19 kali digunakan oleh kaum perempuan, sebelum akhirnya juga ditemukan mumi ber-
tatto yang berjenis kelamin laki-laki.
9
Eksistensi dapat dikatakan pertama kali muncul di Mesir berkisar pada tahun 4000-2000 SM, dan kemudian menyebar luas ke dunia. Penggunaan tatto di
Mesir sangat beragam sesuai dengan status sosial pemakainya. Hal tersebut merupakan peradaban awal yang hingga kini di pelihara di Mesir. Ketika dinasti
ketiga dan keempat di Gizeh berkuasa, saat piramida-piramida besar sedang dibangun sekitar 2800-2600 SM. Mesir telah mempunyai hubungan denga Kreta, Yunani,
Persia, dan Arab. Dari hubungan tersebutlah diperkirakan tatto mulai di pekenalkan dan muncul di derah-daerah itu. Menjelang abad 2000 SM seni tatto mengembang
hingga ke Asia Selatan dan sebagian Cina Selatan, khususnya di daerah Tze Kiang. Masyarakat Ainu yang diperkirakan migran dari Asia Bara, juha telah mengadopsi
tatto karena ketika mereka menyebrang laut menuju Jepang, tatto telah secara luas digunakan diantara mereka.
10
3. Sejarah Tatto di Indonesia:
Jika dilacak dari budaya material yang tertinggal, Indnesia sendiri sesungguhnya telah mengenal tatto sejak sekitar awal masuknya masehi. Hal ini dapat
dilihat dari berbagai dekorasi penggambaran figur manusia yang terdapat pada beberapa kendi tanah liat dan perunggu di beberapa kepulauan di Indonesia.
Sementara barang yang digunakan sebagai peralatan penatoan, berupa berbagai
9
Olong, Tato, h. 99
10
Olong, Tato, h. 100
20 jarum dari tulang hewan mamalia, ditemukan diberbagai goa di Jawa Timur dan
Sulawesi Selatan.
11
Di Indonesia, suku yang masih tetap eksis menggunakan tatto adalah suku Mentawai di Kepulauan Mentawai Sumatra Barat, Dayak di Kalimantan,
dan suku Sumba di NTB sudah mengenal tatto sejak jaman dulu. Bahkan bagi suku Dayak, seseorang yang berhasil “memenggal kepala” musuhnya, dia mendapat tatto
di tangannya. Begitu juga dengan suku Mentawai, tatto-nya Tidak dibuat sembarangan. Sebelum pembuatan tatto dilaksanakan, ada Panen Enegaf alias
upacara inisiasi yang dilakukan di Puturkaf Uma galeri rumah tradisional suku mentawai. Upacara ini dipimpin oleh Sikerei dukun. Setelah upacara ini selesai,
barulah proses Tatto-nya dilaksanakan. Keberadaan merajah tubuh di dalam kebudayaan dunia sudah sangat lama
ada dan dapat dijumpai di seluruh sudut dunia. Menurut sejarah, ternyata rajah tubuh sudah dilakukan sejak 3000 tahun SM sebelum Masehi. Tatto ditemukan untuk
pertama kalinya pada sebuah mumi yang terdapat di Mesir. Dan dulu hal itu dianggap yang menjadikan tatto kemudian menyebar ke suku-suku di dunia, termasuk
salah satunya suku Indian di Amerika Serikat dan Polinesia di Asia, lalu berkembang ke seluruh suku-suku dunia salah satunya suku Dayak di Kalimantan. Tatto dibuat
sebagai suatu simbol atau penanda, dapat memberikan suatu kebanggaan tersendiri bagi si pemilik dan simbol keberanian dari si pemilik tato. Sejak masa pertama tatto
dibuat juga memiliki tujuan demikian. Tatto dipercaya sebagai simbol keberuntungan, status sosial, kecantikan, kedewasaan, dan harga diri.
11
Olong, Tato, h. 194
21 Tatto merupakan praktek yang ditemukan hampir di semua tempat dengan
fungsi sesuai dengan adat setempat. Rajah dahulu sering dipakai oleh kalangan suku- suku terasing di suatu wilayah di dunia sebagai penandaan wilayah, derajat, pangkat,
bahkan menandakan kesehatan seseorang. Rajah digunakan secara luas oleh orang- orang Polinesia, Filipina, Kalimantan, Afrika, Amerika Utara, Amerika Selatan,
Mesoamerika, Eropa, Jepang, Kamboja, serta Tiongkok. Walaupun pada beberapa kalangan rajah dianggap tabu, seni rajah tetap menjadi sesuatu yang populer di dunia.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, tato berarti gambar lukisan pada bagian anggota tubuh.
Tatto secara pemaknaan telah mengalami ameliorasi perluasan. Bila semula tatto merupakan bagian dari budaya ritual etnik tradisional, kini mengalami
perkembangan yang meluas. Bila tatto pada zaman orde baru dimaknai sebagai simbol kejahatan atau bagian dari subkultur, di Indonesia pernah ada masa-masa
ketika tatto dianggap sebagai sesuatu yang di anggap momok. Setiap orang yang memakai tatto dianggap identik dengan penjahat, rampok, gali, dan orang nakal.
Anggap an negatif seperti ini secara tidak langsung mendapat “pengesahan” di
berbagai kota besar di Indonesia. Lalu pada masa reformasi tato berkembang menjadi bagian budaya pop.
12
Ketika zaman Orde Baru munculnya PETRUS Penembak Misterius yang memburu orang ber-tatto. Saat itu orang yang ber-tatto dianggap
sebagai preman, kriminal, penjahat, dan sebagainya. Sehingga ketika itu banyak
12
Olong, Tato, h. 194
22 orang yang bertato ingin menghapus seluruh tatto yang ada ditubuhnya agar terhindar
dari Petrus. Namun dalam perkembangannya sampai dengan saat ini stigma masyarakat tersebut mulai berkurang, meskipun masih ada. Tatto mulai dianggap
sebagai fesyen, karena tatto bisa mempercantik dan menambah rasa percaya diri seseorang atau sebagai aksesoris tubuh. Komunitas tato juga mulai banyak. Ditambah
lagi dengan maraknya studio-studio tatto dan di piercing di beberapa kota besar seperti Bali, Jakarta, Bandung, dan Jogjakarta. Eksistensi tato mengalami dualisme
perkembangan di Indonesia. Di satu pihak pada masyarakat adapt tatto tradisional yang berkarakter tribal terancam punah, dan di pihak lain pada masyarakat urban
tato menjadi bagian kebudayaan pop yang digandrungi dan dianggap bagian dari modernitas, dan gaul seperti pada kebanyakan selebritas.
13
Ady Rosa mengatakan “Tatto alam kebudayaan pop hanya sebatas kesenangan, dan symbol kaum muda
untuk jati diri gengnya. Sedang tatto tradisional, selain unik dan dahsyat, juga syarat symbol dan makna. Cuma sayangnya, tatto tradisional ini terancam punah
14
4. Jenis-jenis Tatto: