahun. Pada masa remaja, individu akan mengalami
situasi pubertas di mana ia akan mengalami perubahan yang mencolok secara fisik maupun emosionalpsikologis. Secara psikologi masa remaja merupakan masa
persiapan terakhir dan menentukan untuk memasuki tahapan perkembangan kepribadian selanjutnya yaitu dewasa. Kematangan biologis remaja perempuan
perdesaan biasanya diikuti dengan perkawinan usia belia yang mengantarkan remaja pada resiko kehamilan dan persalinan; sementara kematangan biologis remaja laki-
laki dan perempuan di perkotaan dibayang-bayangi kemungkinan lebih dininya usia pertama aktif seksual, kehamilan tak diinginkan, aborsi tidak aman, infeksi saluran
reproduksi termaksuk penyakit menular seksual dan akibat kecacatan yang dialami Iswarati, 2008.
2.3 Perilaku Seksual 2.3.1 Perilaku