perkawinan belum kawin berada pada kelompok umur 46-50 tahun yaitu umur 46 dan 44 tahun.
Hal ini sejalan dengan penelitian Purba, L. 2006 di RSUP H. Adam Malik Medan bahwa status perkawinan tertinggi adalah kawin dengan proporsi
91.
5.2 Karakteristik Penderita Mioma Uteri Berdasarkan Keluhan Utama
Proporsi penderita mioma uteri yang dirawat inap berdasarkan keluhan utama di Rumah Sakit Tentara Tk-IV 01.07.01 Pematangsiantar tahun 2014 dapat
dilihat pada gambar di bawah ini :
Gambar 5.6 Diagram Pie Distribusi Proporsi Keluhan Utama Penderita Mioma Uteri Rawat Inap di Rumah Sakit Tentara Tk-IV
01.07.01 Pematangsiantar Tahun 2014 Berdasarkan Gambar 5.6 dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi keluhan
utama penderita mioma uteri adalah perdarahan abnormal yaitu 48,8 dan
48.8
26.8 24.4
Perdarahan abnormal Nyeri perut bagian bawah
Ada massa di perut bagian bawah
Universitas Sumatera Utara
terendah adalah adanya massa di perut bagian bawah yaitu 24,4. Pada penelitian ini dikatakan perdarahan abnormal adalah penderita mioma uteri yang
mengalami perdarahan karena haid terus-menerus atau haid yang tidak teratur. Perdarahan Abnormal merupakan keluhan yang paling sering terjadi pada
penderita mioma uteri. Perdarahan yang disebabkan mioma uteri terjadi karena perubahan struktur
vena pada endometrium dan miometrium yang menyebabkan terjadinya venule ectasia. Growth factor merangsang stimulasi angiogenesis atau relaksasi tonus
vaskuler dan memiliki reseptor pada mioma uteri dapat menyebabkan perdarahan uterus abnormal
.
Hal ini sesuai dengan penelitian Lestati, M.O 2009 di RS Santa Elisabeth Medan bahwa proporsi keluhan utama tertinggi penderita mioma uteri adalah
perdarahan abnormal yaitu 52,6. Penelitian yang dilakukan oleh Purba L. 2006 di RSUP H. Adam Malik Medan juga menemukan bahwa penderita mioma uteri
terbanyak adalah dengan keluhan perdarahan abnormal 59.
5.3 Karakteristik Penderita Mioma Uteri Berdasarkan Paritas
Proporsi penderita mioma uteri yang dirawat inap berdasarkan paritas di Rumah Sakit Tentara Tk-IV 01.07.01 Pematangsiantar tahun 2014 dapat dilihat
pada gambar di bawah ini :
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.7 Diagram Pie Distribusi Proporsi Paritas Penderita Mioma Uteri Rawat Inap di Rumah Sakit Tentara Tk-IV 01.07.01
Pematangsiantar Tahun 2014 Berdasarkan Gambar 5.7 dapat dilihat bahwa proporsi paritas tertinggi
penderita mioma uteri adalah pada kelompok multipara yaitu 46,3. Hal ini didukung oleh penelitian Marshal, et al 1997 di Amerika Serikat yang
menemukan 52 wanita kulit putih yang melahirkan lebih dari 1 kali menderita mioma uteri dan 30 pada kelompok nullipara.
Proporsi paritas terendah pada penderita mioma uteri yaitu kelompok nullipara hanya 8,5. Mioma uteri sering kali dikaitkan dengan infertilitas, hal ini
dikarenakan mioma uteri memberikan kesan perubahan terhadap kavum uteri, jika mioma uteri membesar maka menekan kavum uteri atau mioma uteri submukosa
yang mengganggu atau menghalangi proses penempelan sehingga tidak terjadi kehamilan.
46.3
28.0 17.1
8.5
Multipara Primipara
Grande Multipara Nullipara
Universitas Sumatera Utara
Dari penelitian yang dilakukan Hafiz et al di Nishtar Hospital Multan Pakistan mengemukakan bahwa mioma uteri terjadi pada 74 pasien dengan
paritas 1-5 multipara dan 13 pasien dengan paritas 0 nulipara, dengan kata lain sebagian besar mioma uteri terjadi pada pasien dengan multipara Hafiz, et al,
2003. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Emirlia, S 2011 di RSUP H. Adam Malik Medan yang menunjukkan bahwa adanya hubungan
paritas dengan kejadian mioma uteri. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Lestati, M.O 2009 di RS Santa Elisabeth Medan bahwa proporsi
tertinggi penderita mioma uteri berdasarkan paritas adalah kelompok multipara yaitu 46,1.
5.4 Karakteristik Penderita Mioma Uteri Berdasarkan Kehamilan