kontinuitas kebutuhan tidak dapat dipenuhi maka terpaksa dilakukan impor walaupun pada saat tertentu dilakukan ekspor. Terjadinya ekspor dan impor pada
tahun yang sama disebabkan antara lain musim panen jagung tidak merata sepanjang tahun. Pada awal musim panen terjadi surplus produksi sehingga
jagung harus diekspor karena belum tersedia fasilitas penyimpanan yang memadai. Sebaliknya, pada musim paceklik terjadi kekurangan produksi sehingga
untuk memenuhi kebutuhan harus dipenuhi dari impor Adisarwanto dalam Sitepu Christy, 2013.
2.2 Landasan Teori
Persediaan adalah bahan pangan yang tersedia dan dapat diakses oleh masyarakat setiap saat dalam jumlah dan mutu yang memadai. Pada tingkat makro nasional,
persediaan lebih mudah diperkirakan yakni jumlah produksi ditambah impor bahan pangan. Kecukupan dilihat dari volume produksi dan impor dibandingkan
dengan konsumsi. Apabila total persediaan sama atau melebihi konsumsi, maka persediaan mencukupi atau jika stock berada pada tingkat yang aman.. Secara
teoritis, jika jumlah persediaan produksi ditambah impor melebihi konsumsi, maka kegiatan pengadaan tidaklah penting Bantacut, 2010.
Ketersediaan pangan adalah kondisi tersedianya pangan dari hasil produksi dalam
negeri dan cadangan pangan nasional serta impor apabila kedua sumber utama tidak dapat memenuhi kebutuhan UU No 8, 2012.
Luas areal panen adalah jumlah seluruh lahan yang dapat memproduksi. Areal
panen yang memadai merupakan salah satu syarat untuk terjaminnya produksi
Universitas Sumatera Utara
yang mencukupi. Peningkatan luas areal panen secara tidak langsung akan meningkatkan produksi. Hal ini sangat dipengaruhi oleh kondisi alam yang terjadi
pada suatu musin tanam. Apabila kondisi alam bersahabat dalam artian tidak terjadi kekeringan maupun kebanjiran, maka dapat diharapkan terjadi peningkatan
dalam luas areal panen, sehingga berpengaruh terhadap produksi Sumodiningrat, 2001.
Produksi adalah menciptakan, menghasilkan, dan membuat. Proses produksi baru
bisa berjalan bila persyaratan yang dibutuhkan dapat dipenuhi, persyaratan ini lebih dikenal dengan faktor produksi. Faktor produksi terdiri dari empat
komponen, yaitu tanah, modal, tenaga kerja, dan skill atau manajemen Daniel, 2002.
Fungsi produksi menunjukkan jumlah maksimum output yang dapat dihasilkan
dari pemakaian sejumlah input dengan menggunakan teknologi Sugiarto, 2002. Secara umum, fungsi produksi dapat dituliskan sebagai berikut:
Q = f K, L, R, T Q = Output
K = Kapitalmodal L = Labourtenaga kerja
R = Resourcessumber daya T = Teknologi
Tenaga kerja menurut UU No 13 Tahun 2003 adalah setiap orang yang mampu
melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi
Universitas Sumatera Utara
kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Adapun menurut ILO International Labour Organization
tenaga kerja adalah penduduk usia kerja yang berusia antara 15-64 tahun. Penduduk usia kerja dibedakan lagi menjadi angkatan kerja
dan bukan angkatan kerja Arifin dan Hadi, 2007. Produk marginal tenaga kerja adalah jumlah output tambahan yang diperoleh
perusahaan dari satu unit tenaga kerja tambahan, dengan mempertahankan jumlah modal tetap. Semakin banyak tenaga kerja yang digunakan perusahaan, semakin
banyak output yang diproduksi Mankiw. G, 2007. Menurut Thomas Robert Malthus menyebutkan dalam teorinya bahwa
pertumbuhan penduduk akan selalu mengikuti deret ukur, sedangkan ketersediaan pangan akan mengikuti deret hitung. Teori tersebut terkenal dengan teori ledakan
penduduk di suatu wilayah yang tidak diimbangi dengan ketersediaan pangan. Teori Malthus menghendaki produksi pangan melebihi dari pertumbuhan
penduduk. Dalam pandangan pendukung teori Malthus, kelangkaan makanan akhirnya akan menghentikan pertumbuhan Anderson, 2001.
Apabila suatu negara tidak dapat memenuhi ketersediaan pangannya dari produksi
dalam negeri dan pengelolaan cadangan pangan, maka untuk memenuhi kebutuhannya negara tersebut harus mengimpor dari negara lain. Impor adalah
suatu perdagangan dengan cara memasukkan barang dari luar negeri ke dalam wilayah pabean misalnya ke dalam wilayah pabean Indonesia dengan memenuhi
ketentuan yang berlaku. Kegiatan mendatangkan barang maupun jasa dari luar negeri dapat dipandang sebagai suatu fungsi permintaan. Oleh karena itu
Indonesia yang juga melakukan impor baik terhadap barang-barang maupun jasa-
Universitas Sumatera Utara
jasa yang dihasilkan oleh negara lain, pada dasarnya juga telah melakukan suatu permintaan terhadap barang dan jasa tersebut Zakiah, 2011.
Krugman, Paul R 2000 menjelaskan ada beberapa faktor-faktor yang mendorong
dilakukannya impor antara lain: a.
Keterbatasan kualitas sumber daya manusia dan teknologi yang dimiliki untuk mengolah sumber daya alam yang tersedia agar tercapai efektifitas dan
efisiensi yang optimal dalam kegiatan produksi dalam negeri. b.
Adanya barang-jasa yang belum atau tidak dapat diproduksi di dalam negeri. c.
Adanya jumlah atau kuantitas barang di dalam negeri yang belum mencukupi. Mankiw 2000 mengungkapkan beberapa faktor yang mempengaruhi impor,
begitu pula dengan ekspor, yaitu: a.
Selera konsumen terhadap barang-barang produksi dalam negeri dan luar negeri
b. Harga barang-barang di dalam negeri
c. Besarnya nilai tukar yang menentukan jumlah mata uang domestik yang
dibutuhkan untuk membeli mata uang asing d.
Ongkos angkut barang antar negara e.
Kebijakan pemerintah mengenai perdagangan internasional. Salah satu faktor yang mempengaruhi impor adalah nilai tukar. Nilai tukar mata
uang merupakan perbandingan nilai dua mata uang yang berbeda atau dikenal dengan sebutan kurs. Nilai kurs didasari dua konsep, pertama, konsep nominal
merupakan konsep untuk mengukur perbedaan harga mata uang yang menyatakan berapa jumlah mata uang suatu Negara yang diperlukan guna memperoleh jumlah
Universitas Sumatera Utara
mata uang dari Negara lain. Kedua, konsep riil yang dipergunakan untuk mengukur daya saing komoditi ekspor sutu Negara di pasaran internasional
Halwahi, 2005.
2.3 Penelitian Terdahulu