fungsi informatif. Di sini bahasa itu berfungsi sebagai alat untuk membicarakan objek atau peristiwa yang ada di sekeliling penutur atau yang ada dalam budaya
pada umumnya. Fungsi referensial inilah yang melahirkan paham tradisional bahwa bahasa itu adalah untuk menyatakan pikiran, untuk menyatakan bagaimana
pendapat si penutur tentang dunia di sekelilingnya. Misalnya ungkapan ―Ibu dosen itu cantik sekali‖ atau ―Gedung perpustakaan itu baru dibangun. Adalah
contoh penggunaan bahasa yang berfungsi referensial. Dilihat dari segi kode yang digunakan, maka bahasa itu berfungsi
metalingual, metalinguistik, menurut Jakobson dan Finnocchiaro. Yakni bahasa itu digunakan untuk membicarakan bahasa itu sendiri. Fungsi di sini bahasa itu
digunakan untuk membicarakan atau menjelaskan bahasa. Hal ini dapat dilihat dalam proses pembelajaran bahasa, dimana kaidah-kaidah atau aturan-aturan
bahasa dijelaskan dengan bahasa. Dilihat dari segi amanat message yang akan disampaikan maka bahasa
itu berfungsi imajinatif, menurut Halliday dan Finnocchiaro. Jakobson menyebutkan sebagai fungsi poetic speech. Sesungguhnya bahasa itu dapat
digunakan untuk menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan baik yang sebenarnya, maupun yang hanya imajinasi khayalan, rekaan saja. Fungsi
imajinatif ini biasanya berupa karya seni, puisi, cerita, dongeng, lelucon yang digunakan untuk kesenangan penutur maupun para pendengarnya.
6
C. Pengertian Sosiolinguistik
Sosiolinguistik merupakan ilmu antardisiplin antara sosiologi dan linguistik. Sosiologi adalah kajian objektif dan ilmiah mengenai manusia di dalam
masyarakat, mengenai lembaga-lembaga, dan proses sosial yang ada di dalam masyarakat. Sosiologi berusaha mengetahui bagaimana masyarakat itu terjadi,
berlangsung, dan tetap ada. Sedangkan linguistik adalah bidang ilmu yang mempelajari bahasa, atau bidang ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek
6
Abdul Chaer dan Leonie Agustina, Sosiolinguistik Perkenalan Awal, Jakarta: Rineka Cipta, 2004, h. 14
—17.
kajiannya. Dengan demikian, secara mudah dapat dikatakan bahwa sosiolinguistik adalah bidang ilmu antardisiplin yang mempelajari bahasa di dalam masyarakat.
Appel dalam Suwito menyatakan sosiolinguistik memandang bahasa sebagai sistem sosial dan komunikasi serta merupakan bagian dari masyarakat dan
kebudayaan tertentu sedangkan yang dimaksud dengan pemakaian bahasa adalah bentuk interaksi sosial yang terjadi dalam situasi kongkret. Dengan demikian,
dalam sosiolinguistik, bahasa tidak dilihat internal, tetapi dilihat sebagai sarana interaksikomunikasi di dalam masyarakat.
7
J.A Fishman menyatakan sosiolinguistik adalah kajian tentang ciri khas bahasa variasi bahasa, fungsi-fungsi variasi bahasa dan pemakai bahasa karena
ketiga unsur ini selalu berinteraksi, berubah, dan saling mengubah satu sama lain dalam satu masyarakat tutur.
Halliday menyebutkan sosiolinguistik sebagai linguistik institutional berkaitan dengan pertautan bahasa dengan orang-orang yang memakai bahasa itu
deals with relation between a language and the people who use it. Pride dan Holmes merumuskan sosiolinguistik secara sederhana: ―…the
study of language as part of culture and soc iety”, yaitu kajian bahasa sebagai
bahan dari kebudayaan dan masyarakat. Di sini ada penegasan, bahasa merupakan bagian dari kebudayaan language in culture, bahasa bukan merupakan suatu
yang berdiri sendiri language and culture.
8
Trudgill merumuskan
mirip dengan
Pride dan
Holmes: ―sociolinguictic…is that part of linguistics which isconcerd with language as
asocial and cultural phenomenon sosiolinguistik adalah bagian dari linguistik yang berkaitan dengan bahasa sebagai gejala sosial dan kebudayaan. Bahasa
bukan hanya dianggap sebagai gejala sosial melainkan juga gejala kebudayaan. Impilkasinya adalah bahasa yang dikaitkan dengan kebudayaan masih menjadi
cakupan sosiolinguistik; dan ini dapat dimengerti karena setiap masyarakat pasti memiliki kebudayaan tertentu.
7
Aslinda dan Leni Syafyahya, Op. Cit., h. 6.
8
Sumarsono dan Paina Partana, Op. Cit., h. 2.
Di Indonesia Nababan menyatakan, sosiolinguistik adalah kajian atau pembahasan bahasa sehubungan dengan penutur bahasa itu sebagai anggota
masyarakat‖. Patut diingat seorang penutur bahasa adalah anggota masyarakat- tutur. Sebagai anggota masyarakat dia terikat oleh nilai-nilai sosial dan budaya
masyarakat, termasuk nilai-nilai ketika dia menggunakan bahasa. Kridalaksana
juga berpendapat
sama dengan
Fishman bahwa
sosiolinguistik adalah ilmu yang mempelajari ciri dan berbagai variasi bahasa, serta hubungan di antara para bahasawan dengan ciri variasi bahasa itu di dalam
suatu masyarakat bahasa. R. Kunjana Rahardi dalam bukunya menyatakan bahwa sosiolinguistik
mengkaji bahasa dengan memperhitungkan hubungan antara bahasa dan masyarakat, khusunya masyarakat penutur bahasa itu. Sosiolinguistik
mempertimbangkan keterkaitan ada dua hal, yaitu linguistik untuk segi kebahasaan dan sosiologi untuk segi kemasyarakatan.
9
Maka dapat disimpulkan bahwa sosiolinguistik adalah cabang ilmu linguistik yang bersifat interdisipliner dengan ilmu sosiologi, dengan objek
penelitian hubungan antara bahasa dengan faktor-faktor sosial dalam suatu masyarakat tutur.
D. Masyarakat Bahasa