Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Konsumsi Ikan Siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN POLA KONSUMSI IKAN SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 060919 DI

KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN 2015

SKRIPSI

OLEH

ASIH MONICA PUTRI NIM : 111000278

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN POLA KONSUMSI IKAN SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 060919 DI

KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN 2015

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kesehatan Masyarakat

OLEH:

ASIH MONICA PUTRI NIM : 111000278

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(3)

(4)

ABSTRAK

Ikan merupakan sumber protein yang baik untuk masa pertumbuhan. Rendahnya konsumsi ikan pada siswa Sekolah Dasar merupakan masalah yang disebabkan oleh berbagai faktor. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pola konsumsi ikan siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015.

Metode penelitian berupa survei yang bersifat analitik dengan desain cross sectional. Sampel yang diambil sebanyak 44 siswa dengan teknik purposive sampling. Jenis ikan, jumlah ikan dan frekuensi konsumsi ikan dilihat dengan menggunakan formulir recall dan food frequency quesionary. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pola konsumsi ikan berupa pengetahuan, sosial budaya, ekonomi dan dukungan ibu dilihat dengan menggunakan kuesioner.

Hasil penelitian menunjukan bahwa, sebanyak 15 orang (34,1%) siswa sekolah dasar mengonsumsi jenis ikan air tawar, sebanyak 23 orang (52,3%) siswa sekolah dasar mengonsumsi ikan dengan jumlah ikan pada kategori baik dan sebanyak 13 orang (29,5%) siswa sekolah dasar mengonsumsi ikan dengan frekuensi mengonsumsi ikan pada kategori kadang-kadang. Hasil uji chi square didapatkan ada hubungan pengetahuan dengan jumlah ikan yang dikonsumsi (p=0,0001), sosial budaya dengan jumlah ikan yang dikonsumsi (p=0,005), ekonomi dengan jumlah ikan yang dikonsumsi (p=0,0001) dan dukungan ibu dengan jumlah ikan yang dikonsumsi (p=0,001).

Pihak sekolah disarankan dapat bekerja sama dengan pihak puskesmas dalam penyuluhan gizi serta diharapkan kerjasama antara Dinas Pendidikan dengan Dinas Pertanian dan Kelautan Kota Medan dalam mendukung program Gerakan Makan Ikan.


(5)

ABSTRACT

Fish is a source of good protein for the growth. The lower of fish consumption of the student of elementary school is a problem caused by any factors. The objective of this research is to study factors related to the fish comsumption pattern of the student of elementary school of SD Negeri 060919 in subdistrict of Medan Sunggal 2015.

The method of research is an analytic survey with cross sectional design. The sample is 44 students by purposive sampling method. The species of fish, the number of fish and frequency of fish consumption is indicated by using recall and food frequency questionnaire form. The factors related to the fish comsumption such as knowledge, social culture, economic and support of mother is indicated by using questionnaire form.

The result indicated that as many as 15 persons (34,1%) student of elementary school consumed fish that lives in middle water, as many as 23 persons (52,3%) student the number of consumed fish is in good category and as many as 13 persons (29,5%) student frequency of fish consumption in medium category. The result of Chi Square test indicated that there is a correlation of the knowledge and the number of consumed fish (p=0,0001), social culture and the number of consumed fish (p=0,005), economic and the number of consumed fish (p=0,0001), and support of mother and the number of consumed fish (p=0,001).

The school also suggested to build a matual cooperation with puskesmas at nutrition extension and Education office to build a matual cooperation with the Agricultural and Marine office of Medan to support the program of Fish Consumption.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi dengan judul “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pola Konsumsi Ikan Siswa Sekolah Dasar Negeri

060919 Di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015”. Skripsi ini adalah salah satu syarat yang ditetapkan untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan masukan dari berbagai pihak, untuk itu perkenankan penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, M.Si, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

2. Prof. Dr. Ir. Albiner Siagian, M.Si, selaku Ketua Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara dan selaku Pembimbing II skripsi yang telah meluangkan waktu dan memberikan saran, bimbingan serta arahan dalam penyelesaian skripsi ini.

3. Bapak dr. Taufik Ashar, MKM, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan dukungan serta arahan selama menjalani pendidikan. 4. Ibu Dra. Jumirah, Apt., M.Kes, selaku Dosen Pembimbing I yang telah

meluangkan banyak waktu untuk membimbing, memberikan arahan dan dukungan serta saran dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Ibu Ir. Etty Sudaryati, MKM, Ph.D, selaku Dosen Penguji yang banyak memberikan masukan dan arahan dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Bapak Marihot Samosir, ST, yang telah meluangkan banyak waktu serta memberi arahan dan tenaga dalam membantu mengurus segala keperluan yang harus dipersiapkan demi terselesaikannya skripsi ini.


(7)

7. Seluruh dosen dan staf Akademik Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara atas bimbingan selama perkuliahan hingga penyelesaian studi.

8. Ibu Orni, S.pd, selaku Kepala Sekolah SDN 060919 Kecamatan Medan Sunggal yang telah mengizinkan saya melakukan penelitian dan membantu saya dalam memperoleh data-data yang diperlukan dalam penyelesaian skripsi ini.

9. H. Alizar dan Hj. Yenni Yenziarni, selaku orang tua penulis yang senantiasa selalu memberikan doa, semangat serta dukungan yang luar biasa kepada penulis terutama dalam menyelesaikan skripsi ini dan terimakasih juga kepada adik saya Latifa Khairunnisa dan Ronal Abiyyu untuk doa, dukungan dan motivasi penuh serta ucapan terimakasih kepada keluarga besar penulis untuk doa dan dukungannya.

10.Sahabat-sahabat penulis yang senantiasa memberikan doa, dukungan untuk Rina Guspita Sari, Rucita Arfianisa, Diniyati Kesuma Sari, Ayuni, Tira Farliza dan Annisa Kurnia, terimakasih sudah menjadi tempat berbagi cerita.

11.Teman-teman penulis yang senantiasa memberikan doa, perhatian, semangat, dukungan, serta pengalaman untuk Wilda Try Wahyuni, Hastri Rizka Rahmi Laia, Erizka Yulinda, Widia Gustia Sari, Sarah Marpaung, Amita Rahma Sintiar, Debi Daryani, Sarah Safira, Rifandita Asokawati, Mutiara Nauli Siregar, Sri Ita Hagaina Sitepu, Rury Saswita, Berkah Meidra Adika Nst dan Muhammad Bayu Akbar.

12.Teman-teman penulis yang senantiasa mendukung dan menginspirasi untuk Lindra Yeni Sukma, Meiliza Rohimmah, Jumirsah Hijriani, Yolanda Silvia Dhani, Serly Ardila Ristialy Nasution serta teman-teman lainnya terimakasih.

13.Teman-teman seperjuangan Jenni Febi A. Tarigan, Nurhalis Siregar, Fannisa Izzati, Nia Sylviana Junaz, Fattia Ramadhani, Citra Chairannisa, Siti Nuraini, Ratna Js, Fitratur Rahmah Agustina serta teman-teman di Peminatan Gizi Kesehatan Masyarakat lainnya terimakasih.


(8)

14.Saudari-saudari penulis yang senantiasa mendukung, mendoakan untuk kak Lela, Fuji, Tiffany, Anita dan Rahma terimakasih.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membutuhkan, dan memberikan kontribusi dalam kemajuan Ilmu Kesehatan Masyarakat di Indonesia.

Medan, September 2015


(9)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

RIWAYAT HIDUP ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.3.1 Tujuan Umum ... 5

1.3.2 Tujuan Khusus ... 5

1.4 Hipotesis Penelitian ... 6

1.5 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Anak Sekolah ... 7

2.1.1 Kebutuhan Gizi Anak Sekolah ... 7

2.1.2 Masalah Gizi Anak Sekolah ... 12

2.2 Pola Konsumsi Ikan Anak Sekolah ... 13

2.3 Kandungan Zat Gizi Ikan ... 16

2.4 Manfaat Konsumsi Ikan Anak Sekolah ... 20

2.5 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Konsumsi Ikan ... 21


(10)

BAB III METODE PENELITIAN ... 25

3.1 Jenis Penelitian ... 25

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 25

3.2.1 Lokasi Penelitian ... 25

3.2.2 Waktu Penelitian ... 25

3.3 Populasi dan Sampel ... 25

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 26

3.5 Defenisi Operasional ... 26

3.6 Aspek Pengukuran ... 27

3.7 Metode Analisis Data ... 29

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 30

4.1 Gambaran Umum Sekolah Dasar Negeri 060919 ... 30

4.2 Karakteristik Siswa ... 31

4.3 Karakteristik Keluarga ... 31

4.4 Konsumsi Ikan ... 32

4.5 Pola Konsumsi Ikan Siswa ... 33

4.6 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Konsumsi Ikan ... 36

BAB V PEMBAHASAN ... 41

5.1 Pola Konsumsi Ikan Siswa ... 41

5.2 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Jumlah Ikan yang Dikonsumsi Ikan ... 43

5.2.1 Hubungan Pengetahuan dengan Jumlah Ikan yang Dikonsumsi .... 43

5.2.2 Hubungan Sosial Budaya dengan Jumlah Ikan yang Dikonsumsi .. 44

5.2.3 Hubungan Ekonomi dengan Jumlah Ikan yang Dikonsumsi ... 45

5.2.4 Hubungan Dukungan Ibu dengan Jumlah Ikan yang Dikonsumsi .. 46

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 47

6.1 Kesimpulan ... 47

6.2 Saran ... 47

DAFTAR PUSTAKA ... 49 DAFTAR LAMPIRAN


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan Untuk Anak

Sekolah ... 12

Tabel 2.2 Komposisi Gizi Ikan terutama Protein, Lemak dan Zat Besi

dibandingkan Telur dan Daging ... 17

Tabel 2.3 Kandungan Asam Lemak Omega-3 Per 100 Gram ... 18

Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015 ... 31

Tabel 4.2 Distribusi Karakteristik Keluarga Siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 di Kecamatan Medan Tahun 2015 ... 32

Tabel 4.3 Distribusi Konsumsi Ikan Siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015 ... 33

Tabel 4.4 Distribusi Jenis Ikan yang dikonsumsi Siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015 ... 33

Tabel 4.5 Distribusi Jenis Ikan yang dikonsumsi Siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015 ... 34

Tabel 4.6 Distribusi Jumlah Ikan yang dikonsumsi Siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015 .... 34


(12)

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Ikan Siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015 ... 35

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Ikan yang dikonsumsi Siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015 .... 35

Tabel 4.9 Distribusi Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Konsumsi Ikan Siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015... 36

Tabel 4.10 Hubungan tingkat Pengetahuan dengan Jumlah Ikan yang dikonsumsi Siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015 ... 37

Tabel 4.11 Hubungan Sosial Budaya dengan Jumlah Ikan yang dikonsumsi Siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 di Kecamatan Medan

Sunggal Tahun 2015... 38

Tabel 4.12 Hubungan Ekonomi dengan Jumlah Ikan yang dikonsumsi Siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 di Kecamatan Medan

Sunggal Tahun 2015... 38

Tabel 4.13 Hubungan Dukungan Ibu dengan Jumlah Ikan yang dikonsumsi Siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 di Kecamatan Medan


(13)

DAFTAR GAMBAR


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian... 51

Lampiran 2. Surat Selesai Penelitian ... 52

Lampiran 3. Kuesioner ... 53

Lampiran 4. Data Hasil Penelitian ... 61

Lampiran 5. Hasil Analisis Data ... 65


(15)

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama : Asih Monica Putri

Tempat/ Tanggal Lahir : Sungai Penuh, 09 April 1994

Agama : Islam

Status Perkawinan : Belum Kawin

Jumlah Anggota Keluarga : Anak Pertama Dari 3 Bersaudara

Alamat : Jl. Picaully No. 18 Kompleks Perumahan Dosen

USU Kecamatan Medan Baru Riwayat Pendidikan:

1. TK Islam Amanah Tahun 1998-1999

2. SD Pertiwi Tahun 1999-2005

3. SMP Negeri 8 Sungai Penuh Tahun 2005-2008

4. SMA Negeri 1 Sungai Penuh Tahun 2008-2011


(16)

ABSTRAK

Ikan merupakan sumber protein yang baik untuk masa pertumbuhan. Rendahnya konsumsi ikan pada siswa Sekolah Dasar merupakan masalah yang disebabkan oleh berbagai faktor. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pola konsumsi ikan siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015.

