Penemuan dan Pembahasan 1. Analisis Deskriptif

36

B. Penemuan dan Pembahasan 1. Analisis Deskriptif

Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan menggunakan Microsoft Excel 2003 dan Software SPSS 17.0 untuk dapat mengolah data dan memperoleh hasil dari variabel-variabel yang diteliti, yaitu terdiri dari variabel eksogen; Dana Pihak Ketiga DPK dan Non Performing Financing NPF. Sedangkan variabel endogen; pembiayaan yang disalurkan dan Return on Assets ROA. Penjelasan lebih lanjut sebagai berikut :

a. Analisis Deskriptif Variabel Dana Pihak Ketiga DPK

Pada dasarnya dana pihak ketiga adalah dana yang diperoleh bank dari masyarakat. Dana Pihak Ketiga yang ditarik bank syariah dapat berbentuk Zainul Arifin, 2006 : 48: 1 Titipan wadiah simpanan yang dijamin keamanan dan pengembaliannya guaranteed deposit tetapi tanpa memperoleh imbalan atau keuntungan. 2 Partisipasi modal berbagi hasil dan berbagi resiko non guaranteed account untuk investasi umum general investment account mudharabah mutlaqah di mana bank akan membayar bagian keuntungan secara proporsional dengan porofolio yang didanai dengan modal tersebut. 3 Investasi khusus special investment accountmudharabah muqayyadah di mana bank bertindak sebagai manajer investasi 37 untuk memperoleh fee. Jadi bank tidak ikut berinvestasi sedangkan investor sepenuhnya mengambil resiko atas investasi. Data Dana Pihak Ketiga DPK yang digunakan adalah perkembangan Dana Pihak Ketiga DPK per bulan periode Bulan Januari tahun 2003 hingga Bulan Oktober tahun 2009. Data Dana Pihak Ketiga DPK tersebut diperoleh dari hasil penjumlahan giro wadiah, tabungan wadiah, tabungan mudharabah, dan deposito mudharabah Bank Muamalat Indonesia yang tercatat dalam statistik bank umum syariah Bank Muamalat Indonesia yang dipublikasikan dalam situs www.bi.go.id pada tanggal 4 Maret 2010, pukul 15.00 WIB. Tabel 4.1 Dana Pihak Ketiga DPK Bank Muamalat Indonesia Bulan Dana Pihak Ketiga DPK Dalam Jutaan Rupiah 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Januari 1.681.190 2.587.382 4.157.629 5.686.933 6.658.917 8.891.572 10.518.538 Februari 1.643.912 2.258.525 4.144.197 5.432.230 7.044.726 9.003.411 10.474.555 Maret 1.657.791 2.636.317 4.308.330 5.419.571 7.069.942 9.134.198 10.824.597 April 1.635.103 2.739.514 4.707.415 5.545.239 7.088.711 9.317.424 10.539.425 Mei 1.685.520 2.875.296 4.563.341 5.774.285 7.381.895 9.372.644 10.668.452 Juni 1.805.696 2.895.683 4.793.776 5.831.903 7.523.357 9.148.712 12.379.938 Juli 1.877.416 3.125.941 4.850.664 6.262.041 7.625.606 9.503.218 12.184.187 Agustus 2.046.602 3.368.517 5.002.819 6.057.638 7.746.571 9.515.373 11.906.514 September 1.999.492 3.409.972 5.180.008 6.354.609 7.867.535 9.783.836 12.177.743 Oktober 2.086.091 3.611.441 5.298.525 6.621.705 7.988.500 9.783.331 12.280.195 November 2.225.538 3.674.560 5.358.973 6.665.055 8.109.464 9.765.970 - Desember 2.508.875 4.330.564 5.824.329 6.837.431 8.230.428 10.073.953 - Sumber : data diolah Tabel 4.1 menunjukkan jumlah Dana Pihak Ketiga DPK pada periode Bulan Januari tahun 2003 hingga Bulan Oktober tahun 2009. Pada masa penelitian Dana Pihak Ketiga DPK terendah terjadi pada 38 bulan April 2003 yaitu sebesar Rp 1.635.103 Triliun. Selama periode penelitian, Dana Pihak Ketiga DPK cenderung mengalami peningkatan dari bulan ke bulan. Jumlah Dana Pihak Ketiga DPK tertinggi terjadi pada bulan Juni 2009 yaitu sebesar Rp 12.379.938 Triliun. Agar lebih mudah dipahami dan komunikatif, data tersebut dapat dilihat melalui grafik berikut. Gambar 4.1 Dana Pihak Ketiga DPK Bank Muamalat Indonesia Sumber : data diolah Pada gambar 4.1, Dana Pihak Ketiga DPK menunjukkan kecenderungan yang terus meningkat, hal ini sejalan dengan perkembangan kantor-kantor cabang Bank Muamalat Indonesia yang semakin banyak jumlahnya sehingga semakin besar dana masyarakat atau Dana Pihak Ketiga DPK yang dapat diserap oleh Bank Muamalat Indonesia, hal ini tampak pada periode awal tahun 2003 hingga Bulan Oktober 2009 terjadi peningkatan Dana Pihak Ketiga 39 DPK yang tinggi dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 35,76 persen per tahunnya. Kondisi ini kemungkinan dipicu oleh minat masyarakat cukup tinggi dalam menempatkan dananya di bank syariah, khususnya Bank Muamalat Indonesia yang telah terbukti tidak mengalami guncangan saat terjadi krisis.

