Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Landasan TeoriKerangka Berpikir

penting dalam meningkatkan kualitas hasil pemeriksaan yang dihasilkan dari pemeriksaan oleh Inspektorat Kabupaten Tapanuli Utara.

I.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dirumuskan masalah sebagai berikut: a. Sejauh mana pengaruh keahlian audit dan independensi pemeriksa terhadap kualitas hasil pemeriksaan di Inspektorat Kabupaten Tapanuli Utara? b. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi independensi pemeriksa di Inspektorat Kabupaten Tapanuli Utara?

I.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis: a. Pengaruh keahlian audit dan independensi pemeriksa terhadap kualitas hasil pemeriksaan di Inspektorat Kabupaten Tapanuli Utara. b. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi independensi pemeriksa di Inspektorat Kabupaten Tapanuli Utara.

I.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai: a. Bahan masukan bagi Inspektorat Kabupaten Tapanuli Utara khususnya sebagai bentuk upaya menganalisis pengaruh keahlian audit dan independensi pemeriksa terhadap kualitas hasil pemeriksaan sehingga dapat meningkatkan Universitas Sumatera Utara kualitas pemeriksa dan kualitas hasil pemeriksaan di Inspektorat Kabupaten Tapanuli Utara di masa yang akan datang. b. Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara dalam mengembangkan studi kepustakaan dan sebagai bahan penelitian selanjutnya mengenai analisis pengaruh keahlian audit dan independensi pemeriksa terhadap kualitas hasil pemeriksaan. c. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti dalam mengembangkan hal-hal yang berkaitan dengan Manajemen Sumber Daya Manusia khususnya yang berkaitan dengan upaya menganalisis pengaruh keahlian audit dan independensi pemeriksa terhadap kualitas hasil pemeriksaan. d. Sebagai referensi peneliti selanjutnya yang akan meneliti permasalahan yang sama di masa yang akan datang.

I.5 Landasan TeoriKerangka Berpikir

Christiawan 2002 menyatakan bahwa kualitas audit ditentukan oleh dua faktor yaitu keahlian dan independensi. Keahlian berkaitan dengan pendidikan dan pengalaman memadai yang dimiliki auditor dalam bidang auditing dan akuntansi. Sedangkan independensi merupakan salah satu komponen etika yang harus dijaga oleh auditor. Kualitas hasil pemeriksaan adalah pelaporan tentang kelemahan pengendalian intern dan kepatuhan terhadap ketentuan, tanggapan dari pejabat yang bertanggung jawab, merahasiakan pengungkapan informasi yang dilarang, pendistribusian laporan Universitas Sumatera Utara hasil pemeriksaan dan tindak lanjut dari rekomendasi auditor sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Menurut Jaafar dan Sumiyati 2005, pengertian keahlian audit meliputi keahlian mengenai pemeriksaan maupun penguasaan masalah yang diperiksanya ataupun pengetahuan yang dapat menunjang tugas pemeriksaan. Keahlian tersebut mencakup: merencanakan pemeriksaan, menyusun Program Kerja Pemeriksaan PKP, melaksanakan Program Kerja Pemeriksaan, menyusun Kertas Kerja Pemeriksaan KKP, menyusun Laporan Hasil Pemeriksaan LHP, mendistribusikan Laporan Hasil Pemeriksaan, memonitor Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan TLHP. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. Per05M.Pan032008 menyatakan keahlian yang harus dimiliki oleh pemeriksa adalah auditing, akuntansi, administrasi pemerintahan, hukum dan komunikasi. Disamping itu wajib memiliki keahlian tentang standar audit, metodologi, kebijakan, prosedur dan praktik-praktik audit. Oleh karena itu dapat dipahami bahwa seorang pemeriksa yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang memadai akan lebih memahami dan mengetahui berbagai masalah secara lebih mendalam dan lebih mudah dalam mengikuti perkembangan yang semakin kompleks dalam lingkungan audit. Jadi, semakin tinggi keahlian yang dimiliki seorang pemeriksa maka semakin tinggi pula kualitas audit yang dihasilkannya. Al-Amin 2006 menyatakan, independensi dalam pengawasan berarti didalam proses dan praktek pengawasan tidak terjadi pemihakan atau pengaruh lain yang disebabkan adanya hubungan saudara, teman, kerabat, status jabatan dan lain- Universitas Sumatera Utara lain. Oleh karena itu dapat dipahami bahwa untuk menghasilkan audit yang berkualitas diperlukan sikap independen dari seorang pemeriksa. Karena itu jika pemeriksa kehilangan independensinya maka laporan hasil pemeriksaan yang dihasilkan tidak sesuai dengan kenyataan yang ada sehingga tidak dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Menurut Jaafar dan Sumiyati 2005, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi independensi dalam audit yang sedang dilakukannya adalah: a. Faktor Pribadi yang meliputi hubungan pribadi yang dapat menyebabkan terjadinya penyimpangan audit; hubungan kerja dengan auditan sebelum dan sesudah audit; keberpihakan terhadap golongan, kelompok, organisasi atau program Pemerintah; kepentingan politik dan sosial tertentu. b. Faktor Eksternal meliputi hal-hal yang dapat mengganggu pemeriksa dalam menggunakan kemampuannya untuk menghasilkan pendapat atau simpulan audit yang objektif. Jadi dapat disimpulkan, bahwa dalam melaksanakan proses audit, seorang pemeriksa membutuhkan pengetahuan dibidang audit dan pengalaman yang baik karena dengan kedua hal itu seorang pemeriksaauditor menjadi lebih mampu memahami kondisi keuangan dan laporan keuangan yang akan mau di auditnya. Kemudian dengan sikap independensinya maka seorang pemeriksa dapat melaporkan dalam laporan hasil pemeriksaan jika terjadi adanya kelemahan-kelemahan atau pelanggaran. Universitas Sumatera Utara Dari pernyataan pengaruh keahlian audit dan independensi pemeriksa terhadap kualitas hasil pemeriksaan, maka hubungan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar I.1 Kerangka Berpikir