Metode penelitian berupa survei yang bersifat analitik dengan desain cross sectional. Sampel yang diambil sebanyak 44 siswa dengan teknik purposive sampling. Jenis ikan, jumlah ikan dan frekuensi konsumsi ikan dilihat dengan menggunakan formulir recall dan food frequency quesionary. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pola konsumsi ikan berupa pengetahuan, sosial budaya, ekonomi dan dukungan ibu dilihat dengan menggunakan kuesioner.

Hasil penelitian menunjukan bahwa, sebanyak 15 orang (34,1%) siswa sekolah dasar mengonsumsi jenis ikan air tawar, sebanyak 23 orang (52,3%) siswa sekolah dasar mengonsumsi ikan dengan jumlah ikan pada kategori baik dan sebanyak 13 orang (29,5%) siswa sekolah dasar mengonsumsi ikan dengan frekuensi mengonsumsi ikan pada kategori kadang-kadang. Hasil uji chi square didapatkan ada hubungan pengetahuan dengan jumlah ikan yang dikonsumsi (p=0,0001), sosial budaya dengan jumlah ikan yang dikonsumsi (p=0,005), ekonomi dengan jumlah ikan yang dikonsumsi (p=0,0001) dan dukungan ibu dengan jumlah ikan yang dikonsumsi (p=0,001).

Pihak sekolah disarankan dapat bekerja sama dengan pihak puskesmas dalam penyuluhan gizi serta diharapkan kerjasama antara Dinas Pendidikan dengan Dinas Pertanian dan Kelautan Kota Medan dalam mendukung program Gerakan Makan Ikan.


(17)

ABSTRACT

Fish is a source of good protein for the growth. The lower of fish consumption of the student of elementary school is a problem caused by any factors. The objective of this research is to study factors related to the fish comsumption pattern of the student of elementary school of SD Negeri 060919 in subdistrict of Medan Sunggal 2015.

The method of research is an analytic survey with cross sectional design. The sample is 44 students by purposive sampling method. The species of fish, the number of fish and frequency of fish consumption is indicated by using recall and food frequency questionnaire form. The factors related to the fish comsumption such as knowledge, social culture, economic and support of mother is indicated by using questionnaire form.

The result indicated that as many as 15 persons (34,1%) student of elementary school consumed fish that lives in middle water, as many as 23 persons (52,3%) student the number of consumed fish is in good category and as many as 13 persons (29,5%) student frequency of fish consumption in medium category. The result of Chi Square test indicated that there is a correlation of the knowledge and the number of consumed fish (p=0,0001), social culture and the number of consumed fish (p=0,005), economic and the number of consumed fish (p=0,0001), and support of mother and the number of consumed fish (p=0,001).

The school also suggested to build a matual cooperation with puskesmas at nutrition extension and Education office to build a matual cooperation with the Agricultural and Marine office of Medan to support the program of Fish Consumption.


(18)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah negara dengan konsumsi ikan sebesar 34 kilogram per kapita per tahun. Angka tersebut masih sangat jauh jika dibandingkan dengan konsumsi ikan di negara Jepang sebesar 120 kilogram per kapita per tahun (Ronny, 2013). Terjadinya peningkatan tumbuh kembang anak di negara Jepang dalam beberapa waktu terakhir, diasumsikan karena perubahan pola konsumsi kearah pola konsumsi ikan sebagai sumber protein hewani dan mengkonsumsi sumber laut lain yang berkaitan dengan berbagai zat gizi esensial. Menurut Wahyuni yang dikutip oleh Nilawati (2006) budaya makan ikan yang tinggi pada masyarakat Jepang telah membuktikan terjadinya peningkatan kualitas kesehatan dan kecerdasan anak-anak di Jepang. Dalam penelitian yang berbeda, orang tua di Jepang yang mengkonsumsi ikan dan sumber hasil laut lainnya memiliki resiko lebih rendah terkena penyakit jantung dan pembuluh darah.

Beberapa faktor ditengarahi sebagai penyebab rendahnya konsumsi ikan di Indonesia, antara lain karena kurangnya pemahaman masyarakat tentang gizi dan manfaat protein ikan bagi kesehatan dan kecerdasan, rendahnya suplai ikan khususnya ke daerah-daerah pedalaman akibat kurang lancarnya distribusi pemasaran ikan, belum berkembangnya teknologi pengolahan/ pengawetan ikan


(19)

sebagai bentuk keanekaragaman dalam memenuhi tuntutan selera konsumen dan sarana pemasaran serta distribusi masih terbatas baik dari segi kualitas maupun kuantitas (Ronny, 2013).

Dengan kondisi ini, muncul berbagai penyakit akibat defisiensi konsumsi ikan yaitu marasmus, kwashiorkor, marasmus-kwashiorkor yang terjadi dikarenakan kekurangan intake protein dalam tubuh. Gangguan akibat kekurangan yodium juga akibat dari rendahnya konsumsi ikan sebab ikan laut mengandung yodium yang dibutuhkan untuk pertumbuhan. Apabila yodium dalam tubuh berkurang maka akan menyebabkan penyakit gondok dan kretinisme pada usia pertumbuhan (Adriani, 2012).

Indonesia sebagai negara maritim yang 2/3 bagian dari negaranya adalah terdiri dari air dan laut, masih kurang akan gizi protein khususnya dalam konsumsi ikan. Hal ini tidak sejalan dengan orientasi pembangunan nasional yang berbasis kemaritiman. Karena Indonesia merupakan negara yang kaya dan sangat melimpah hasil lautnya, rendahnya konsumsi masyarakat terhadap hasil laut menjadi masalah. Pasalnya indeks konsumsi protein hewani masyarakat Indonesia hanya sebesar 91,7 gram/kapita/hari dari pola pangan harapan (PPH) minimal 150 gram/kapita/hari (Ikawati, 2014).

Peringatan Harkannas (Hari Ikan Nasional) bertema “Ikan untuk Ketahanan Pangan dan Gizi Nasional“ pada tanggal 21 November 2014 yang digelar oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk pertama kalinya diadakan agar masyarakat mampu mengingat serta kembali melihat kelautan dan perikanan


(20)

sebagai tumpuan dan harapan pembangunan nasional. Ikan sebagai bahan pangan yang mudah diproduksi, bergizi tinggi, serta tersedia sepanjang tahun dan menyebar diseluruh Indonesia menjadi solusi masalah pertumbuhan dan kecerdasan masyarakat Indonesia.

Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (GEMARIKAN) juga upaya yang diinisisasi oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk membangun kesadaran gizi individu maupun masyarakat agar gemar mengkonsumsi ikan. Kampanye ini disambut baik oleh masyarakat dan dibeberapa daerah di Indonesia sudah melaksanakan kampanye dengan melibatkan para siswa sekolah dasar untuk mengkonsumsi ikan sebagai asupan gizi yang dapat mencerdaskan otak. Selain itu kampanye juga melibatkan ibu-ibu untuk memasak makanan berbahan baku ikan.

Ikan merupakan salah satu sumber asam lemak tak jenuh dan protein hewani terbaik. Asam lemak yang paling banyak pada ikan terutama dibagian perutnya adalah asam lemak omega-3, terutama asam eikosapentaenoat (EPA) dan asam dokosaheksaenoat (DHA) yang baik untuk kekebalan tubuh, menghambat pertumbuhan kanker, menurunkan kolesterol jahat (LDL) dan meningkatkan kolesterol baik (HDL), menyehatkan jantung dan baik untuk perkembangan otak terutama pada balita. Kandungan asam lemak ini bervariasi, tergantung jenis ikannya. Pada umumnya ikan laut mengandung asam lemak tak jenuh rantai panjang yang relatif lebih banyak dibandingkan dengan ikan air tawar (Murdiati, 2013). Ikan mengandung protein lebih tinggi dibandingkan dengan telur dan daging. Ikan sarden mengandung 21 gram protein, telur ayam mengandung 12,8 gram protein dan daging sapi mengandung 18,8 gram protein.


(21)

Ikan terdiri dari ikan air tawar dan ikan laut. Keduanya adalah makanan sumber protein yang sangat penting untuk pertumbuhan tubuh. Ikan mengandung 18% protein terdiri dari asam-asam amino esensial yang tidak rusak pada waktu pemasakan. Kandungan lemaknya 1-0,2% adalah lemak yang mudah dicerna yang langsung dapat digunakan oleh jaringan tubuh. Sebagian besar kandungan lemaknya adalah asam lemak tak jenuh yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan dapat menurunkan kolesterol darah. Macam-macam ikan mengandung lemak yang bervariasi, ada yang lebih berlemak dan ada yang kurang berlemak. Lemak merupakan salah satu unsur besar dalam ikan, unsur lainnya adalah protein, vitamin dan mineral. Orang telah menyadari makan ikan dari laut dan air tawar lebih baik gizinya, namun hanya orang di pesisir yang gemar makan ikan laut. Orang di daerah pedalaman jarang mengkonsumsi ikan laut, mungkin karena kesegarannya kurang terjamin sehingga bisa mengubah rasa ikan tersebut. Di daerah pedalaman yang ada sungai, empang dan danau tentu banyak ikan air tawar yang tidak kalah nilai proteinnya dan juga bermanfaat untuk pertumbuhan tubuh (Adriani, 2012).

