6.4. Evaluasi Kondisi Termal Tempat Kerja
Setelah melakukan analisis terhadap seluruh faktor yang mempengaruhi ketidaknyaman operator selama bekerja akibat paparan panas maka selanjutnya
diberikan rekomendasi perbaikan kondisi tempat kerja melalui dua cara yaitu Administrative Control dan Engineering Control.
6.4.1. Administrative Control
Administrative Control meliputi perencanaan dan penjadwalan ulang waktu kerja yaitu jadwal bekerja dan istirahat, sebagai contoh menjadwalkan
pekerjaan yang terpapar panas pada waktu-waktu yang lebih sejuk seperti pada shift 3 dan shift 1 atau memberikan waktu yang fleksibel kepada operator untuk
membantu mencegah dampak terburuk dari bekerja pada temperatur yang tinggi. Perusahaan juga dapat menjadwalkan untuk meningkatkan kapasitas produksi
pada waktu-waktu yang lebih sejuk seperti pada shift 3 dan shift 1 tetapi hal ini sulit dilakukan karena kapasitas terpasang saat ini sudah maksimal dengan
parameter 21600 botol per jam yang masuk ke mesin bottle washer. Administrative Control pada umumnya dilaksanakan pada jangka waktu yang
pendek, bersifat sementara dan juga dikenal lebih mahal dan kurang efektif dari segi biaya daripada Engineering Controls pada jangka waktu yang panjang.
Universitas Sumatera Utara
6.4.2. Engineering Control
Engineering Control seharusnya menjadi pilihan pertama untuk mengurangi atau menghilangkan resiko akibat paparan panas. Walaupun pada
permulaannya biaya dari Engineering Control terlihat tinggi tetapi telah ditemukan bahwa implementasi biaya tersebut sering diimbangi oleh peningkatan
produktivitas dengan mengurangi ketidakhadiran dan meningkatkan motivasi kerja operator.
Untuk menyesuaikan
lingkungan termal fisik dengan kenyamanan operator
memang cukup sulit karena lingkungan termal yang panas dibutuhkan oleh perusahaan dan tidak diharapkan operator karena merasa tidak nyaman. Suhu dan
kelembaban sulit untuk diatur tetapi ada banyak cara untuk meningkatkan pergerakan udara, akan tetapi untuk menghindari pencemaran terhadap produk
menjadi pembatas dalam pemilihan. Pada lantai produksi PT Sinar Sosro untuk menjaga kehigienisan dari produk tidak diharapkan pergerakan udara yang terlalu
besar karena dikhawatirkan menurunkan kualitas produk. Meningkatnya suhu dalam tubuh dan suhu darah akan menyebabkan
impuls ke otak atau hypothalamus, selanjutnya terjadi vasolidatasi dari pembuluh darah di kulit sehingga bila suhu makin panas maka suhu panas akan keluar
melalui kulit, kelenjar keringat akan lebih aktif dan terjadi peningkatan evaporasi atau pembuangan panas sehingga suhu tubuh akan turun.
Apabila suhu terus menerus meningkat maka terjadi respon dalam tubuh dengan pengeluaran keringat dan pernapasan akan meningkat juga, oksigen akan
Universitas Sumatera Utara
lebih banyak dibutuhkan dan bila terjadi terus menerus maka otot akan kekurangan oksigen dan terjadi kelelahan otot sehingga kelelahan tersebut dapat
menurunkan ketangkasan operator dalam gerak. Untuk mengatasi hal ini maka perusahaan dapat menyediakan personal
ventilasi berupa saluran udara melalui selang yang mampu mengalirkan udara yang dapat menyuplai oksigen dan menyegarkan operator karena mampu
membantu proses penguapan keringat dan operator tidak akan kekurangan oksigen sehingga dapat mengurangi resiko kelelahan pada otot akibat akumulasi asam
laktat hasil metabolisme tubuh dan merasa nyaman serta tidak perlu mengipas dengan tangannya karena dapat menurunkan produktivitas kerja. Personal
ventilasi sebaiknya dirancang tidak mengalirkan udara secara kontinyu karena dapat menganggu proses kesetimbangan termal dalam tubuh.
Pelatihan pernapasan juga sangat baik dilakukan untuk meningkatkan kemampuan tubuh operator dalam menyerap dan menyimpan oksigen sehingga
akan mengurangi resiko sesak nafas akibat kurangnya oksigen di lantai produksi. Hal ini sudah dilakukan oleh pihak perusahaan melalui penyediaan latihan pencak
silat merpati putih yang menitikberatkan pada pelatihan pernafasan, namun belum semua operator yang mengikuti pelatihan ini.
Ada beberapa metode dalam pengendalian yang dapat digunakan yaitu: 1.
