BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pemerintahan Daerah
Dalam Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah, menyatakan bahwa pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan
urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam
sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945. Pemerintahan dalam suatu daerah terbagi
menjadi: 1. Pemerintahan Daerah Provinsi terdiri atas Pemerintah Daerah Provinsi
dan DPRD Provinsi. 2. Pemerintahan Daerah KabupatenKota terdiri atas Pemerintah Daerah
KabupatenKota dan DPRD KabupatenKota Pembentukan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan daerah kota ditetapkan
dengan undang-undang. Pembentukan daerah dapat pula berupa penggabungan dari beberapa daerah atau bagian daerah yang mengalami
pemekaran menjadi dua daerah atau lebih. Daerah dapat dihapus dan digabung dengan daerah lain apabila daerah yang bersangkutan tidak mampu
8
menyelenggarakan otonomi daerah. Penghapusan dan penggabungan daerah beserta akibatnya ditetapkan dengan undang-undang.
Untuk menyelenggarakan fungsi pemerintahan tertentu yang bersifat khusus bagi kepentingan nasional, Pemerintah dapat menetapkan kawasan khusus
dalam wilayah provinsi danatau kabupatenkota. 1. Urusan Pemerintahan Daerah
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang pembagian urusan pemerintahan antara pemerintah,
pemerintahan daerah provinsi, dan pemerintahan daerah kabupatenkota, penyelenggaraan urusan pemerintahan dibagi berdasarkan kriteria
eksternalitas, akuntabilitas, dan efisiensi dengan memperhatikan keserasian hubungan antar susunan pemerintahan. Urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah, yang diselenggarakan berdasarkan urusan wajib dan urusan pilihan.
Urusan wajib adalah urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh pemerintahan daerah provinsi dan pemerintahan
daerah kabupatenkota, berkaitan dengan pelayanan dasar. Sedangkan urusan pilihan adalah urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan
berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan, dan potensi unggulan daerah yang bersangkutan.
9
Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah, pemerintahan daerah diberi kewenangan untuk
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya berdasarkan asas otonomi. Pemerintahan daerah dalam menyelenggarakan urusan
pemerintahan memiliki hubungan dengan pemerintah pusat dan dengan pemerintahan daerah lainnya, h
ubungan tersebut dapat meliputi hubungan kewewenangan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, hubungan
keuangan yang mencakup pendapatan daerah yang termasuk pula dalam pendapatan dari pemerintah pusat, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya
alam, dan sumber daya lainnya, dan hubungan tersebut harus dilaksanakan secara adil dan selaras.
2. Penyelenggaraan Pemerintahan Penyelenggara pemerintahan dalam Peratuan Pemerintah No 38
Tahun 2007 adalah Presiden dibantu oleh wakil presiden, dan oleh menteri negara. Penyelenggara pemerintahan daerah adalah pemerintah daerah dan
DPRD. Untuk pemerintahan daerah provinsi yang terdiri atas pemerintah daerah provinsi dan DPRD provinsi, untuk pemerintahan daerah kabupaten
atau daerah kota yang terdiri atas pemerintah daerah kabupatenkota dan DPRD kabupatenkota. Dalam menyelenggarakan pemerintahan,
pemerintah pusat menggunakan asas desentralisasi, tugas pembantuan, dan dekonsentrasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan, sedangkan
dalam menyelenggarakan pemerintahan daerah, pemerintahan daerah menggunakan asas otonomi dan tugas pembantuan.
10
Dalam menyelenggarakan otonomi, daerah mempunyai hak dan kewajiban dimana otoritas tersebut digunakan untuk mengembangkan
daerahnya menuju daerah yang berkembang. Hak dan kewajiban tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk rencana kerja pemerintahan daerah dan
dijabarkan dalam bentuk pendapatan, belanja, dan pembiayaan daerah yang dikelola dalam sistem pengelolaan keuangan daerah. Pengelolaan
keuangan daerah dimaksud harus dilakukan secara efisien, efektif, transparan, akuntabel, tertib, adil, patut, dan taat pada peraturan
perundang-undangan. 3. Perangkat Daerah
Dalam Peraturan Pemerintah No 38 Tahun 2007 dasar utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuk suatu organisasi adalah
adanya urusan pemerintahan yang perlu ditangani, namun tidak berarti bahwa setiap penanganan urusan pemerintahan harus dibentuk ke dalam
organisasi tersendiri. Besaran organisasi perangkat daerah sekurang- kurangnya mempertimbangkan faktor kemampuan keuangan, kebutuhan
daerah, cakupan tugas yang meliputi sasaran tugas yang harus diwujudkan, jenis dan banyaknya tugas, luas wilayah kerja dan kondisi geografis,
jumlah dan kepadatan penduduk, potensi daerah yang bertalian dengan urusan yang akan ditangani, sarana dan prasarana penunjang tugas. Oleh
karena itu kebutuhan akan organisasi perangkat daerah bagi masing- masing daerah tidak senantiasa sama atau seragam. Perangkat daerah
provinsi dan kabupatenkota terdiri atas sekretariat daerah, sekretariat
11
DPRD, dinas daerah, dan lembaga teknis daerah, khusus untuk kabupatenkota ditambah kecamatan, dan kelurahan. Susunan organisasi
perangkat daerah ditetapkan dalam Peraturan daerah dengan memperhatikan faktor-faktor tertentu dan berpedoman pada Peraturan
Pemerintah.
B. Otonomi Daerah