dinamakan fibroid uteri atau leiomioma, mioma uteri termasuk tumor panggul yang paling umum terjadi. Mioma uteri merupakan pembengkakan fibromuscular
yang lunak yang menempel pada dinding otot uteri Fairley, 2009. Jadi dapat disimpulkan bahwa mioma uteri adalah neoplasma jinak yang
berada pada lapisan uterus yaitu miometrium yang berbentuk padat karena jaringan ikatnya lebih dominan dan lunak karena otot uterus yang lebih dominan
serta kejadiannya paling banyak terjadi pada wnita usia subur yang disebabkan oleh pengaruh hormon esterogen.
2.2.2 Patologi Anatomi
Secara makroskopis, tumor ini biasanya berupa massa abu-abu putih, padat, berbatas tegas dengan permukaan potongan memperlihatkan gambaran
kumparan yang khas. Tumor mungkin hanya satu, tetapi umumnya jamak dan tersebar di dalam uterus, dengan ukuran berkisar dari benih kecil hingga
neoplasma masif yang jauh lebih besar daripada ukuran uterusnya. Sebagian terbenam di dalam miometrium intramural, sementara yang lain terletak tepat di
bawah endometrium submukosa atau tepat di bawah serosa subserosa. Yang terakhir mungkin membentuk tangkai, bahkan kemudian melekat ke organ
sekitarnya, darimana tumor tersebut mendapat pasokan darah dan kemudian membebaskan diri dari uterus untuk menjadi leiomioma “parasitik” Pradhan dkk.
2006. Memperhatikan letak pertumbuhannya mioma uteri dapat diklasifikasikan
menjadi:
Universitas Sumatera Utara
a. Intramural mioma uteri Di dalam otot rahim yang bentuknya dapat besar, padat karena
jaringan ikat yang dominan, dan lunak karena jaringan otot rahim dominan.
b. Submukosa mioma uteri a Berada di bawah lapisan dalam rahim.
b Memperluas permukaan ruangan rahim. c Bertangkai dan dapat dikeluarkan melalui kanalis servikalis.
c. Subserosa mioma uteri a Berada di bawah lapisan peritonium.
b Dapat bertangkai dan melayang dalam kavum ruangan abdomen. c Dapat terjadi parasitik mioma uteri.
d. Servikal mioma uteri a Pembesarannya menimbulkan keluhan pendesakan organ sekitarnya.
b Kejadiannya sangat jarang 2-5 dari semua mioma uteri e. Membesar kalateral menimbulkan intraligamenter mioma uteri.
Perbandingan otot polos dan jaringan ikat yang membentuk mioma uteri dapat dinamakan:
a. Leisomioma a Otot polosnya lebih dominan.
b Pertumbuhan dan perkembangan otot polosnya dominan sejak permulaan mioma mollae.
Universitas Sumatera Utara
b. Fibroid atau fibromioma a Konsistensinya keras
b Jaringan ikatnya dominan Pertumbuhan mioma uteri dapat mengalami degenerasi akhibat gangguan
vaskularisasi berikut berbagai bentuk pertumbuhan mioma uteri beserta keterangannya Manuaba, 2010.
Bentuk degenerasi mioma
Keterangan Hialine degenerasi
a Susunan jaringan ikatnya makin dominan. b Konsistensinya padat
c Penampakannya d Warna putih seperti mutiara mengkilat
e Tampak susunan berlapis f Bila terlalu keras disebut mioma durum
Kistik degenerasi a Bagian tengah hialine mengalami degenerasi,
pencairan akhibat devaskularisasi. b Tampak terjadi pembentukan kista
c Meragukan saat pemeriksan ultrasonografi Degenerasi kalsifikasi
a Terutama terjadi pada orangtua. Devaskularisasi, terdapat timbunan kalsium, menambah kerasnya
mioma uteri. Degenerasi merah atau
karneous a Kehamilan,
menyebabkan mioma
cepat bertambah besar seiring vaskulrisasi kehamilan.
b Pos partum, terjadi kontraksi otot uterus menyebabkan penyempitan dan berkurangnya
aliran darah menuju proses mioma uteri. c Terjadi timbunan darah venous, memberikan
warna merah pada mioma atau diikuti hemolisis darah.
Sumber: Buku Ajar Penuntun Kuliah Ginekologi
Universitas Sumatera Utara
2.2.3Gambaran Klinis dan Keluhan
Gambaran klinik mioma uteri dan keluhannya berupa: 1. Pendarahan tidak normal
Hipermenorea perdarahan banyak saat menstruasi dikarenakan meluasnya permukaan endometrium dalam proses mesntruasi, gangguan
kontraksi ototrahim dan perdarahan berkepanjangan. Diperkirakan 30 wanita dengan mioma uteri mengalami kelainan menstruasi, menoragia
atau menstruasi yang lebih sering. Teori yang menjelaskan perdarahan yang disebabkan mioma uteri menyatakan terjadi perubahan struktur vena
pada endometrium dan miometrium yang menyebabkan terjadinya venule ectasia. Miometrium merupakan wadah bagi faktor endokrin dan parakrin
dalam mengatur fungsi endometrium. Aposisi kedua jaringan ini dan aliran darah langsung dari miometrium ke endometrium memfasilitasi interaksi
ini. Growth factor yang merangsang stimulasi angiogenesis atau relaksasi tonus vaskuler dan yang memiliki reseptor pada mioma uteri dapat
menyebabkan perdarahan uterus abnormal dan menjadi target terapi potensial. Sebagai pilihan, berkurangnya angiogenik inhibitory factor atau
vasoconstricting factor dan reseptornya pada mioma uteri dapat juga menyebabkan perdarahan uterus yang abnormal
akhibat perdarahan penderita dapat mengeluh anemis karena kekurangan darah, pusing, cepat lelah dan mudah terjadi infeksi. Keluhan
yang diakibatkan oleh mioma uteri sangat tergantung dari lokasi, arah pertumbuhan, jenis, besar dan jumlah mioma. Hanya dijumpai pada 20-
Universitas Sumatera Utara
50 saja mioma uteri menimbulkan keluhan, sedangkan sisanya tidak mengeluh apapun. Hipermenore, menometroragia adalah merupakan
gejala klasik dari mioma uteri. 2. Penekanan rahim yang membesar
Penekanan rahim karena pembesaran mioma uteri dapat menyebabkan terasa berat di abdomen bagian bawah sehingga penderita
mengeluhkan merasakan adanya massa atau benjolan di perut bagian bawah. Penekanan rahim tersebut juga dapat menyebabkan sukar miksi
atau defekasi. Penderita jug akan merasakan nyeri karena tertekannya urat saraf. Pada mioma yang sangat besar, rasa nyeri dapat disebabkan karena
tekanan pada urat syaraf yaitu pleksus uterovaginalis, menjalar ke pinggang dan tungkai bawah.
Gejala nyeri tidak khas untuk mioma, walaupun sering terjadi. Hal ini timbul karena gangguan sirkulasi darah pada sarang mioma yang
disertai dengan nekrosis setempat dan peradangan. Pada pengeluaran mioma submukosa yang akan dilahirkan, pada pertumbuhannya yang
menyempitkan kanalis servikalis dapat menyebabkan dismenorrhoe. Dapat juga rasa nyeri disebabkan karena torsi mioma uteri yang bertangkai.
Dalam hal ini sifatnya akut, disertai dengan rasa enek dan muntah-muntah Fairley, 2009 dan Pradhan, 2006.
Universitas Sumatera Utara
2.2.4 Diagnosa Mioma Uteri