b. Analisis Deskriptif Variabel Non Performing Financing NPF

Menurut Kamus Bank Indonesia, Non Performing loan NPL atau Non Performing Financing NPF adalah kredit bermasalah yang terdiri dari kredit yang berklasifikasi kurang lancar, diragukan dan macet. Termin NPL diperuntukkan bagi bank umum, sedangkan NPF untuk bank syariah. Luh Gede Meydianawathi 2007 : 138 menyatakan bahwa, Non Performing Loans NPLs menunjukkan kemampuan kolektibilitas sebuah bank dalam mengumpulkan kembali kredit yang dikeluarkan oleh bank sampai lunas. NPLs merupakan persentase jumlah kredit bermasalah dengan kriteria kurang lancar, diragukan, dan macet terhadap total kredit yang dikeluarkan bank. NPLs mempunyai hubungan negatif dengan penawaran kredit. Oleh kebanyakan bank sentral, kredit bermasalah dikategorikan sebagai aktiva produktif bank yang diragukan kolektabilitasnya. Untuk menjaga keamanan dana para deposan, bank sentral mewajibkan bank umum menyediakan cadangan penghapusan kredit bermasalah. Sudah 40 barang tentu hal ini mempengaruhi profitabilitas usaha bank yang bersangkutan Siswanto Sutojo, 2008 : 25. Data Non Performing Financing NPF yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat Non Performing Financing NPF per bulan pada Bank Muamalat Indonesia periode Bulan Januari tahun 2003 hingga Bulan Oktober tahun 2009. Data Non Performing Financing NPF tersebut diperoleh dari hasil penjumlahan pembiayaan dengan kategori kurang lancar, diragukan, dan macet kemudian dibagi dengan total pembiayaan yang disalurkan yang tercatat dalam statistik bank umum syariah Bank Muamalat Indonesia yang dipublikasikan dalam situs www.bi.go.id pada tanggal 4 Maret 2010, pukul 15.00 WIB. Tabel 4.2 Non Performing Financing NPF Bank Muamalat Indonesia Bulan Non Performing Financing NPF 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Januari 0,05 0,03 0,02 0,02 0,03 0,03 0,04 Februari 0,05 0,03 0,02 0,02 0,03 0,03 0,05 Maret 0,04 0,03 0,02 0,02 0,03 0,03 0,06 April 0,04 0,02 0,02 0,02 0,04 0,03 0,05 Mei 0,04 0,02 0,02 0,04 0,04 0,06 0,05 Juni 0,04 0,02 0,02 0,03 0,04 0,05 0,03 Juli 0,04 0,02 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 Agustus 0,04 0,02 0,03 0,04 0,04 0,04 0,08 September 0,04 0,02 0,03 0,04 0,04 0,04 0,08 Oktober 0,04 0,02 0,04 0,03 0,04 0,04 0,08 November 0,04 0,02 0,03 0,03 0,04 0,04 - Desember 0,03 0,02 0,02 0,05 0,04 0,04 - Sumber : data diolah 41 Tabel 4.2 menunjukkan fluktuasi tingkat Non Performing Financing NPF pada periode Bulan Januari tahun 2003 hingga Bulan Oktober tahun 2009. Pada masa penelitian Non Performing Financing NPF tertinggi terjadi pada 3 tiga bulan terakhir periode penelitian ; Agustus, September, Oktober, yaitu sebesar 8. Agar lebih mudah dipahami dan komunikatif, data tersebut dapat dilihat melalui grafik berikut. Gambar 4.2 Non Performing Financing NPF Bank Muamalat Indonesia Sumber : data diolah Gambar 4.2, menggambarkan kinerja Bank Muamalat Indonesia dilihat dari segi kualitas pembiayaan. Non Performing Financing NPF bergerak dikisaran 0,3 persen per tahunnya pada periode awal tahun 2003 hingga Bulan Oktober 2009. Hal ini menggambarkan Bank Muamalat Indonesia tetap mampu menjaga kualitas pembiayaan yang disalurkannya. Namun, pada akhir semester kedua di tahun 2009 mengalami peningkatan hingga 0,8 persen. Hal ini kemungkinan 42 dipicu oleh jumlah pembiayaan yang disalurkan semakin banyak, sehingga berpotensi terjadi peningkatan kredit macet.

c. Analisis Deskriptif Variabel Pembiayaan yang Disalurkan

Pembiayaan atau financing, adalah pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Muhammad, 2005 : 17 Data pembiayaan yang disalurkan yang digunakan adalah perkembangan pembiayaan per bulan periode Bulan Januari tahun 2003 hingga Bulan Oktober tahun 2009. Data tersebut diperoleh dari hasil penjumlahan piutang jual beli, pembiayaan bagi hasil, dan ijarah sewa yang tercatat dalam statistik Bank Muamalat Indonesia yang dipublikasikan dalam situs www.bi.go.id pada tanggal 4 Maret 2010, pukul 15.00 WIB. Tabel 4.3 Pembiayaan yang Disalurkan Bank Muamalat Indonesia Bulan Pembiayaan yang Disalurkan Dalam Jutaan Rupiah 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Januari 1.691.534 2.388.464 4.102.756 6.026.286 7.347.158 8.549.409 10.643.234 Februari 1.708.500 2.285.826 4.203.302 5.965.145 7.478.197 8.650.887 10.666.434 Maret 1.794.742 2.559.563 4.461.497 6.061.194 6.398.974 8.742.830 10.655.895 April 1.807.003 2.823.036 4.604.735 6.058.322 6.754.671 9.078.795 10.751.728 Mei 1.851.973 3.038.989 4.868.004 6.202.061 7.661.509 9.363.432 10.880.987 Juni 1.917.647 3.353.305 5.051.546 6.511.072 7.302.083 9.221.101 11.135.534 Juli 1.966.033 3.455.078 5.271.942 6.843.934 7.863.773 9.810.663 11.129.176 Agustus 2.087.502 3.624.744 5.490.191 6.332.761 7.985.839 10.172.241 11.214.152 September 2.070.883 3.766.817 5.802.114 6.510.072 8.107.906 10.408.969 11.275.560 Oktober 2.220.997 3.903.783 5.827.199 6.640.642 8.229.972 10.484.026 11.300.144 November 2.283.739 3.981.008 5.871.467 6.610.266 8.352.038 10.603.530 - Desember 2.363.680 4.182.224 6.054.832 6.626.998 8.474.105 10.517.863 - Sumber : data diolah 43 Tabel 4.3 menunjukkan jumlah pembiayaan yang disalurkan selama periode Bulan Januari tahun 2003 hingga Bulan Oktober tahun 2009. Pada masa penelitian ini jumlah pembiayaan yang disalurkan terendah terjadi bulan Januari 2003 yaitu sebesar Rp 1,691.534 Triliun, sedangkan jumlah pembiayaan yang disalurkan tertinggi terjadi pada bulan Oktober 2009 yaitu sebesar Rp 11,300.144 Triliun . Agar lebih mudah dipahami dan komunikatif, data tersebut dapat kita lihat melalui grafik sebagai berikut. Gambar 4.3 Pembiayaan yang Disalurkan Bank Muamalat Indonesia Sumber : data diolah Pada gambar 4.3, pembiayaan yang disalurkan menunjukkan peningkatan, hal ini sejalan dengan peningkatan jumlah Dana Pihak Ketiga DPK yang dihimpun Bank Muamalat Indonesia selama periode awal tahun 2003 hingga Bulan Oktober 2009. Dengan rata-rata peningkatan sebesar 34,34 persen per tahun menunjukkan konsistensi BMI dalam menyalurkan pembiayaan 44