Berdasarkan kampanye pada tanggal 29 November 2014 yang diadakan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan, individu termasuk kelompok usia sekolah menjadi sasaran kegiatan. Anak usia sekolah merupakan generasi penerus untuk melanjutkan pembangunan bangsa. Sudah seharusnya mereka memperoleh pembinaan dan peningkatan taraf kesehatan agar kelangsungan hidup dan perkembangan fisik maupun mental yang dikenal sebagai proses tumbuh kembang dapat berjalan secara optimal. Tumbuh kembang yang optimal dapat dilihat dari pencapaian potensi akademik yang optimal dan didukung oleh kondisi lingkungan.


(22)

Salah satu faktor lingkungan yang optimal adalah zat gizi yang harus dicukupi oleh makanan sehari-hari. Masalah perkembangan anak merupakan masalah yang selalu menjadi topik pembicaraan yang menarik karena kualitas seorang anak ditentukan oleh kondisi optimal baik secara fisik maupun psikis (Adriani, 2012).

Dari survei awal yang dilakukan kepada beberapa siswa, rasa ikan yang tidak enak dan bau ikan yang amis menjadi penyebab anak tidak memilih ikan sebagai sumber protein hewani yang baik untuk kecerdasan otak pada masa pertumbuhan. Kondisi ekonomi masyarakat yang rata-rata menengah ke bawah juga menjadi salah satu faktor rendahnya konsumsi ikan siswa Sekolah Dasar, padahal ketersediaan ikan di lingkungan sekitar cukup. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti ingin melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan pola konsumsi ikan siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apa saja faktor-fakor yang berhubungan dengan pola konsumsi ikan siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 di Kecamatan Medan Sunggal tahun 2015.

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Adapun tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pola konsumsi ikan siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 di Kecamatan Medan Sunggal tahun 2015.


(23)

1.3.2 Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah :

1. Mengetahui distribusi jenis ikan dan frekuensi ikan yang dikonsumsi siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 di Kecamatan Medan Sunggal tahun 2015. 2. Mengetahui hubungan pengetahuan dengan jumlah ikan yang dikonsumsi siswa

Sekolah Dasar Negeri 060919 di Kecamatan Medan Sunggal tahun 2015. 3. Mengetahui hubungan sosial budaya dengan jumlah ikan yang dikonsumsi

siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 di Kecamatan Medan Sunggal tahun 2015. 4. Mengetahui hubungan ekonomi dengan jumlah ikan yang dikonsumsi siswa

Sekolah Dasar Negeri 060919 di Kecamatan Medan Sunggal tahun 2015. 5. Mengetahui hubungan dukungan ibu dengan jumlah ikan yang dikonsumsi

siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 di Kecamatan Medan Sunggal tahun 2015. 1.4 Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1. Ada hubungan pengetahuan, sosial budaya, ekonomi dan dukungan ibu dengan jumlah ikan yang dikonsumsi siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 di Kecamatan Medan Sunggal tahun 2015.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

1. Sebagai bahan informasi bagi pihak sekolah dan orangtua siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 serta masyarakat Kecamatan Medan Sunggal tentang konsumsi ikan sebagai modal awal pertumbuhan dan perkembangan otak anak.


(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anak Sekolah

Anak sekolah adalah anak yang berada pada usia sekolah yaitu antara 6-12 tahun. Pada usia ini anak yang sehat akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang normal dan wajar, yaitu sesuai standar pertumbuhan fisik anak pada umumnya dan memiliki kemampuan sesuai standar kemampuan seusianya (Adriani, 2012).

2.1.1 Kebutuhan Gizi Anak Sekolah

Anak usia sekolah memerlukan makanan yang kurang lebih sama dengan yang dianjurkan untuk anak prasekolah, akan tetapi porsinya harus lebih besar karena kebutuhannya yang lebih banyak, mengingat bertambahnya berat badan dan aktivitas (Adriani, 2012).

Kebutuhan gizi harus disesuaikan dengan banyaknya aktivitas yang dilakukan anak, oleh karena itu ada beberapa fungsi dan sumber zat gizi yang perlu diketahui agar tercukupinya kebutuhan gizi anak sekolah, yaitu :

1. Energi

Aktivitas fisik memerlukan energi di luar kebutuhan untuk metabolisme basal. Aktivitas fisik adalah gerakan yang dilakukan oleh otot tubuh dan sistem penunjangnya. Selama aktivitas fisik berlangsung, otot membutuhkan energi di luar metabolisme untuk bergerak, sedangkan jantung dan paru-paru memerlukan energi


(25)

tambahan untuk mengantarkan zat-zat gizi dan oksigen ke seluruh tubuh serta mengeluarkan sisa-sisa dari tubuh.

Penggunaan energi di luar AMB (Angka Metabolisme Basal) bagi bayi dan anak selama masa pertumbuhan adalah untuk bermain dan sebagainya. Besar kecilnya angka kecukupan energi sangat dipengaruhi oleh intensitas kegiatan jasmani tersebut.

Sumber energi berkonsentrasi tinggi adalah bahan makanan sumber lemak, seperti lemak dan minyak, kacang-kacangan dan biji-bijian. Setelah itu bahan makanan sumber karbohidrat seperti padi-padian, umbi-umbian dan gula murni. Semua makanan yang dibuat dari bahan makanan tersebut merupakan sumber energi.

2. Karbohidrat

Di dalam tubuh, zat-zat makanan yang mengandung unsur karbon dapat digunakan sebagai bahan pembentuk energi yaitu karbohidrat, lemak dan protein. Energi yang terbentuk dapat digunakan untuk melakukan gerakan-gerakan tubuh baik yang disadari maupun yang tidak disadari misalnya, gerakan jantung, pernapasan (paru-paru), usus dan organ-organ lain dalam tubuh. Dari uraian tersebut dapat diketahui keperluan tubuh yang utama adalah terbentuknya bahan bakar (tenaga). Karbohidrat-zat tepung/pati-gula adalah makanan yang dapat menghasilkan tenaga.

Fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan keperluan energi tubuh. Selain itu, karbohidrat juga mempunyai fungsi lain yaitu untuk kelangsungan proses metabolisme lemak. Diketahui juga karbohidrat mengadakan suatu aksi


(26)

penghematan terhadap protein. Pangan sumber karbohidrat misalnya, serealia, biji-bijian, gula dan buah-buahan umumnya menyumbang paling sedikit 50% atau separuh kebutuhan energi keseluruhan. Proporsi asupan karbohidrat yang disarankan untuk anak usia sekolah adalah 50-60% karbohidrat dari kebutuhan energi per hari.

3. Protein

Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar tubuh sesudah air. Kebutuhan protein menurut FAO/WHO/UNU (1985) adalah konsumsi yang diperlukan untuk mencegah kehilangan protein yang diperlukan dalam masa pertumbuhan, kehamilan dan menyusui. Angka Kecukupan Protein (AKP) anak usia sekolah umur 7-9 tahun adalah 400 mg untuk laki-laki dan perempuan, umur 10-12 tahun laki-laki adalah 400 mg sedangkan untuk perempuan 350 mg. Disarankan untuk memberi protein 1,5-2 g/kg berat badan bagi anak sekolah.

Sumber protein dalam bahan makanan hewani merupakan sumber protein yang baik dalam jumlah maupun mutu seperti telur, susu, daging, unggas, ikan dan kerang. Sumber protein nabati adalah kacang, kedelai dan hasil olahannya seperti tempe dan tahu serta kacang-kacangan lain.

4. Lemak

Seperti halnya karbohidrat dan protein, lemak merupakan sumber energi bagi tubuh. Fungsi lemak terutama adalah menghasilkan energi yang diperlukan oleh tubuh, sebagai pembentuk struktur tubuh, mengatur proses yang berlangsung


(27)

dalam tubuh secara langsung dan tak langsung serta sebagai pembawa (carrier) vitamin yang larut dalam lemak.

Defisiensi lemak dalam tubuh akan mengurangi ketersediaan energi dan mengakibatkan terjadinya katabolisme atau perombakan protein. Cadangan lemak akan semakin berkurang dan lambat laun akan terjadi penurunan berat badan. Defisiensi asam lemak akan mengganggu pertumbuhan dan menyebabkan terjadinya kelainan pada kulit. Sumber lemak diantaranya susu, minyak olive, minyak jagung, minyak kacang tanah, minyak ikan dan lain-lain. Menurut WHO (2008), kebutuhan lemak untuk anak usia 2-18 tahun adalah 25-35% dari kebutuhan energi total.

5. Vitamin

Vitamin merupakan zat organik yang harus tersedia dalam jumlah yang sedikit karena vitamin tidak dapat disintesis pada makhluk hidup. Vitamin diklasifikasikan baik sebagai vitamin larut lemak (vitamin A, D, E, K) atau vitamin larut air (vitamin B kompleks dan vitamin C). Vitamin tidak menyediakan energi atau bahan pembangun untuk jaringan dan organ tubuh. Vitamin berperan sebagai partisipan dalam proses katalitik (sebagai koenzim) dan pengatur proses metabolik (Grober, 2009).

6. Mineral

Berikut adalah jenis mineral yang dibutuhkan oleh anak usia sekolah, antara lain :


(28)

a) Kalsium

Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat di dalam tubuh, yaitu 1,5-2% dari berat badan orang dewasa atau lebih kurang sebanyak 1 kg dan jumlah ini 99% berada dalam jaringan keras, yaitu tulang dan gigi.

Semakin tinggi kebutuhan dan semakin rendah persediaan kalsium dalam tubuh semakin efisien absorpsi kalsium. Peningkatan kebutuhan terjadi pada masa pertumbuhan khususnya pada anak usia sekolah dan remaja, kehamilan, menyusui, defisiensi kalsium dan tingkat aktifitas fisik yang meningkatkan densitas tulang.

Kalsium mempunyai berbagai fungsi dalam tubuh yaitu dalam pembentukan tulang dan gigi. Angka kecukupan rata-rata sehari untuk kalsium bagi orang Indonesia ditetapkan oleh Widyakarya Pangan dan Gizi LIPI (1998) untuk anak-anak 500 mg dan remaja 600-700 mg.

Sumber kalsium utama adalah susu dan hasil olahannya, seperti keju. Ikan dimakan dengan tulang, termasuk ikan kering merupakan sumber kalsium yang baik. Serealia, kacang-kacangan dan hasil olahannya seperti tahu dan tempe, sayuran hujau juga merupakan sumber kalsium yang baik.

b) Besi

Besi berfungsi sebagai cadangan untuk memproduksi hemoglobin. Kekurangan besi dapat menurunkan kekebalan tubuh sehingga sangat peka terhadap serangan bibit penyakit. Penelitian di Indonesia menunjukan terjadi peningkatan prestasi belajar pada anak-anak sekolah dasar bila diberi suplemen besi. Besi memegang peranan dalam sistem kekebalan tubuh. Angka kecukupan besi untuk anak sekolah adalah 10 mg.


(29)

Sumber besi adalah makanan hewani seperti daging, ayam dan ikan. Sumber baik lainnya adalah telur, serealia tumbuk, kacang-kacangan, sayuran hujau, dan beberapa jenis buah.

c) Yodium

Yodium berfungsi sebagai bagian dari tirosin dan senyawa lain yang disintesis oleh kelenjar tiroid. Tubuh mengandung sekitar 25 mg yodium, dimana sepertiganya terdapat dalam kelenjar tiroid. Fungsinya adalah mengontrol transduksi energi seluler.

