E. Infrastruktur Daerah
BAPPENAS menyebutkan Infrastruktur pembangunan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional dan roda penggerak pertumbuhan
ekonomi. Infrastruktur juga mempunyai peran yang penting dalam memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa serta diyakini sebagai pemicu
pembangunan suatu kawasan. Jaringan transportasi dan telekomunikasi dari Sabang sampai Merauke merupakan salah satu perekat utama Negara
Kesatuan Republik Indonesia dan tulang punggung distribusi barang, maupun jasa, serta merupakan aspek penting dalam peningkatan produktivitas sektor
produksi. Ketersediaan sarana perumahan dan permukiman, seperti layanan air
minum dan sanitasi secara luas dan merata serta pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan, turut menentukan tingkat kesejahteraan masyarakat.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk menyediakan fasilitas dan layanan infrastruktur yang berkualitas, baik dalam bentuk pengaturan
dengan kerangka regulasi maupun rehabilitasi dan peningkatan kapasitas dan fasilitas infrastruktur yang rusak, serta pembangunan baru melalui kerangka
investasi dan pelayanan umum. Namun, ketersediaan infrastruktur masih tetap belum memadai yang ditunjukkan dengan banyaknya kecelakaan di
sektor transportasi, terjadinya krisis listrik, serta lamanya pemulihan infrastruktur akibat bencana gempa, tanah longsor, banjir, dan semburan
lumpur yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir ini. Ketimpangan akibat terbatasnya kemampuan pembiayaan pemerintah, tingginya kebutuhan
33
masyarakat akan infrastruktur, dan adanya potensi pengikutsertaan investasi swasta dalam pembangunan infrastruktur mendorong pemerintah untuk
melakukan reformasi dalam mempercepat pembangunan infrastruktur. “ Dukungan layanan infrastruktur yang baik akan mendorong
pertumbuhan investasi dan kemudahan mobiltas barang dan jasa”, demikian yang dikatakan Menteri Pekerjaan Umum PU, Djoko Kirmanto dalam
sambutannya pada orientasi wartawan tahun 2008. Beliau menambahkan bahwa dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan infrastruktur tersebut maka
perlu ditetapkan prioritas-prioritas pembangunan, antara lain adalah penanggulangan kemiskinan, peningkatan kesempatan kerja, revitalisasi
pertanian dan pedesaan, mitigasi dan penanggulangan bencana, serta pengurangan kesenjangan.
Berbagai program pembangunan pada berbagai bidang telah dilakukan, tetapi masih banyak daerah yang tertinggal dalam berbagai aspek.
Salah satu yang menyebabkan ketertinggalan tersebut adalah minimnya akses warga desa terhadap berbagai sarana penunjang kehidupan. Infrastruktur yang
mendukung aktivitas ekonomi serta infrastruktur lainnya sangat terbatas bahkan dalam banyak kasus tidak tersedia. Kondisi ini yang menyebabkan
umumnya pertumbuhan ekonomi di daearah tertinggal sangat rendah bahkan mengalami stagnasi. Daerah tertinggal dimaknai sebagai daerah kabupaten
yang masyarakat serta wilayahnya relatif kurang berkembang dibandingkan daerah lain dalam skala nasional yang penentuannya menggunakan enam
kriteria dasar yang diolah dengan menggunakan data Potensi Desa PODES
34
2003 dan Survei Sosial Ekonomi Nasional SUSENAS 2002 dan data Keuangan Kabupaten 2004 dari Departemen Keuangan:
1. Perekonomian masyarakat 2. Sumber daya manusia
3. Prasarana infrastruktur 4. Kemampuan keuangan daerah
5. Aksesibilitas 6. Karakteristik khusus daerah bencana alam, konflik, dan perbatasan
negara. Dalam website bataviase.co.id dengan judul Benahi Infrastruktur
Daerah Tertinggal tahun 2009 mengatakan bahwa ada beberapa indikator daerah tertinggal. Pertama, pertumbuhan ekonomi dengan acuan
penghasilannya belum layak. Kedua, infrastruktur dasar meliputi, jalan, irigasi, dan listrik. Ketiga, kualitas SDM terdiri dari tingkat pendidikan dan
kesehatan masyarakat yang masih di bawah standar rata-rata. Selain ttu, daya beli masyarakat terhadap pasar masih rendah. Kalau masih banyak
pengangguran, sekolah sedikit, dan prasarana pendukung lainnya masih kurang, maka daerah atau desa tersebut masih digolongkan daerah tertinggal.
Pada Kabupaten Pemalang, peningkatan daerah dilakukan semata- mata untuk membuat kabupaten itu sendiri dapat bersaing dengan daerah lain
sehingga dengan begitu Pemalang menjadi daerah yang memiliki perkembangan yang sangat baik, hal ini dapat dijangkau salah satunya dengan
cara yaitu perbaikan dalam sektor infrastruktur daerah agar jauh dari prinsip
35
daerah tertinggal. Kabupaten Pemalang selama beberapa tahun ini telah merubah banyak daerahnya, berusaha agar daerahnya dapat bersaing dengan
daerah lainnya yang telah maju. Salah satu usaha yang dapat terlihat yaitu Kabupaten Pemalang banyak mengubah infrastruktur daerahnya terutama
jalan raya dan penerangan jalan, selain itu untuk dapat meningkatkan pendapatan daerahnya, Kabupaten Pemalang meningkatkan kualitas di obyek
wisata sebagai daya tarik baik turis lokal maupun turis mancanegara. Dalam rancangan APBD dapat dirinci dengan sistematis seberapa besar Kabupaten
Pemalang melakukan perbaikan dalam segi infrastruktur pada dinas berikut: 1. Dinas Pendidikan
a. Pembangunan sekolah untuk usia dini b. Pembangunan laboratorium dan ruang pratikum SMP
c. Pembangunan perpustakaan sekolah dasar d. Penambahan ruang kelas baru SMPMTs
e. Pembangunan gedung sekolah menengah f. Penambahan ruang kelas menengah
g. Pembangunan Lab. dan ruang pratikum untuk sekolah menengah h. Pembangunan perpustakaan sekolah menengah
2. Dinas Kesehatan a. Pembangunan puskesmas
b. Pengadaan sarana dan prasarana posyandu c. Program untuk peningkatan sarana dan prasarana RSUD
36
3. Dinas Pekerjaan Umum a. Pembangunan jalan dan jembatan
b. Pembangunan saluran drainase c. Pembangunanpeningkatan infrastruktur
d. Pembangunan infrastruktur desa e. Pembangunan jaringan air bersihair minum
f. Pembangunan sumur-sumur air tanah g. Perbaikan perumahan karena bencana alam
h. Pembangunan sarana dan prasarana rumah sederhana sehat i. Pembangunan embung dan penampungan air lainnya
4. Dinas Perhubungan a. Pembangunan gedung terminal
b. Pengembangan jaringan komunikasi dan informasi c. Pembangunan parkir dan rest area
d. Pembangunan tempat pembuangan benda padatcair yang menimbulkan polusi
F. Pembangunan Daerah