d. Analisis Deskriptif Variabel Return on Assets ROA

Menurut F.S. Mishkin 2008 : 306, ukuran dasar keuntungan bank adalah imbal hasil atas aset Return on Assets-ROA, yang dihitung dengan membagi laba bersih setelah pajak dengan total asset. ROA memberikan informasi mengenai efisiensi bank yang dijalankan. Data Return on Assets ROA yang digunakan adalah tingkat Return on Assets ROA pada Bank Muamalat Indonesia periode Bulan Januari tahun 2003 hingga Bulan Oktober tahun 2009. Data tersebut diperoleh dari hasil bagi antara laba bersih dengan total aktiva yang tercatat dalam statistik Bank Muamalat Indonesia yang dipublikasikan dalam situs www.bi.go.id pada tanggal 4 Maret 2010, pukul 15.00 WIB. Tabel 4.4 Return on Assets ROA Bank Muamalat Indonesia Bulan Return on Assets ROA 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Januari 0,008 0,016 0,022 0,029 0,033 0,029 0,035 Februari 0,011 0,019 0,024 0,032 0,026 0,031 0,037 Maret 0,011 0,022 0,025 0,027 0,027 0,028 0,032 April 0,013 0,024 0,020 0,028 0,028 0,030 0,030 Mei 0,014 0,016 0,016 0,018 0,026 0,031 0,030 Juni 0,013 0,019 0,018 0,019 0,023 0,028 0,025 Juli 0,015 0,019 0,020 0,025 0,026 0,027 0,025 Agustus 0,016 0,020 0,022 0,022 0,026 0,028 0,026 September 0,013 0,016 0,023 0,023 0,026 0,029 0,020 Oktober 0,012 0,020 0,026 0,025 0,026 0,032 0,024 November 0,013 0,022 0,027 0,027 0,026 0,034 - Desember 0,012 0,013 0,026 0,019 0,026 0,027 - Sumber : data diolah Tabel 4.4 menunjukkan perkembangan tigkat Return on Assets ROA pada Bank Muamalat Indonesia periode Bulan Januari tahun 45 2003 hingga Bulan Oktober tahun 2009. Pada masa penelitian ini Return on Assets ROA terendah terjadi pada bulan Januari 2003, yaitu sebesar 0,8, sedangkan Return on Assets ROA tertinggi terjadi pada bulan Februari 2009, yaitu sebesar 3,7 . Agar lebih mudah dipahami dan komunikatif, data tersebut dapat kita lihat melalui grafik sebagai berikut. Gambar 4.4 Return on Assets ROA Bank Muamalat Indonesia Sumber : data diolah Tabel 4.4 menggambarkan kinerja Bank Muamalat Indonesia dilihat dari sisi kinerka profitabilitas yang diukur dengan Return on Assets ROA. Selama periode awal tahun 2003 hingga awal tahun 2009, Bank Muamalat Indonesia mengalami peningkatan laba dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 15,68 persen per tahun. Namun, menjelang akhir tahun 2009, perolehan laba cenderung menurun sebesar 2,8 persen dari tahun sebelumnya. Hal ini kemungkinan dipicu oleh peningkatan Non Performing Financing NPF yang mengharuskan bank harus menanggung biaya pencadangan aktiva produktif sehingga berpotensi menurunkan profitabilitas. Meski demikian, 46 secara keseluruhan pertumbuhan Return on Assets ROA Bank Muamalat Indonesia mengalami peningkatan. Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh jumlah pembiayaan yang disalurkan semakin meningkat setiap tahunnya. Sebagaimana diketahui bahwa pembiayaan merupakan aktiva produktif yang menyumbang pendapatan terbesar bagi bank. 2. Analisis Jalur Pengaruh Dana Pihak Ketiga DPK dan Non Performing Financing NPF terhadap Pembiayaan yang Disalurkan serta Implikasinya pada Return on Assets ROA di Bank Muamalat Indonesia Analisis jalur ini dibagi menjadi dua substruktur. Substruktur yang pertama menganalisis pengaruh Dana Pihak Ketiga DPK dan Non Performing Financing NPF sebagai variabel eksogen terhadap pembiayaan yang disalurkan sebagai variabel endogen. Substruktur yang kedua menganalisis pengaruh Dana Pihak Ketiga DPK, Non Performing Financing NPF, dan pembiayaan yang disalurkan sebagai variabel eksogen terhadap Return on Assets ROA sebagai variabel endogen.