Kebutuhan yodium sehari-hari sekitar 1-2 µg/kg berat badan. Widyakarya Pangan dan Gizi LIPI (1998) menganjurkan angka kecukupan gizi yodium untuk anak sekolah 70-120 µg. Sumber yodium yang utama yaitu makanan laut berupa ikan, udang dan kerang serta gangang laut.

Angka kecukupan gizi yang dianjurkan bagi anak sekolah tercantum dalam tabel dibawah ini :

Tabel 2.1 Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Untuk Anak Sekolah Umur (tahun) Berat badan (kg) Tinggi badan (cm) Energi (kkal) Protein (gr)

Lemak (gr) Karbohidrat (g)

7-9 27 130 1850 49 72

70 67

10 10-12

(pria)

34 142 2100 56 13

10-12 (wanita)

36 145 2000 60 20

Sumber : DEPARTEMEN KESEHATAN 2013 2.1.2 Masalah Gizi Anak Sekolah

Masalah gizi (malnutrition) adalah gangguan pada beberapa segi kesejaterahan perorangan dan atau masyarakat yang disebabkan oleh tidak


(30)

terpenuhinya kebutuhan akan zat gizi yang diperoleh dari makanan (Demanik, 2010).

Kekurangan berat badan merupakan masalah gizi yang terjadi pada anak sekolah. Kekurangan berat badan yang berlangsung pada anak yang sedang tumbuh merupakan masalah serius. Kondisi ini mencerminkan kebiasaan makan yang buruk. Pada awal usia enam tahun, anak mulai masuk sekolah. Dengan demikian anak-anak mulai memasuki dunia baru, dimana mereka mulai banyak belajar, berhubungan dengan orang di luar keluaga dan berkenalan dengan suasana dan lingkungan yang baru. Secara langsung maupun tidak, keadaan tersebut bisa memengaruhi kebiasaan makan. Anak-anak cenderung memilih makanan yang mengandung banyak lemak, sementara kandungan protein dan mineralnya rendah (Adriani, 2012).

Pada saat memasuki usia sekolah dasar, anak berada pada masa awal belajar yang nantinya akan memengaruhi proses belajar anak pada masa yang akan datang. Oleh karena itu penting memperhatikan gizi anak sekolah dasar untuk menunjang kondisi fisik otak yang merupakan syarat anak mempunyai kecerdasan tinggi.

2.2 Pola Konsumsi Ikan Anak Sekolah

Menurut Lie Goan Hoang yang dikutip oleh Zulfrida (2003), pola makan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai jumlah dan jenis bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh satu orang dan merupakan ciri khas untuk suatu kelompok masyarakat tertentu.


(31)

Gizi pada anak dari segi mutu maka protein hewani dapat dikatakan lebih baik dari protein nabati. Hal ini disebabkan karena protein hewani mempunyai susuanan asam amino esensial yang lengkap. Khusus untuk protein hewani anak dianjurkan agar konsumsinya kira-kira 5 gram protein asal ternak ditambah 10 gram protein ikan per hari (Khomsan, 2010). Anjuran konsumsi protein ikan rata-rata per hari yaitu 9 gram dengan kriteria baik ≥ 9 gram/hari dan kurang < 9 gram/hari.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Riyandini (2014) sebanyak 48,5% anak-anak SD Brigjend Katamso mengkonsumsi jenis ikan laut dan olahannya. Ikan laut yang dikonsumsi terbanyak adalah teri sebesar 22,06%, ikan air tawar yang dikonsumsi terbanyak adalah lele sebesar 19,12%.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Apriani (2012) jenis ikan yang dikonsumsi anak balita di Nagari Taruang-Taruang Kecamatan Rao Kabupaten Pasaman adalah ikan mas, ikan mujahir, ikan lele, ikan gabus, belut, ikan nila, ikan tongkol dan ikan teri. Dapat diketahui bahwa jenis ikan yang sering dikonsumsi anak balita adalah ikan mujahir, nila dan teri (48,57%).

Menurut Budiarso yang dikutip oleh Meliala (2009), beberapa contoh jenis ikan yang kaya akan omega-3, yaitu Lemuru, Tuna, Tenggiri dan Ikan herring.

-Lemuru (Sardinella longiceps)

Jenis ikan ini hidup di perairan pantai, lepas pantai dan laut dalam. Panjang 20 cm tapi biasanya 10-15 cm, tubuhnya biru kehijauan dibagian atas, putih perak pada bagian bawah. Terdapat di Selat Bali dan sekitarnya, termasuk Selatan Sumbawa dan Timur Sumba serta Kalimantan Utara. Ikan yang oleh orang Madura


(32)

disebut soroi ini dipasarkan dalam bentuk segar, asin kering, kalengan dan asin rebus (pindang).

-Tuna (Thunnus obesus)

Jenis ikan yang ada di Indonesia Timur sering disebut tuna mata besar ini hidup di perairan lepas pantai mulai dari permukaan sampai kedalaman 250 m, dipasarkan dalam bentuk segar yang dibekukan dan harganya terbilang agak mahal.

-Tenggiri ( Scomberomorus commerson)

Termasuk ikan buas, predator, karnivor dan menyukai ikan-ikan kecil (sarden, tembang dan teri) dipasarkan dalam bentuk segar dan asin setengah kering.

-Ikan herring (harring)

Ikan ini merupakan famili penting yang tersebar luas diseluruh dunia. Ikan ini diiris lewat punggungnya, isi perut dibuang dan sesudah direndam selama setengah jam dalam larutan garam 80% ikan tersebut lalu digantung didalam tempat pembakaran di atas api kayu keras selama 6-18 jam. Ikan haring itu ikan yang berminyak karena itu mudah rusak.

Beberapa contoh jenis ikan yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat, yaitu :

1. Bandeng

Merupakan jenis ikan budi daya air payau yang sekaligus juga merupakan bahan konsumsi masyarakat luas. Bentuk badan yang memanjang, padat dan dapat mencapai ukuran yang cukup besar, rasanya cukup lezat membuat bandeng disukai semua lapisan masayarakat.


(33)

Menurut Hadie dan Supriatna yang dikutip oleh Meliala (2009), ciri-ciri ikan bandeng adalah badan memanjang, padat, kepala tanpa sisik, mulut kecil terletak di ujung kepala dan rahang tanpa gigi serta lubang hidung yang terletak di depan mata, sirip punggung terletak jauh di belakang tutup insang, berwarna putih bersih dan dagingnya putih.

2. Ikan Mas

Menurut Harli yang dikutip oleh Meliala (2009), ikan mas merupakan jenis ikan darat dan hidup di perairan dangkal yang mengalir tenang dengan suhu sejuk. Jenis ikan konsumsi air tawar ini banyak digemari masyarakat karena dagingnya gurih dan memiliki kadar protein tinggi. Beberapa ciri-ciri ikan mas yaitu umumnya berwarna kuning dan badan memanjang.

3. Lele

Menurut Hadie dan Supriatna yang dikutip oleh Meliala (2009), dari sekian banyak komoditas perikanan di Indonesia, lele dapat dikatakan sebagai jenis ikan yang sangat populer di masyarakat. Selain rasanya yang lezat, kandungan gizinya pun cukup tinggi sehingga disukai berbagai kalangan, terutama bagi anak-anak karena kandungan proteinnya yang tinggi berguna untuk meningkatkan kecerdasan. Pada umumnya jenis ikan lele memiliki warna hitam abu-abu atau terkadang putih berbintik.

4. Gurami

Menurut Agus yang dikutip oleh Meliala (2009), gurame adalah ikan air tawar yang banyak menghuni rawa-rawa, danau atau daerah yang perairannya


(34)

tenang. Beberapa ciri-ciri umumnya yaitu tubuh berbentuk pipih dan agak memanjang, bagian dahi gurami dewasa terdapat tonjolan mirip cula.

2.3 Kandungan Zat Gizi Ikan

Menurut penelitian yang dilakukan Riyandini (2014) jumlah ikan yang dikonsumsi oleh anak-anak SD Brigjend Katamso II berada pada kategori cukup yaitu sebesar 69,1 % dengan rata-rata jumlah protein ikan adalah 12,6 gram/hari. Sumbangan konsumsi ikan terhadap angka kecukupan protein pada anak-anak SD Brigjend Katamso II masih tergolong kurang dengan rata-rata 27,18%.

Pada balita penelitian yang dilakukan Apriani (2012) menyimpulkan bahwa umumnya kandungan protein yang ada pada ikan dan dikonsumsi anak balita adalah dengan kandungan protein 10-20 gram. Sedangkan rata-rata kandungan protein ikan yang dikonsumsi anak balita adalah 12,74 gram/hari.

Tabel 2.2 Komposisi Gizi Ikan Terutama Protein, Lemak dan Zat Besi dibandingkan Telur dan Daging

Jenis Ikan Protein (g) Lemak (g) Zat Besi (g)

Bandeng 20,0 4,8 2,0

Gabus kering 58,0 4,0 1,0

Ikan asin 42,0 1,5 2,5

Ikan mas 16,0 2,0 2,0

Kembung 22,0 1,0 1,0

Kepiting 13,8 3,8 1,1

Kerang 8,0 1,1 3,1

Pindang banjar 28,0 4,2 1,0

Sarden 21,0 27,0 3,5

Teri kering 33,4 3,0 3,6

Telur ayam 12,8 11,5 2,7

Daging ayam 18,2 25,0 1,5

Daging sapi 18,8 14,0 2,8


(35)

Ikan sebagai salah satu sumber daya gizi laut mempunyai kandungan protein cukup tinggi, basah sekitar 17% dan kering 40% (Khomsan, 2010). Menurut Murdiati (2013), secara umum ikan mengandung 13-20% protein yang dapat membantu pertumbuhan sel otak. Kandungan protein ikan erat sekali kaitannya dengan kandungan lemak dan kandungan airnya. Pada ikan yang kandungan lemaknya rendah, rata-rata mengandung protein dalam jumlah besar. Jumlah protein dalam daging ikan tidak kalah dibanding dengan sumber protein lainnya (Simanjuntak, 2002). Ikan mengandung 17 gr protein tidak jauh berbeda dengan daging ayam dan daging sapi yang mengandung 18 gr dan 19 gr protein namun jauh berbeda dengan telur ayam yang hanya mengandung 13 gr protein.

Menurut Khomsan (2010), sebagian besar asam lemak pada ikan berupa asam lemak omega-3, meski asam lemak omega-3 mempunyai beberapa manfaat yang sangat penting untuk pertumbuhan sel-sel saraf maupun untuk pencagahan penyakit degeneratif, namun struktur kimiawinya mudah rusak bila teroksidasi (proses penggabungan dengan oksigen seperti pemanasan).

