Penelitian Sebelumnya TINJAUAN PUSTAKA

daerah. APBD merupakan satu kesatuan yang terdiri dari: pendapatan daerah, belanja daerah, dan pembiayaan daerah Sugianto, 2008:15. Anggaran adalah alat-alat akuntabilitas, manajemen dan kebijakan ekonomi sebagai instrumen kebijakan ekonomi. Anggaran berfungsi untuk mewujudkan pertumbuhan dan stabilitas perekonomian serta pemerataan pendapatan dalam rangka mencapai tujuan pemerintah Sugianto, 2008:16. Anggaran daerah pada hakikatnya merupakan salah satu alat untuk meningkatkan pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan tujuan otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggung jawab. Dengan demikian APBD harus benar-benar dapat mencerminkan kebutuhan masyarakat dengan memperhatikan potensi dan keanekaragaman daerah Widjaja, 2002:67. Anggaran Belanja Daerah ABD merupakan bagian dari struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja daerah APBD. Anggaran Belanja Daerah dapat didefinisikan sebagai semua pengeluaran kas daerah dalam periode anggaran tertentu yang menjadi beban daerah Arniyanti Ayuningtyas, 2008:30. Belanja daerah di Kabupaten Serang diantaranya belanja tidak langsung meliputi belanja pegawai, belanja bunga, belanja subsidi, belanja hibah, belanja bantuan sosial, belanja bagi hasil kepada ProfinsiKabupatenKota dan Pemerintah Desa, belanja bantuan keuangan kepada ProfinsiKabupatenKota dan Pemerintah Desa, belanja tidak terduga. Belanja langsung meliputi belanja pegawai, belanja barang dan jasa, belanja modal.

D. Penelitian Sebelumnya

Muhamad Adam Hesa 2006 meneliti “Analisis Hubungan Pendapatan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah terhadap Anggaran Belanja Daerah ABD Kota Depok Periode 2000-2004”. Berdasarkan penelitiannya disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara pajak daerah dan retribusi daerah terhadap ABD Kota Depok, dengan koefisien korelasi untuk pajak daerah sebesar 0,838 dan retribusi daerah 0,943. Variabel yang sangat kuat berpengaruh terhadap Anggaran Belanja Daerah ABD Kota Depok adalah retribusi daerah karena mempunyai korelasi yang tinggi yaitu sebesar 94,3. Dari hasil uji koefisien determinasi diperoleh Adjusted R Square 0,847. Hal ini berarti Anggaran Belanja Daerah Kota Depok dapat dijelaskan oleh variabel independen pajak daerah dan retribusi daerah sebesar 84,7. Sementara hasil uji t menunjukkan signifikansi t sebesar 0,441 0,05 yang mengindikasikan pajak daerah tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Anggaran Belanja Daerah ABD Kota Depok. Sementara untuk hasil uji t-tabel retribusi daerah memiliki nilai signifikansi sebesar 0,138 0,05 yang mengindikasikan bahwa retribusi daerah tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Anggaran Belanja Daerah ABD Kota Depok. Ariyanto “Analisa Pengaruh Penerimaan Pajak Daerah terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD di Kota Depok Tahun 2000-2005”. Dari hasil penelitiannnya dapat disimpulkan bahwa Pajak Daerah mempunyai hubungan korelasi positif dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD sebesar 0,996 atau 99,6. Pajak Daerah memiliki kontribusi signifikan terhadap APBD dengan koefisien determinasi sebesar 0,991 atau 99,1. Pajak Daerah berpengaruh terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Dearah APBD Kota Depok dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 0,05. Arniyanti Ayuningtyas 2008 dengan judul “Analisis Pengaruh Pendapatan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah terhadap Anggaran Belanja Daerah Studi Kasus Pada Seluruh Kabupaten di Propinsi Jawa Tengah. Berdasarkan penelitiannya dapat disimpulkan bahwa Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sebelum otonomi berpengaruh terhadap Anggaran Belanja Daerah dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah setelah otonomi berpengaruh terhadap Anggaran Belanja Daerah dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000.

E. Perbedaan Penelitian Penulis dengan Penelitian Sebelumnya

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Modal Pada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Di Provinsi Kalimantan Tengah

5 88 80

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan, Belanja Daerah Dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Di Indonesia Dengan Konsumsi Sebagai Variabel Moderating

1 31 106

Pengaruh Penerapan Alokasi Belanja Modal Terhadap Peningkatan Potensi Pendapatan Asli Daerah Pada Kota Pematangsiantar

6 83 71

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Belanja Modal dan Dampaknya terhadap Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan

1 52 87

Kontribusi Penerimaan Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah Pada Pemkab/Pemko di SUMUT.

3 62 88

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Dan Belanja Modal Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Pada Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

5 66 78

Upaya-Upaya Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Melalui Penerimaan Retribusi Terminal Angkutan Penumpang Umum Dan Angkutan Barang Yang Dikelola Dinas Perhubungan Kota Padang Sidempuan

10 96 69

Pengaruh Belanja Modal Dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Peningkatan Pendapatan Per Kapita Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat Pada Tahun 2010-2013

2 36 69

PENGARUH ANGGARAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP PENGALOKASIAN ANGGARAN BELANJA Pengaruh Anggaran Pendapatan Asli Daerah Dan Dana Alokasi Umum Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal.

0 1 15

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP BELANJA MODAL

0 1 23