bersekutu dengan Tuhan.
4.2. Terbentuknya Gereja Baru dan Munculnya Tempat Kebaktian Alternatif
Konflik dalam tubuh HKBP tahun 1962 melahir gereja baru yaitu GKPI Gereja Kristen Protestan Indonesia yang bersifat lebih nasional dimana tidak
cenderung dengan kesukuan. Kelompok yang membentuk GKPI ini adalah kelompok yang beroposisi yang dikucilkan pada saat Sinode Agung Juli 1964. Kelompok ini
adalah Kubu Silindung adapun tokoh-tokohnya, Dr. Sutan M. Hutagalung, Dr. Andar Lumban Tobing. Kedua tokoh ini resmi mendirikan gereja baru yaitu GKPI yang
diresmikan pada tanggal 30 Agustus 1964 yang berhasil mengajak 13.000 jemaat dan 26 pendeta hijrah dari HKBP dengan menguasai bangunan gereja milik HKBP.
58
Pertumbuhan GKPI di Indonesia tahun 1964 sd 1998 adalah jemaat sebanyak 990, resort sebanyak 102, wilayah 12, jumlah rumah tangga 39.585, warga 258.107.
Dari konflik ini berkurangnya jemaat dan gedung gereja yang di ambil oleh pihak yang
keluar dari HKBP.
59
Konflik tahun 1962 pengaruhnya terhadap Distrik VII HKBP Samosir dalam wujud terbentuknya GKPI. Gereja ini adalah suatu gereja yang beranggotakan
Perkembangan GKPI dilihat dari jangka waktu sangatlah pesat dalam pelayanan agama Kristen. Dalam perkembangan GKPI di wilayah Distrik VII HKBP Samosir
yang merupakan pengaruh konflik HKBP tahun 1962 sd 1998 sangat pesat dimana daerah samosir dijadikan dalam wilayah VI daerah pelayanan GKPI.
58
Tempo No. 48. Tanggal, 30 Januari 1993. Hal. 29.
59
Almanak GKPI tahun 2009. hlm. 336
Universitas Sumatera Utara
kelompok tersisih atau keluar dari HKBP dan memilih untuk membentuk wadah baru sebagai tempat untuk mengembangkan iman dalam suatu tempat yang nyaman.
Tabel 1.3 Statistik GKPI 1964-1998 di wilayah Samosir
1. Resort Nainggolan
No Nama Jemaat
Berdiri Resmi
RT Jiwa
1 Nainggolan
12-10-1964 25-10-1964
87 348
2 Onan Runggu
10-01-1965 31-01-1965
8 58
3 Harian
08-01-1967 13-07-1969
23 122
4 Sabulan
04-06-1967 -
16 155
5 Sirait
11-06-1967 17-06-1973
12 109
6 Urat
21-02-1971 29-10-1972
35 424
7 Gorat Mogang
11-02-1973 05-08-1979
18 171
8 Hutarihit
08-10-1967 -
5 37
9 Dolok Najagar
07-01-1968 -
8 95
10 Janji Raja 17-01-1971
- 8
115 11 Sihorbohorbo
- -
5 20
2. Resort Pangururan
No Nama jemaat
Berdiri Resmi
RT Jiwa
1 Sihotang I
17-01-1965 26-06-1966
42 208
2 Pangururan
17-01-1965 25-03-1969
45 225
3 Buhit
23-05-1965 10-03-1969
60 379
4 Sihotang II
20-06-1965 26-06-1966
30 167
5 Ronggurnihuta
30-09-1973 14-09-1975
43 222
6 Lumban Suhisuhi
30-09-1973 17-09-1978
40 200
7 Tamba Nagodang
29-02-1974 04-08-2002
10 48
8 Pardomuan Nauli
09-12-1984 04-08-2002
25 169
9 Dosroha Sihotang
13-02-1986 04-08-2002
27 115
10 Hutaginjang 17-05-1987
04-08-2002 10
52 11 Siambalo
03-03-1973 04-08-2002
47 139
12 Janji Maria Tamba 09-12-1984
04-08-2002 40
230 13 Parsaoran lintong Nihuta
06-03-1983 -
10 46
14 Simbolon 30-08-1998
- 21
120 15 Sijambur Pusuk Buhit
13-07-1983 -
11 71
Universitas Sumatera Utara
3. Resort Sagala
No Nama jemaat
Berdiri resmi
RT Jiwa
1 Harianboho
19-09-1964 19-09-1966
50 372
2 Sagala
14-11-1964 11-07-1965
31 126
3 Sitiotio Hutabalian
08-11-1964 11-07-1965
20 112
4 Hutaginjang
08-11-1964 11-07-1965
22 117
5 Siboro
25-03-1965 11-07-1965
16 89
6 Huta Urat
08-11-1964 11-07-1965
62 386
4. Resort Ambarita
No Nama jemaat
Berdiri Resmi
RT Jiwa
1. Tomok
25-10-1964 29-11-1964
98 460
2. Unjur
07-11-1964 21-03-1965
32 130
3. Hutaginjang
03-01-1965 22-08-1965
17 120
4 . Lontung
15-01-1965 31-01-1965
45 240
5. Simanindo
03-12-1968 31-05-1970
40 260
6. Ambarita Pasar
07-11-1964 21-03-1965
53 280
7. Tanda Rabun
05-03-1995 23-06-1996
23 280
5. Resort Galungan Simarmata
No Nama Jemaat
Berdiri Resmi
RT Jiwa
1. Sangkai
20-09-1966 08-04-1973
50 197
2. Galungan Simarmata
23-09-1984 08-07-2001
60 270
3. Maranatha
30-08-1999 08-07-2001
12 78
Sumber: Almanak GKPI tahun 2009 Berdasarkan Tabel 1.3 bahwa Gereja GKPI dari tahun 1964-1999 di HKBP
Distrik VII Samosir dengan jumlah 42 jemaat dan 5 resort. Dari pertumbuhan Gereja GKPI selama 35 tahun sangat pesat, pertumbuhan gereja ini merupakan suatu
eksistensi konflik yang terjadi dalam tubuh HKBP. Sehingga kelompok parreformasi pro dengan Pdt Ds Sihombing pada konflik 1962 memilih untuk mendirikan gereja
sendiri. Masalah yang muncul kembali dalam tubuh HKBP 1988 membawa jemaat
ikut serta dalam konflik tersebut. Akibat konflik jemaat saling menggusur dan
Universitas Sumatera Utara
mempertahankan akibat dari konflik pengurus pusat HKBP. Dalam masalah ini disebagian daerah samosir terjadi penggusuran paksa yang dilakukan SAI Tiara
terhadap gedung-gedung gereja yang dikuasai oleh pihak SSA. Setelah tergusur dari gedung gereja, maka pihak SSA mencari tempat alternatif untuk melakukan ibadah.