Sebagai sumber lemak asam lemak omega-3 ditemukan terutama dalam ikan laut berlemak yang mengandung asam lemak eikosapentanoat (eicosapentaenoic acid, EPA) dan asam dokosaheksanoat (decosahexaenoic acid, DHA). Penelitian menunjukan peningkatan bukti mengenai efek antiinflamasi, antiaterogenik, antitrombolik, antiaritmia dan efek penurun-trigliserida dalam minyak ikan (Grober, 2013).


(36)

Menurut Aswan yang dikutip oleh Meliala (2009), omega 3 dan omega 6 termasuk dalam asam lemak tak jenuh jamak esensial yang berguna untuk memperkuat daya tahan otot jantung, meningkatkan kecerdasan otak jika diberikan sejak dini, melenturkan pembuluh darah, hingga menurunkan kadar trigliserida dan mencegah penggumpalan darah. Omega 3 dan omega 6 berasal dari berbagai jenis ikan, terutama ikan yang berasal dari laut, seperti sarden, tuna, cakalang, kembung, mackarel, herring, salem, bonito dan lainnya.

Tabel 2.3 Kandungan Asam Lemak Omega-3 Per 100 Gram Jenis Ikan Asam Lemak

Omega-3

Jenis Ikan Asam Lemak Omega-3

Tuna 2,1 g Teri 1,4 g

Sardin 1,2 g Tongkol 1,5 g

Salmon 1,6 g Tenggiri 2,6 g

Makerel 1,9 g Tawes 1,5 g

Herring 1,2 g Kembung 2,2 g

Sumber: Khomsan (2010)

Ikan sebagai sumber karbohidrat menurut Hadiwiyoto yang dikutip oleh Simanjuntak (2002), sumbangan karbohidrat dari daging ikan sebagai zat gizi kurang dari 1%. Karbohidrat dalam daging ikan paling banyak berupa glikogen 0,005%-0,85%, glukosa 0,038%, asam laktat 0,005%-1,43%. Selain sebagai sumber karbohidrat ikan juga sebagai sumber vitamin,menurut Pandit yang dikutip oleh Meliala (2009) bangsa yang memiliki tingkat konsumsi ikan lebih tinggi cenderung memiliki kualitas sumber daya manusia lebih unggul, sehat dan cerdas. Ikan dan hasil produknya banyak dimanfaatkan oleh orang-orang yang mengalami kesulitan pencernaan. Vitamin yang ada dalam ikan bermacam-macam yaitu vitamin A, D, thiamin, ribovlavin dan niacin. Vitamin D yang terdapat pada beberapa jenis ikan berkisar antara 20000-45000 UI/gram sementara pada hati


(37)

hewan mamalia darat hanya ditemukan dalam jumlah kecil bahkan kurang dari 1 IU/gram (Hadiwiyoto dalam Simanjuntak, 2002).

Menurut pandit yang dikutip oleh Meliala (2009), ikan mengandung banyak mineral, diantaranya magnesium, phosfor, yodium, flour, zat besi, copper, zinc, dan selenium. Mineral yang terkandung dalam ikan kurang lebih sama banyaknya dengan mineral yang ada dalam susu, seperti kalsium dan phosfor. Orang-orang di pegunungan yang banyak menderita penyakit gondok antara lain disebabkan jarang makan ikan laut. Kandungan yodium yang diperoleh dari jenis ikan laut sangat cukup untuk mencegah berkembangnya penyakit gondok, oleh karena itu pemerintah membuat peraturan penambahan yodium pada setiap garam dapur yang dijual dipasaran.

2.4 Manfaat Konsumsi Ikan Anak Sekolah

Kajian epidemiologis mengungkapkan kaitan konsumsi ikan dan resiko kematian akibat penyakit jantung. Bangsa eskimo yang langka berpenyakit jantung ternyata mengkonsumsi ikan 300-400 g per hari atau rata-rata 126 kg/tahun.

Lemak ikan mempunyai keunggulan khusus dibandingkan lemak hewan lainnya. Keunggulan khusus tersebut terutama dilihat dari komposisi asam lemaknya. Ikan diketahui banyak mengandung asam lemak tak jenuh yang beberapa diantaranya esensial bagi tubuh, bahkan yang disebut asam lemak omega-3 dapat menurunkan kadar kolesterol darah. Kolesterol LDL (low density lipoprotein) sangat berperan terhadap munculnya aterosklerosis atau penyumbatan pembuluh darah. Oleh karena itu mengkonsumsi ikan yang banyak mengandung asam lemak omega-3 dapat menghambat proses terjadinya aterosklerosis.


(38)

Para ahli gizi dalam Lokakarya Peranan Asam Lemak Esensial dalam Perkembangan Kecerdasan di Serpong 14-15 Februari 1996 menyimpulkan asam lemak omega-3 dan omega-6 yang terdapat pada ASI, ikan dan produk olahannya (termasuk minyak ikan) mempunyai peranan penting dalam peningkatan kecerdasan anak.

Beberapa hasil penelitian yang berhasil mengungkap diet produk ikan dan ikan yang mengandung omega-3, yaitu mengkonsumsi ikan secara teratur akan menurunkan resiko jantung 38% dan serangan jantung 60% dibandingkan dengan mereka yang mengkonsumsi daging merah dan omega-3 dapat mencegah pembentukan gumpalan darah.

2.5 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Konsumsi Ikan

Dari artikel yang penulis baca, ada beberapa faktor yang berhubungan dengan pola konsumsi ikan, antara lain sebagai berikut :

1. Pengetahuan

Pengetahuan seseorang biasanya dipengaruhi oleh pengalaman yang berasal dari berbagai macam sumber, misalnya media massa, media elektronik, buku petunjuk, petugas kesehatan, media poster, kerabat dekat dan sebagainya. Pengetahuan ini dapat membentuk keyakinan tertentu sehingga seseorang berperilaku sesuai keyakinan tersebut. Pengetahuan merupakan resultan akibat proses penginderaan terhadap suatu obyek. Penginderaan tersebut sebagian besar berasal dari pengelihatan dan pendengaran. Pengukuran atau penilaian pengetahuan pada umumnya dilakukan melalui tes atau wawancara dengan alat bantu kuesioner berisi materi yang diukur dari responden (Notoatmodjo, 2012).


(39)

2. Sosial Budaya

Kehidupan manusia sebagai makhluk sosial selalu dihadapkan kepada masalah sosial yang tak dapat dipisahkan dalam kehidupan. Masalah sosial timbul sebagai akibat dari hubungannya dengan sesama manusia lainnya dan akibat tingkahlakunya. Masalah sosial tidak sama antara masyarakat yang satu dengan yang lainnya karena adanya perbedaan dalam tingkat perkembangan kebudayaannya, sifat kependudukannya dan keadaan lingkungan alamnya.

Budaya dilihat sebagai mekanisme kontrol bagi perlakuan dan tindakan-tindakan sosial manusia, atau sebagai pola-pola bagi kelakuan manusia. Di dalam masyarakat, manusia mengembangkan kebudayaannya. Ada yang diterima dan ada yang tidak, atau diterima secara selektif karena berkenaan dengan nilai-nilai moral dan estetika, sistem-sistem penggolongan, benda-benda dan berbagai hal lainnya yang diperlukan hidupnya. Kesemuanya ini merupakan masalah sosial yang di dalamnya masyarakat berada dalam suatu proses perubahan sosial dan kebudayaan yang cepat (Munandar, 1992).

3. Ekonomi

Ukuran kelayakan seseorang dalam memperoleh penghargaan dari hasil kerjanya yang digunakan untuk memenuhi kebutuhannya. Maka baik kondisi ekonomi seseorang dapat diasumsikan bahwa terpenuhinya kebutuhan akan semakin baik, karena untuk kebutuhan akan lebih mudah dipenuhi.

Pendapatan keluarga termasuk ke dalam faktor ekonomi yang mempunyai peran penting terutama dalam memberikan efek terhadap taraf hidup. Efek disini meliputi kesejaterahan dan kesehatan, dimana perbaikan pendapatan akan


(40)

meningkatkan tingkat gizi masyarakat. Pendapatan akan menentukan daya beli terhadap pangan dan fasilitas lain yang dapat mempengaruhi kondisi kesehatan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Komsatiningrum (2008) kepada anak balita, diketahui bahwa pendapatan keluarga mempengaruhi pola konsumsi pangan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Jafar (2012) kepada remaja usia 13-18 tahun dan orang dewasa usia ≥ 19 tahun, diketahui bahwa tingkat sosial ekonomi mempengaruhi pola konsumsi pangan.

4. Dukungan Ibu

Semua orangtua harus memberikan hak anak untuk tumbuh. Semua anak harus memperoleh yang terbaik agar dapat tumbuh sesuai dengan apa yang mungkin dicapainya dan sesuai dengan kemampuan tubuhnya. Untuk itu perlu perhatian/dukungan orangtua. Untuk tumbuh dengan baik tidak cukup dengan memberinya makan, asal memilih menu makanan dan asal menyuapi anak nasi. Akan tetapi anak membutuhkan sikap orang tuanya dalam memberi makan. Semasa bayi, anak hanya menelan apa saja yang diberikan ibunya. Sekalipun yang ditelannya itu tidak cukup dan kurang bergizi. Demikian pula sampai anak sudah mulai disapih, anak tidak tahu mana makanan terbaik dan mana makanan yang boleh dimakan. Anak masih membutuhkan bimbingan seorang ibu dalam memilih makanan agar pertumbuhan tidak terganggu. Bentuk perhatian/dukungan ibu terhadap anak salah satunya perhatian ketika makan (Nadesul, 1995).

Wanita yang berstatus ibu rumah tangga memiliki peran ganda dalam keluarga, terutama jika memiliki aktivitas di luar rumah seperti bekerja atau pun melakukan aktivitas lain dalam kegiatan sosial. Wanita yang bekerja di luar rumah


(41)

biasanya dalam hal menyusun menu tidak terlalu memperhatikan keadaan gizinya, tetapi cenderung menekankan dalam jumlah atau banyaknya makanan, sedangkan gizi mempunyai pengaruh yang cukup atau sangat berperan bagi pertumbuhan dan perkembangan mental maupun fisik anak. Selama bekerja ibu cenderung mempercayakan anak mereka diawasi oleh anggota keluarga lainnya yang biasanya adalah nenek, saudara perempuan atau anak yang sudah besar bahkan orang lain yang diberi tugas untuk mengasauh anaknya (Sunarti, 1989).


(42)

2.6 Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 2.1 Kerangka Konsep

Dari gambar 2.1 di atas dapat dilihat hubungan antara pengetahuan, sosial budaya, ekonomi dan dukungan ibu dengan pola kosumsi ikan berupa jumlah ikan yang dikonsumsi. Sementara pola konsumsi ikan berupa jenis ikan dan frekuensi ikan yang dikonsumsi hanya melihat distribusinya saja.

