BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Permasalahan
Kondisi termal tempat kerja merupakan suatu kondisi lingkungan kerja yang dipengaruhi oleh beberapa aspek yaitu dari aspek ligkungan fisik seperti
suhu, kelembaban relatif, pergerakan udara serta dari aspek personal seperti insulasi pakaian dan jenis kegiatan.
Paparan panas heat exposure terjadi ketika tubuh menyerap atau memproduksi panas lebih besar daripada yang dapat diterima melalui proses
regulasi termal thermoregulation process. Peningkatan pada suhu dalam tubuh yang berlebih dapat mengakibatkan penyakit dan kematian Parsons, 1993. Panas
berlebih di tubuh baik akibat proses metabolisme tubuh maupun paparan panas dari lingkungan kerja dapat menimbulkan masalah kesehatan heat strain dari
yang sangat ringan seperti heat rash, heat syncope, heat cramps, heat exhaustion hingga yang serius yaitu heat stroke.
Pada saat seseorang bekerja di lingkungan suhu ekstrim panas maka suhu inti tubuhnya akan mulai naik dan keringat diproduksi oleh tubuh dengan tujuan
untuk melepaskan panas berlebih di tubuh melalui proses penguapan keringat. Jika cairan tubuh yang keluar dari tubuh yang berupa keringat tersebut tidak
digantikan maka tubuh tidak akan mampu memproduksi keringat kembali menyebabkan temperatur inti tubuh akan terus meningkat yang kemudian akan
Universitas Sumatera Utara
menyebabkan timbulnya masalah yang serius OSH Departement of Labor Wellington New Zealand, 1997. Hampir seluruh organ tubuh dapat bekerja secara
maksimal pada temperatur yang relatif konstan sekitar 37
o
C. Temperatur tubuh diluar temperatur normal, baik akibat kondisi lingkungan maupun aktivitas fisik
dapat menyebabkan kerusakan jaringan-jaringan tubuh King, 2004. Penelitian yang dilakukan oleh Andrey Livchak yang berjudul “The Effect
of Supply Air Systems on Kitchen Thermal Environment” diperoleh hasil bahwa faktor suhu berpengaruh terhadap produktivitas. Jika suhu pada ruangan
meningkat 5,5
o
C di atas tingkatan nyaman akan menyebabkan penurunan produktivitas sebesar 30. Penelitian lain oleh Ora Ola Lina Manurung yang
berjudul “Identifikasi Bahaya Paparan Panas Pada Pekerja Di Lingkungan Kerja Industri Strategis PT X” diperoleh hasil bahwa kontribusi paparan panas
menimbulkan gangguan terhadap kesehatan pekerja adalah untuk penurunan tekanan darah sistolik 35, penurunan tekanan diastolic 36 dan kenaikan suhu
tubuh adalah 89,2. Penelitian Borghi pada pekerja pabrik gelas yang terpapar panas dengan suhu 29 – 31
o
C WBGT di lingkungan kerja selama lebih dari 5 tahun menemukan batu asam urat di saluran kemih pada sekitar 38,8 pekerja
yang mengeluh pegal atau nyeri di daerah pinggang danatau rasa panas atau sakit saat buang air kecil. Batu asam urat di saluran kemih akan menimbulkan beberapa
masalah; selain rasa nyeri, bila berlangsung lama serta tidak ditangani secara seksama, dapat menjadi salah satu faktor penyebab gangguan fungsi ginjal.
Akibatnya selain merugikan pekerja, juga perusahaan secara keseluruhan; produktivitas kerja akan menurun, dan biaya kesehatan pekerja akan meningkat.
Universitas Sumatera Utara
PT Sinar Sosro merupakan perusahaan yang memproduksi minuman teh dalam botol. Pada proses produksi teh botol didapati kondisi kerja yang terpapar
oleh panas. Panas yang dihasilkan di lantai produksi terutama dihasilkan dari mesin-mesin yang digunakan khususnya proses pencucian botol yang
menggunakan mesin bottle washer 90-105 C dan proses filler yang
memanfaatkan mesin pasteurizer 90-95 C yang menimbulkan paparan panas
secara langsung kepada para operator. Ventilasi udara juga dirancang untuk mengurangi proses pengeluaran aliran udara panas keluar. Selain faktor-faktor
tersebut, faktor lain seperti material bangunan juga dirancang untuk menjaga panas di lantai produksi seperti jenis atap roof yang terbuat dari campuran logam
alumunium. Kondisi kerja dalam proses produksi teh botol sosro yang terpapar oleh panas yang tidak dapat dihindari karena bertujuan untuk menjaga higienitas
produk dari pencemaran oleh mikroba. Kondisi kerja di lantai produksi yang terpapar panas ini yang menyebabkan keluhan dari para operator seperti keringat
yang berlebihan sehingga menimbulkan ketidaknyamanan pada saat bekerja. Ketidaknyamanan yang terjadi kepada para operator akibat paparan panas ini,
pada akhirnya dapat menurunkan kinerja operator yang dapat dilihat dari jumlah botol yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang ikut lolos untuk diisi produk.
Universitas Sumatera Utara
1.2. Rumusan Permasalahan