Fungsi Lembaga Keuangan Prinsip – prinsip Operasional Lembaga Keuangan Syariah

xxxiii 2 Gharar secara bahasa berarti menipu, memperdaya, ketidakpastian. Gharar adalah sesuatu yang memperdayakan manusia dalam bentuk harta, kemegahan, jabatan, syahwat keinginan, dan lainnya. Gharar dapat terjadi pada transaksi yang objeknya tidak jelas, tidak dimiliki, tidak diketahui keberadaannya, atau tidak dapat diserahkan pada saat transaksi dilakukan. 3 Haram, secara bahasa berarti larangan dan penegasan. Larangan bisa timbul karena beberapa kemungkinan, yaitu dilarang oleh Tuhan dan bisa juga karena adanya pertimbangan akal. 4 Riba, secara bahasa berarti bertambah dan tumbuh. Secara ekonomi, pelarangan riba membuat arus investasi lancar dan tidak terbatas oleh tingkat suku bunga yang menghambat arus investasi ke sektor produktif. 5 Batil, secara bahasa artinya batal atau tidak sah dalam aktivitas jual beli. Secara ekonomi, pelarangan batil ini akan semakin mendorong berkurangnya moral hazard dalam berekonomi yang terbukti telah banyak memakan korban dan merugikan banyak pihak. b. Menjalankan bisnis dan aktivitas perdagangan yang berbasis pada perolehan keuntungan yang sah menurut syariah. c. Menyalurkan Zakat, Infak dan Shodaqoh. Lembaga keuangan syariah mempunyai dua peran sekaligus yaitu sebagai badan usaha dan badan sosial. Sebagai badan usaha lembaga keuangan xxxiv syariah berfungsi sebagai investasi, investor dan jasa pelayanan. Sebagai lembaga sosial lembaga keuangan syariah berfungsi sebagai pengelola dana sosial untuk penghimpunan dan penyaluran dana zakat, infak dan sedekah.

5. Lembaga – lembaga Fasilitator Sistem Keuangan Syariah Indonesia

Sistem keuangan di Indonesia dilaksanakan dengan dual system, yaitu konvensional dan syariah. Dari sisi pemenuhan prinsip syariah otoritas ada di tangan Dewan Syariah Nasional yang dibentuk oleh Majelis Ulama Indonesia pada tahun 1999 yang salah satu tugas pokoknya adalah mengkaji, menggali dan merumuskan nilai dan prinsip – prinsip hukum Islam syariah dalam bentuk fatwa untuk dijadikan pedoman dalam kegiatan transaksi di lembaga keuangan syariah. Sedangkan secara kelembagaan pada lembaga keuangan yang beroperasi sesuai syariah, Bank Indonesia dan Departemen keuangan melakukan pengawasan dari sisi operasional. Disamping itu untuk menengahi persengketaan yang terjadi pada lembaga keuangan syariah ada Badan Arbitrase Syariah Nasional BASYARNAS yaitu lembaga yang menengahi perselisihan antara LKS dan nasabahnya sesuai dengan tata cara hukum Islam. 18

6. Macam – Macam Lembaga Keuangan Syariah

Sistem keuangan di Indonesia dijalankan oleh dua jenis lembaga keuangan, yaitu lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan non bank. Secara umum lembaga keuangan syariah di Indonesia dapat diuraikan sebagai berikut: 18 Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, h.40 xxxv a. Lembaga Keuangan Bank Lembaga keuangan bank merupakan lembaga yang memberikan jasa keuangan yang paling lengkap. Lembaga keuangan bank secara operasional dibina dan diawasi oleh Bank Indonesia sebagai bank sentral di Indonesia. Sedangkan pembinaan dan pengawasan dari sisi pemenuhan prinsip-prinsip syariah dilakukan oleh Dewan Syariah Nasional MUI. Lembaga Keuangan Bank terdiri dari: 1 Bank Umum Syariah Bank umum merupakan bank yang bertugas melayani seluruh jasa-jasa perbankan dan melayani segenap masyarakat, baik masyarakat perorangan maupun lembaga-lembaga lainnya. 19 2 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Menurut Undang – Undang Perbankan No. 7 Tahun 1992 adalah lembaga keuangan bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan, danatau bentuk lainya yang dipersamakan dengan itu dan menyalurkan dana sebagai usaha BPR. 20 b. Lembaga Ke uangan Non Bank Lembaga keuangan non bank merupakan lembaga keuangan yang lebih banyak jenisnya dari lembaga keuangan bank. Lembaga keuangan non 19 Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, h.45 20 “Mahkamah Agung”, Panduan dan Informasi Peraturan Perundang – undangan Ekonomi dan Perbankan Syariah Indonesia t.t., t..p., t.th.,