Pendapatan Asli Daerah PAD

3. Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah. Menurut Saiful Rahman 2009:3 Pemerintah Daerah dapat melakukan pinjaman yang berasal dari penerusan pinjaman hutang luar negeri dari Menteri Keuangan atas nama Pemerintah pusat setelah memperoleh pertimbangan Menteri Dalam Negeri. Pemerintah daerah dapat melakukan penyertaan modal pada suatu Badan Usaha Milik Pemerintah danatau milik swasta. Pemerintah daerah dapat memiliki BUMD yang pembentukan, penggabungan, pelepasan kepemilikan, danatau pembubarannya ditetapkan dengan peraturan daerah yang berpedoman pada peraturan perundang-undangan. Semua penerimaan dan pengeluaran pemerintahan daerah dianggarkan dalam APBD dan dilakukan melalui rekening kas daerah yang dikelola oleh Bendahara Umum Daerah. Penyusunan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pengawasan dan pertanggungjawaban keuangan daerah diatur lebih lanjut dengan peraturan daerah yang berpedoman pada Peraturan Pemerintah.

D. Pendapatan Asli Daerah PAD

Pendapatan asli daerah adalah penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan daerah yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku Elita:2002:2. Peranan pendapatan asli daerah menjadi lebih penting lagi karena Pemerintah Daerah diharapkan dapat mengelola rumah tangganya sendiri dengan bertumpu kepada penerimaan yang berasal dari daerahnya 23 sendiri. Jadi dapat disimpulkan pendapatan asli daerah merupakan suatu penerimaan daerah yang berasal dari sumber-sumber di wilayahnya sendiri berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sebagai salah satu pendapatan daerah dalam kaitan pelaksanaan otonomi daerah, pendapatan asli daerah harus betul-betul dominan dan mampu memikul beban kerja yang diperlukan hingga pelaksanaan otonomi daerah tidak dibiayai dari subsidi atau dari sumbangan pihak ketiga atau pinjaman daerah. Jenis Pendapatan asli daerah terdiri dari 4, yaitu : 1. Pajak Daerah Dengan adanya perubahannya Undang-Undang pajak yang baru sehingga pengertian pajak menurut KUP adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Jadi dapat disimpulkan bahwa pajak merupakan kontribusi dari masyarakat yang harus dipaksakan sehingga nantinya kontribusi dari masyarakat tersebut dapat digunakan untuk membiayai pengeluaran umum atau dapat digunakan untuk pembangunan baik di Negara maupun pembangunan di daerah. Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara, khususnya di dalam pelaksanaan pembangunan karena pajak merupakan sumber pendapatan negara untuk membiayai semua pengeluaran termasuk pengeluaran pembangunan. 24 Ditinjau dari segi Lembaga Pemungut Pajak dapat di bagi menjadi dua jenis yaitu pajak negara yang terdiri dari Pajak Penghasilan PPh , Pajak Pertambahan Nilai PPN , Pajak Penjualan Barang Mewah PPnBM , Pajak Bumi dan Bangunan PBB , Pajak Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan BPHTB , Pajak Bea Masuk dan Cukai Sedangkan pajak daerah adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Dalam Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dalam pasal 1 menerangkan pajak daerah terdiri dari: a. Pajak Hotel Pajak hotel adalah pajak yang dikenakan atas pelayanan hotel. Hotel merupakan bangunan yang khusus disediakan bagi seseorang untuk dapat menginap atau beristirahat dengan memperoleh pelayanan dan fasilitas lainnya dengan pungutan biaya, termasuk bangunan yang dikelola dan dimiliki oleh pihak yang sama kecuali untuk pertokoan dan perkantoran. b. Pajak Restoran dan Rumah Makan Pajak restoran dan rumah makan adalah pajak yang dikenakan atas pelayanan di restoran danatau rumah makan. Restoran atau 25 rumah makan merupakan tempat dimana seseorang dapat menyantap hidangan berupa makanan dan minuman dengan pungutan biaya. c. Pajak Hiburan Pajak hiburan adalah pajak yang dikenakan atas penyelenggaraan hiburan. Hiburan merupakan semua jenis permainan, permainan ketangkasan, danatau keramaian