berkembang setelah kehamilan dan mengalami regresi setelah menopause. Pemberian agonis GnRH dalam waktu lama sehingga terjadi
hipoestrogenik dapat mengurangi ukuran mioma. Efek estrogen pada pertumbuhan mioma mungkin berhubungan dengan respon mediasi oleh
estrogen terhadap reseptor dan faktor pertumbuhan lain. Terdapat bukti peningkatan produksi reseptor progesteron, faktor pertumbuhan epidermal
dan insulin-like growth factor yang distimulasi oleh estrogen. Anderson dkk, telah mendemonstrasikan munculnya gen yang distimulasi oleh
estrogen lebih banyak pada mioma daripada miometrium normal dan mungkin penting pada perkembangan mioma. Namun bukti-bukti masih
kurang meyakinkan karena tumor ini tidak mengalami regresi yang bermakna setelah menopause sebagaimana yang disangka. Lebih daripada
itu tumor ini kadang-kadang berkembang setelah menopause bahkan setelah ooforektomi bilateral pada usia dini Prawirohardjo, 2008.
2.2.7 Infertilitas dan Abortus
Infertilitas dapat terjadi apabila sarang mioma menutup atau menekan pars interstisialis tuba, sedangkan mioma submukosum juga memudahkan terjadinya
abortus oleh karena distorsi rongga uterus Parker, 2007.
2.2.8 Mioma Uteri dan Kehamilan
Mioma uteri
dapat menyebabkan
gangguan pertumbuhan
dan perkembangan kehamilan. Kehamilan dengan disertai mioma uteri menimbulkaan
proses saling mempengaruhi Pradhan, 2006
Universitas Sumatera Utara
a. Pengaruh mioma pada kehamilan dan persalinan Mioma uteri dapat menyebabkan hal-hal di bawah ini :
a Infertilitas terutama pada mioma uteri submukosum b Kemungkinan abortus
c Kelainan letak janin dalam rahim, terutama pada mioma yang besar dan letak submerosum
d Menghalangi lahirnya bayi, mioma yang terletak pada serviks e Inersia uteri dan atonia uteri, terutama pada mioma yang letaknya di
dalam dinding rahim atau apabila terdapat banyak mioma f Mempersulit lepasnya plasenta , terutama pada mioma yang submukosum
dan intramural b. Pengaruh kehamilan dan persalinan terhadap mioma uteri
Kehamilan dan persalinan dapat mempengaruhi mioma uteri, yaitu a Tumor tumbuh lebih cepat dalam kehamilan akhibat hipermetrofi dan
edema, terutama dalam bulan-bulan pertama, mungkin karena pengaruh hormonal. Setelah kehamilan 4 bulan, tumor tidak bertambah besar lagi
b Tumor menjadi lebih lunak dalam kehamilan, dapat berubah bentuk, dan mudah terjadi gangguan sirkulasi di dalamnya, sehingga terjadi
pendarahan dan nekrosis, terutama di tengah-tengah tumor. Tumor tampak merah degenerasi merah atau tampak seperti daging degenerasi
karnosa. Perubahan ini menyebabkan rasa nyeri di perut yang disertai gejala-gejala rangsangan peritoneum dan gejala-gejala peradangan,
Universitas Sumatera Utara
walaupun dalam hal ini peradangan bersifat steril. Lebih sering lagi komplikasi ini terjadi dalam masa nifas karena sirkulasi dalam tumor
mengurang akhibat perubahan-perubahan sirkulasi yang dialami perempuan setelah bayi lahir.
c Mioma uteri subserosum yang bertangkai dapat mengalami putaran tangkai akhibat desakan uterus yang makin lama makin besar. Torsi
menyebabkan gangguan sirkulasi dan nekrosis yng menimbulkan gambaran klinik nyeri perut mendadak Prawirohardjo, 2008.
2.2.9 Komplikasi Mioma Uteri