Dengan mengetahui konteks situasi pembicaraan, pembaca pun dapat mempertimbangkan apakah sebuah percakapan itu efektif, hidup, segar, wajar,
atau bahkan sebaliknya. Dengan demikian bentuk deskripsi atau narasi dan dialog saling mendukung dan menghidupkan karya fiksi bentuk novel maupun cerpen.
H. Jenis-Jenis Novel
Novel dilihat dari segi mutu dibedakan atas novel populer dan novel literer atau novel serius. Murphy menggolongkan novel atas novel horor, novel absurd,
novel picisan. Berikut ini penjelasan novel-novel tersebut: 1. Novel populer
Novel populer merupakan jenis sastra populer yang menyuguhkan problema kehidupan yang berkisah pada cinta asmara yang bertujuan menghibur.
Novel jenis ini populer pada masanya dan banyak penggemarnya, khususnya pembaca dikalangan remaja. Ia menampilkan masalah-masalah yang aktual dan
selalu menzaman, namun hanya sampai pada tingkat permukaan. Novel populer tidak menampilkan permasalahan kehidupan secara lebih intens, tidak berusaha
meresapi hakikat kehidupan. Sebab, jika demikian halnya, novel populer akan menjadi berat, dan berubah menjadi novel serius dan boleh jadi akan ditinggalkan
pembacanya. Biasanya novel populer bersifat sementara, cepat ketinggalan zaman, dan tidak memaksa orang lain untuk membacanya lagi, biasanya cepat
dilupakan orang, apalagi muncul novel-novel baru yang lebih populer pada masa sesudahnya.
Novel populer lebih mudah dibaca dan lebih mudah dinikmati karena ia memang semata-mata menyampaikan cerita. Masalah yang diceritakan pun
ringan-ringan, tetapi aktual dan menarik. Kisah percintaan antara pria tampan dengan wanita cantik secara umum cukup menarik, mampu membuai pembaca
remaja yang memang sedang mengalami masa peka. Novel populer lebih mengejar selera pembaca, komersil, ia tidak akan menceritakan sesuatu yang
bersifat serius hal itu akan berkurang jumlah penggemarnya. Oleh karena itu, agar cerita mudah dipahami, plot segaja dibuat lancar dan sederhana. Perwatakan tokoh
tidak berkembang. Sebagaimana dikatakan oleh sapardi Djoko Damono, tokoh-
tokoh adalah tokoh yang tidak berkembang kejiwaannya dari awal hingga akhir cerita. Berbagai unsur cerita seperti plot, tema, karakter, latar, dan lain-lain
biasanya bersifat
stereotip, tidak
mengutamakan adanya
unsur-unsur pembaharuan. Hal demikian, memang mempermudah pembaca semata-mata
mencari hiburan belaka.
30
Contoh novel jenis ini adalah Karmila, Badai Pasti Berlalu Marga T, Cintaku di Kampus Biru, Kugapai Cintamu Ashadi Siregar,
dan novel-novel karya Mira W. 2. Novel SeriusLiterer
Novel literer adalah novel bermutu sastra, novel literer menyajikan persoalan-persoalan kehidupan manusia secara serius. Di samping memberikan
hiburan, novel serius juga terimplisit tujuan memberikan pengalaman berharga kepada pembaca, atau paling tidak mengajak meresapi dan merenungkan secara
lebih sungguh-sungguh tentang permasalahan yang dikemukakan. Masalah percintaan banyak juga diangkat ke dalam novel serius. Namun, ia bukan satu-
satunya masalah yang penting dan menarik untuk diungkap. Masalah kehidupan amat kompleks, bukan sekedar cinta asmara, melainkan juga hubungan sosial,
ketuhanan, maut, takut, cemas, dan bahkan masalah cinta itu pun dapat ditujukan terhadap berbagai hal, misalnya cinta kepada orang tua, saudara, tanah air dan
lain-lain. Masalah percintaan asmara dalam karya fiksi memang tampak penting, terutama untuk memperlancar cerita. Namun, barangkali, masalah pokok yang
ingin diugkap pengarang justru di luar percintaan itu sendiri. Novel serius biasanya berusaha mengungkapkan sesuatu yang baru dengan
cara pengucapan yang baru pula. Singkatnya: unsur kebaruan diutamakan. Dalam novel serius tidak akan terjadi sesuatu yang bersifat stereotip, atau paling tidak
pengarang menghindarinya. Novel serius mengambil realitas kehidupan ini sebagai model, kemudian menciptakan sebuah ―dunia-baru‖ lewat penampilan
cerita dan tokoh-tokoh dalam situasi yang khusus. Contoh novel serius adalah Belenngu Armijn Pane, Hariamau-Harimau Muchtar Lubis, Pada Sebuah
Kapal N.H Dini.
30
Burhan Nurgiyantoro, Op. Cit., h. 18 —20.
3. Novel Picisan Novel picisan isinya cenderung mengeksploitasi selera dengan suguhan
cerita yang mengisahkan cinta asmara yang menjurus ke pornografi. Novel ini mempunyai ciri-ciri bertemakan cinta asmara yang berselera rendah, ceritanya
cenderung cabul, alurnya datar arogresif, jalan ceritanya ringan dan mudah diikuti pembaca, menggunakan bahasa yang aktual, bertujuan komersil. Novel-
novel karya Abdullah Harahap dan Motinggo Busye digolongkan ke dalam novel picisan.
4. Novel Absurd Novel absurd merupakan sejenis fiksi yang ceritanya menyimpang dari
logika biasa, irrasional, realitas bercampur angan-angan dan mimpi, dan surrealism. Tokoh-
tokoh ceritanya ―anti tokoh‖ seperti orang mati bisa hidup kembali, mayat dapat berbicara dan lain-lain. Contoh novel Sobar karya Putu
Wijaya yang mengisahkan dua orang sahabat yang berkelahi. Salah seorang membunuh temannya, tetapi yang terkapar mayatnya sendiri.
5. Novel Horor Novel horor Gothic Fiction merupakan cerita yang melukiskan kejadian-
kejadian yang bersifat horor, seperti drakula penghisap darah, hantu-hantu gentayangan, kuburan keramat, dan berbagai keajaiban supranatural yang berbaur
dengan kekerasan, kekejaman, kekacauan, dan kematian.
31
31
Widjojo dan Endang Hidayat, Op. Cit., h. 44.
32
BAB III BIOGRAFI PENULIS
DAN SINOPSIS NOVEL KETIKA CINTA BERTASBIH
A. Biografi Habiburrahman El Shirazy