Pengetahuan Sosial Budaya Ekonomi Dukungan Ibu

Pola Konsumsi Ikan Jumlah ikan yang dikonsumsi

Jenis ikan yang dikonsumsi

Frekuensi ikan yang dikonsumsi


(43)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian survei yang bersifat analitik dengan desain crossectional yaitu untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan dengan pola konsumsi ikan siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 di Kecamatan Medan Sunggal tahun 2015.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 060919 yang terletak di Jalan Setia Budi No. 6, Kecamatan Medan Sunggal. Dari survei awal yang dilakukan kepada 15 orang siswa, 9 siswa tidak mengkonsumsi ikan sebagai sumber protein hewani. Salah satu alasannya adalah rasa ikan yang tidak enak dan baunya yang amis.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan September 2015.

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 5 (lima) dan kelas 6 (enam) yang terdaftar di Sekolah Dasar Negeri 060919 di Kecamatan Medan Sunggal. Pemilihan populasi ditentukan dengan alasan bahwa pada siswa kelas tersebut dipastikan sudah mampu berkomunikasi dengan baik.


(44)

Adapun jumlah siswa kelas 5 dan 6 di Sekolah Dasar Negeri 060919 di Kecamatan Medan Sunggal sebagai berikut :

a) Kelas 5 : 23 siswa b) Kelas 6 : 21 siswa

Maka seluruh populasi untuk siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 adalah 44 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Data penelitian diperoleh melalui dua cara yaitu :

a. Data primer, yaitu data yang diperoleh dari wawancara langsung terhadap siswa sekolah dasar tentang pengetahuan, sosial budaya, ekonomi dan dukungan ibu. Jenis dan frekuensi ikan yang dikonsumsi diperoleh dari formulir food frequency, sedangkan jumlah ikan diperoleh dari food recall.

b. Data sekunder, yaitu data yang dikumpulkan dari bagian administrasi Sekolah Dasar Negeri 060919 di Kecamatan Medan Sunggal tahun 2015 yang meliputi gambaran umum sekolah tersebut.

3.5 Definisi Operasional

1. Siswa sekolah dasar adalah anak sekolah yang terdaftar sebagai peserta kegiatan belajar di Sekolah Dasar Negeri 060919 Kecamatan Medan Sunggal.

2. Pengetahuan adalah pemahaman yang dimiliki oleh siswa sekolah dasar tentang pola konsumsi ikan.

3. Sosial budaya adalah kepercayaan terhadap ada tidaknya pantangan konsumsi ikan pada siswa sekolah dasar.


(45)

4. Ekonomi adalah ukuran kelayakan siswa sekolah dasar dalam pemenuhan konsumsi ikan.

5. Dukungan ibu adalah penilaian siswa sekolah dasar tentang dukungan yang diberikan ibu terhadap pola konsumsi ikan.

6. Pola konsumsi ikan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran tentang konsumsi ikan siswa sekolah dasar meliputi jenis ikan yang dikonsumsi, jumlah ikan yang dikonsumsi dan frekuensi ikan yang dikonsumsi.

7. Jenis ikan yang dikonsumsi adalah macam/ragam ikan yang dikonsumsi oleh siswa sekolah dasar.

8. Jumlah ikan yang dikonsumsi adalah banyaknya zat gizi protein yang dikonsumsi oleh siswa sekolah dasar.

9. Frekuensi ikan yang dikonsumsi adalah keacapan mengkonsumsi ikan tertentu oleh siswa sekolah dasar.

3.6 Aspek Pengukuran 3.6.1 Pengetahuan

Pengetahuan diukur melalui jawaban kuesioner, pertanyaan yang diajukan adalah 12 pertanyaan. Setiap jawaban yang benar akan diberi skor 1 dan jawaban akan diberi skor 0. Total skor maksimal adalah 12 dan total skor minimal adalah 0 (Khomsan, 2000).

Tingkat pengetahuan dapat dikategorikan menjadi 3 kategori :

1. Baik : Apabila responden menjawab soal >75% dengan benar atau dengan total skor responden 9-12.


(46)

2. Sedang : Apabila responden menjawab soal 40-75% dengan benar atau dengan total skor responden 5-8.

3. Kurang : Apabila responden menjawab soal <40% dengan benar atau dengan total skor responden 1-4.

3.6.2 Sosial Budaya

Kepercayaan diukur melalui variabel yang didasarkan dari 5 pertanyaan dengan menggunakan Rating Scale. Setiap pertanyaan memiliki bobot nilai 4 pemberian skor setiap poin jawaban sebagai berikut :

Tiap pertanyaan terdiri dari 1 pilihan jawaban, yang benar diberi skor 4 dan jawaban yang salah diberi skor 0 (Sugiyono, 2008).

Skor tertinggi yang bisa diperoleh responden adalah 20 dan dikategorikan menjadi :

1. Positif : Apabila jawaban responden benar ≥65% dengan total nilai (13-20).

2. Negatif : Apabila jawaban responden benar <65% dengan total nilai (0-12).

3.6.3 Ekonomi

Ekonomi keluarga per bulan dikategorikan berdasarkan upah minimum regional (UMR) Provinsi Sumatera Utara tahun 2012.

Kategori :

1. Tinggi : ≥1.200.000,- 2. Rendah : <1.200.000,-


(47)

3.6.4 Dukungan Ibu

Diukur berdasarkan jawaban dari kuesioner yang terdiri dari 13 pertanyaan. Skor untuk pilihan a=2, b=1 sehingga skor menjadi 26 dengan kategori :

1. Baik : Apabila nilai yang diperoleh 22-26 (≥80%). 2. Tidak baik : Apabila nilai yang diperoleh <22 (<80%). 3.6.5 Jenis Ikan yang di Konsumsi

Jenis ikan yang dikonsumsi dilihat dari variasi jenis ikan yang dikonsumsi dalam satu minggu yang terdiri dari ikan laut, ikan air tawar dan hasil olahan ikan. 3.6.6 Jumlah Ikan yang di Konsumsi

Jumlah ikan yang dikonsumsi diperoleh melalui wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner, kemudian dibandingkan dengan anjuran konsumsi protein ikan rata-rata perhari yaitu 9 gram, dengan kriteria : (Depkes RI, 1998 dikutip dari Simanjuntak, 2002)

1. Baik : ≥9 gram/hari. 2. Kurang : <9 gram/hari. 3.6.7 Frekuensi Ikan yang dikonsumsi

Frekuensi ikan yang dikonsumsi diperoleh melalui wawancara kepada siswa sekolah dasar melalui formulir food frequency, dengan kriteria jarang 1-3x/minggu, kadang-kadang 4-6x/minggu dan sering ≥7x/minggu.

3.7 Metode Analisis Data

Data yang telah dikumpul, diolah dan disajikan dalam tabel distribusi frekuensi kemudian dianalisa secara deskriptif. Untuk mengetahui faktor-faktor


(48)

yang berhubungan dengan pola konsumsi ikan digunakan uji chi-square dengan derajat kepercayaan 95%.


(49)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Sekolah Dasar Negeri 060919

Sekolah Dasar (SD) Negeri 060919 berdiri di atas tanah seluas 1500 �2. SD ini terletak di Jalan Setia Budi No. 6 Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan Provinsi Sumatera Utara. Adapun sarana yang dimiliki sekolah ini adalah 6 ruangan kelas, 1 ruangan kepala sekolah dan 1 ruangan kantor yang digabung dengan tata usaha.

Selain prasarana sekolah, sekolah tersebut juga memiliki sarana belajar berupa buku penunjang yang terdiri dari 26 buku penunjang kelas I, 21 buku penunjang kelas II, 23 buku penunjang kelas III, 26 buku penunjang kelas IV, 22 buku penunjang kelas V dan 22 buku penunjang kelas VI. Selain buku penunjang, juga dilengkapi dengan alat peraga yang terdiri dari 2 set alat peraga IPA, 2 set alat peraga IPS, 2 set alat peraga bahasa, 2 set alat peraga matematika dan 2 set alat olah raga.

Saat ini, kepala sekolah SD tersebut adalah Ibu Orni, S.Pd yang dibantu oleh 10 orang guru. Jumlah siswa yang belajar di sekolah tersebut pada tahun ajaran 2015/2016 berjumlah 117 orang yang terdiri dari 18 orang kelas I, 21 orang kelas II, 15 orang kelas III, 19 orang kelas IV, 23 orang kelas V, 21 orang kelas VI. Berdasarkan jenis kelamin siswa di SD tersebut terdapat 59 orang siswa laki-laki dan 58 orang siswa perempuan.


(50)

Di sekitar lingkungan sekolah banyak pedagang yang menjual berbagai jenis makanan ringan, karena banyaknya makanan yang dijual di lingkungan sekolah pada jam istirahat berlangsung, menjadi alasan anak memilih untuk tidak membawa bekal dari rumah.

4.2 Karakteristik Siswa

Berdasarkan data yang dikumpulkan peneliti maka diperoleh karakteristik siswa menurut jenis kelamin dan umur yang dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini :

Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 Di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015

Karakteristik Siswa Jumlah Siswa

n %

Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan

21 23

47,7 52,3

Total 44 100,0

Umur 9-11 Tahun 12-14 Tahun

32 12

72,7 27,3

Total 44 100,0

Berdasarkan Tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa dari 44 orang siswa terdapat 21 orang siswa (47,7% ) yang berjenis kelamin laki-laki dan 23 orang siswa (52,3%) yang berjenis kelamin perempuan. Jumlah siswa yang berada pada kelompok umur 9-11 tahun sebanyak 32 orang siswa (72,7%) dan yang berada pada kelompok umur 12-14 tahun sebanyak 12 orang siswa (27,3%).


(51)

4.3 Karakteristik Keluarga

Berdasarkan data yang dikumpulkan peneliti maka diperoleh karakteristik keluarga menurut pekerjaan ayah dan pekerjaan ibu yang dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini :

Tabel 4.2 Distribusi Karakteristik Keluarga Siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 Di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015

Karakteristik Keluarga Jumlah Siswa

n %

Pekerjaan Ayah PNS Karyawan Wiraswasta Tukang Bangunan/Buruh Tukang Becak 2 5 12 15 10 4,5 11,4 27,3 34,1 22,7

Total 44 100,0

Pekerjaan Ibu Wiraswasta

Ibu Rumah Tangga

3 41

6,8 93,2

Total 44 100,0

Ekonomi

<1.200.000,- 20 45,5

1.200.000,- 24 54,5

Total 44 100,0

Berdasarkan Tabel 4.2 di atas dapat diketahui bahwa pekerjaan ayah sebagai tukang bangunan/buruh sebesar 34,1% dan sebagai PNS sebesar 4,5%. Pekerjaan ibu sebagai ibu rumah tangga sebesar 93,2% dan sebagai wiraswasta sebesar 6,8%. Kondisi ekonomi keluarga siswa sekolah dasar pada kategori <1.200.000,- sebesar 45,5% dan kondisi ekonomi keluarga siswa sekolah dasar pada kategori ≥1.200.00,- sebesar 54,5%.


