Kesimpulan Pengukuran Kondisi Termal Tempat Kerja Yang Mendukung Kenyamanan Operator Untuk Meningkatkan Produktivitas Kerja Di Lantai Produksi PT. Sinar sosro

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

1. Kondisi Termal merupakan kondisi lingkungan tempat kerja yang dipengaruhi dari beberapa aspek seperti suhu, pergerakan udara dan kelembaban relatif. Pemaparan mengenai kondisi termal sebagi berikut: a. Kondisi aktual ISBB di lantai produksi PT. Sinar Sosro lini 2 pada pukul 08.00-24.00 berada di atas standar KEP.51MEN1999 tentang iklim tempat kerja pada rentang 29.4-31.4 o C kecuali pada pengukuran di titik 7 yang berada di luar area lantai produksi yaitu di bagian pemaletan. b. Kelembaban relatif pada shift 3 dan shift 2 relatif konstan, tetapi pada shift 3 kelembaban relatif meningkat pada pukul 19.00-20.00 sedangkan pada shift 2 kelembaban relatif menurun pada pukul 11.00-13.00. Hal ini terjadi karena pada jam-jam tersebut merupakan jam istirahat makan sehingga banyak operator yang keluar dan masuk ke lantai produksi yang menyebabkan terjadinya pertukaran udara panas pada shift 2 dan pertukaran udara dingin pada shift 3 dari luar ke dalam lantai produksi. 2. Kondisi Psikologis merupakan suatu kondisi yang dirasakan oleh operator yang sifatnya subjektif. Kondisi psikologis ini meliputi sensasi termal yang dirasakan oleh operator seperti: Universitas Sumatera Utara a. Kondisi lingkungan yang panas dirasakan 85 operator pada jam awal kerja dan 70 operator pada jam akhir kerja pada shift 3 serta 45 operator pada jam awal kerja dan 90 operator pada jam akhir kerja pada shift 2. Secara umum sensasi termal pada seluruh operator pada shift 2 meningkat dari jam awal kerja hingga jam akhir kerja sedangkan sensasi termal pada shift 3 secara umum menurun dari jam awal kerja hingga jam akhir kerja. b. 95 operator pada jam awal kerja dan 55 operator pada jam akhir kerja pada shift 3 merasakan ketidaknyamanan di tempat kerja sama halnya pada shift 2 100 operator pada jam awal kerja dan 90 operator pada jam akhir kerja merasakan ketidaknyamanan di tempat kerja. c. 85 operator pada jam awal kerja dan 50 operator pada jam akhir kerja pada shift 2 menginginkan kondisi tempat kerja yang lebih sejuk dan jauh lebih sejuk sama halnya pada shift 2 75 operator pada jam awal kerja dan 80 operator pada jam akhir kerja menginginkan kondisi tempat kerja yang lebih sejuk dan jauh lebih sejuk. d. 65 operator pada jam awal kerja dan 80 operator pada jam akhir kerja pada shift 2 merasakan adanya pergerakan udara sama halnya pada shift 2 60 operator pada jam awal kerja dan 65 operator pada jam akhir kerja merasakan adanya pergerakan udara. e. 55 operator pada jam awal kerja dan 65 operator pada jam akhir kerja pada shift 2 menginginkan pergerakan udara yang lebih berangin sama Universitas Sumatera Utara halnya pada shift 2 95 operator pada jam awal kerja dan 95 operator pada jam akhir kerja menginginkan pergerakan udara yang lebih berangin. 3. Kenaikan ISBB dari jam awal kerja hingga jam akhir kerja pada shift 2 mempengaruhi sensasi termal yang juga meningkat dari jam awal kerja hingga jam akhir kerja sebaliknya penurunan ISBB dari jam awal kerja hingga jam akhir kerja pada shift 3 mempengaruhi sensasi termal yang juga menurun dari jam awal kerja hingga jam akhir kerja. 4. Untuk meningkatkan kenyamanan operator dapat dilakukan dengan cara memberikan personal ventilasi yang dapat mengalirkan udara segar hanya di sekitar operator serta mengubah model pakaian dengan menghilangkan kerah dan mengganti bahan baju dan celana menjadi katun yang memiliki daya serap yang baik dengan model loggar untuk memperkecil nilai insulasi pakaian sehingga membantu proses penguapan keringat yang dapat membantu menurunkan suhu tubuh sehingga operator dapat bekerja lebih nyaman.

7.2. Saran