Dari penelitian yang dilakukan Hafiz et al di Nishtar Hospital Multan Pakistan mengemukakan bahwa mioma uteri terjadi pada 74 pasien dengan
paritas 1-5 multipara dan 13 pasien dengan paritas 0 nulipara, dengan kata lain sebagian besar mioma uteri terjadi pada pasien dengan multipara Hafiz, et al,
2003. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Emirlia, S 2011 di RSUP H. Adam Malik Medan yang menunjukkan bahwa adanya hubungan
paritas dengan kejadian mioma uteri. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Lestati, M.O 2009 di RS Santa Elisabeth Medan bahwa proporsi
tertinggi penderita mioma uteri berdasarkan paritas adalah kelompok multipara yaitu 46,1.
5.4 Karakteristik Penderita Mioma Uteri Berdasarkan Kehamilan
Proporsi penderita mioma uteri yang dirawat inap berdasarkan kehamiln di Rumah Sakit Tentara Tk-IV 01.07.01 Pematangsiantar tahun 2014 dapat dilihat
pada gambar di bawah ini :
1.2
98.8 Hamil
Tidak Hamil
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.8 Diagram Pie Distribusi Proporsi Kehamilan Penderita Mioma Uteri Rawat Inap di Rumah Sakit Tentara Tk-IV 01.07.01
Pematangsiantar Tahun 2014 Berdasarkan Gambar 5.8 dapat dilihat bahwa proporsi penderita mioma
uteri yang tidak hamil adalah 98,8, sedangkan yang hamil hanya 1,2. Seperti yang telah dijelaskan dalam teori mioma uteri mempengaruhi kehamilan, dan
kehamilan mempengaruhi pertumbuhan mioma uteri. Angka kejadian mioma uteri bervariasi, dari hasil penelitian yang pernah dilakukan ditemukan sebesar 0,3 -
0,7 selama kehamilan. Kehamilan dapat mempengaruhi mioma uteri karena tingginya kadar estrogen dalam kehamilan dan bertambahnya vaskularisasi ke
uterus. Kedua keadaan ini kemungkinan mempercepat pembesaran mioma uteri Manuaba,2009. Hanya 1 penderita mioma uteri yang dalam keadaan hamil,
selebihnya tidak hamil. Pada penelitian ini tidak dijelaskan secara khusus apakah mioma uteri mengganggu perkembangan janin dan menyebabkan kelainan-
kelainan terhadap perkembangan janin. Hanya saja menjelaskan bahwa hampir keseluruhan dari penderita mioma uteri yang berobat di Rumah Sakit Tentara Tk-
IV Pematangsiantar tidak dalam keadaan hamil.
5.5 Karakteristik Penderita Mioma Uteri Berdasarkan Kadar
Hemoglobin
Proporsi penderita mioma uteri yang dirawat inap berdasarkan kadar hemoglobin di Rumah Sakit Tentara Tk-IV 01.07.01 01.07.01 Pematangsiantar
tahun 2014 dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.9 Diagram Pie Distribusi Proporsi Kadar Hemoglobin Penderita Mioma Uteri Rawat Inap di Rumah Sakit Tentara Tk-IV
01.07.01 Pematangsiantar Tahun 2014 Berdasarkan Gambar 5.9 dapat dilihat bahwa penderita mioma uteri
dengan kadar hemoglobin 12gr atau anemia adalah 53,7. Dan yang tidak mengalami anemia normal adalah 46,3.
Hal ini sejalan dengan penelitian Shukri, M 2009 di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan yang mendapatkan bahwa penderita mioma uteri yang
mengalami anemia sebanyak 61,6. Begitu juga dengan penelitian Kurniasari T. 2010 di RSUD Dr. Moewardi Surakarta yang menemukan penderita mioma uteri
yang mengalami anemia dengan kadar hemoglobin 12gr sebanyak 74,56. Penurunan kadar hemoglobin ini disebabkan oleh perdarahan aabnormal
yang sering dikeluhkan oleh penderita. Hal ini disebabkan karena pada penderita mengalami perdarahan yang banyak. Permukaan endometrium yang menjadi lebih
luas akibat pertumbuhan mioma, maka lebih banyak dinding endometrium yang
53.7 46.3
12 gr ≥ – 15 gr
Universitas Sumatera Utara
terkikis ketika menstruasi sehingga menyebabkan perdarahan yang banyak yang dapat mengakibatkan terjadinya anemia. Perdarahan abnormal yang hebat
merupakan salah satu penyebab umum kekurangan zat besi dalam tubuh yang dapat menyebabkan anemia defisiensi besi.
5.6 Karakteristik Penderita Mioma Uteri Berdasarkan Jenis Mioma Uteri