Definisi Operasional Sejarah Pasar Modal Indonesia

Po = harga wajar saham D 1 = dividen tahun ke-1 k s = required rate of return g = growth tingkat pertumbuhan, yakni : 1-dROE = RR × ROE dimana : d = Dividend Pay out ratio = RR = Retention rate persentase laba ditahan ROE = Return on Equity

F. Definisi Operasional

Definisi operasional dan pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Penilaian valuation adalah proses penentuan berapa harga yang wajar untuk suatu saham dengan mempertimbangkan faktor-faktor fundamental keuangan suatu perusahaan sehingga diketahui sekuritas tersebut apakah undervalued, overvalued, atau pun wajar. Universitas Sumatera Utara 2. Valuasi harga wajar saham dengan Price Earning Ratio adalah model untuk menghitung nilai intrinsik saham dengan menunjukkan rasio dari harga saham terhadap nilai laba earnings perusahaan dalam satuan Rupiah. 3. Valuasi harga wajar saham dengan Capital Asset Pricing Method adalah model untuk menghitung nilai intrinsik saham yang mendiskontokan arus dividen masa depan dengan required rate of return. dalam satuan Rupiah. BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Universitas Sumatera Utara

A. Sejarah Pasar Modal Indonesia

Kegiatan perdagangan saham sudah ada sejak jaman penjajahan Belanda, yaitu ketika nama Indonesia masih Hindia Belanda. Kegiatan perdagangan efek di Batavia sekarang Jakarta dimulai pada tanggal 14 Desember 1912, di Surabaya pada tanggal 11 Januari 1925, dan di Semarang pada tanggal 1 Agustus 1925. Kegiatan itu ditutup ketika Perang Dunia II berlangsung 1940. Pada waktu itu perdagangan efek tidak terorganisasi dengan baik sehingga sulit untuk mendapatkan data kemajuan perdagangan. Para pelaku perdagangan efek pada waktu itu kebanyakan adalah orang Belanda, Arab, dan Cina. Selain itu, Hubungan antara Amsterdamse Effektenbeurs Belanda dan perdagangan di Batavia Jakarta sudah berlangsung sejak tahun 1880, tetapi tidak terorganisasi dengan baik. Saham perkebunan Goalpara Batavia sudah diperdagangkan sejak tahun 1892. Harian Het Centurn yang tebit di Yogyakarta menjual sahamnya pada tahun 1896. Banyak jenis saham yang tercatat di Bursa Amsterdam tetapi perdagangannya dilakukan di Batavia. Sesudah Indonesia merdeka 1945, pemerintah mengeluarkan Undang- Undang No. 151952 mengenai bursa efek. Pembukaan kembali bursa efek terutama ditujukan untuk menangani transaksi obligasi RI 3 tahun 1950. Pelaksana perdagangan diserahkan kepada Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek PPUE pada tanggal 1 November 1951 dan beberapa efek diperdagangkan adalah Obligasi RI 3, Obligasi Kotapraja Bogor 1937, Saham Escompto Bank, dan Saham Ekspedisi Muatan Kapal Laut EMKL yang bertempat di De Javasche Bank sekarang Bank Indonesia. Universitas Sumatera Utara Pada waktu itu, Indonesia belum sempat memperbaiki kondisi perekonomian setelah kemerdekaan diproklamirkan. Pemerintah masih disibukkan dengan kasus politik yang tidak stabil, seperti pemberontakan yang terjadi di berbagai daerah, perubahan sistem pemerintahan Parlementer menjadi sistem Presidentil, masalah Irian Barat, dan diikuti oleh G30SPKI. Pada masa pemerintahan yang dipimpin oleh Presiden Soeharto, pemerintah segera melakukan sistem ekonomi terbuka.Undang-Undang Penanaman Modal Asing UUPMA dikeluarkan pada tahun 1967, disusul dengan Undang-Undang Penanaman Modal Dalam Negeri UUPMDN pada tahun 1968. Sepuluh tahun kemudian perekonomian mengalami keberhasilan dan pada tanggal 10 Agustus 1977 kegiatan bursa efek diaktifkan kembali serta diorganisasi secara baik dengan dibentuknya Bursa Efek Jakarta BEJ. Sebagai pelaksana BEJ adalah BAPEPAM Badan Pelaksana dan Pembina Pasar Modal. Selanjutnya, pada tanggal 13 Juli 1992, BEJ diprivatisasi sehingga manajemen BEJ diserahkan kepada pihak swasta dan untuk pertama kalinya dipimpin oleh Drs. Hasan Zein Mahmud, MBA sebagai direktur utama. Sejak BEJ diprivatisasi, fungsi BAPEPAM diubah menjadi Pengawas, sehingga namanya diganti menjadi BAPEPAM Badan Pengawas Pasar Modal, yang tugas utamanya adalah mengawasi, membina, dan mengatur pasar modal di Indonesia. Namun, sebenarnya bursa efek swasta yang pertama justru lahir di Surabaya pada tanggal 16 Juni 1989, yang diberi nama Bursa Efek Surabaya atau disingkat BES. Ketika pertama kali didirikan, BES dipimpin oleh Drs. Basjruddin Ahmad Sarida sebagai direktur utama. Kelahiran BES tepat di saat masyarakat Indonesia sedang keranjingan dengan pasar modal. Universitas Sumatera Utara Kebangkitan pasar modal di Indonesia berlangsung selama delapan tahun, mulai dari tahun 1988 sampai Juni 1997. Dalam kurun waktu tersebut, jumlah emiten yang menjual sahamnya kepada masyarakat go