a. Analisis Regresi Substruktur I

Pada bagian ini analisis dibagi menjadi dua, pertama melihat pengaruh secara gabungan dan kedua adalah melihat pengaruh secara parsial. 1 Melihat pengaruh Dana Pihak Ketiga DPK dan Non Performing Financing NPF terhadap pembiayaan yang disalurkan secara gabungansimultan. 47 Untuk mengetahui pengaruh Dana Pihak Ketiga DPK dan Non Performing Financing NPF secara gabungan terhadap pembiayaan yang disalurkan, dapat dilihat hasil perhitungan dalam model summary, khususnya angka R Square di bawah ini : Tabel 4.5 Koefisien Determinasi Adjusted R Square Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .992 a .985 .984 3.73528E5 a. Predictors: Constant, NPF, DPK Sumber : Output SPSS 17 Besarnya angka R S quare r² adalah 0.985. Angka tersebut dapat digunakan untuk melihat besarnya pengaruh variabel Dana Pihak Ketiga DPK dan Non Performing Financing NPF terhadap pembiayaan yang disalurkan dengan cara menghitung koefisien determinasi KD dengan menggunakan rumus sebagai berikut: KD = r² x 100 KD = 0.985 x 100 KD = 98,50 Angka tersebut mengartikan bahwa pengaruh variabel Dana Pihak Ketiga DPK dan Non Performing Financing NPF secara bersama-sama terhadap pembiayaan yang disalurkan adalah 98,50. Sedangkan sisanya sebesar 1,50 100 - 98,50 dipengaruhi oleh variabel-variabel lain diluar model ini. 48 Kemudian, untuk melihat kemaknaan dari hasil model regresi tersebut diperlukan uji hipotesis. Uji hipotesis menggunakan angka F seperti tabel berikut ini. Tabel 4.6 Uji F Regresi ANOVA b Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 6.918E14 2 3.459E14 2479.287 .000 a Residual 1.074E13 77 1.395E11 Total 7.026E14 79 a. Predictors: Constant, NPF, DPK b. Dependent Variable: PYD Sumber : Output SPSS 17 Hipotesisnya berbunyi sebagai berikut : H : Tidak ada hubungan linier antara Dana Pihak Ketiga DPK dan Non Performing Financing NPF dengan pembiayaan yang disalurkan. Ha : Ada hubungan linier antara Dana Pihak Ketiga DPK dan Non Performing Financing NPF dengan pembiayaan yang disalurkan. Pengujian dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, dengan membandingkan besarnya angka F penelitian dengan F tabel. Cara kedua adalah membandingkan angka taraf signifikasi sig hasil perhitungan dengan taraf signifikasi 0,05 5. a Menggunakan cara pertama atau membandingkan besarnya angka F penelitian dengan F tabel. Caranya sebagai berikut: Pertama : menghitung F penelitian 49 F penelitian dari SPSS didapatkan sebesar 2479.278 Kedua : menghitung F tabel dengan ketentuan sebagai berikut Taraf signifikan 0,05 dan Derajat Kebebasan DKDegree of Freedom DF dengan ketentuan numerator : jumlah variabel -1 atau 4-1 = 3; dan denumerator : jumlah kasus-4 atau 80-4 = 76. Dengan ketentuan tersebut, diperoleh angka F tabel sebesar 2.72. Ketiga : Menentukan kriteria uji hipotesis sebagai berikut. Jika F penelitian F tabel maka H ditolak dan H a diterima. Jika F penelitian F tabel maka H diterima dan H a ditolak. Keempat : Mengambil Keputusan. Dari hasil perhitungan angka F penelitian sebesar 2479.278 dari F tabel sebesar 2.72. Dengan demikian, H ditolak dan H a diterima. Artinya, ada hubungan linier antara variabel Dana Pihak Ketiga DPK dan Non Performing Financing NPF dengan pembiayaan yang disalurkan. Dengan demikian, model regresi diatas sudah layak dan benar. Kesimpulannya, Dana Pihak Ketiga DPK dan Non Performing Financing NPF secara gabungansimultan berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan yang disalurkan. Besarnya pengaruh 98,50 dan sisanya sebesar 1,50 100 - 98,50 dipengaruhi oleh variabel lain di luar model regresi tersebut. 50 b Menggunakan cara dengan membandingkan besarnya angka taraf signifikansi sig penelitian dengan taraf signifikansi sebesar 0,05. Dengan kriteria sebagai berikut : Jika sig penelitian 0,05 maka H ditolak dan H a diterima. Jika sig penelitian 0,05 maka H diterima dan H a ditolak. Berdasarkan perhitungan angka signifikasi sebesar 0,000 0,05 H ditolak dan H a diterima. Artinya, secara simultan variabel Dana Pihak Ketiga DPK dan Non Performing Financing NPF berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan yang disalurkan. 2 Melihat Pengaruh Dana Pihak Ketiga DPK dan Non Performing Financing NPF terhadap pembiayaan yang disalurkan secara parsial. Untuk melihat besarnya pengaruh variabel Dana Pihak Ketiga DPK dan Non Performing Financing NPF terhadap pembiayaan yang disalurkan secara sendiri-sendiri, digunakan uji t, sedangkan untuk melihat besarnya pengaruh, digunakan angka Beta atau Standardized Coeffecient di bawah ini. 51 Tabel 4.7 Uji t Regresi Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 577389.974 118289.600 4.881 .000 DPK .986 .017 1.020 58.107 .000 NPF -1.041E7 3776986.971 -.048 -2.756 .007 a. Dependent Variable: PYD Sumber : Output SPSS 17 a Hubungan linier variabel Dana Pihak Ketiga DPK terhadap pembiayaan yang disalurkan. Untuk melihat apakah ada hubungan linier variabel Dana Pihak Ketiga DPK terhadap pembiayaan yang disalurkan, dapat dilakukan sebagai berikut : Pertama : Menentukan hipotesis H : Tidak ada hubungan linier antara Dana Pihak Ketiga DPK dengan pembiayaan yang disalurkan. H a : Ada hubungan linier antara Dana Pihak Ketiga DPK dengan pembiayaan yang disalurkan. Kedua : Menghitung besarnya angka t penelitian Hasil perhitungan SPSS diperoleh angka t penelitian sebesar 58.107. Ketiga : Menghitung besarnya angka t tabel dengan ketentuan sebagai berikut : Taraf signifikansi 0,05 dan Derajat Kebebasan DKDegree of Feedom DF dengan ketentuan : DK = n-2, 52 atau 80-2 = 78. Dari ketentuan tersebut, diperoleh angka t tabel sebesar 1.966. Keempat: Menentukan kriteria uji hipotesisnya sebagai berikut: Jika t penelitian t tabel maka H ditolak dan Ha diterima. Jika t penelitian t tabel maka H diterima dan Ha ditolak. Kelima : Membuat keputusan Didasarkan hasil perhitungan diperoleh angka t penelitian sebesar 58.107 t tabel sebesar 1.966 maka H ditolak dan Ha diterima. Artinya, Dana Pihak Ketiga DPK berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan yang disalurkan. Besarnya pengaruh Dana Pihak Ketiga DPK terhadap pembiayaan yang disalurkan sebesar 1.020 atau 102 dianggap signifikan. Hal ini tercermin dalam angka signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05. Hal ini sesuai dengan teori dalam yang dinyatakan oleh Muhammad 2005 : 52, bahwa dalam tataran operasional, secara umum dalam kondisi normal, besarantotalitas pembiayaan sangat tergantung pada besaran dana yang tersedia, baik yang berasal dari pemilik berupa modal serta dana dari masyarakat luas, Dana Pihak Ketiga DPK. Jelasnya, semakin besar funding suatu bank akan meningkatkan potensi bank yang bersangkutan dalam penyediaan pembiayaan. 53 b Hubungan linier variabel Performing Financing NPF terhadap pembiayaan yang disalurkan. Untuk melihat apakah ada hubungan linier variabel Performing Financing NPF terhadap pembiayaan yang disalurkan, dapat dilakukan sebagai berikut : Pertama : Menentukan hipotesis H : Tidak ada hubungan linier antara Performing Financing NPF dengan pembiayaan yang disalurkan. H a : Ada hubungan linier antara Performing Financing NPF dengan pembiayaan yang disalurkan. Kedua : Menghitung besarnya angka t penelitian Hasil perhitungan SPSS diperoleh angka t penelitian sebesar -2,756. Ketiga : Menghitung besarnya angka t tabel dengan ketentuan sebagai berikut : Taraf signifikansi 0,05 dan Derajat Kebebasan DKDegree of Feedom DF dengan ketentuan : DK = n-2, atau 80-2 = 78. Dari ketentuan tersebut, diperoleh angka t tabel sebesar 1,966. Keempat: Menentukan kriteria uji hipotesisnya sebagai berikut: Jika t penelitian t tabel maka H ditolak dan Ha diterima. Jika t penelitian t tabel maka H diterima dan Ha ditolak. 54 Kelima : Membuat keputusan Didasarkan hasil perhitungan diperoleh angka t penelitian sebesar -2,756 t tabel sebesar 1,966 dengan menggunakan uji fihak kiri maka H ditolak dan Ha diterima. Artinya, Performing Financing NPF berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan yang disalurkan. Besarnya pengaruh Performing Financing NPF terhadap pembiayaan yang disalurkan sebesar -0.048 atau 4,8 dianggap signifikan. Hal ini tercermin dalam angka signifikansi sebesar 0,007 yang lebih kecil dari 0,05. Hal ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Luh Gede Meydianawathi 2007 dengan menggunakan metode OLS Ordinary Least Square dan bantuan program Eviews, yang menemukan bahwa variabel NPL secara parsial menunjukan pengaruh yang signifikan dan negatif terhadap penawaran Kredit Investasi dan Kredit Modal Kerja bank Umum pada Sektor UMKM. 3 Analisis Korelasi Korelasi antar variabel Dana Pihak Ketiga DPK dan Non Performing Financing NPL dengan hasil penghitungan SPSS sebagaimana tertera di bawah ini : 55 Tabel 4.8 Korelasi antar Variabel Bebas Correlations DPK NPF DPK Pearson Correlation 1 .597 Sig. 2-tailed .000 N 80 80 NPF Pearson Correlation .597 1 Sig. 2-tailed .000 N 80 80 . Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed. Sumber : Output SPSS 17 Korelasi Antara Dana Pihak Ketiga DPK dan Non Performing Financing NPF. Berdasarkan perhitungan diperoleh angka korelasi antara variabel Dana Pihak Ketiga DPK dan Non Performing Financing NPF sebesar 0,597. Untuk menafsirkan angka tersebut digunakan kriteria sebagai berikut :  0 – 0,25 : Korelasi sangat lemah dianggap tidak ada  0,25 – 0,5 : Korelasi cukup kuat  0,5 – 0,75 : Korelasi kuat  0,75 – 1 : Korelasi sangat kuat Korelasi sebesar 0,597 mempunyai maksud hubungan antara variabel Dana Pihak Ketiga DPK dan Non Performing Financing NPF yang kuat dan searah. Searah artinya jika DPK meningkat maka NPF juga meningkat. Korelasi dua variabel tersebut mempunyai signifikan sebesar 0,000 0,05, maka hubungan kedua variabel signifikan. 56

