3.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kenyamanan Termal
Parameter-parameter yang mempengaruhi proses pertukaran kalor dari tubuh ke lingkungan merupakan hal yang paling mempengaruhi kenyamanan
termal. Parameter-parameter lingkungan tersebut adalah: 1.
Temperatur bola kering udara 2.
Temperatur radiasi rata-rata 3.
Kecepatan udara 4.
Kelembaban relatif Dan parameter-parameter lainnya adalah:
1. Tingkat aktivitas
2. Corak berpakaian
3. Umur dan jenis kelamin
4. Faktor psikologis: kemampuan untuk mengendalikan lingkungan; stres
dan upaya kejiwaan 5.
Ritme musiman 6.
Fluktuasi temperatur
Universitas Sumatera Utara
Ketidaknyaman termal lokal dapat disebabkan oleh: 1.
Aliran udara, misalnya kecepatan udara lebih dari 0,15 ms pada temperatur udara 20°C atau lebih dari 0,1 ms apabila berada pada
punggung leher 2.
Radiasi termal yang asimetris depan ke belakang atau kepala ke kaki 3.
Perbedaan temperatur udara vertikal
Tabel 3.1. Keluaran Spesifik Tubuh Manusia
Produksi energi dalam tubuh berlangsung terus menerus melalui proses metabolisme yang mengoksidasi makanan menjadi energi. Energi ini sebagian
dikonversi menjadi kerja mekanik eksternal di mana sisanya dilepaskan sebagai kalor tubuh internal. Untuk kebanyakan aktivitas, energi yang digunakan untuk
bekerja dapat diabaikan. Namun, untuk operator berat hal ini dapat meningkat sekitar 20. Keluaran kalor spesifik tubuh manusia ditunjukkan dalam Tabel 3.1.
Kalor yang dihasilkan dipindahkan dari inti tubuh yang hangat ke permukaan tubuh sebagian secara konduksi melalui jaringan otot dan sebagian
lagi oleh aliran darah ke kulit. Bagi seseorang yang duduk pada temperatur 20°C,
Universitas Sumatera Utara
78 dari kalor ditransmisikan sebagai kalor sensibel dan 22 sebagai kalor laten. Untuk yang bekerja berat perbandingan antara kalor sensibel dan laten adalah
sebesar 43:57. Satuan bagi keluaran kalor metabolisme biasa dinyatakan dengan met, dimana 1 met = 58 Wm
2
. Area yang bersesuaian adalah area permukaan tubuh kira-kira 2 m
2
bagi pria dewasa. Temperatur permukaan tubuh dipengaruhi oleh jumlah kalor yang
dipindahkan dari inti tubuh, pelepasan kalor dari tubuh, dan juga oleh nilai insulasi dari jenis pakaian. Resistensi termal dari jenis pakaian dinyatakan dalam
nilai clo. Ini merupakan suatu nilai pengukuran dari perbandingan antara resistensi termal suatu jenis pakaian dengan standar 0,155 m
2
KW, yang merepresentasikan
standar busana kerja. Tabel 3.2 memaparkan beberapa contoh jenis pakaian
dengan nilai clo-nya.
Tabel 3.2. Beberapa Contoh Jenis Pakaian dengan Nilai Clo-nya
3.4. Beberapa Definisi Temperatur