public meningkat tajam dari 24 perusahaan menjadi 282 perusahaan, nilai kapitalisasi pasar bursa efek naik dari Rp 449 miliar menjadi Rp 159,9 triliun, dan nilai perdagangan harian meningkat dari Rp 122 juta menjadi Rp 489 miliar. Jumlah anggota bursa mencapai sekitar 200 perusahaan efek. Pada awalnya BEJ menempati gedung di Jalan Merdeka Selatan 17, Jakarta, dan sistem perdagangan di lantai perdagangan trading floor menggunakan papan putih white board untuk menuliskan order jual atau order beli. Pada tanggal 22 Mei 1995 diterapkanlah suatu sistem otomatis yang dinamakan dengan JATS Jakarta Automatic Trading System. Dengan sistem yang baru ini para pialang dan juga investor dapat memonitor aktivitas perdagangan yang terjadi di bursa. Penerapan JATS ini juga mendorong pelaksanaan order jual dan beli saham yang adil dan transparan. Pada tanggal 10 November 1995: Pemerintah mengeluarkan Undang-undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang-undang ini mulai diberlakukan mulai Januari 1996. Pada tahun 2000, Sistem Perdagangan tanpa Warkat scripless trading mulai dipublikasikan di Paar Modal Indonesia. Tahun 2002, Bursa Efek Jakarta mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh remote trading dan diawal tahun 2008, penggabungan Bursa Efek Surabaya ke Bursa Efek Jakarta dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia. Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia dapat dilihat sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara a. 14 Desember 1912 : Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia oleh Pemerintah Hindia Belanda. b. 1914 - 1918 : Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I. c. 1925 – 1942 : Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan Bursa Efek di Semarang dan Surabaya. d. Awal tahun 1939 : Karena isu politik Perang Dunia II Bursa Efek di Semarang dan Surabaya ditutup. e. 1942 – 1952 : Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang Dunia II. f. 1952 : Bursa Efek di Jakarta diaktifkan kembali dengan UU Darurat Pasar Modal 1952, yang dikeluarkan oleh Menteri Kehakiman Lukman Wiradinata dan Menteri Keuangan Prof. DR. Sumitro Djojohadikusumo. Instrumen yang diperdagangkan : Obligasi Pemerintah RI 1950. g. 1956 : Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek semakin tidak aktif. h. 1956 – 1977 : Perdagangan di Bursa Efek vakum. i. 10 Agustus 1977 : Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto. BEJ dijalankan di bawah BAPEPAM Badan Pelaksana Pasar Modal. Tanggal 10 Agustus diperingati sebagai HUT Pasar Modal. Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengn go public PT Semen Cibinong sebagai emiten pertama. j. 1977 – 1987 : Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah emiten hingga 1987 baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih instrumen perbankan dibandingkan instrumen Pasar Modal. Universitas Sumatera Utara k. 1987 : Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 PAKDES 87 yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan Penawaran Umum dan investor asing menanamkan modal di Indonesia. l. 1988 – 1990 : Paket deregulasi di bidang Perbankan dan Pasar Modal diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas bursa terlihat meningkat. m. 2 Juni 1988 : Bursa Paralel Indonesia BPI mulai beroperasi dan dikelola oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek PPUE, sedangkan organisasinya terdiri dari broker dan dealer. n. Desember 1988 : Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88 PAKDES 88 yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go public dan beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar modal. o. 16 Juni 1989 : Bursa Efek Surabaya BES mulai beroperasi dan dikelola oleh Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya. p. 13 Juli 1992 : Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi Badan Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingai sebagai HUT BEJ. q. 22 Mei 1995 : Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan sistem comput er JATS Jakarta Automated Trading Systems. r. 10 November 1995 : Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai diberlakukan mulai Januari 1996. s. 1995 : Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya. t. 2000 : Sistem Perdagangan Tanpa Warkat scripless trading mulai diaplikasikan di pasar modal Indonesia. Universitas Sumatera Utara u. 2002 : BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh remote trading. v. 2007 : Penggabungan Bursa Efek Surabaya BES ke Bursa Efek Jakarta BEJ dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia BEI.

B. Gambaran Umum Masing-Masing Perusahaan Perbankan 1. Bank Bukopin, Tbk