dan kemampuan prestasi belajar untuk menentukan keberhasilan. Penguasaan hal-hal tersebut diatas disekolah formal dinyatakan dalam bentuk angka atau nilai.
Jadi menurut penulis, prestasi belajar adalah hasil yang tidak dicarai secara optimal selama berlangsungnya proses belajar dalam jangka waktu tertentu prestasi
belajar dalam bentuk konkrit adalah pemberian nilai dari guru kepada siswa sebagai indikasi sejauh mana siswa telah menguasai materi pelajaran yang diberikannya.
Biasanya prestasi belajar ini dinyatakan dengan angka, huruf atau kalimat dan terdapat dalam periode tertentu, prestasi belajar dituangkan atau diwujudkan dalam
bentuk angka kuantitatif dan pernyataan verbal kualitatif. Prestasi belajar yang dituangkan dalam bentuk angka misalnya 10, 9,8 dan seterusnya. Sedangkan prestasi
belajar yang dituangkan dalam bentuk pernyataan verbal misalnya, baik sekali, baik, sedang, kurang dan sebagainya.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar atau hasil belajar ialah kemampuan yang dimiliki siswa sebagai bukti dari keberhailan usaha
belajar sehingga dapat didemonstrasikan dan dapat diuji.
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Prestasi belajar yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi baik dalam diri faktor internal maupun dari
luar diri faktor eksternal individu. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar terbagi dua, yaitu:
A. Faktor internal
Yang tergolong faktor internal adalah: 1.
Faktor jasmaniah fisiologis Kondisi fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan
belajar seseorang. “Orang yang dalam keadaan segar jasmaninya akan berbeda belajarnya dengan orang yang dalam kondisi kelelahan, anak-anak yang kekurangan
gizi terbukti kemampuan belajarnya di bawah anak-anak yang tidak kekurangan gizi.
Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh dan sebagainya.”
25
2. Faktor psikologis
Belajar pada hakikatnya adalah proses psikologis, oleh karena itu semua keadaan dan fungsi psikologis tentu saja mempengaruhi belajar seseorang, itu berarti
belajar bukanlah berdiri sendiri, terlepas dari faktor lain seperti faktor dari luar dan faktor dari dalam. Faktor psikologis sebagai faktor dari dalam tentu saja merupakan
hal utama dalam menentukan intensitas belajar seorang anak, meski faktor luar mendukung tetapi faktor psikologis tidak mendukung, maka faktor luar itu kurang
signifikan, oleh karena itu, “minat, kecerdasan, bakat, motivasi, dan kemampuan- kemampuan kognitif adalah faktor-faktor psikologis yang utama yang mempengaruhi
proses dan hasil belajar anak didik”.
26
Dengan demikian jelaslah bahwa faktor fisiologis adalah faktor yang berhubungan dengan kesehatan seseorang, bagi anak
yang mempunyai kesehatan jasmani yanng lemah, sering sakit-sakitan, kurang tenaga dan semangat adalah salah satu penyebab arah tidakatau kurang memusatkan
perhatian terhadap pelajaran. Sedanngkan faktor psikologis adalah faktor yang berhubungan dengan minat, bakat, kecerdasan dan motivasi belajar seseorang.
B. Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya di luar diri siswa, yaitu keadaan keluarga, keadaan sekolah dan
lingkungan masyarakat. 1. Faktor keadaan keluarga
Lingkungan keluarga mempengaruhi kemajuan belajar, bahkan mungkin dapat dikatakan menjadi faktor yang sangat penting, karena sebagian besar waktu belajar
dilaksanakan di rumah. Keluarga yanng kurang mendukung situasi belajar, seperti kericuhan keluarga, kurangnya perhatian yang diberikan oleh orang tua, kurang
perlengkapan belajar akan mempengaruhi berhasil atau tidaknya belajar seseorang.
25
Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, Jakarta, Pedoman Ilmu Jaya, 1996, cet 2, h. 59
26
Syaiful bahri djamarah, psikologi belajar, Jakarta, PT rineka cipta, 2002, h. 155-156
“Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Adanya rasa aman dalam keluarga sangat penting dalam
keberhasilan seseorang dalam belajar. Rasa aman itu membuat seseorang akan terdorong untuk berprestasi belajar secara aktif.”
27
Karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar yang menambah motivasi untuk belajar.
Orang tua hendaknya menyadari bahwa pendidikan dimulai dari keluarga, sedangkan sekolah merupakan pendidikan lanjutan. Peralihan pendidikan in-formal
ke lembaga-lembaga formal memerlukan kerjasama yang baik antara oranga tua dan guru dalam usaha meninngkatkan prestasi anak. Jalan kerjasama yang perlu
ditingkatkan adalah orang tua harus memberikan perhatian yang serius tentang cara belajar anak di rumah. Perhatian orang tua dapat memberikan dorongan dan motivasi
sehingga anak dapat belajar dengan tekun, karena anak memerlukan waktu, tempat, keadaan yang baik untuk belajar.
2. Faktor sekolah Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting
dalam menetukan keberhasilan belajar siswa. Karena itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi
cara penyampaian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran dan kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa jika kurang baik akan mempengaruhi
prestasi belajarnya. 3. Faktor lingkungan
Di samping orang tua, lingkungan juga merupakan salah satu faktor yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa dalam proses pelaksanaan
pendidikan, karena lingkungan sekitar sangat basar pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi anak, sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih
banyak bergaul dengan lingkungan di mana anak itu berada. “Lingkungan mencakup:
27
A. Fauzi, Psikologi Umum…, h. 27
lingkungan sosial, budaya, dan alam juga dapat mempengaruhi prestasi belajar seseorang.”
28
Dengan demikian dapat dikatakan lingkungan dapat membentuk kepribadian anak, karena dalam pergaulan sehari-hari anak akan selalu mnyesuaikan dirinya
dengan kebiasaan-kebiasaan lingkungannya, oleh karena itu, apabila seorang siswa bertempat tinggal di suatu lingkungan yang rajin belajar maka kemungkinan besar hal
tersebut akan membawa pengaruh pada diri anak tersebut, sehingga ia akan turut belajar sebagaimana temannya.
3. Pendidikan Agama Islam a. Pengertian pendidikan agama Islam