Pengertian Asuransi Syariah Asuransi Syariah

didasarkan pada syariat Islam dengan mengacu kepada Al-Qur’an dan As- Sunnah. Definisi lain asuransi syariah adalah usaha saling tolong-menolong diantara sejumlah orang melalui dana investasi dalam bentuk asset yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad yang sesuai dengan syariah.

2. Landasan Hukum Asuransi Syariah

Hukum-hukum muammalah adalah bersifat terbuka, artinya Allah SWT dalam Al-Qur’an hanya memberikan aturan yang bersifat garis besarnya saja.Selebihnya adalah terbuka bagi mujtahid untuk mengembangkannya melalui pemikirannya selama tidak bertentangan dengan Al-Qur’an dan hadits.Ada beberapa aspek besar yang direalisasikan dalam asuransi syariah, yakni aspek kesucian harta dan kebersihan jiwa, aspek interaksi sosial yang positif, aspek kemaslahatan umat maslahah ummah, akad-akad muamalah.Dengan asuransi syariah umat Islam telah berupaya menghindarkan diri dari perolehan harta ganti rugi dengan jalan yang tidak dibenarkan oleh syara’, seperti dengan jalan riba, mengandung unsur gharar, dan maisir. a. Al-Qur’an  Surat Al-Maidah ayat 2: ﻥﺍﻭﺪﻌﹾﻟﺍﻭ ﹺﻢﹾﺛﹺﺈﹾﻟﺍ ﻰﹶﻠﻋ ﺍﻮﻧﻭﺎﻌﺗ ﺎﹶﻟﻭ ﻯﻮﹾﻘﺘﻟﺍﻭ ﺮﹺﺒﹾﻟﺍ ﻰﹶﻠﻋ ﺍﻮﻧﻭﺎﻌﺗﻭ “Artinya : Dan tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran”. Q.S. al-Maidah : 2 Ayat ini memuat perintah tolong-menolong antar sesama manusia. Dalam praktik asuransi kegiatan tolong menolong terdapat hal pengumpulan dana peserta asuransi yang dimasukkan ke dalam rekening tabarru’, mempunyai fungsi untuk menolong peserta asuransi yang sedang mengalami musibah. 6  Surat Al-Baqarah ayat 280: َنﻮُﻤَﻠْﻌَﺗ ْﻢُﺘﻨُﻛ نِإ ۖ ْﻢُﻜﱠﻟ ٌﺮْﯿَﺧ اﻮُﻗﱠﺪَﺼَﺗ نَأَو ۚ ٍةَﺮَﺴْﯿَﻣ ٰﻰَﻟِإ ٌةَﺮِﻈَﻨَﻓ ٍةَﺮْﺴُﻋ وُذ َنﺎَﻛ نِإَو Artinya: “dan jika orang yang berhutang itu dalam kesukaran, Maka berilah tangguh sampai Dia berkelapangan dan menyedekahkan sebagian atau semua utang itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. QS. Al Baqarah: 280 Dalam Al-Qur’an maupun hadits tidak disebutkan secara nyata apa dan bagaimana berasuransi, namun bukan berarti asuransi hukumnya haram karena ternyata dalam hukum islam memuat substansi perasuransian secara islami, di dalam Al-Qur’an juga terkandung nilai-nilai dasar yang ada dalam praktik asuransi, seperti nilai dasar tolong-menolong, kerjasama atau semangat untuk melakukan perlindungan terhadap peristiwa kerugian yang akan datang. 6 AM Hasan Ali, Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam: Suatu tinjauan Analisis, Historis dan Praktis, hal 105 b. Hadits 1. Dalam praktik asuransi mempunyai tujuan membantu orang lain dari kesusahannya dengan cara memberikan ganti rugi berupa dana, untuk meringankan penderitaannya,dalam hadist yang diriwayatkan oleh Muslim, mengatakan bahwa: ْﻦَﻣ ْﻦَﻋ َجﱠﺮَﻓ ِبَﺮُﻛ ْﻦِﻣ ًﺔَﺑْﺮُﻛ ٍﻢِﻠْﺴُﻣ ﺎَﯿْﻧ ﱡﺪﻟا ْﻦِﻣ ًﺔَﺑْﺮُﻛ ُﮫْﻨَﻋ ُﷲا َجﱠﺮَﻓ , هاور ِﮫْﯿِﺧَأ ِنْﻮﻋ ْﻲِﻓ ُﺪْﺒَﻌْﻟا َماَدﺎَﻣ ِﺪْﺒَﻌْﻟا ِنْﻮَﻋ ْﻲِﻓ ُﷲاَو ,ِﺔَﻣﺎَﯿِﻘْﻟا ِمْﻮَﯾ ِبَﺮُﻛ ﻢﻠﺴﻣ “Barang siapa melepaskan dari seorang muslim suatu kesulitan di dunia, Allah akan melepaskan kesulitan darinya pada hari kiamat; dan Allah senantiasa menolong hamba-Nya selama ia suka menolong saudaranya” HR. Muslim dari Abu Hurairah. 2. Pada operasional asuransi syari’ah, sangat dilarang adanya hal-hal yang diharamkan oleh agama, seperti dilarangnya riba, maisir, gharar, riswah dan maksiat. Hadist yang diriwayatkan Tirmidzi mengatakan bahwa: َﻠَﻋ َنْﻮُﻤِﻠْﺴُﻤْﻟاَو ﺎًﻃْﺮَﺷ ﺎﱠﻟِا ْﻢِﮭِﻃوُﺮُﺷ ﻰ .ﺎًﻣاَﺮَﺣ ﱠﻞَﺣَأ ْوَأ ﺎًﻟﺎَﻠَﺣ َمﱠﺮَﺣ يﺬﻣﺮﺘﻟا هاور فﻮﻋ ﻦﺑ وﺮﻤﻋ ﻦﻋ