b. Analisis Regresi Substruktur II

Pada bagian ini analisis dibagi menjadi dua, pertama melihat pengaruh secara gabungan dan kedua adalah melihat pengaruh secara parsial. 1 Melihat pengaruh Dana Pihak Ketiga DPK, Non Performing Financing NPF dan pembiayaan yang disalurkan terhadap Return on Assets ROA secara gabungansimultan. Untuk mengetahui pengaruh Dana Pihak Ketiga DPK, Non Performing Financing NPF dan pembiayaan yang disalurkan secara gabungan terhadap Return on Assets ROA, dapat dilihat hasil perhitungan dalam model summary, khususnya angka R Square di bawah ini : Tabel 4.9 Koefisien Determinasi Adjusted R Square Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .853 a .728 .717 .00326 a. Predictors: Constant, PYD, NPF, DPK Sumber : Output SPSS 17 Besarnya angka R s quare r² adalah 0.728. Angka tersebut dapat digunakan untuk melihat besarnya pengaruh variabel Dana Pihak Ketiga DPK, Non Performing Financing NPF dan pembiayaan yang disalurkan terhadap Return on Assets ROA dengan cara menghitung koefisien determinasi KD dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 57 KD = r² x 100 KD = 0.728 x 100 KD = 72.80 Angka tersebut mengartikan bahwa pengaruh variabel Dana Pihak Ketiga DPK, Non Performing Financing NPF dan pembiayaan yang disalurkan secara bersama-sama terhadap Return on Assets ROA adalah 72.80. Sedangkan sisanya sebesar 27.20 100 - 72.80 dipengaruhi oleh variabel-variabel lain diluar model ini. Kemudian, untuk melihat kemaknaan dari hasil model regresi tersebut diperlukan uji hipotesis. Uji hipotesis menggunakan angka F seperti tabel berikut ini. Tabel 4.10 Uji F Regresi ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression .002 3 .001 67.736 .000 a Residual .001 76 .000 Total .003 79 a. Predictors: Constant, PYD, NPF, DPK b. Dependent Variable: ROA Sumber : Output SPSS 17 Hipotesisnya berbunyi sebagai berikut : H : Tidak ada hubungan linier antara Dana Pihak Ketiga DPK, Non Performing Financing NPF dan pembiayaan yang disalurkan dengan Return on Assets ROA. 58 Ha : Ada hubungan linier antara Dana Pihak Ketiga DPK, Non Performing Financing NPF dan pembiayaan yang disalurkan dengan Return on Assets ROA. Pengujian dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, dengan membandingkan besarnya angka F penelitian dengan F tabel. Cara kedua adalah membandingkan angka taraf signifikasi sig hasil perhitungan dengan taraf signifikasi 0,05 5. a Menggunakan cara pertama atau membandingkan besarnya angka F penelitian dengan F tabel. Caranya sebagai berikut: Pertama : menghitung F penelitian F penelitian dari SPSS didapatkan sebesar 67.736 Kedua : menghitung F tabel dengan ketentuan sebagai berikut Taraf signifikan 0,005 dan Derajat Kebebasan DKDegree of Freedom DF dengan ketentuan numerator : jumlah variabel -1 atau 4-1 = 3; dan denumerator : jumlah kasus-4 atau 80-4 = 76. Dengan ketentuan tersebut, diperoleh angka F tabel sebesar 2.72. Ketiga : Menentukan kriteria uji hipotesis sebagai berikut. Jika F penelitian F tabel maka H ditolak dan H a diterima. Jika F penelitian F tabel maka H diterima dan H a ditolak. Keempat : Mengambil Keputusan. Dari hasil perhitungan angka F penelitian sebesar 67.736 dari F tabel sebesar 2.72. Dengan demikian, H ditolak dan H a 59 diterima. Artinya, ada hubungan linier antara variabel Dana Pihak Ketiga DPK, Non Performing Financing NPF dan pembiayaan yang disalurkan dengan Return on Assets ROA. Dengan demikian, model regresi diatas sudah layak dan benar. Kesimpulannya, Dana Pihak Ketiga DPK, Non Performing Financing NPF dan pembiayaan yang disalurkan secara gabungansimultan berpengaruh signifikan terhadap Return on Assets ROA. Besarnya pengaruh 72.80 dan sisanya sebesar 27.20 100 - 72.80 dipengaruhi oleh variabel lain di luar model regresi tersebut. b Menggunakan cara dengan membandingkan besarnya angka taraf signifikansi sig penelitian dengan taraf signifikansi sebesar 0,05. Dengan kriteria sebagai berikut : Jika sig penelitian 0,05 maka H ditolak dan H a diterima. Jika sig penelitian 0,05 maka H diterima dan H a ditolak. Berdasarkan perhitungan angka signifikasi sebesar 0,000 0,05 H ditolak dan H a diterima. Artinya, secara simultan variabel Dana Pihak Ketiga DPK, Non Performing Financing NPF dan pembiayaan yang disalurkan berpengaruh signifikan terhadap Return on Assets ROA. 60 2 Melihat Dana Pihak Ketiga DPK, Non Performing Financing NPF dan pembiayaan yang disalurkan terhadap Return on Assets ROA secara parsial. Untuk melihat besarnya pengaruh variabel Dana Pihak Ketiga DPK, Non Performing Financing NPF dan pembiayaan yang disalurkan terhadap Return on Assets ROA secara sendiri- sendiri, digunakan uji t, sedangkan untuk melihat besarnya pengaruh, digunakan angka Beta atau Standardized Coeffecient di bawah ini. Tabel 4.11 Uji t Regresi Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant .015 .001 12.812 .000 DPK -2.149E-9 .000 -1.082 -2.166 .033 NPF -.141 .035 -.319 -4.076 .000 PYD 4.178E-9 .000 2.033 4.200 .000 a. Dependent Variable: ROA Sumber : Output SPSS 17 a Hubungan linier variabel Dana Pihak Ketiga DPK terhadap Return on Assets ROA. Untuk melihat apakah ada hubungan linier variabel Dana Pihak Ketiga DPK terhadap Return on Assets ROA, dapat dilakukan sebagai berikut : Pertama : Menentukan hipotesis H : Tidak ada hubungan linier antara Dana Pihak Ketiga DPK dengan Return on Assets ROA. 61 H a : Ada hubungan linier antara Dana Pihak Ketiga DPK dengan Return on Assets ROA. Kedua : Menghitung besarnya angka t penelitian Hasil perhitungan SPSS diperoleh angka t penelitian sebesar -2,166. Ketiga : Menghitung besarnya angka t tabel dengan ketentuan sebagai berikut : Taraf signifikansi 0,05 dan Derajat Kebebasan DKDegree of Feedom DF dengan ketentuan : DK = n-2, atau 80-2 = 78. Dari ketentuan tersebut, diperoleh angka t tabel sebesar 1,966. Keempat: Menentukan kriteria uji hipotesisnya sebagai berikut: Jika t penelitian t tabel maka H ditolak dan Ha diterima. Jika t penelitian t tabel maka H diterima dan Ha ditolak. Kelima : Membuat keputusan Didasarkan hasil perhitungan diperoleh angka t penelitian sebesar -2,166 t tabel sebesar 1,966 maka H ditolak dan Ha diterima. Artinya, Dana Pihak Ketiga DPK berpengaruh signifikan terhadap Return on Assets ROA. Besarnya pengaruh Dana Pihak Ketiga DPK terhadap Return on Assets ROA sebesar -1.082 atau -108.2 dianggap signifikan. Hal ini tercermin dalam angka signifikansi sebesar 0,033 yang lebih kecil dari 0,05. 