Akan tetapi sebagian daerah seperti di Resort Limbing Sagala, pihak SSA langsung memilih untuk pisah serta mencari tempat alternatif untuk melakukan tempat ibadah.
Terpisahnya tempat ibadah kedua kelompok, muncullah yang namanya parlapelapean tempat berteduh sementara yang digunakan untuk melakukan acara-
acara ibadah.
60
Berdamainya kedua kelompok ini setelah menyebabkan dampak positif yaitu bertambahnya gereja di Distrik VII HKBP Samosir. Pertambahan ini merupakan
untuk memperluas pelayanan terhadap masyarakat Samosir yang bergereja di HKBP, adapun gereja yang berdiri atau gereja yang dahulunya sebagai tempat alternatif
untuk melakukan acara ibadah adalah Resort HKBP Pangururan Kota yang berada di Kecamatan Pangururan, Resort HKBP Ebenezer berada di Kecamatan Simanindo,
Resort HKBP Sihotang yang berada di Kecamatan Harian, Resort HKBP Pintusona yang berada di kecamatan Pangururan, Resort HKBP Buhit yang berada di kecamatan
Parlapelapean ini digunakan sebagai tempat alternatif untuk bagi jemaat SSA dalam melaksanakan kegiatan kebaktian Minggu, upacara perkawinan,
upacara kematian, perayaan natal dan lain-lain. Gedung yang digunakan kelompok SSA sangatlah sederhana dibandingkan dengan fasilitas gereja, dimana mereka
membangun gedung baru yang terbuat dari kayu dan tidak bedingding hanya beratapkan seng, dan sebagian menggunakan rumah yang kosong yang layak dipakai.
60
Gereja Di Pentas Politik. Op.cit., Hal. 132.
Universitas Sumatera Utara
Pangururan .
61
Dalam adat batak toba, konflik tahun 1962 dengan berakhir lahirnya gereja baru disebut Mamungka Huta.
Resort yang diatur dalam Aturan dan Peraturan yang tercantum dalam BAB II pasal 6 syarat ayat 2 bagian 2.1 yaitu jemaat harus lebih dari satu. Pendirian Resort
pada masa konflik yang ada di HKBP Distrik VII Samosir dijadikan menjadi Resort khusus yang diatur dalam ayat 3 yaitu yaitu jika ada jemaat yang akan dimandirikan
menjadi resort tetapi tidak memenuhi syarat-syarat diatas, pemimpin distrik yang memeriksa kelayakan, dan Pimpinan HKBP yang mempertimbangkan dan
menetapkannya.
62
Bertambah gereja HKBP di Samosir pada masa konflik, dalam kebudayaan Batak Toba disebut Manjae memisahkan diri dari induk. Dalam kebudayaan Batak
Toba Manjae dilakukan ketika anak dari satu keluarga telah membentuk rumah tangga yang baru sehingga mereka diberi sibidang tanah, dan alat-alat perabot rumah
tangga untuk perlengkapan mereka. Dalam konflik HKBP, munculnya Parlapelapean sebagai tempat untuk melakukan acara ibadah dan setelah HKBP damai
Pembentukan kampung baru ini dalam Batak Toba sering terjadi karena adanya penggusuran terhadap Sipamungka Huta pendiri
kampung baru konflik sosial, penduduknya sudah padat akhirnya memilih untuk mendirikan kampung baru dilahan yang kosong atau yang masing jarang
penduduknya, dan karena wabah penyakit sehingga memaksa pindah dan membentuk kampung.
61
Wawancara dengan Pdt. Pangondian Gultom. STh
62
J.C. Vergouwen. Masyarakat dan Hukum Adat Batak Toba. Yogyakarta. LKiS Pelangi. 2004. hlm. 132-142
Universitas Sumatera Utara
parlapelapean ini sebagian kembali melebur, sebagian dijadikan sebagai gereja. Gereja yang tidak melebur ini dalam adat Batak Toba dikatakan Manjae, dan bentuk
theologis dan nama organisasi sama dari induknya.
4.3. Munculnya Kekerasan