Pengaruh Harga Domestik terhadap Ketersediaan Beras Pengaruh Harga Impor terhadap Ketersediaan Beras Pengaruh Harga Kedelai terhadap Ketersediaan Beras

Harga Domestik, Harga Impor, Harga Kedelai, Luas Panen Jagung, Konsumsi Beras, dan Jumlah Tenaga Kerja. Sedangkan sisanya sebesar 17,2 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam model.

2.2 Uji F Uji Serempak

Dari hasil analisis regresi linear beganda diperoleh bahwa nilai F hitung sebesar 4,317 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,065 sedangkan nilai F tabel sebesar 4,95 pada tingkat signifikansi sebesar 0,05. Dengan demikian F hitung ≤ F tabel dan sig. F hitung 0,065 ≥ 0,05, maka H o diterima dan H 1 ditolak yang artinya tidak ada pengaruh nyata antara harga domestik, harga impor, harga kedelai, luas panen jagung, konsumsi beras, dan jumlah tenaga kerja terhadap ketersediaan beras di Sumatera Utara.

2.3 Uji T Uji Parsial

Dari Tabel 17 dapat diinterpretasikan pengaruh variabel bebas adalah Harga Domestik, Harga Impor, Harga Kedelai, Luas Panen Jagung, Konsumsi Beras, dan Jumlah Tenaga Kerja terhadap Ketersediaaan Beras di Sumatera Utara sebagai berikut:

1. Pengaruh Harga Domestik terhadap Ketersediaan Beras

Koefisien regresi harga domestik adalah sebesar 0,297, yang diartikan bahwa terdapat pengaruh positif antara harga domestik dengan ketersediaan beras. Jika harga naik sebesar Rp 1000, maka ketersediaan beras akan bertambah sebanyak 297 ton. Universitas Sumatera Utara Nilai T hitung variabel harga domestik yang diperoleh sebesar 2,616 dan nilai T tabel sebesar 2,571 maka T hitung T tabel. Tingkat signifikansi T hitung sebesar 0,047 maka sig T 0,047 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa H ditolak dan H 1 diterima, yang artinya variabel harga domestik secara parsial berpengaruh nyata terhadap ketersediaan beras di Sumatera Utara.

2. Pengaruh Harga Impor terhadap Ketersediaan Beras

Koefisien regresi harga impor adalah sebesar 0,224, yang diartikan bahwa terdapat pengaruh positif antara harga impor dengan ketersediaan beras. Jika harga impor naik sebesar Rp 1000, maka ketersediaan beras akan bertambah sebanyak 224 ton. Nilai T hitung variabel harga impor yang diperoleh sebesar 1,856 dan nilai T tabel sebesar 2,571 maka T hitung T tabel. Tingkat signifikansi T hitung sebesar 0,123 maka sig. T 0,123 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa H diterima dan H 1 ditolak, yang artinya variabel harga impor secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap ketersediaan beras di Sumatera Utara.

3. Pengaruh Harga Kedelai terhadap Ketersediaan Beras

Koefisien regresi harga kedelai adalah sebesar -0,406, yang diartikan bahwa terdapat pengaruh negatif antara harga kedelai dengan ketersediaan beras. Jika harga kedelai naik sebesar Rp 1000, maka ketersediaan beras akan berkurang sebanyak 406 ton. Nilai T hitung variabel harga impor yang diperoleh sebesar -2,780 dan nilai T tabel sebesar 2,571 maka T hitung T tabel. Tingkat signifikansi T hitung sebesar Universitas Sumatera Utara 0,039 maka sig. T 0,039 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa H ditolak dan H 1 diterima, yang artinya variabel harga kedelai secara parsial berpengaruh nyata terhadap ketersediaan beras di Sumatera Utara. 4. Pengaruh Luas Panen Jagung terhadap Ketersediaan Beras Koefisien regresi luas panen jagung adalah sebesar 1,044, yang diartikan bahwa terdapat pengaruh positif antara luas panen jagung dengan ketersediaan beras. Jika luas panen jagung naik sebesar 1 Ha, maka ketersediaan beras akan bertambah sebanyak 1,044 ton. Nilai T hitung variabel luas panen jagung yang diperoleh sebesar 0,486 dan nilai T tabel sebesar 2,571 maka T hitung T tabel. Tingkat signifikansi T hitung sebesar 0,648 maka sig. T 0,648 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa H diterima dan H 1 ditolak, yang artinya variabel luas panen jagung secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap ketersediaan beras di Sumatera Utara. 5. Pengaruh Konsumsi Beras terhadap Ketersediaan Beras Koefisien regresi konsumsi beras adalah sebesar 2,457 , yang diartikan bahwa terdapat pengaruh positif antara konsumsi beras dengan ketersediaan beras. Jika konsumsi beras naik sebesar 1 ton, maka ketersediaan beras akan bertambah sebanyak 2,457 ton. Nilai T hitung variabel konsumsi beras yang diperoleh sebesar 2,744 dan nilai T tabel sebesar 2,571 maka T hitung T tabel. Tingkat signifikansi T hitung sebesar 0,041 maka sig. T 0,041 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa H ditolak Universitas Sumatera Utara dan H 1 diterima, yang artinya variabel konsumsi beras secara parsial berpengaruh nyata terhadap ketersediaan beras di Sumatera Utara.

6. Pengaruh Tenaga Kerja terhadap Ketersediaan Beras