Keputusan yang Kompleks Pengambilan Keputusan 1. Definisi Keputusan

maka berarti harga dirinya menjadi rendah di mata orang lain. Keenam, adanya rasa tanggung jawab yang terlalu besar berlebihan terhadap kegagalan tugas atau keberhasilan tugas yang menjadi tanggung jawab seseorang. 5. Kepercayaan yang berlebihan overconfidence. Terdapat banyak keputusan yang salah atau melenceng disebabkan antara lain oleh kepercayaan yang berlebihan dari pembuat keputusan. Orang tidak jarang membuat perkiraan kedepan yang ternyata tidak terbukti kebenarannya. Orang juga sering melakukan penaksiran yang tidak realistis terhadap kemungkinan apakah suatu peristiwa sering terjadi atau jarang terjadi, karena hanya didasarkan pada perhitungan statistic yang dianggap sudah tepat. 6. Bingkai keputusan decision frame. Bingkai keputusan adalah cara-cara yang digunakan di dalam mengajukan pertanyaan dan konteks pilihan atau permasalahan agar dihasilkan keputusan tertentu Matlin, 1994; Suharnan, 2005. Cara-cara ini dapat mempengaruhi persepsi seseorang terhadap pilihan atau permasalahan yang hendak diputuskan. Suatu cara penyajian atau konteks yang berbeda akan menghasilkan keputusan yang berbeda pula, meski persoalan yang diangkat sebenarnya sama.

2.5.4. Keputusan yang Kompleks

Menurut Anderson yang dikutip oleh Suharhan 2005 ada tiga kemungkinan pendekatan berdasarkan nilai yang diharapkan dalam situasi yang kompleks, yaitu memaksimalkan nilai minimum, memaksimalkan nilai maksimum, dan memaksimalkan nilai yang diharapkan unbiased. Selain itu, ketika menghadapi Universitas Sumatera Utara masalah yang sangat kompleks atau sulit, orang dapat mempertimbangkan penggunaan proses berpikir sadar conscious thinking atau berpikir tidak sadar unconscious thinking. 1. Memaksimalkan nilai minimum. Pendekatan ini cenderung mengarah pada keputusan yang pesimis. Individu cenderung mempertimbangkan situasi atau resiko yang paling buruk yang akan terjadi jika ia memilih suatu alternatif, atau alternatif yang lain. Jadi, keputusan dibuat sepenuhnya menurut pertimbangan kemungkinan paling buruk yang akan terjadi nanti. 2. Memaksimalkan nilai maksimum. Pendekatan ini memiliki pandangan yang optimis. Individu cenderung mempertimbangkan hal-hal yang baik dan mungkin dapat terjadi jika ia memilih suatu alternatif, atau memilih alternatif yang lain. Ia lalu memilih alternatif yang dirasakan paling memuaskan. Keputusan yang dibuat sepenuhnya menurut perspektif kemungkinan didepan yang paling baik, dan mengabaikan kemungkinan lain yang jelek akan terjadi. 3. Memaksimalkan nilai harapan. Pendekatan ini pada umumnya dianggap lebih rasional karena individu memperhitungkan kemungkinan-kemungkinan yang baik dan buruk akan terjadi terhadap alternatif-alternatif pilihan yang dibuatnya. Pendekatan ini dapat diterapkan pada pengambilan keputusan didalam situasi yang pasti atau tidak pasti. 4. Penggunaaan berpikir sadar atau tidak sadar. Ketika menghadapi masalah- masalah atau keputusan-keputusan yang kompleks didalam kehidupan sehari-hari, individu perlu mempertimbangkan mana yang lebih baik atau berguna antara Universitas Sumatera Utara penerapan proses berpikir sadar atau tidak sadar. Pikiran sadar memiliki kapasitas memproses informasi yang sangat terbatas, sedangkan pikiran tidak sadar memiliki kapasitas yang jauh lebih besar di dalam memproses informasi. Pengambilan keputusan untuk masalah-masalah yang mudah, maka penerapan berpikir sadar dianggap lebih efektif. Sebaliknya, bagi masalah-masalah yang kompleks, maka penerapan proses berpikir tidak sadar akan jauh lebih efektif atau berguna, sehingga menghasilkan keputusan yang berkualitas baik. Hal ini disebabkan karena masalah-masalah yang kompleks sulit ditentukan secara pasti apa saja komponen-komponen atau atribut-atribut yang dimiliki. Selain tidak jelas, juga mungkin saja berjumlah banyak dan saling terkait antara komponen satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, seseorang cukup memahami kesan- kesan keseluruhan global impression mengenai suatu masalah dan tidak perlu menganalisis komponen demi komponen masalah secara rinci dan kuantitatif. Universitas Sumatera Utara

2.6. Kerangka Konsep

Dokumen yang terkait

Pengaruh Persepsi Provider Swasta tentang Implementasi Jaminan Kesehatan Nasional Terhadap Keikutsertaan Sebagai Provider Pratama BPJS Kesehatan di Kota Medan Tahun 2014

0 0 19

Pengaruh Persepsi Provider Swasta tentang Implementasi Jaminan Kesehatan Nasional Terhadap Keikutsertaan Sebagai Provider Pratama BPJS Kesehatan di Kota Medan Tahun 2014

0 0 2

Pengaruh Persepsi Provider Swasta tentang Implementasi Jaminan Kesehatan Nasional Terhadap Keikutsertaan Sebagai Provider Pratama BPJS Kesehatan di Kota Medan Tahun 2014

0 0 10

Pengaruh Persepsi Provider Swasta tentang Implementasi Jaminan Kesehatan Nasional Terhadap Keikutsertaan Sebagai Provider Pratama BPJS Kesehatan di Kota Medan Tahun 2014

0 0 48

Pengaruh Persepsi Provider Swasta tentang Implementasi Jaminan Kesehatan Nasional Terhadap Keikutsertaan Sebagai Provider Pratama BPJS Kesehatan di Kota Medan Tahun 2014

0 0 3

Pengaruh Persepsi Provider Swasta tentang Implementasi Jaminan Kesehatan Nasional Terhadap Keikutsertaan Sebagai Provider Pratama BPJS Kesehatan di Kota Medan Tahun 2014

0 0 23

Pengaruh Persepsi dan Motivasi terhadap Minat Rumah Sakit Swasta Sebagai Provider Program Jaminan Kesehatan Nasional di Kota Medan Tahun 2015

0 0 18

Pengaruh Persepsi dan Motivasi terhadap Minat Rumah Sakit Swasta Sebagai Provider Program Jaminan Kesehatan Nasional di Kota Medan Tahun 2015

0 0 2

Pengaruh Persepsi dan Motivasi terhadap Minat Rumah Sakit Swasta Sebagai Provider Program Jaminan Kesehatan Nasional di Kota Medan Tahun 2015

0 0 7

Pengaruh Persepsi dan Motivasi terhadap Minat Rumah Sakit Swasta Sebagai Provider Program Jaminan Kesehatan Nasional di Kota Medan Tahun 2015

0 0 31