dengan nama dan bentuk apapun, yang ditonton atau dinikmati oleh setiap orang dengan dipungut bayaran, tidak termasuk penggunaan fasilitas untuk berolahraga. d. Pajak Reklame Pajak rekalme adalah pajak yang dikenakan atas penyelenggaraan rekame. Reklame merupakan benda, alat, perbuatan atau media yang menurut bentuk dan corak ragamnya utuk komersial, dipergunakan untuk memperkenalkan, menganjurkan atau memujikan sesuatu barang, jasa atau orang yang ditempatkan atau yang dapat dilihat, dibaca, danatau didengar dari suatu tempat oleh umum, kecuali yang dilakukan pemerintah. e. Pajak Penerangan Jalan Pajak penerangan jalan adalah pajak yang dikenakan atas penggunaan tenaga lstrik dengan ketentuan bahwa di wilyah daerah tersebut tersedia penerangan jalan yang rekeningnya dibayar oleh pemerintah daerah. Penerangan jalan merupakan penggunaan tenaga listrik untuk menerangi jalan umum yang rekeningnya dibayarkan oleh pemerintah daerah dalam hal tenaga listrik disediakan oleh PLN, 26 maka pungutan pajak penerangan jalan dilakukan oleh PLN. Ketentuan lebih lanjut mengenai pemungutan pajak penerangan jalan tersebut diatur dengan keputusan Menteri Dalam Negeri mempertimbangkan Menteri Keuangan. f. Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C Pajak pengambilan bahan golongan C adalah pajak yang dipungut atas kegiatan pengambilan bahan galian golongan C sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bahan galian golongan C terdiri dari asbes, batu tulis, batu setengah permata, batu kapur, batu apung, batu permata, bentonil, dolomit, feldspar, garam batu halite, grafi, granitandesif, hips, klasit, kaolin, leusit, magnesit, mika, marmer, nitrat, opsidien, oker, pasir dan kerikil, pasir kuarsa, perlit, pospat ph, palk, tanah serap fiuler earth, tanah biatomek, tanah liat, tawas akum, teras, yarosif, zeolit, basal, dan trakkit. g. Pajak Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan Pajak pemanfaatan air bawah tanah dan air permukaan adalah pajak yang dikenakan terhadap pengambilan dan pemanfaatan sir, baik air bawah tanah maupun air permukaan untuk dipergunakan bagi orang pribadi atau badan, kecuali untuk keperluan dasar rumah tangga dan pertanian masyarakat. Air bawah tanah merupakan air yang berada diperut bumi, termasuk mata air yang muncul secara alamiah diatas permukaan tanah. Air permukaan merupakan air yang berada diatas permukaan bumi, tidak termasuk air laut. 27 Pemerintah mengeluarkan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang pelaksanaan pemungutan jenis-jenis pajak tertentu oleh masing-masing daerah, yang dengan peraturan perundang-undangan tersebut pemerintah daerah mempunyai kewewenangan dan keleluasaan untuk mengelola sumber-sumber penerimaan pajak di daerah, upaya peningkatan pajak dilakukan di dalam kerangka perbaikan sistem perpajakan secara keseluruhan. Beberapa upaya yang bisa dilakukan menurut Sitompul 1996:278 dalam Susanto 2005 antara lain: a. Menghapus pajak daerah yang tidak memuaskan b. Memperbaiki kinerja pajak daerah yang ada c. Meningkatkan wewenang pemerintah daerah d. Meningkatkan administrasi pajak daerah e. Meningkatkan pajak daerah yang baru konvensional f. Meningkatkan pajak daerah yang baru non konvensional Sementara itu menurut Bachrul Elmi 2002:46 upaya yang dapat dilakukan guna meningkatkan penerimaan dari pos pajak daerah antara lain: a. Upaya meningkatkan penerimaan pajak melalui intensifikasi dan ekstensifikasi terhadap jenis-jenis pajak tertentu, antara lain dengan memberi emudahan lapangan usaha baru b. Peranan aprasial Avluation terhadap aset-aset daerah c. Fungsi cara mengalokasikan penerimaan pajak untuk membiayai kegiatan yang produktif. 