C. Sumber Peneriman Pendapatan Daerah
Penyelenggaraan fungsi pemerintahan daerah akan terlaksana secara optimal apabila penyelenggaraan urusan pemerintahan diikuti dengan
pemberian sumber-sumber penerimaan yang cukup kepada daerah, dengan mengacu kepada Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 yang mengatur
perimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, dimana besarnya disesuaikan dan diselaraskan dengan pembagian
kewenangan antara Pemerintah dan Daerah. Semua sumber keuangan yang melekat pada setiap urusan pemerintah yang diserahkan kepada daerah
menjadi sumber keuangan daerah. Daerah diberikan hak untuk mendapatkan sumber keuangan yang
antara lain berupa kepastian tersedianya pendanaan dari Pemerintah sesuai dengan urusan pemerintah yang diserahkan, kewenangan memungut dan
mendayagunakan pajak dan retribusi daerah dan hak untuk mendapatkan bagi hasil dari sumber-sumber daya nasional yang berada di daerah dan dana
perimbangan lainnya, hak untuk mengelola kekayaan Daerah dan mendapatkan sumber-sumber pendapatan lain yang sah serta sumber-sumber
pembiayaan. Dengan hak-hak tersebut pemerintah daerah dapat mendanai keperluan-keperluan yang menjadi kepentingan utama dari daerah tersebut
yaitu dengan penggunaan sumber pendapatan daerah. Sumber pendapatan daerah terdiri atas:
17
1. Pendapatan Asli Daerah PAD Menurut Elita Dewi 2002:2 Pendapatan asli daerah merupakan
pendapatan yang diterima oleh setiap daerah yang terdiri dari sumber- sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan
daerah yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Yang termasuk dalam pendapatan asli daerah yaitu:
a. Pajak daerah Undang-Undang No 28 Tahun 2009 menyebutkan pajak daerah
adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-
Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat. Dalam undang-undang tersebut yang termasuk dalam pajak daerah yaitu
:
1 Pajak Hotel 2 Pajak Restoran dan Rumah Makan
3 Pajak Hiburan 4 Pajak Reklame
5 Pajak Penerangan Jalan 6 Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C
7 Pajak Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan
18
b. Retribusi daerah Menurut Undang-Undang No 28 Tahun 2009 tentang pajak
daerah dan retribusi daerah menyatakan retribusi daerah adalah pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin
tertentu yang khusus disediakan danatau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau Badan. Menurut
Undang-Uundang No 28 tersebut retribusi daerah terdiri dari: 1
Retribusi jasa umum adalah pelayanan yang disediakan atau diberikan Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan
kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.
2 Retribusi jasa usaha adalah pelayanan yang disediakan oleh Pemerintah Daerah dengan menganut prinsip komersial.
3 Retribusi perizinan tertentu adalah kegiatan tertentu Pemerintah Daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau
badan yang dimaksud untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang,
penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan
menjaga kelestarian lingkungan.
19
c. Hasil perusahaan milik Daerah dan hasil pengelolaan kekayaan
Daerah lainnya yang dipisahkan Perusahaan daerah adalah suatu badan usaha yang dibentuk oleh
daerah untuk mengembangkan perekonomian daerahnya untuk menambah penerimaan daerah Ermaya:1998:86 dalam Susanto
2005
Yang dimaksud hasil perusahaan daerah adalah bagian keuntungan atau laba bersih perusahaan daerah yang berupa
pembangunan daerah dan bagian untuk anggaran belanja daerah yang disetor ke kas daerah, baik bagi perusahaan daerah yang modalnya
untuk seluruhnya terdiri dari kekayaan daerah yang dipisahkan maupun bagi perusahaan daerah yang modalnya sebagian terdiri dari
kekayaan daerah yang dipisahkan. Jenis penerimaan yang termasuk hasil pengelolaan kekayaan daerah lainnya yang dipisahkan, antara
lain bagian laba, deviden, dan penjualan saham milik daerah Strategi Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah:2010.