(52)

4.4 Konsumsi Ikan Siswa

Konsumsi ikan siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 yang dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini :

Tabel 4.3 Distribusi Konsumsi Ikan Siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 Di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015

No. Konsumsi Ikan Jumlah Siswa

n %

1. Ya 30 68,2

2. Tidak 14 31,8

Total 44 100,0

Berdasarkan Tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa siswa SD yang mengonsumsi ikan sebanyak 30 orang siswa (68,2%) dan siswa SD yang tidak mengonsumsi ikan sebanyak 14 orang siswa (31,8%).

4.5 Pola Konsumsi Ikan Pada Siswa

Pola konsumsi ikan pada siswa yaitu jenis ikan yang dikonsumsi, jumlah ikan yang dikonsumsi dan frekuensi ikan yang dikonsumsi.

Tabel 4.4 Distribusi Jenis Ikan yang Dikonsumsi Siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 Di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015

No. Jenis Ikan yang dikonsumsi Jumlah Siswa

n %

1. Tidak Mengonsumsi Ikan 14 31,8

2. Ikan Laut 12 27,3

3. Ikan Air Tawar 15 34,1

4. Hasil Olahan Ikan 3 6,8

Total 44 100,0

Berdasarkan Tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 15 orang siswa (34,1%) mengonsumsi jenis ikan air tawar dan sebanyak 3 orang siswa


(53)

(6,8%) mengonsumsi hasil olahan ikan. Ikan air tawar yang banyak dikonsumsi siswa seperti lele, mas, mujair dan hasil olahan ikan seperti ikan asin.

Tabel 4.5 Distribusi Jenis Ikan yang Dikonsumsi Siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 Di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015

Jenis Ikan Jumlah Siswa

n %

A. Ikan Laut

1. Teri 25 83,3

2. Sarden 19 63,3

3. Kembung 13 43,3

4. Tongkol 20 66,7

B. Ikan Air Tawar

1. Lele 27 90,0

2. Nila 16 53,3

3. Mas 13 43,3

4. Mujair 12 40,0

C. Hasil Olahan Ikan

1. Ikan Asin 30 100,0

Berdasarkan Tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa untuk jenis ikan laut sebanyak 25 orang (83,3%) mengonsumsi ikan teri dan 13 orang (43,3%) mengonsumsi ikan kembung. Siswa yang mengonsumsi jenis ikan air tawar sebanyak 27 orang (90,0%) mengonsumsi ikan lele dan 12 orang (40,0%) mengonsumsi ikan mujair. Untuk jenis hasil olahan ikan sebanyak 30 orang (100,0%) mengonsumsi ikan asin.


(54)

Tabel 4.6 Distribusi Jumlah Ikan yang Dikonsumsi Siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 Di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015

No. Jumlah Ikan yang dikonsumsi Jumlah Siswa

n %

1. Tidak Mengonsumsi Ikan 14 31,8

2. Kurang 7 15,9

3. Baik 23 52,3

Total 44 100,0

Berdasarkan Tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa dari 44 orang siswa sebanyak 7 orang (15,9%) memperoleh jumlah ikan pada kategori kurang dan 23 orang (52,3%) memperoleh jumlah ikan pada kategori baik.

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Ikan Siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 Di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015

No. Frekuensi Ikan yang dikonsumsi Jumlah Siswa

n %

1. Tidak Mengonsumsi Ikan 14 31,8

2. Jarang 9 20,5

3. Kadang-Kadang 13 29,5

4. Sering 8 18,2

Total 44 100,0

Berdasarkan Tabel 4.7 di atas dapat diketahui bahwa dari 30 orang siswa sebanyak 9 orang (20,5%) memperoleh frekuensi konsumsi ikan pada kategori jarang, 13 orang (29,5%) memperoleh frekuensi konsumsi ikan pada kategori kadang-kadang dan 8 orang (18,2%) memperoleh frekuensi konsumsi ikan pada kategori sering.


(55)

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Ikan yang Dikonsumsi Siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 Di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015

Jenis Makanan

Frekuensi

Jumlah Tidak

Pernah 1-3x/mgg 4-6x/mgg ≥7x/mgg

n % n % n % n % n %

Makanan Sumber Protein Ikan Laut

Teri 5 16,7 22 73,3 3 10,0 0 0,0 30 100

Sarden 11 36,7 19 63,3 0 0.0 0 0,0 30 100

Kembung 17 56,7 13 43,3 0 0,0 0 0,0 30 100

Tongkol 10 33,3 15 50,0 5 16,7 0 0,0 30 100

Ikan Air Tawar

Lele 3 10,0 18 60,0 9 30,0 0 0,0 30 100

Nila 14 46,7 14 46,7 0 0,0 2 6,7 30 100

Mas 17 56,7 13 43,3 0 0,0 0 0,0 30 100

Mujair 18 60,0 9 30,0 1 3,3 2 6,7 30 100

Hasil Olahan Ikan

Ikan Asin 0 0,0 29 96,7 1 3,3 0 0,0 30 100

4.6 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Konsumsi Ikan Pada Siswa

Adapun faktor-faktor yang berhubungan dengan pola konsumsi ikan yaitu pengetahuan, sosial budaya, ekonomi dan dukungan ibu yang dapat dilihat pada tabel 4.9 dibawah ini :

Tabel 4.9 Distribusi Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Konsumsi Ikan Siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 Di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015

Variabel Jumlah Siswa

n %

Pengetahuan a. Kurang b. Sedang c. Baik 7 20 17 15,9 45,5 38,6

Total 44 100,0

Sosial Budaya a. Negatif b. Positif 16 28 36,4 63,6


(56)

Ekonomi a. Rendah b. Tinggi

20 24

45,5 54,5

Total 44 100,0

Dukungan Ibu a. Tidak Baik b.Baik

17 27

38,6 61,4

Total 44 100,0

Berdasarkan Tabel 4.9 di atas dapat diketahui bahwa dari 44 orang siswa sebanyak 7 orang (15,9%) memiliki pengetahuan kategori kurang, 20 orang (45,5%) memiliki pengetahuan kategori sedang dan 17 orang (38,6%) memiliki pengetahuan kategori baik. Berdasarkan kondisi sosial budaya sebanyak 16 orang (36,4%) dengan kategori negatif dan sebanyak 28 orang (63,6%) dengan kategori positif. Segi ekonomi keluarga sebanyak 20 orang (45,5%) dengan kategori rendah dan sebanyak 24 orang (54,5%) dengan kategori tinggi. Dukungan ibu kepada siswa dalam mengkonsumsi ikan sebanyak 17 orang (38,6%) dengan kategori tidak baik dan sebanyak 27 orang (61,4%) dengan kategori baik.

4.6.1 Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Jumlah Ikan yang Dikonsumsi Siswa

Berdasarkan data tingkat pengetahuan dan jumlah ikan yang dikonsumsi siswa, yang telah dikumpulkan dari 44 orang siswa, maka diperoleh data sebagai berikut :


(57)

Tabel 4.10 Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Jumlah Ikan yang Dikonsumsi Siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 Di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015

No. Pengetahuan

Jumlah Ikan

p

Tidak Ada Kurang Baik

n % n % n %

1. Kurang 1 14,3 3 42,9 3 42,9

0,0001

2. Sedang 12 60,0 3 15,0 5 25,0

3. Baik 1 5,9 1 5,9 15 88,2

Berdasarkan Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa hubungan pengetahuan dengan jumlah ikan yang dikonsumsi siswa SD yang memiliki pengetahuan kurang 42,9%, pada siswa SD yang memiliki pengetahuan pada sedang 15,0% sedangkan siswa SD yang memiliki pengetahuan baik sebesar 5,9%.

Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Exact Fisher diperoleh nilai p=0,0001 (p<0,05). Hal ini berarti terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan jumlah ikan yang dikonsumsi siswa SD.

4.6.2 Hubungan Sosial Budaya dengan Jumlah Ikan yang Dikonsumsi Siswa Berdasarkan data sosial budaya dan jumlah ikan yang dikonsumsi siswa, yang telah dikumpulkan dari 44 orang siswa, maka diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 4.11 Hubungan Sosial Budaya dengan Jumlah Ikan yang Dikonsumsi Siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 Di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015

No. Sosial Budaya

Jumlah Ikan

p

Tidak ada Kurang Baik

n % n % n %

1. Negatif 2 12,5 6 37,5 8 50,0

0,005


(58)

Berdasarkan Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa siswa dengan kondisi sosial budaya pada kategori negatif mengonsumsi ikan dengan jumlah ikan pada kategori kurang yaitu 6 orang (37,5%), siswa dengan kondisi sosial budaya positif mengonsumsi ikan dengan jumlah ikan pada kategori kurang yaitu 1 orang (3,6%).

Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Exact Fisher diperoleh nilai p=0,005 (p<0,05). Hal ini berarti terdapat hubungan yang bermakna antara sosial budaya dengan jumlah ikan yang dikonsumsi siswa SD.

4.6.3 Hubungan Ekonomi dengan Jumlah Ikan yang Dikonsumsi Siswa Berdasarkan data ekonomi dan jumlah ikan yang dikonsumsi siswa, yang telah dikumpulkan dari 44 orang siswa, maka diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 4.12 Hubungan Ekonomi dengan Jumlah Ikan yang Dikonsumsi Siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 Di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015

No. Ekonomi

Jumlah Ikan

p

Tidak Ada Kurang Baik

n % n % n %

1. Rendah 10 50,0 6 30,0 4 20,0

0,0001

2. Tinggi 4 16,7 1 4,2 19 79,2

Berdasarkan Tabel 4.12 dapat dilihat bahwa siswa dengan kondisi ekonomi pada kategori rendah ternyata mengonsumsi ikan dengan jumlah ikan pada kategori kurang yaitu 6 orang (30,0%), siswa dengan kondisi ekonomi pada kategori tinggi ternyata mengonsumsi ikan dengan jumlah ikan pada kategori kurang yaitu 1 orang atau (4,2%).


(59)

Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Exact Fisher diperoleh nilai p=0,0001 (p<0,05). Hal ini berarti terdapat hubungan yang bermakna antara ekonomi dengan jumlah ikan yang dikonsumsi siswa SD.

4.6.4 Hubungan Dukungan Ibu dengan Jumlah Ikan yang Dikonsumsi Siswa Berdasarkan data dukungan ibu dan jumlah ikan yang dikonsumsi siswa, yang telah dikumpulkan dari 44 orang siswa, maka diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 4.13 Hubungan Dukungan Ibu dengan Jumlah Ikan yang Dikonsumsi Siswa Sekolah Dasar Negeri 060919 Di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015

No. Dukungan Ibu

Jumlah Ikan

p

Tidak Ada Kurang Baik

n % n % n %

1. Tidak Baik 2 11,8 7 41,2 8 47,1

0,001

2. Baik 12 44,4 0 0,0 15 55,6

Berdasarkan Tabel 4.13 dapat dilihat bahwa siswa dengan dukungan ibu pada kategori tidak baik ternyata mengonsumsi ikan dengan jumlah ikan pada kategori kurang yaitu 7 orang (41,2%), siswa dengan dukungan ibu pada kategori baik ternyata mengonsumsi ikan dengan jumlah ikan pada kategori baik yaitu 15 orang (55,6%).

Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Exact Fisher diperoleh nilai p=0,001 (p<0,05). Hal ini berarti terdapat hubungan yang bermakna antara dukungan ibu dengan jumlah ikan yang dikonsumsi siswa SD.


(60)

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Pola Konsumsi Ikan Siswa

Pola konsumsi ikan dalam penelitian ini meliputi jenis dan jumlah ikan yang dikonsumsi serta data frekuensi mengonsumsinya. Terdapat tiga pengelompokan untuk jenis ikan, yaitu jenis ikan laut, ikan air tawar dan hasil olahan ikan. Sebanyak 27,3% siswa SD mengonsumsi ikan laut dengan jenis ikan laut yang paling banyak dikonsumsi adalah ikan teri, 34,1% siswa SD mengonsumsi ikan air tawar dengan jenis ikan air tawar yang paling banyak dikonsumsi adalah ikan lele dan 6,8% siswa SD mengonsumsi hasil olahan ikan yaitu ikan asin.

Ikan teri merupakan jenis ikan laut yang banyak dikonsumsi oleh siswa SD karena rasanya yang gurih dan didukung oleh kebiasaan ibu dalam menyajikan masakan ikan teri di rumah. Ikan juga merupakan sumber kalsium, terutama pada ikan teri (Murdiati, 2013). Selain ikan teri, jenis ikan laut lain yang dikonsumsi oleh siswa SD adalah ikan tongkol, ikan sarden dan ikan kembung.

Jenis ikan air tawar yang banyak dikonsumsi oleh siswa SD adalah ikan lele karena dagingnya yang lembut dan rasa daging ikannya yang tidak kalah enak dari jenis ikan air tawar lain menjadi alasan anak cenderung memilih ikan lele sebagai ikan yang banyak mereka konsumsi. Selain ikan lele, siswa SD juga mengonsumsi jenis ikan air tawar lainnya, yaitu ikan nila, ikan mas dan ikan mujair. Dibandingkan dengan ikan air laut, anak cenderung memilih jenis ikan air tawar untuk dikonsumsi. Dilihat dari segi gizi juga kandungan protein ikan air tawar tidak berbeda dengan ikan laut, tetapi kadar asam lemak omega-3 nya yang jauh lebih


(61)

Selain jenis ikan laut dan jenis ikan air tawar yang dikonsumsi oleh siswa SD, ikan asin yang mengandung kadar garam tinggi yang merupakan hasil olahan ikan dengan cara digarami lalu dijemur juga menjadi pilihan jenis ikan yang dikonsumsi. Dari penelitian yang dilakukan dengan wawancara langsung, untuk mengetahui hasil olahan ikan yang dikonsumsi, diperoleh hasil bahwa semua siswa SD mengonsumsi ikan asin dalam satu minggu. Ketersediaan ikan asin di rumah dapat dipengaruhi oleh banyaknya ikan asin yang tersedia di pasar tradisional di lingkungan rumah.

Jumlah ikan yang dikonsumsi oleh siswa SD dengan kategori baik, yaitu 52,3%. Menurut Meliala (2009) ikan sangat baik untuk dikonsumsi karena kandungan proteinnya yang tinggi dan berguna untuk kesehatan tubuh terutama bagi anak-anak yang masih dalam tahap pertumbuhan karena akan sangat besar pengaruhnya bagi kecerdasan otak. Selain tinggi protein ikan juga mengandung zat gizi mikro seperti vitamin A, seng, selenium, kalsium dan yodium yang cukup baik. Dengan kandungan gizi makro dan mikro yang cukup tinggi ini, maka ikan mempunyai arti penting dalam menaggulangi berbagai masalah gizi (Khomsan, 2010).

Siswa yang mengonsumsi ikan sebesar 29,5% siswa SD memiliki kategori frekuensi konsumsi ikan kadang-kadang (4-6 kali/minggu). Hal tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Riyandini (2014) tentang frekuensi konsumsi ikan anak-anak SD Brigjend Katamso II diperoleh sebanyak 39,7% anak-anak berada pada kategori frekuensi konsumsi ikan kadang-kadang. Selain ikan, anak-anak mengonsumsi sumber protein lain seperti telur, tempe, tahu, dan daging ayam.


(62)

Hal inilah yang menyebabkan masih hanya sekitar 18,2% siswa yang frekuensi konsumsi ikannya tergolong sering. Padahal menurut Saparinto yang dikutip dalam Riyandini (2014) jika bahan makanan dari ikan diolah dengan bumbu yang sesuai dengan teknik pemasakan yang tepat dan disajikan secara kreatif, dapat menggugah selera makan anak-anak, mengingat manfaat ikan yang baik untuk anak terutama pada masa pertumbuhan.

5.2 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Jumlah Ikan yang Dikonsumsi

Faktor-faktor yang berhubungan dengan jumlah ikan yang dikonsumsi oleh siswa SD adalah pengetahuan, sosial budaya, ekonomi dan dukungan ibu.

5.2.1 Hubungan Pengetahuan dengan Jumlah Ikan yang Dikonsumsi

Berdasarkan hasil tabulasi silang antara pengetahuan dengan jumlah ikan yang dikonsumsi, 88,2% siswa memiliki pengetahuan pada kategori baik memperoleh jumlah ikan pada kategori baik (≥ 9 gram/hari). Hasil analisis data statistik menunjukan bahwa Ho ditolak dimana p (0,0001) < α (0,05), dimana ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan jumlah ikan yang dikonsumsi.

Hal tersebut didukung oleh teori bahwa pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan dapat terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra pengelihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2012). Jika kita menghendaki agar masyarakat gemar makan ikan,


(1)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid tidak baik 17 38.6 38.6 38.6

baik 27 61.4 61.4 100.0

Total 44 100.0 100.0

Crosstabs (Jumlah Ikan)

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent PTOTk * Jumlahk 44 100.0% 0 .0% 44 100.0% SBTOTk * Jumlahk 44 100.0% 0 .0% 44 100.0% Ekonomi * Jumlahk 44 100.0% 0 .0% 44 100.0% DITOTk * Jumlahk 44 100.0% 0 .0% 44 100.0%

PTOTk * Jumlahk

Crosstab

Jumlahk

Total tidak ada kurang baik

PTOTk kurang Count 1 3 3 7

% within PTOTk 14.3% 42.9% 42.9% 100.0% % within Jumlahk 7.1% 42.9% 13.0% 15.9% % of Total 2.3% 6.8% 6.8% 15.9%

Sedang Count 12 3 5 20

% within PTOTk 60.0% 15.0% 25.0% 100.0% % within Jumlahk 85.7% 42.9% 21.7% 45.5% % of Total 27.3% 6.8% 11.4% 45.5%

Baik Count 1 1 15 17

% within PTOTk 5.9% 5.9% 88.2% 100.0% % within Jumlahk 7.1% 14.3% 65.2% 38.6% % of Total 2.3% 2.3% 34.1% 38.6%

Total Count 14 7 23 44

% within PTOTk 31.8% 15.9% 52.3% 100.0% % within Jumlahk 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% % of Total 31.8% 15.9% 52.3% 100.0%


(2)

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) Point Probability Pearson Chi-Square 20.713(a) 4 .000 .000

Likelihood Ratio 20.987 4 .000 .000

Fisher's Exact Test 19.287 .000

Linear-by-Linear

Association 5.578(b) 1 .018 .023 .012 .006

N of Valid Cases

44

a 5 cells (55.6%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.11. b The standardized statistic is 2.362.

SBTOTk * Jumlahk

Crosstab

Jumlahk

Total tidak ada kurang baik

SBTOTk negatif Count 2 6 8 16

% within SBTOTk 12.5% 37.5% 50.0% 100.0% % within Jumlahk 14.3% 85.7% 34.8% 36.4% % of Total 4.5% 13.6% 18.2% 36.4%

positif Count 12 1 15 28

% within SBTOTk 42.9% 3.6% 53.6% 100.0% % within Jumlahk 85.7% 14.3% 65.2% 63.6% % of Total 27.3% 2.3% 34.1% 63.6%

Total Count 14 7 23 44

% within SBTOTk 31.8% 15.9% 52.3% 100.0% % within Jumlahk 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% % of Total 31.8% 15.9% 52.3% 100.0%

Chi-Square Tests

Value Df

Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) Point Probability Pearson Chi-Square 10.341(a) 2 .006 .005

Likelihood Ratio 10.737 2 .005 .007

Fisher's Exact Test 9.707 .005

Linear-by-Linear

Association .893(b) 1 .345 .390 .221 .090

N of Valid Cases

44

a 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.55. b The standardized statistic is -.945.


(3)

Jumlahk

Total tidak ada kurang baik

Ekonomi Rendah Count 10 6 4 20

% within Ekonomi 50.0% 30.0% 20.0% 100.0% % within Jumlahk 71.4% 85.7% 17.4% 45.5% % of Total 22.7% 13.6% 9.1% 45.5%

Tinggi Count 4 1 19 24

% within Ekonomi 16.7% 4.2% 79.2% 100.0% % within Jumlahk 28.6% 14.3% 82.6% 54.5% % of Total 9.1% 2.3% 43.2% 54.5%

Total Count 14 7 23 44

% within Ekonomi 31.8% 15.9% 52.3% 100.0% % within Jumlahk 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% % of Total 31.8% 15.9% 52.3% 100.0%

Chi-Square Tests

Value Df

Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) Point Probability Pearson Chi-Square 15.692(a) 2 .000 .000

Likelihood Ratio 16.886 2 .000 .000

Fisher's Exact Test 15.684 .000

Linear-by-Linear

Association 11.416(b) 1 .001 .001 .001 .000 N of Valid Cases

44

a 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.18. b The standardized statistic is 3.379.

DITOTk * Jumlahk

Crosstab

Jumlahk

Total tidak ada kurang baik

DITOTk tidak baik Count 2 7 8 17

% within DITOTk 11.8% 41.2% 47.1% 100.0% % within Jumlahk 14.3% 100.0% 34.8% 38.6% % of Total 4.5% 15.9% 18.2% 38.6%

baik Count 12 0 15 27

% within DITOTk 44.4% .0% 55.6% 100.0% % within Jumlahk 85.7% .0% 65.2% 61.4% % of Total 27.3% .0% 34.1% 61.4%

Total Count 14 7 23 44

% within DITOTk 31.8% 15.9% 52.3% 100.0% % within Jumlahk 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% % of Total 31.8% 15.9% 52.3% 100.0%


(4)

Chi-Square Tests

Value Df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Point Probability Pearson Chi-Square 14.763(a) 2 .001 .000

Likelihood Ratio 17.501 2 .000 .000

Fisher's Exact Test 14.549 .001

Linear-by-Linear

Association .746(b) 1 .388 .400 .246 .095

N of Valid Cases

44

a 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.70. b The standardized statistic is -.864.


(5)

(6)

Gambar 2. Wawancara kuesioner dengan siswa kelas 6

Gambar 3. Foto Bersama Siswa-Siswi Sekolah Dasar Negeri 060919

Di Kecamatan Medan Sunggal