xxxviii Dalam Islam, semua stakeholders harus dilindungi hak dan kewajibannya dari
segala resiko yang mungkin timbul akibat dari aktifitas perusahaan. Semua stakeholders diperlakukan sebagai satu kesatuan kelompok. Oleh karena itu, Islam
memiliki sebuah konsep yang memfasilitasi pemenuhan kebutuhan manusia berdasarkan prioritas usaha manusia. Konsep tersebut disebut dengan maslahah.
Aplikasi Prinsip Maslahah menurut Imam al-Ghazali dalam bukunya al-Mus-tasfa mendefinisikan maslahah sebagai sebuah ekspresi untuk mencari manfaat dan
meninggalkan mudarat. Beliau kemudian membagi tiga kategori kebutuhan manusia sebagai wujud perlindungan terhadap maslahah tersebut.
Pertama, daruriyyat, yaitu kebutuhan yang paling mendasar dan harus dipenuhi untuk mencapai kelima tujuan Syariah, yang jika terganggu maka dapat
mengancam kestabilan masyarakat. Kelima tujuan Syariah tersebut adalah perlindungan agama, jiwa, intelektual, keturunan, dan kepemilikan harta.
Kedua, hajiyyat, adalah kebutuhan pelengkap, penyeimbang, untuk mengharmonisasikan kebutuhan dasar. Kebutuhan ini juga bertujuan untuk
membuang segala kesulitan. Dan yang terakhir, tahsiniyyat. yaitu kebutuhan tambahan memperindah kehidupan untuk mencapai “kesempurnaan”.
Oleh karena itu. perusahaan harus mewujudkan kebutuhan stakeholdersnya terutama yang paling mendasar. Misalnya penyelenggaraan pelatihan untuk setiap
xxxix pegawai dalam rangka meningkatkan pengetahuan sebagai wujud pemenuhan
kebutuhan intelektualnya.
23
D. Sumber Daya Manusia SDM Syariah
1. Definisi Sumber Daya Manusia
Menurut DRS. H. Sadili Samsudin, SDM adalah orang-orang yang merancang dan menghasilkan barang atau jasa, mengawasi mutu, memasarkan
produk, mengalokasikan sumber daya finansial, serta merumuskan seluruh strategi dan tujuan organisasi. Tanpa orang-orang yang memiliki keahlian atau
kompeten maka mustahil bagi organisasi untuk mencapai tujuannya. Sumber daya inilah yang membuat sumber daya lainnya berjalan.
24
Adapun definisi Sumber daya manusia syariah SDM syariah secara esensial adalah keimanan SDM syariah terhadap keesaan Allah dan kesadaran
tertingginya untuk tunduk sepenuhnya pada kehendak Allah dan kesadaran bahwa dia sangat
dekat dengan Allah. serta SDM syariah memposisikan seakan-akan melihat Allah yang selalu mengawasinya, atau Allah selalu berada didalam hati
setiap individu SDM syariah kapanpun dan dimanapun.
25
23
Laily dwi arsyanti, Jurnal Ekonomi Islam “ Manajemen stakeholder dalam Islam, artikel
ini di akses pada 03 maret 2013 dari httpwww.jurnalekis.blogspot.com
24
Sadili Samsudin, Manajemen Sumber Daya Manusia , cet.1,Bandung: CV. Pustaka Setia, 2006, h. 20
25
Ahmad Ridho Catur, P. Analisis Kebijakan Manajemen SDM: Studi Model Kebijakan Rekrutmen, seleksi dan penempatan Serta kompensasi Karyawan Pada PT. BNI Life Insurance. Artikel
ini di akses pada 03 maret 2013 dari httpwww.repository.uinjkt.ac.iddspacebits
xl Sumber daya manusia syariah sangatlah berpengaruh dalam suatu bank
syariah untuk pencapaian tujuannya. karena betapa pun majunya teknologi, berkembangnya informasi, tersedianya modal dan memadainya bahan, namun jika
tanpa sumber daya manusia syariah maka akan sulit bagi bank syariah tersebut untuk mencapai tujuannya.
2. Kualitas Sumber Daya ManusiaKaryawan yang Berkualitas
Pekerja yang berkualitas ialah pekerja yang beriman dan bertakwa, berbudi pekerti luhur, penuh dedikasi dan tanggung jawab, sehat jasmani dan
rohani serta memiliki keterampilan skill dalam bidang yang digarapnya.
26
Urgensi skill dalam medan pekerjaan mutlak diperlukan sesuai dengan firman Allah swt Surat Az-Zumar : 9 yaitu:
Artinya: Katakanlah Adakah sama orang-orang yang berpengetahuan
dengan orang-orang yang tidak berpengetahuan? QS. Az-Zumar : 9 Dalam ayat di atas dijelaskan bahwa tidak sama orang-orang yang
memiliki skill dibandingkan dengan orang- orang yang “buta” terhadap suatu
bidang keterampilan, maka sudah tentu hasil pekerjaannya pun akan berbeda. Hasil pekerjaan yang disertai oleh skill yang tinggi akan menghasilkan kualitas
yang tinggi dibandingkan dengan hasil pekerjaan yang dilakukan tanpa atau kurang skill.
26
Hamzah Ya‟qub , Etos Kerja Islami petunjuk pekerjaan yang halal dan haram dalam syari‟at Islam, cet. 1, Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1992, h. 96