62 Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Intan Cynara 2006 pada PT. Bank Mandiri, tbk yang menyatakan bahwa pengaruh antara DPK tabungan dan deposito terhadap rentabilitas ROA bersifat negatif dan signifikan. Tunaetin 2004 dalam penelitiannya yang berjudul pengaruh biaya dana terhadap Return on Assets ROA pada PT. Bank Tabungan Negara cabang Bandung menghasilkan kesimpulan bahwa biaya dana mempunyai hubungan yang negatif terhadap Return on Assets ROA. b Hubungan linier variabel Non Performing Financing NPF terhadap Return on Assets ROA. Untuk melihat apakah ada hubungan linier variabel Performing Financing NPF terhadap Return on Assets ROA, dapat dilakukan sebagai berikut : Pertama : Menentukan hipotesis H : Tidak ada hubungan linier antara Performing Financing NPF dengan Return on Assets ROA. H a : Ada hubungan linier antara Performing Financing NPF dengan Return on Assets ROA. Kedua : Menghitung besarnya angka t penelitian Hasil perhitungan SPSS diperoleh angka t penelitian sebesar -4,076. 63 Ketiga : Menghitung besarnya angka t tabel dengan ketentuan sebagai berikut : Taraf signifikansi 0,05 dan Derajat Kebebasan DKDegree of Feedom DF dengan ketentuan : DK = n-2, atau 80-2 = 78. Dari ketentuan tersebut, diperoleh angka t tabel sebesar 1,966. Keempat: Menentukan kriteria uji hipotesisnya sebagai berikut: Jika t penelitian t tabel maka H ditolak dan Ha diterima. Jika t penelitian t tabel maka H diterima dan Ha ditolak. Kelima : Membuat keputusan Didasarkan hasil perhitungan diperoleh angka t penelitian sebesar -4,076 t tabel sebesar 1,966 dengan menggunakan uji fihak kiri maka H ditolak dan Ha diterima. Artinya, Performing Financing NPF berpengaruh signifikan terhadap Return on Assets ROA. Besarnya pengaruh Performing Financing NPF terhadap Return on Assets ROA sebesar -0,319 atau - 31,9 dianggap signifikan. Hal ini tercermin dalam angka signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05. Hal ini sesuai dengan teori Siswanto Sutojo 2008 : 25 yang menyatakan bahwa sebuah bank yang dirongrong oleh kredit bermasalah dalam jumlah besar cenderung menurun profitabilitasnya. Return on Assets ROA yaitu salah satu tolok ukur profitabilitas mereka akan menurun. 64 Hasil analisis di atas juga sesuai dengan hasil penelitian Wisnu Mawardi 2005 yang menyatakan bahwa apabila suatu bank kondisi NPL tinggi, maka akan memperbesar biaya baik biaya pencadangan aktiva produktif maupun biaya lainnya, sehingga berpotensi terhadap kerugian bank. c Hubungan linier variabel pembiayaan yang disalurkan terhadap Return on Assets ROA. Untuk melihat apakah ada hubungan linier variabel pembiayaan yang disalurkan terhadap Return on Assets ROA, dapat dilakukan sebagai berikut : Pertama : Menentukan hipotesis H : Tidak ada hubungan linier antara pembiayaan yang disalurkan dengan Return on Assets ROA. H a : Ada hubungan linier antara pembiayaan yang disalurkan dengan Return on Assets ROA. Kedua : Menghitung besarnya angka t penelitian Hasil perhitungan SPSS diperoleh angka t penelitian sebesar 4.200. Ketiga : Menghitung besarnya angka t tabel dengan ketentuan sebagai berikut : Taraf signifikansi 0,05 dan Derajat Kebebasan DKDegree of Feedom DF dengan ketentuan : DK = n-2, 65 atau 80-2 = 78. Dari ketentuan tersebut, diperoleh angka t tabel sebesar 1,966. Keempat: Menentukan kriteria uji hipotesisnya sebagai berikut: Jika t penelitian t tabel maka H ditolak dan Ha diterima. Jika t penelitian t tabel maka H diterima dan Ha ditolak. Kelima : Membuat keputusan Didasarkan hasil perhitungan diperoleh angka t penelitian sebesar 4,200 t tabel sebesar 1,966 maka H ditolak dan Ha diterima. Artinya, pembiayaan yang disalurkan berpengaruh signifikan terhadap Return on Assets ROA. Besarnya pengaruh pembiayaan yang disalurkan terhadap Return on Assets ROA sebesar 2,033 atau 203,3 dianggap signifikan. Hal ini tercermin dalam angka signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05. Hal ini sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh Zainul Arifin 2006 : 53, bahwa tingkat penghasilan dari pembiayaan yield on financing merupakan tingkat penghasilan tertinggi bagi bank. 3 Analisis Korelasi Korelasi antar variabel Dana Pihak Ketiga DPK, Non Performing Financing NPF, dan pembiayaan yang disalurkan dengan hasil penghitungan SPSS sebagaimana tertera di bawah ini : 66 Tabel 4.12 Korelasi antar Variabel Bebas Correlations DPK NPF PYD DPK Pearson Correlation 1 .597 .992 Sig. 2-tailed .000 .000 N 80 80 80 NPF Pearson Correlation .597 1 .561 Sig. 2-tailed .000 .000 N 80 80 80 PYD Pearson Correlation .992 .561 1 Sig. 2-tailed .000 .000 N 80 80 80 . Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed. Sumber : Output SPSS 17 a Korelasi Antara Dana Pihak Ketiga DPK dan Non Performing Financing NPF. Berdasarkan perhitungan diperoleh angka korelasi antara variabel Dana Pihak Ketiga DPK dan Non Performing Financing NPF sebesar 0,579. Untuk menafsirkan angka tersebut digunakan kriteria sebagai berikut :  0 – 0,25 : Korelasi sangat lemah dianggap tidak ada  0,25 – 0,5 : Korelasi cukup kuat  0,5 – 0,75 : Korelasi kuat  0,75 – 1 : Korelasi sangat kuat Korelasi sebesar 0,579 mempunyai maksud hubungan antara variabel Dana Pihak Ketiga DPK dan Non Performing Financing NPF yang kuat dan searah. Korelasi dua variabel tersebut mempunyai signifikan sebesar 0,000 0,05, sehingga korelasi kedua variabel signifikan. 67 b Korelasi Antara Dana Pihak Ketiga DPK dan pembiayaan Berdasarkan perhitungan diperoleh angka korelasi antara variabel Dana Pihak Ketiga DPK dan pembiayaan sebesar 0,992. Untuk menafsirkan angka tersebut digunakan kriteria sebagai berikut :  0 – 0,25 : Korelasi sangat lemah dianggap tidak ada  0,25 – 0,5 : Korelasi cukup kuat  0,5 – 0,75 : Korelasi kuat  0,75 – 1 : Korelasi sangat kuat Korelasi sebesar 0,992 mempunyai maksud hubungan antara variabel Dana Pihak Ketiga DPK dan pembiayaan yang sangat kuat dan searah. Korelasi dua variabel tersebut mempunyai signifikan sebesar 0,000 0,05, sehingga korelasi kedua variabel signifikan. c Korelasi Antara Non Performing Financing NPF dan pembiayaan yang disalurkan. Berdasarkan perhitungan diperoleh angka korelasi antara variabel Non Performing Financing NPF dan pembiayaan yang disalurkan sebesar 0.561. Untuk menafsirkan angka tersebut digunakan kriteria sebagai berikut :  0 – 0,25 : Korelasi sangat lemah dianggap tidak ada  0,25 – 0,5 : Korelasi cukup kuat  0,5 – 0,75 : Korelasi kuat 68  0,75 – 1 : Korelasi sangat kuat Korelasi sebesar 0.561 mempunyai maksud hubungan antara variabel Non Performing Financing NPF dan pembiayaan yang disalurkan yang kuat dan searah. Korelasi dua variabel tersebut mempunyai signifikan sebesar 0,000 0,05, sehingga korelasi kedua variabel signifikan. Dari uraian tersebut, maka dapat digambarkan dalam diagram jalur, dapat dilihat pada gambar 4.5 berikut : Gambar 4.5 Diagram Jalur Sumber : data diolah c. Penghitungan Pengaruh 1 Pengaruh Langsung Direct Effect atau DE Untuk menghitung pengaruh langsung atau DE, digunakan formula berikut : a Pengaruh variabel Dana Pihak Ketiga DPK terhadap pembiayaan yang disalurkan X 1 →Y = 1,020 DPK NPF PYD ROA 0.597 1.020 -0.048 -1.082 -0.319 2.033 є 1 0.15 є 2 0.272 69 b Pengaruh variabel Non Performing Financing NPF terhadap pembiayaan yang disalurkan X 2 →Y = -0,048 c Pengaruh variabel pembiayaan yang disalurkan terhadap Return on Assets ROA Y→Z = 2,033 d Pengaruh variabel Dana Pihak Ketiga DPK terhadap Return on Assets ROA X 1 →Z = -1,082 e Pengaruh variabel Non Performing Financing NPF terhadap Return on Assets ROA X 2 →Z = -0,319 2 Pengaruh Tidak langsung Indirect Effect atau IE a Pengaruh variabel Dana Pihak Ketiga DPK terhadap Return on Assets ROA melalui pembiayaan yang disalurkan X 1 →Y→Z = 1,020 x 2,033 = 2,07366 b Pengaruh variabel Non Performing Financing NPF terhadap Return on Assets ROA melalui pembiayaan yang disalurkan X 2 →Y→Z = -0,048 x 2,033 = -0,097584 3 Pengaruh Total Total Effect a Pengaruh variabel Dana Pihak Ketiga DPK terhadap ROA melalui pembiayaan yang disalurkan X 1 →Y→Z = 1,020 + 2,033 = 3,053 70 b Pengaruh variabel Non Performing Financing NPF terhadap Return on Assets ROA melalui pembiayaan yang disalurkan X 2 →Y→Z = -0,048 + 2,033 = 1,985 Beberapa pengaruh langsung dan tidak langsung melalui pembiayaan yang disalurkan dan pengaruh total antara Dana Pihak Ketiga DPK, Non Performing Financing NPF, dan pembiayaan yang disalurkan terhadap Return on Assets ROA dapat dilihat pada uraian dan tabel berikut: 1 Pengaruh antara variabel Dana Pihak Ketiga DPK terhadap pembiayaan yang disalurkan Dana Pihak Ketiga memiliki pengaruh langsungpengaruh total terhadap pembiayaan yang disalurkan sebesar 1,020. 2 Pengaruh antara variabel Dana Pihak Ketiga DPK terhadap Return on Assets ROA Dana Pihak Ketiga memiliki pengaruh langsung terhadap ROA sebesar -1,082. Pengaruh tidak langsung Dana Pihak Ketiga terhadap Return on Assets ROA melalui pembiayaan yang disalurkan sebesar 1,020 x 2,033 = 2,07366. Pengaruh total Dana Pihak Ketiga DPK terhadap Return on Assets ROA sebesar 1,020 + 2,033 = 3,053. 3 Pengaruh antara variabel Non Performing Financing NPF terhadap pembiayaan yang disalurkan. Non Performing Financing NPF memiliki pengaruh langsung pengaruh total yaitu sebesar –0,0489. 71 4 Pengaruh antara variabel Non Performing Financing NPF terhadap Return on Assets ROA Non Performing Financing NPF memiliki pengaruh langsung terhadap Return on Assets ROA sebesar -0,319. Non Performing Financing NPF memiliki pengaruh tidak langsung terhadap Return on Assets ROA dengan melalui pembiayaan yang disalurkan sebesar -0,048 x 2,033 = -0,097584. Pengaruh total antara Non Performing Financing NPF terhadap Return on Assets ROA sebesar -0,048 + 2,033 = 1,985. 5 Pengaruh antara variabel pembiayaan yang disalurkan terhadap Return on Assets ROA Pembiayaan yang disalurkan memiliki pengaruh langsung pengaruh total terhadap Return on Assets ROA sebesar 2,033. Tabel 4.13 Pengaruh DPK dan NPF terhadap Pembiayaan yang Disalurkan serta Implikasinya pada Return on Assets ROA di Bank Muamalat Indonesia Pengaruh variable Pengaruh Kausal Langsung Tidak Langsung Total Melalui Y DPK terhadap PYD 1.020 - 1.020 NPF terhadap PYD -0.048 - -0.048 DPK terhadap ROA -1.082 2.07366 3.053 NPF terhadap ROA -0.319 -0.097584 1.985 PYD terhadap ROA 2.033 - 2.033 Sumber : data diolah 72 Persamaan struktural untuk model tersebut adalah : Substruktur I : Y = 1,020X 1 – 0,048X 2 + є 1 Substruktur II : Z = -1,082X 1 – 0,319X 2 + 2,033Y + є 2

