Komunikasi Efektif Dokter-Pasien TINJAUAN PUSTAKA

20  Kotak 1: Pasien memimpin pembicaraan melalui pertanyaan terbuka yang dikemukakan oleh dokter  Kotak 2: Dokter memimpin pembicaraan melalui pertanyaan tertutupterstruktur yang telah disusunnya sendiri.  Kotak 3: Kesepakatan apa yang harus dan akan dilakukan berdasarkan negosiasi kedua belah pihak. 1 c. Sesi penyampaian informasi Setelah sesi sebelumnya dilakukan dengan akurat, maka dokter dapat sampai kepada sesi memberikan penjelasan. Tanpa informasi yang akurat di sesi sebelumnya, dokter dapat terjebak dalam kecurigaan yang tidak beralasan. 1 Secara ringkas ada enam hal yang penting diperhatikan agar efektif dalam berkomunikasi dengan pasien, yaitu: 1. Materi informasi apa yang disampaikan a. Tujuan anamnesis dan pemeriksaan fisik kemungkinan rasa tidak nyamansakit saat pemeriksaan. b. Kondisi saat ini dan berbagai kemungkinan diagnosis. c. Berbagai tindakan medis yang akan dilakukan untuk menentukan diagnosis, termasuk manfaat, risiko, serta kemungkinan efek sampingkomplikasi. d. Hasil dan interpretasi dari tindakan medis yang telah dilakukan untuk menegakkan diagnosis. e. Diagnosis, jenis atau tipe. 1 2 3 3 21 f. Pilihan tindakan medis untuk tujuan terapi kekurangan dan kelebihan masing-masing cara. g. Prognosis. h. Dukungan yang tersedia. 2. Siapa yang diberi informasi a. Pasien, apabila dia menghendaki dan kondisinya memungkinkan. b. Keluarganya atau orang lain yang ditunjuk oleh pasien. c. Keluarganya atau pihak lain yang menjadi walipengampu dan bertanggung jawab atas pasien kalau kondisi pasien tidak memungkinkan untuk berkomunikasi sendiri secara langsung. 3. Berapa banyak atau sejauh mana a. Untuk pasien: sebanyak yang pasien kehendaki, yang dokter merasa perlu untuk disampaikan, dengan memperhatikan kesiapan mental pasien. b. Untuk keluarga: sebanyak yang pasienkeluarga kehendaki dan sebanyak yang dokter perlukan agar dapat menentukan tindakan selanjutnya. 4. Kapan menyampaikan informasi Segera jika kondisi dan situasinya memungkinkan. 5. Di mana menyampaikannya a. Di ruang praktik dokter. b. Di bangsal, ruangan tempat pasien dirawat. c. Di ruang diskusi. d. Di tempat lain yang pantas, atas persetujuan bersama, pasienkeluarga dan dokter. 6. Bagaimana menyampaikannya a. Informasi penting sebaiknya dikomunikasikan secara langsung, tidak melalui telepon, juga tidak diberikan dalam bentuk tulisan yang dikirim melalui pos, faksimil, SMS, internet. b. Persiapan meliputi: 22 - Materi yang akan disampaikan bila diagnosis, tindakan medis, prognosis sudah disepakati oleh tim; - Ruangan yang nyaman, memperhatikan privasi, tidak terganggu orang lalu lalang, suara gaduh dari tvradio, telepon; - Waktu yang cukup; - Mengetahui orang yang akan hadir sebaiknya pasien ditemani oleh keluargaorang yang ditunjuk; bila hanya keluarga yang hadir sebaiknya lebih dari satu orang. c. Jajaki sejauh mana pengertian pasienkeluarga tentang hal yang akan dibicarakan. d. Tanyakan kepada pasienkeluarga, sejauh mana informasi yang diinginkan dan amati kesiapan pasienkeluarga menerima informasi yang akan diberikan. 1 d. SAJI, Langkah-langkah Komunikasi Ada empat langkah yang terangkum dalam satu kata untuk melakukan komunikasi, yaitu SAJI. 1 Secara rinci penjelasan mengenai SAJI adalah sebagai berikut:  Salam: Beri salam, sapa dia, tunjukkan bahwa Anda bersedia meluangkan waktu untuk berbicara dengannya.  Ajak bicara: Usahakan berkomunikasi secara dua arah. Jangan bicara sendiri. Dorong agar pasien mau dan dapat mengemkakan pikiran dan perasaannya. Tunjukkan bahwa dokter menghargai pendapatnya, dapat memahami kecemasannya, serta mengerti perasaannya. Dokter dapat menggunakan pertanyaan terbuka maupun tertutup dalam usaha menggali informasi.  Jelaskan: Beri penjelasan mengenai hal-hal yang menjadi perhatiannya, yang ingin diketahuinya, dan yang akan dijalanidihadapinya agar ia tidak 23 terjebak oleh pikirannya sendiri. Luruskan perseps yang keliru. Berikan penjelasan mengenai penyakit, terapi, atau apapun secara jelas dan detil.  Ingatkan: Percakapan yang dokter lakukan bersama pasien mungkin memasukkan berbagai materi secara luas, yang tidak mudah diingatnya kembali. Di bagian akhir percakapan, ingatkan dia untuk hal-hal yang penting dan koreksi untuk persepsi yang keliru. Selalu melakukan klarifikasi apakah pasien telah mengerti benar, maupun klarifikasi terhadap hal-hal yang masih belum jelas bagi kedua belah pihak serta mengulang kembali akan pesan-pesan kesehatan yang penting. 1