I.6 Hipotesis

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Keahlian, Independensi, Perencanaan Audit dan Supervisi Audit terhadap Kualitas Audit pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara

7 137 117

Analisis Pengaruh Akuntabilitas, Kompetensi dan Independensi Pemeriksa Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan Pada Inspektorat Kota Medan

0 34 92

Pengaruh Latar Belakang Pribadi Pemeriksa Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan Dan Pengalaman Pemeriksa Sebagai Variabel Moderating Pada Inspektorat Kabupaten Serdang Bedagai

3 27 113

Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pendidikan Berkelanjutan, dan Independensi Pemeriksa terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan (Studi Empiris : Badan Pengawasan Daerah Kabupaten Dairi)

1 34 126

Pengaruh Kompetensi Dan Independensi Terhadap Kualitas Hasil Audit Auditor Inspektorat Jenderal Depertemen Agama

0 5 111

PENGARUH PENGALAMAN KERJA, INDEPENDENSI, OBYEKTIFITAS, INTEGRITAS, DAN KOMPETENSI TERHADAP KUALITAS HASIL AUDIT PADA INSPEKTORAT PROVINSI SUMATERA UTARA.

0 3 30

PENGARUH INDEPENDENSI DAN INTEGRITAS AUDITOR TERHADAP KUALITAS HASIL AUDIT DI LINGKUNGAN INSPEKTORAT KOTA BUKITTINGGI.

0 0 7

PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, OBYEKTIVITAS, KECERMATAN PROFESIONAL DAN PENGALAMAN AUDIT TERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi pada Pemeriksa Inspektorat Kabupaten/Kota di Aceh)

0 4 9

PENGARUH OBYEKTIFITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI PEMERIKSA TEHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN DALAM PENGAWASAN KEUANGAN DAERAH : STUDI PADA INSPEKTORAT KABUPATEN KUDUS

0 0 15

Pengaruh Independensi Pemeriksa, Standar Pelaporan, Pendidikan Berkelanjutan dan Keahlian Auditor Inspektorat Daerah terhadap Kualitas Audit

0 0 10