C. Interpretasi Hasil

Dokumen yang terkait

Pengaruh Rasio Camel Terhadap Return On Asset (ROA) Pada Bank Umum Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 44 97

Perbandingan Return on Assets (ROA), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Banking Ratio antara Bank Pemerintah dengan Bank Swasta yang Go Public pada Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 30 86

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga Dan Non Performing Financing Terhadap Penyaluran Dana Perbankan Syariah Di Indonesia

0 41 114

ANALISIS PENGARUH MODAL, NON PERFORMING FINANCING (NPF), DAN INFLASI TERHADAP PEMBIAYAAN YANG DISALURKAN SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP RETURN ON ASSETS (ROA) PADA PERBANKAN SYARIAH

2 7 156

Analisis Pengaruh Financing To Deposit Ratio (FDR) Dana Pihak Ketiga (DPK), Sertifikat Bank Indonesia Suariah (SBIS), dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Return On Asset (ROA), Periode Januari 2009-2012

1 14 151

Pengaruh capital adequacy ratio (car), non performing financing (npf), danan pohak ketiga (dpk), sertifikat bank umum syariah (sbis) terhadap penyaluran pembiayaan bank umum syariah periode 2009-2015

0 8 116

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF), dan inflasi terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR) Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia periode 2010-2013

2 8 115

PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK), SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH (SBIS), NON PERFORMING FINANCING (NPF) DAN RETURN ON ASSETS (ROA) TERHADAP PEMBIAYAAN MURABAHAH (Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia Periode 2009 - 2014

2 18 138

Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Non Performing Financing (NPF) Terhadap Likuiditas Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011-2015

5 20 120

Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Size Perusahaan, Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Dan Dana Pihak Ketiga (DPK) Terhadap Tingkat Likuiditas Bank Umum Syariah

1 18 128