2.5. Kurikulum Pendidikan Profesi Dokter Indonesia

Standar Kompetensi Dokter Indonesia SKDI 2.5.1 Area Kompetensi Kompetensi dibangun dengan pondasi yang terdiri atas profesionalitas yang luhur, mawas diri dan pengembangan diri, serta komunikasi efektif, dan ditunjang oleh pilar berupa pengelolaan informasi, landasan ilmiah ilmu kedokteran, keterampilan klinis, dan pengelolaan masalah kesehatan. 12 Oleh karena itu area kompetensi disusun dengan urutan sebagai berikut:

1. Profesionalitas yang luhur 2. Mawas diri dan pengembangan diri

3. Komunikasi efektif 4. Pengelolaan informasi

5. Landasan ilmiah ilmu kedokteran 6. Keterampilan klinis

7. Pengelolaan masalah kesehatan

24 Gambar 2.5.1.1. Pondasi dan pilar kompetensi. Sumber: Konsil Kedokteran Indonesia, 2012. 2.5.2 Komponen Kompetensi Area Komunikasi Efektif 1. Berkomunikasi dengan pasien dan keluarga, 2. Berkomunikasi dengan mitra kerja, 3. Berkomunikasi dengan masyarakat. 12 2.5.3. Penjabaran Kompetensi Komunikasi Efektif - Kompetensi inti Mampu menggali dan bertukar informasi secara verbal dan nonverbal dengan pasien pada semua usia, anggota keluarga, masyarakat, kolega, dan profesi lain. - Lulusan Dokter Mampu Berkomunikasi dengan pasien dan keluarganya - Membangun hubungan melalui komunikasi verbal dan nonverbal - Berempati secara verbal dan nonverbal - Berkomunikasi dengan menggunakan bahasa yang santun dan dapat dimengerti - Mendengarkan dengan aktif untuk menggali permasalahan kesehatan secara holistik dan komprehensif - Menyampaikan informasi yang terkait kesehatan termasuk berita buruk, informed consent dan melakukan konseling dengan cara yang santun, baik dan benar 25 - Menunjukkan kepekaan terhadap aspek biopsikososiokultural dan spiritual pasien dan keluarga. 12 2.5.4. Daftar Pokok Bahasan Komunikasi Efektif 1. Penggunaan bahasa yang baik, benar, dan mudah dimengerti 2. Prinsip komunikasi dalam pelayanan kesehatan a. Metode komunikasi oral dan tertulis yang efektif b. Metode untuk memberikan situasi yang nyaman dan kondusif dalam berkomunikasi efektif c. Metode untuk mendorong pasien agar memberikan informasi dengan sukarela d. Metode melakukan anamnesis secara sistematis e. Metode untuk mengidentifikasi tujuan pasien berkonsultasi f. Melingkupi biopsikososiokultural spiritual 3. Berbagai elemen komunikasi efektif a. Komunikasi intrapersonal, interpersonal dan komunikasi masa b. Gaya dalam berkomunikasi c. Bahasa tubuh, kontak mata, cara berbicara, tempo berbicara, tone suara, kata-kata yang digunakan atau dihindari d. Keterampilan untuk mendengarkan aktif e. Teknik fasilitasi pada situasi yang sulit, misalnya pasien marah, sedih, takut, atau kondisi khusus f. Teknik negosiasi, persuasi, dan motivasi 4. Komunikasi lintas budaya dan keberagaman Perilaku yang tidak merendahkan atau menyalahkan pasien, bersikap sabar, dan sensitif terhadap budaya 5. Kaidah penulisan dan laporan ilmiah 6. Komunikasi dalam public speaking. 12 26

2.6. Kurikulum Dokter Muslim FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Yang menjadi pembeda antara pendidikan dokter di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan pendidikan dokter di fakultas kedokteran lainnya adalah terdapatnya kurikulum Dokter Muslim yang diaplikasikan kepada seluruh mahasiswa Pendidikan Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dokter muslim adalah dokter yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan pendalaman ilmu kedokteran dan mampu mengintegrasikan seluruh proses aplikasi keilmuannya dengan didasarkan pada prinsip akidah, syariah dan akhlak sehingga atas kesadaran diri sebagai seorang muslim, mampu memaknai profesi dokter sebagai ibadah sedangkan nilai dan ajaran Islam diwujudkan dalam perilaku dan akhlak islami pada kehidupan sehari-hari. 13 Standar Kompetensi Dokter Muslim SKDM 2.6.1. Area Kompetensi Area kompetensi dokter muslim meliputi: 1. Akidah Adalah keyakinan iman yang kokoh kepada Allah SWT, Malaikat, Kitab- kitab, Rasul, Hari Kemudian serta Qada dan Qadar yang disimpulkan dalam tiga bidang pengetahuan terhadap dasar keimanan ma’rifat al mabda’, perantara ma’rifat al wositoh dan hari kemudian ma’rifat al sam’iyata ma’ad. 2. Syariah Adalah jalan pendekatan diri kepada Allah SWT yang kemudian lebih popular disebut fiqh dan selanjutnya kemudia dijabarkan dalam empat bidang yaitu ibadat, mu’amalat, munakahat dan jinayat. 3. Akhlak Adalah tuntutan bagi seorang muslim dalam berhubungan kepada Allah, dirinya, manusia dan seluruh alam semesta. Setiap muslim hendaklah melakukan perilaku terpuji Akhlaq al mahmudah dan meninggalkan perilaku tercela aklaq al mazmumah.