Pengendalian Pekerjaan Batasi durasi waktu dimana operator terpapar oleh panas yang lebih tinggi
dengan cara merancang ulang waktu rotasi dari seluruh operator. Kondisi
Universitas Sumatera Utara
saat ini rotasi operator berlangsung dengan waktu 30 menit kerja 30 menit istirahat pada operator selektor; rotasi pada operator bottle washer
dilakukan dengan pembagian sekurang-kurangnya 3 jam dalam satu hari kerja di dekat bagian dari mesin yang mengeluarkan panas yang lebih
tinggi yaitu di bagian masuknya botol kotor; pada operator crate washer, filler, crater dan de-crater tidak dilakukan rotasi. Dari kondisi rotasi kerja
ini yang selanjutnya harus dievaluasi untuk merancang sistem rotasi kerja yang lebih baik lagi baik dari segi waktu maupun jumlah pekerjaan yang
dilakukan. 2. Pengendalian
Pakaian a. Pastikan bahwa para operator tidak menggunakan APD lebih dari yang
dibutuhkan karena dapat mempengaruhi proses pengeluaran keringat dari dalam tubuh.
b. Evaluasi alternatif
rancangan pakaian seragam kerja seperti menghilangkan kerah pada seragam yang ada saat ini untuk meningkatkan
kenyamanan di bagian leher leher merupakan bagian tubuh paling sensitif terhadap suhu luar tubuh, material yang baru untuk baju dan celana
panjang yang memiliki tingkat permeabilitas yang lebih tinggi sehingga mampu menyerap keringat seperti pemilihan bahan katun untuk baju dan
celana. Diusahakan juga jenis baju dan celana yang longgar yang membantu proses penguapan keringat.
Universitas Sumatera Utara
c. Penggunaan sepatu safety yang baik yang memiliki rongga untuk membantu pengeluaran panas yang dibangkitkan dari kaki serta kaos kaki
yang memiliki tingkatan daya serap yang baik. Tapak sepatu dipilih dari bahan yang memiliki konduktivitas rendah seperti karet dengan ketebalan
sekitar 5 cm untuk mengurangi perpindahan panas dari lantai sekitar 37 derajat celcius ke kaki.
3. Izinkan kepada para operator untuk membuat penyesuaian tingkah laku
a. Jika mungkin, hilangkan seluruh batasan yang mungkin membatasi operator dari membuat penyesuaian kecil terhadap pakaian dan aktivitas
kerja mereka. b. Sediakan area pemanasan warming up atau pendinginan cooling down
sebagai sarana penyesuaian tubuh operator terhadap perubahan iklim kerja. c. Sediakan personal ventilasi.
4. Perlindungan kepada operator
a. Sediakan pakaian khusus yang sesuai dan peralatan yang sesuai seperti tempat personal ventilasi
b. Lakukan pelatihan pernafasan yang baik. 5.
Pengawasan kepada operator a. Sediakan pengawasan yang tepat
b. Berikan nasehat medis kepada operator yang sakit atau dalam pengobatan.
Universitas Sumatera Utara
Panduan kepada pihak perusahaan dalam mengatur kenyamanan termal di tempat kerja akibat paparan panas:
1. Menyediakan penyegar udara berupa personal ventilasi untuk operator.
2. Menyediakan fasilitas tambahan seperti dispenser air di tempat kerja air
lebih baik daripada minuman yang mengandung kafein dan karbonasi. Hal ini sangat dibutuhkan karena pada kondisi saat ini hanya ada dua
tempat minum yang jaraknya cukup jauh. Dengan menyediakan tambahan tempat minum yang lebih dekat dengan operator diharapkan waktu yang
dibutuhkan operator untuk mengembalikan panas inti tubuh dengan cara minum air menjadi lebih singkat sehingga dapat meningkatkan
produktivitas kerja. Sebaiknya jenis minuman yang disediakan berupa air putih dan hindari jenis minuman yang mengandung kafein dan minuman
berkarbonasi karena dapat menyebabkan dehidrasi. 3.
Menyediakan permen kepada operator yang akan membantu operator dalam memperoleh energi tambahan dari gula dalam permen melalui
proses glikogenesis yang mengurai gula dalam permen menjadi ATP adenosin tri phospate, selanjutnya ATP diurai menjadi ADP adenosin di
phospate dan oksigen. Oksigen hasil penguraian inilah yang selanjutnya akan membantu proses metabolisme untuk menghasilkan energi.
4. Memperkenalkan sistem formal dari pekerjaan untuk membatasi tekanan
seperti: pola bekerja yang flexibel, rotasi kerja, rotasi stasiun kerja, dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
5. Mengizinkan waktu jeda yang cukup untuk para operator agar dapat
minum atau pendinginan cooling down 6.
Menyantaikan jenis pakaian formal, tetapi harus menjamin ketersediaan APD dan penggunaannya jika dibutuhkan.
Universitas Sumatera Utara
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan