Analisis Hasil Pengukuran Psikologi Operator

6.2. Analisis Hasil Pengukuran Psikologi Operator

1. Operator Group 1 Gambar 6.5. Grafik Psikologi Termal Operator Group 1 Dari Gambar 6.5 dapat dilihat bahwa sensasi termal operator meningkat dari sebelum sampai sesudah bekerja pada shift 2 sebaliknya menurun dari sebelum sampai sesudah bekerja pada shift 3. Hal ini dipengaruhi nilai ISBB yang memiliki pola fluktuasi yang sama dengan sensasi termal operator. Selama shift 2 operator merasakan ketidaknyaman pada saat bekerja sedangkan pada shift 3 Universitas Sumatera Utara operator merasakan sedikit tidak nyaman pada awal jam kerja tetapi merasa nyaman pada akhir jam kerja. Karena faktor ketidaknyaman pada shift 2 menyebabkan preferensi termal yang lebih sejuk dari operator sedangkan pada shift 3 pada jam awal kerja preferensi operator sedikit lebih sejuk dan netral pada jam akhir kerja. Sensasi aliran udara operator sama-sama meningkat pada shift 2 dan shift 3 namun persentasenya jauh lebih tinggi shift 3. Preferensi aliran udara operator konstan sebelum dan sesudah dari shift 2 dan shift 3 hanya saja kuantitasnya diinginkan lebih tinggi pada shift 2 dibandingkan dengan shift 3. 2. Operator Group 2 Gambar 6.6. Grafik Psikologi Termal Operator Group 2 Universitas Sumatera Utara Dari Gambar 6.6 dapat dilihat bahwa sensasi termal operator sama-sama meningkat dari sebelum sampai sesudah bekerja pada shift 2 dan shift 3 hanya saja persentase peningkatan sensasi termal lebih tinggi pada shift 2 daripada shift 3. Selama bekerja baik pada shift 2 maupun shift 3, operator mengalami ketidaknyaman pada saat bekerja hanya saja derajat ketidaknyamanannya lebih tinggi pada shift 2 daripada shift 3. Preferensi termal operator pada shift 3 menginginkan kondisi termal yang jauh lebih sejuk pada jam awal kerja dan turun menjadi netral pada jam akhir kerja sebaliknya pada shift 2 menginginkan kondisi termal sedikit lebih sejuk pada awal jam kerja dan meningkat menjadi lebih sejuk pada akhir jam kerja. Sensasi aliran udara operator pada shift 2 meningkat dari netral pada jam awal kerja menjadi sedikit di atas netral pada jam akhir kerja sedangkan pada shift 3 sensasi aliran udara operator konstan berada di atas netral baik pada awal jam kerja maupun pada akhir jam kerja. Preferensi aliran udara operator konstan pada shift 2 dengan kuantitas di bawah sedikit berangin sedangkan pada shift 3 mengalami penurunan dari lebih berangin pada jam awal kerja menjadi sedikit berangin pada jam akhir kerja. Universitas Sumatera Utara 3. Operator Group 3 Gambar 6.7. Grafik Psikologi Termal Operator Group 3 Dari Gambar 6.7 dapat dilihat bahwa sensasi termal operator meningkat dari sebelum sampai sesudah bekerja pada shift 2 sebaliknya menurun dari sebelum sampai sesudah bekerja pada shift 3. Hal ini dipengaruhi nilai ISBB yang memiliki pola fluktuasi yang sama dengan sensasi termal operator. Selama shift 2 operator merasakan ketidaknyaman pada saat bekerja namun kuantitasnya menurun dai jam awal kerja ke jam akhir kerja sedangkan pada shift 3 operator merasakan sedikit tidak nyaman pada awal jam kerja dan jam akhir kerja. Karena faktor ketidaknyaman pada shift 2 menyebabkan preferensi termal yang lebih sejuk dari operator sedangkan pada shift 3 preferensi termal operator menurun Universitas Sumatera Utara dari jauh lebih sejuk pada jam awal kerja dan mendekati netral pada jam akhir kerja. Sensasi aliran udara operator konstan di awal jam kerja dan di akhir jam kerja pada shift 2 dan shift 3 namun kuantitasnya lebih tinggi shift 2. Preferensi aliran udara operator konstan sebelum dan sesudah dari shift 2 yang menginginkan kondisi di atas sedikit berangin sedangkan pada shift 3 mengalami peningkatan dari awal jam kerja ke akhir jam kerja. 4. Operator Group 4 Gambar 6.8. Grafik Psikologi Termal Operator Group 4 Universitas Sumatera Utara Dari Gambar 6.8 dapat dilihat bahwa sensasi termal operator meningkat dari sebelum sampai sesudah bekerja pada shift 2 dan konstan dari sebelum sampai sesudah bekerja pada shift 3. Selama shift 2 operator merasakan tidak nyaman pada jam awak kerja dan menurun menjadi sedikit tidak nyaman pada jam akhir kerja begitu juga pada shift 3 operator merasakan sedikit tidak nyaman pada awal jam dan menurun menjadi merasa nyaman pada akhir jam kerja. Karena faktor ketidaknyaman pada shift 2 menyebabkan preferensi termal yang berada di atas sedikit lebih sejuk dari operator sedangkan pada shift 3 pada jam awal kerja preferensi operator sedikit lebih sejuk menuju netral pada jam akhir kerja. Sensasi aliran udara operator pada shift 2 konstan di bawah sedikit berangin sedangkan pada shift 3 meningkat dari di bawah sedikit berangin pada jam awal kerja menuju sedikit berangin pada jam akhir kerja. Preferensi aliran udara operator konstan sebelum dan sesudah dari shift 2 dan shift 3 hanya saja kuantitasnya diinginkan lebih tinggi pada shift 2 dibandingkan dengan shift 3. Universitas Sumatera Utara 5. Operator Crater Gambar 6.9. Grafik Psikologi Termal Operator Crater Dari Gambar 6.9 dapat dilihat bahwa sensasi termal operator meningkat dari sebelum sampai sesudah bekerja pada shift 2 dari netral menjadi panas sebaliknya menurun dari sebelum sampai sesudah bekerja pada shift 3 dari panas menjadi sedikit hangat. Hal ini dipengaruhi nilai ISBB yang memiliki pola fluktuasi yang sama dengan sensasi termal operator. Selama shift 2 operator merasakan sangat tidak nyaman pada awal jam kerja dan menurun menjadi tidak nyaman pada jam akhir kerja begitu juga pada shift 3 operator merasakan sedikit tidak nyaman pada awal jam kerja tetapi merasa nyaman pada akhir jam kerja. Karena faktor ketidaknyaman pada shift 2 menyebabkan preferensi termal yang jauh lebih sejuk pada jam awal kerja dan sedikit lebih sejuk pada jam akhir kerja Universitas Sumatera Utara sedangkan pada shift 3 pada jam awal kerja dan jam akhir kerja preferensi termal operator konstan sedikit lebih sejuk. Sensasi aliran udara operator pada shift 2 dan shift 3 konstan dari jam awal kerja sampai akhir jam kerja sedikit berangin. Preferensi aliran udara operator konstan sebelum dan sesudah dari shift 2 sedikit berangin sedangkan pada shift 3 terjadi kenaikan dari netral pada jam awal kerja menuju sedikit berangin pada jam akhir kerja. 6. Operator De-Crater Gambar 6.10. Grafik Psikologi Termal Operator De-Crater Universitas Sumatera Utara Dari Gambar 6.10 dapat dilihat bahwa sensasi termal operator pada shift 2 konstan dari jam awal kerja sampai jam akhir kerja merasakan panas sedangkan pada shift 3 operator merasakan hangat pada jam awal kerja dan meningkat menjadi panas pada jam akhir kerja. Pada shift 2 operator merasakan sedikit tidak nyaman pada jam awal kerja meningkat menjadi tidak nyaman pada jam akhir kerja sedangkan pada shift 3 konstan tidak nyaman pada awal jam kerja dan akhir jam kerja. Preferensi termal operator pada shift 2 konstan dari jam awal kerja sampai jam akhir kerja pada kondisi netral sedangkan pada shift 3 meningkat dari sedikit lebih sejuk pada jam awal kerja menjadi lebih sejuk pada jam akhir kerja. Sensasi aliran udara operator konstan pada shift 2 yang dinilai netral dan shift 3 yang dinilai sedikit berangin. Preferensi aliran udara operator juga konstan pada shift 2 dan shift 3 hanya saja kuantitasnya diinginkan lebih tinggi pada shift 2 dengan kondisi sedikit berangin sedangkan pada shift 3 dengan kondisi netral. Universitas Sumatera Utara 7. Operator Crate Washer Gambar 6.11. Grafik Psikologi Termal Operator Crate Washer Dari Gambar 6.11 dapat dilihat bahwa sensasi termal operator pada shift 2 meningkat dari netral pada jam awal kerja menjadi panas pada jam akhir kerja sedangkan pada shift 3 konstan hangat. Pada shift 2 operator merasakan tidak nyaman pada jam awal kerja hingga jam akhir kerja sedangkan pada shift 3 operator merasakan sedikit tidak nyaman pada awal jam kerja dan pada akhir jam Universitas Sumatera Utara kerja. Pada shift 2 preferensi termal operator konstan pada jam awal kerja hingga akhir jam kerja yang menginginkan kondisi sedikit lebih sejuk sedangkan pada shift 3 meningkat dari sedikit lebih sejuk pada jam awal kerja menjadi jauh lebih sejuk pada jam akhir kerja. Sensasi aliran udara operator konstan pada shift 2 yang merasakan sedikit berangin sedangkan pada shift 3 meningkat dari sedikit berangin pada jam awal kerja menjadi berangin pada jam akhir kerja. Begitu juga dengan referensi aliran udara operator yang nilainya konstan sedikit berangin dari jam awal kerja hingga akhir jam kerja pada shift 2 sedangkan pada shift 3 meningkat dari sedikit berangin pada jam awal kerja menjadi berangin pada jam akhir kerja. 8. Operator Bottle Washer Gambar 6.12. Grafik Psikologi Termal Operator Bottle Washer Universitas Sumatera Utara Dari Gambar 6.12 dapat dilihat bahwa sensasi termal operator meningkat dari jam awal kerja menuju akhir jam kerja pada shift 2 sebaliknya menurun dari jam awal kerja menuju jam akhir kerja pada shift 3. Hal ini dipengaruhi nilai ISBB yang memiliki pola fluktuasi yang sama dengan sensasi termal operator. Pada jam awal kerja baik pada shift 2 maupun shift 3 operator merasakan tidak nyaman tetapi pada jam akhir kerja pada shift 2 meningkat sedangkan pada shift 3 menurun. Preferensi termal pada shift 2 dan shift 3 sama-sama menurun dari jam awal kerja menuju jam akhir kerja hanya saja persentase penurunannya lebih besar pada shift 3. Sensasi aliran udara operator konstan pada shift 2 dan shift 3 dari awal jam kerja hingga akhir jam kerja hanya saja sensasinya lebih berangin pada shift 3 dibandingkan dengan shift 2. Preferensi aliran udara operator pada shift 3 dari jam awal kerja hingga jam akhir kerja menurun menuju sedikit berangin sedangkan pada shift 2 dari jam awal kerja hingga jam akhir kerja meningkat menuju sedikit berangin. Universitas Sumatera Utara 9. Operator Filler Gambar 6.13. Grafik Psikologi Termal Operator Filler Dari Gambar 6.13 dapat dilihat bahwa sensasi termal operator pada shift 2 menurun dari panas pada jam awal kerja menuju lebih hangat pada jam akhir sedangkan pada shift 3 konstan lebih hangat dari jam awal kerja hingga akhir jam kerja. Pada shift 2 operator merasakan tidak nyaman pada jam awal kerjadan meningkat menuju sangat tidak nyaman pada jam akhir kerja sebaliknya pada shift 3 menurun dari tidak nyaman pada jam awal kerja menuju netral pada jam akhir kerja. Pada shift 2 operator mengharapkan kondisi termal yang sedikit lebih sejuk baik pada jam awal kerja maupun pada jam akhir kerja sedangkan pada shift 3 Universitas Sumatera Utara operator mengharapkan kondisi netral pada jam awal kerja dan meningkat menuju jauh lebih sejuk pada jam akhir kerja. Sensasi aliran udara operator pada shift 3 meningkat menjadi sedikit berangin dari jam awal kerja menuju jam akhir kerja sedangkan pada shift 2 konstan di bawah sedikit berangin dari jam awal kerja hingga jam akhir kerja. Preferensi aliran udara operator pada shift 3 meningkat menuju sedikit berangin dari jam awal kerja ke jam akhir kerja sedangkan pada shift 2 menurun menuju sedikit berangin dari jam awal kerja dan jam akhir kerja dengan persentase fluktuasi yang sama.

6.3. Analisis Predicted Mean Vote