Investor yang lebih menyukai risiko akan memilih portofolio dengan return yang tinggi dengan membayar risiko yang juga lebih tinggi dibandingkan dengan
investor yang kurang menyukai risiko. Jika aktiva tidak berisiko, seperti SBI, dipertimbangkan, maka aktiva ini dapat merubah portofolio optimal yang
mungkin sudah dipilih oleh investor. Portofolio yang efisien didefinisikan sebagai portofolio yang memberikan
return ekspektasi terbesar dengan risiko yang sudah tertentu atau memberikan risiko terkecil dengan return ekspektasi yang sudah tertentu. Portofolio yang
efisien ini dapat ditentukan dengan memilih tingkat return ekspektasi tertentu dan kemudian meminimumkan risikonya atau menentukan tingkat risiko yang tertentu
kemudian memaksimumkan return ekspektasinya. Investor yang rasional akan memilih portofolio yang efisien ini karena merupakan portofolio yang dibentuk
dengan mengoptimalkan satu dari dua dimensi, yaitu return ekspektasi atau risiko portofolio.
2.1 Portofolio Optimal Berdasarkan Model Markowitz
Model Markowitz menggunakan asumsi-asumsi sebagai berikut : 1.
Waktu yang digunakan hanya satu periode. 2.
Tidak ada biaya transaksi. 3.
Preferensi investor hanya didasarkan pada return ekspektasi dan risiko dari portofolio.
4. Tidak ada pinjaman dan simpanan bebas risiko
Universitas Sumatera Utara
Asumsi bahwa preferensi investor hanya didasarkan pada return ekspektasi dan risiko dari portofolio secara implisit menganggap
bahwa investor memiliki fungsi utiliti yang sama. Pada kenyataannya tiap-tiap investor mempunyai fungsi utiliti yang berbeda. Jika
preferensi investor terhadap portofolio berbeda karena mereka mempunyai fungsi utiliti yang berbeda.
Demikian juga jika tersedia pinjaman dan simpanan bebas risiko, maka optimal portofolio akan dapat berbeda seandainya pinjaman dan
simpanan bebas risiko ini tidak tersedia. Model Markowitz ini tidak mempertimbangkan hal ini. Jika investor hanya mempertimbangkan
risiko portofolio yang terkecil tanpa mempertimbangkan simpanan dan pinjaman bebas risiko dan investor diasumsikan sebagai risk-averse
individu.
2.2 Portofolio Optimal Berdasarkan Model Indeks Tunggal Single-Index Model
Terdapat banyak model untuk pengambilan keputusan investasi sekuritas. Ketika memilih investasi sekuritas dalam bentuk saham, obliasi, Reksa dana, atau
indeks pasar, investor selalu mempertimbangkan dua hal, yakni risk dan return. Untuk dapat menghitung retun, investor harus mengetahui keberadaan
undervalued atau overvalued securities, dan untuk tujuan itu banyak model yang digunakan. Risk dan return analysis dari Harry Markowitz 1952 yang kemudian
dikembangkan oleh Jack Treynor 1965, William Sharpe 1966, Michael Jensen 1968, dan Treynor Black 1973 merupakan suatu cara yang objektif untuk
Universitas Sumatera Utara
memprediksi harga atau return sekuritas karena didasarkan pada data riil masa sebelumnya yang kemudian dirata-ratakan dan diolah.
William Sharpe mengembangkan model yang disebut dengan model indeks tunggal. Model ini dapat digunakan untuk menyederhanakan perhitungan
di model Markowitz dengan menyediakan parameter-parameter input yang dibutuhkan di dalam perhitungan model Markowitz. Di samping itu, model ini
dapat juga digunakan untuk menghitung return ekspektasi dan risiko portofolio. Model ini didasarkan pada pengamatan bahwa harga dari suatu sekuritas
berfluktuasi searah dengan indeks harga pasar. Secara khusus, dapat diamati bahwa kebanyakan saham cenderung mengalami kenaikan jika indeks harga
saham naik. Kebalikannya juga benar. Hal ini menyarankan bahwa return-return dari sekuritas mungkin berkorelasi karena adanya reaksi umum common
response terhadap perubahan-perubahan nilai pasar. Perhitungan untuk menentukan portofolio optimal sangat dimudahkan jika
hanya didasarkan pada sebuah angka yang dapat menentukan apakah suatu sekuritas dapat dimasukkan ke dalam portofolio optimal tersebut. Angka tersebut
adalah rasio antara ekses return dengan Beta. Excess return didefinisikan sebagai selisih return ekspektasi dengan return aktiva bebas risiko. Excess return to Beta
ini mengukur kelebihan return relative terhadap satu unit risiko yang tidak dapat didiversifikasikan yang diukur dengan Beta. Rasio ini juga menunjukkan
hubungan antara dua faktor penentu investasi, yaitu return dan risiko. Portofolio yang optimal akan berisi dengan aktiva-aktiva yang mempunyai
nilai rasio tinggi. Aktiva-aktiva dengan hasil rasio yang rendah tidak akan
Universitas Sumatera Utara
dimasukkan ke dalam portofolio optimal. Dengan demikian, diperlukan sebuah titik pembata cut-off point yang menentukan batas nilai rasio berapa yang
dikatakan tinggi.
B. Saham 1. Pengertian Saham
Saham dapat didefenisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seorang atau badan dalam suatu perusahaan atau
perseroan terbatas. Saham suatu perusahaan didaftarkan dibursa efek dengan berbagi alasan diantaranya adalah untuk ekspansi usaha,
membayar utang atau membiayai kegiatan operasional perusahaan yang tidak dapat tertutupi dari pendapatan perusahaan.
Saham yang didaftarkan tersebut kemudian dibeli oleh investor untuk mendapatkan keuntungan. Keuntungan yang diberikan oleh
saham adalah dividen yang dibayarkan oleh perusahaan dan capital gain yang diperoleh investor ketika menjual kembali saham tersebut.
Dividen adalah pembagian yang diberikan perusahaan penerbit saham atas keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut
Darmadji, 2001. Besar dividen yang dibayarkan perlembar saham ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham RUPS. Investor
yang ingin mendapatkan dividen harus setidaknya memegang saham perusahaan sampai periode dimana pembayaran dividen dilakukan.
Umumnya dividen adalah daya tarik perusahaan sehingga investor
Universitas Sumatera Utara