BAB 5 PEMBAHASAN
Hasil analisis uji statistik dengan menggunakan regresi logistik berganda menunjukkan bahwa variabel persepsi tentang profit, kredensialing, kapitasi dan
sistem klaim mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keikutsertaan sebagai provider pratama BPJS kesehatan, sedangkan variabel persepsi tentang manfaat dan
kepentingan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keikutsertaan sebagai provider BPJS kesehatan di Kota Medan Tahun 2014.
5.1. Pengaruh Persepsi tentang Manfaat terhadap Keikutsertaan sebagai Provider BPJS Kesehatan
Hasil analisis uji statistik dengan menggunakan regresi logistik berganda menunjukkan bahwa variabel persepsi tentang manfaat tidak mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap keikutsertaan sebagai provider pratama BPJS kesehatan ρ=0,11. Artinya, banyaknya variasi pandangan dan motivasi yang mendorong yang
berhubungan dengan persepsi tentang manfaat tidak meningkatkan dominasinya dalam keikutsertaan provider swasta dalam program jaminan kesehatan nasional.
Hasil tabulasi silang menunjukkan bahwa responden dengan persepsi baik tentang manfaat JKN 33 orang 63,5 menyatakan ikut serta sebagai provider BPJS
kesehatan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Fatmawati 2003 yang menyatakan bahwa menjadi PPK I askes merupakan kebanggaan tersediri bagi dokter keluarga
sebab pasien yang datang berobat sebahagian besar adalah peserta askes. Peserta program JKN saat ini adalah seluruh peserta askes, jamsostek, masyarakat umum dan
81
Universitas Sumatera Utara
masyarakat miskin. Keikutsertaan seluruh lapisan masyarakat sebagai peserta menjadikan provider memperoleh keuntungan yang lebih besar 50, jumlah
kunjungan meningkat 64,7. Hasil tabulasi silang menunjukkan bahwa responden dengan persepsi kurang
baik tentang manfaat yaitu sebanyak 12 orang 44,4 menyatakan tidak ikut serta sebagai provider BPJS. Pengalaman responden sebelumnya dalam program askes dan
jamsostek yang lebih banyak kerugian dibanding manfaat yang dirasakan membuat responden memilih untuk membuka praktek sendiri. Justru dengan praktek sendiri
pendapatan yang diperoleh lebih besar. Menurut Saefuddin dan Ilyas 2001 pemberi pelayanan kesehatan memegang
peranan kunci dalam menentukan sumber daya medis apa saja yang sebenarnya dibutuhkan oleh pasien. Kebanyakan pemberi pelayanan kesehatan tidak memiliki
pengetahuan untuk peduli terhadap persoalan biaya kesehatan. Sistem kapitasi yang diberlakukan terhadap provider pratama BPJS kesehatan seharusnya memberi
manfaat optimum bagi penyelenggara pelayanan dan peserta.
5.2. Pengaruh Persepsi tentang Kepentingan terhadap keikutsertaan sebagai Provider BPJS Kesehatan