Barang daerah atau semua aset-aset yang dimiliki oleh suatu daerah, merupakan hal yang sangat perlu diperhatikan selain
fungsinya untuk pendapatan daerah, aset daerah juga perlu dikelola dengan baik dan penuh tanggung jawab karena dapat digunakan
sebagai sumber pembiayaan dan pendapatan bagi pembangunan daerah
.
Maka dari itu adanya peraturan atau kebijakan dari Pemerintah Daerah tersebut untuk dapat melakukan penilaian serta
pengelolaan aset daerah dengan baik, yang sudah tentu hasilnya dapat digunakan untuk mengoptimalkan suatu daerah.
20
d. Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah adalah hasil daerah
yang diperoleh dari usaha di luar kegiatan dan pelaksanaanya tugas daerah. Undang-undang No 25 Tahun 1999 menyebutkan lain-lain
pendapatan yang sah yaitu: 1 Hibah
2 Hasil Penjualan Aset Daerah yang Tidak Dipisahkan 3 Penerimaan Ganti Rugi atas Kekayaan Daerah
4 Penerimaan Jasa Giro 5 Rupa-rupa Pendapatan pengalihan dari pos ukuran kas dan
perhitungan. 2. Dana Perimbangan
Dana perimbangan adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah untuk mendanai kebutuhan
daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi dan bertujuan untuk mengurangi kesenjangan fiskal antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah serta antar-Pemerintah Daerah Saiful:2009:4. Terdiri dari: a. Dana Bagi Hasil
Dana bagi hasil ada yang bersumber dari pajak yaitu: 1 Pajak Bumi dan Bangunan
90: 16,2 provinsi; 64,8 kabupatenkota; 9 biaya pembangunan
21
100: 65 dibagi merata keseluruh kabupatenkota; 35 dibagikan sebagai insentif kepada daerah kabupaten dan kota
2 BPHTB 80: 16 provinsi; 64 kabupatenkota
20: dibagikan merata keseluruh kabupatenkota 3 PPh pasal 25, 29, dan 21 wajib pajak orang pribadi dalam negeri
40: provinsi
60: kabupatenkota b. Dana Alokasi Umum DAU
DAU bertujuan untuk pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan
desentralisasi. Prinsip-prinsip DAU: 1 Jumlah keseluruhan DAU ditetapkan sekurang-kurangnya 26
dari Pendapatan Dalam Negeri Neto yang ditetapkan dalam APBN 2 DAU untuk suatu daerah dialokasikan atas dasar celah fiskal
kebutuhan fiskal dikurangi dengan kapasitas fiskal daerah dan alokasi dasar dihitung berdasarkan jumlah gaji pegawai negeri
sipil daerah c. Dana Alokasi Khusus DAK
DAK bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertntu dengan tujuan untuk membantu mendanai
kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional
22
3. Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah. Menurut Saiful Rahman 2009:3 Pemerintah Daerah dapat
melakukan pinjaman yang berasal dari penerusan pinjaman hutang luar negeri dari Menteri Keuangan atas nama Pemerintah pusat setelah
memperoleh pertimbangan Menteri Dalam Negeri. Pemerintah daerah dapat melakukan penyertaan modal pada suatu Badan Usaha Milik
Pemerintah danatau milik swasta. Pemerintah daerah dapat memiliki BUMD yang pembentukan, penggabungan, pelepasan kepemilikan,
danatau pembubarannya ditetapkan dengan peraturan daerah yang berpedoman pada peraturan perundang-undangan.
Semua penerimaan dan pengeluaran pemerintahan daerah dianggarkan dalam APBD dan dilakukan melalui rekening kas daerah
yang dikelola oleh Bendahara Umum Daerah. Penyusunan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pengawasan dan pertanggungjawaban keuangan
daerah diatur lebih lanjut dengan peraturan daerah yang berpedoman pada Peraturan Pemerintah.
D. Pendapatan Asli Daerah PAD