28 2. Retribusi Daerah Menurut Undang-undang N0 28 Tahun 2009 mengenai pajak daerah dan retribusi menjelaskan bahwa retribusi daerah adalah pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan danatau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan. Retribusi daerah juga berfungsi sebagai pembayaran atas pemakaian jasa baik secara langsung maupun tidak langsung. Disebutkan dalam undang-undang tersebut retribusi dapat dikelompokan lagi kedalam beberapa bagian, yaitu: a. Retribusi Jasa Umum Retribusi jasa umum adalah pelayanan yang disediakan atau diberikan Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan. Jenis-jenis retribusi umum seperti yang diatur dalam Peraturan Pemerintah No 66 Tahun 2001 antara lain : 1 Retribusi pelayanan kesehatan 2 Retribusi pelayanan persampahan atau kesehatan 3 Retribusi penggantian biaya cetak kartu tanda penduduk dan akte catatan sipil 4 Retribusi pelayanan pemakaman dan pengabuan mayat 5 Retribusi parkir di tepi jalan umum 6 Retribusi pelayanan pasar 7 Retribusi pengujian kendaraan bermotor 29 8 Retribusi penggantian biaya cetak peta 9 Retribusi pengujian kapal perikanan. b. Retribusi Jasa Usaha Retribusi jasa usaha adalah pelayanan yang disediakan oleh Pemerintah Daerah dengan menganut prinsip komersial. Subyek Retribusi Jasa Usaha adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan atau menikmati pelayanan jasa usaha yang bersangkutan. Jenis-jenis retribusi jasa usaha yang diatur dalam Peratran Pemerintah No 662001 antara lain : 1 Retribusi pemakaian kekayaan daerah 2 Retribusi pasar grosir dan atau pertokoan 3 Retribusi tempat pelelangan 4 Retribusi terminal 5 Retribusi tempat khusus parkir 6 Retribusi tempat penginapan atau pesanggarahan atau vila 7 Retribusi penyedotan kakus 8 Retribusi pelayanan pelabuhan kapal 9 Retribusi tempat rekreasi dan olah raga 10 Retribusi penyebrangan di atas air 11 Retribusi pengolahan limbah cair 12 Retribusi penjualan produksi usaha daerah. 30 c. Retribusi Perizinan Tertentu Retribusi perizinan tertentu adalah kegiatan tertentu Pemerintah Daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan yang dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasanatas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana, dan fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan. Jenis-jenis retribusi perizinan tertentu yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 antara lain : 1 Retribusi izin mendirikan bangunan 2 Retribusi izin tempat penjualan minuman beralkohol 3 Retribusi izin gangguan 4 Retribusi izin trayek. 3. Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Ermaya 1998:86 dalam Susanto 2005, menerangkan adapun ciri pokok perusahaan daerah adalah adanya kesatuan produksi regional di masyarakat luas termasuk memberi jasa, menyelenggarakan pemanfaatan umum dan memupuk pendapatan. Jenis usaha yang dikelola pemerintah daerah sangat beraneka ragam, hal ini tergantung pada kebutuhan dan kemampuan masing-masing daerah. Hasil Pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan adalah rangkaian kegiatan dan tindakan yang meliputi perencanaan penentuan 31 kebutuhan, penganggaran, pengadaaan, penyimpanan, penyaluran inventarisasi, pengendalian, pemeliharaan, pengamanan, pemanfaatan dan perubahan status hukum serta penata usahaannya. Barang daerah yang dipisahkan adalah barang milik daerah baik barang bergerak maupun tidak bergerak yang dikelola oleh Perusahaan atau Badan Usaha Milik Daerah. Jenis dari hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan yaitu: a. Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik daerahBUMD b. Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik pemerintahBUMN 4. Pos Lain-Lain Pendapatan Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah adalah hasil daerah yang diperoleh dari usaha di luar kegiatan dan pelaksanaanya tugas daerah. Undang-undang No 25 Tahun 1999 menyebutkan lain-lain pendapatan yang sah yaitu: a. Hibah b. Hasil Penjualan Aset Daerah yang Tidak Dipisahkan c. Penerimaan Ganti Rugi atas Kekayaan Daerah d. Penerimaan Jasa Giro e. Rupa-rupa Pendapatan pengalihan dari pos ukuran kas dan perhitungan. 32

E. Infrastruktur Daerah