26 mengganggu,  misalnya  kulit  membengkak,  tak  bisa  kembali  sempurna  atau  seperti
awal,  bisa  juga  menyebabkan  cacat  kulit  seperti  melepuh  terkadang  menimbulkan rasa gatal, perih, dan panas.
22
Disisi lain, untuk menghilangkan tato juga terbilang sangat rumit dan mahal. Di Indonesia umumnya ada tiga cara untuk menghilangkan tato. Pertama, demabrasi,
yaitu mengamplas kulit kemudian dikompres dengan air garam. Kepekatan air garam dipercaya mampu menyerap tinta  yang tersisa dilapisan kulit,  cara ini menimbulkan
rasa  yang sangat  perih.  Kedua, sinar laser, energi  panas akan diserap oleh sel  untuk menghancurkan  cat  warna  tato.  Cara  ini  merupakan  cara  yang  paling  mahal.  Untuk
menghapus sekitar 5x5 cm tato membutuhkan dana sekitar Rp. 600.000. penghapusan minimal  dilakukan  tiga  kali  pelaseran.  Ketiga,  pengirisan  kulit  untuk  kemudian
ditambal  dengan  menggunakan  kulit  yang  lainnya.  Cara  ketiga  ini  baik  untuk  tato ukuran kecil.
C. Tato dalam Perspektif Sosiologi
1. Teori Simbol
Dalam  Kamus  Umum  Bahasa  Indonesia  karangan  WJS  Poerwadarminta disebutkan, simbol atau lambang adalah semacam tanda, lukisan, perkataan, lencana,
dan  sebagainya,  yang  menyatakan  sesuatu  hal,  atau  mengandung  maksud  tertentu. Berbeda  pula  dengan  tanda  sign,  simbol  merupakan  kata  atau  sesuatu  yang  bisa
dianalogikan sebagai kata yang telah terkait dengan : 1.
Penafsiran pemakai
22
Majalah kesehatan keluarga, “Dokter Kita” edisi ke-2 tahun ke IV Februari 2009, hlm. 87
27 2.
Kaidah pemakaian sesuai dengan jenis wacananya 3.
Kreasi pemberian makna sesuai dengan intensi pemakainya. Di dalam  kehidupan sehari-hari kita sering menemukan benda atau gejala-
gejala alam, seperti gerhana matahari, bulan dan lain sebagainya. Gejala-gejala alam ini  diberi  makna  oleh  seseorang,  sebut  saja  orang  Jawa.  Gejala-gejala  alam  yang
diberi  makna  inilah  yang  kita  sebut  dengan  simbol.  Orang  Jawa  dalam  memberi makna  terhadap  benda-benda  dan  gejala-gejala  itu  mengacu  pada  kebudayaannya,
itulah  yang  kita  sebut  simbol  untuk  orang  Jawa.  Jadi  simbol  adalah  segala  sesuatu yang diberi makna oleh seseorang  yang dalam pemberian makna itu selalu mengacu
pada kebudayaan yang ia miliki.
23
Manusia sama-sama memiliki tubuh. Namun, manusia tidak berbicara dengan bahasa yang sama. Begitu  juga  kita tidak menggunakan  model  busana yang  sama.
Untuk memahami satu sama lain manusia harus mempunyai simbol dalam melakukan interaksi sosial.
Simbol  merupakan  kontruksi  sosial  untuk  menunjukkan  satu  budaya  baik secara individu maupun kelompok, dalam pemaknaan simbol tidak ada arti yang baku
namun  hal  itu  sangatlah  relatif  berbeda-beda  hal  itu  sangat  tergantung  siapa  yang memaknai, ambil contoh sebuah simbol yang berupa tatto. Tatto bagi pengguna tatto
dijadikan  sebagai  ekspresi  maupun  memori  atas  beberapa  pengalaman  selama
23
Parsudi Suparlan.Kebudayaan dan Agama :Symbol dan System Simbol. FISIP UI Depok.2000
28 hidupnya,  sedangkan  bagi  individu  yang  tidak  menggunakan  tatto  berbeda  dalam
memaknainya. Tubuh,  untuk  sebagian  orang    menjadi  media  tepat  untuk  berekspresi  dan
eksperimen. Tak heran jika kemudian timbul aktivitas dekorasi seperti Tato, Piercing dan  Body  Painting,  eksploitasi  ini  untuk  sebagian  besar  pelakunya  ditujukan  untuk
gaya  dan  pernyataan  pemberontakan.  Jika  awalnya  orang  melakukan  eksploitasi tubuh  untuk  tujuan  yang  lebih  khusus,  misalkan  untuk  identitas  pada  suatu  budaya
tertentu,  kini  eksplotasi  tubuh  melalu  tatto,  piercing  dan  body  painting  berkembang karena mode dan gaya hidup.
Menurut Bruner Posisi tubuh menjadi sangat vital karena ia merupakan ruang perjumpaan antara individu dan sosial, ide dan materi, sakral dan  profan, transenden
dan    imanen.  Tubuh  dengan  posisi  ambang  seperti  itu  tidak  saja  disadari  sebagai medium bagi merasuknya pengalaman ke dalam diri, tetapi juga merupakan medium
bagi  terpancarnya  ekspresi  dan  aktualisasi  diri.  Bahkan  lewat  dan  dalam  tubuh, pengalaman dan ekspresi terkait secara dialektis.
24
simbol  adalah  tanda  yang  menunjukkan  hubungan  alamiah  antar penanda  dengan  petandanya.  Hubungan  di  antaranya  bersifat  arbitrer,
hubungan  berdasarkan  konvensi  masyarakat.  Berdasarkan  interpretant,  tanda dibagi  atas  rheme,  dicentsign,  dan  argument.  Rheme  adalah  tanda  yang
24
Bruner, Edward M.“Experience and Its Expressions”. Dalam Victor W.Turner and Edward M. Bruner eds.. The Antropology of Experience.Urbana and Chicaho: University of Illinois  Press.
1986
29 memungkinkan  orang  menafsirkan  berdasarkan  pilihan.  Dicentsign  adalah
tanda  sesuai  dengan  kenyataan.  Sedangkan  argument  adalah  yang  langsung memberikan alasan tentang sesuatu.
Simbol  atau  lambang  adalah  semacam,  lukisan,  tanda,  perkataan, digunakan untuk menyatakan sesuatu hal dan ada maksud tertentu didalamnya.
Contoh,  kopiah  sebagai  tanda  pengenal  warga  Negara  Indonesia.  Simbol adalah  bentuk  yang  menandai  sesuatu  yang  lain  diluar  perwujudan  bentuk
simbolik  itu  sendiri.  Pierce  membuat  konsep  simbol    sebagai  tanda  yang mengacu pada objek tertentu diluar tanda itu sendiri. Hubungan antara simbol
sebagai penanda dan petanda sesuatu yang ditandakan, bersifat konvensional. Masyarakat  dimana  ia  sebagai  pemakainya,  berdasarkan  konvensi  tersebut,
menafsirkan  cirri  hubungan  antara  simbol  dengan  objek  yang  diacu  dan menafsirkan maknanya.
25
Simbol berbeda dengan bunyi, ia memiliki kesatuan bentuk dan makna. Simbol merupakan kata atau sesuatu yang bisa di analogikan sebagai kata yang
telah  terkait  dengan  1  penafsiran  pemakai,  2  kaidah  pemakaian  sesuai dengan  jenis  wacananya,  3  kreasi  pemberian  makna  sesuai  dengan  intens
pemakainya, dan ini disebut dengan, simbolik.
25
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006, h. 156.
30
2. Teori Deviant perilaku menyimpang