13 Menurut Sri Nurhayati dan Wasilah 2008 : 230, wadiah adalah akad
penitipan dari pihak yang mempunyai uangbarang kepada pihak yang menerima titipan dengan catatan kapanpun titipan diambil pihak penerima
titipan wajib menyerahkan kembali uangbarang titipan tersebut dan yang dititipi menjadi penjamin pengembalian barang titipan.
2. Partisipasi modal berbagi hasil dan berbagi resiko non guaranteed account untuk investasi umum general investment account mudharabah
mutlaqah di mana bank akan membayar bagian keuntungan secara proporsional dengan porofolio yang didanai dengan modal tersebut.
3. Investasi khusus special investment accountmudharabah muqayyadah di mana bank bertindak sebagai manajer investasi untuk memperoleh fee.
Jadi bank tidak ikut berinvestasi sedangkan investor sepenuhnya mengambil resiko atas investasi.
C. Pembiayaan Bank Syariah
Pemberian kredit pada bank konvensional dalam meminjamkan uang kepada yang membutuhkan dan mengambil bagian keuntungan berupa bunga
dan provisi dengan cara membungakan uang yang dipinjamkan tersebut. Prinsip syariah menandakan transaksi semacam ini dan mengubahnya
menjadi pembiayaan. Bank tidak meminjamkan sejumlah uang pada nasabah, tetapi membiayai proyek keperluan nasabah. Dalam hal ini bank berfungsi
sebagai intermediasi uang tanpa meminjamkan uang dan membungakan uang tersebut sebagai gantinya, pembiayaan usaha nasabah tersebut dapat dilakukan
dengan cara membelikan barang yang dibutuhkan nasabah. Lalu bank menjual
14 kembali kepada nasabah atau dapat pula dengan cara bank mengikutsertakan
modal dalam usaha nasabah Heithzal Rivai, dkk, 2007 : 470. Dalam pembiayaan, bank syariah akan membiayai kebutuhan nasabah.
Apabila nasabah menginginkan pembelian rumah misalnya, maka bank akan membiayaai pembelian rumah tersebut. Antara bank dan nasabah akan
dilakukan transaksi dengan akad jual-beli di mana bank bertindak sebagai penjual dan nasabah menjadi pembeli yang akan membayar secara angsuran
Yusak Laksmana, 2009 : 40-41 Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan
Pasal 1 disebutkan bahwa, “Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan
tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil”. “Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam
antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai syariah, antara
lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil mudharabah, pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal musyarakah, prinsip jual beli
barang dengan memperoleh keuntungan murabahah, atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan ijarah, atau
dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa
15 dari pihak bank oleh pihak lain ijarah wa iqtina” Pratin dan Akhyar
Adnan, 2005 : 36. Pembiayaan atau financing menurut Muhammad 2005 : 17, yaitu
pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri
maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan.
Menurut Rachmadi Usman 2003 : 236, pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan
dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak lain yang dibiayai untuk mengembalikan uang
atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.
Alokasi dana pembiayaan mempunyai beberapa tujuan Muhammad, 2005 : 55 yaitu :
1. Mencapai tingkat profitabilitas yang cukup dan tingkat resiko yang rendah 2. Mempertahankan kepercayaan masyarakat dengan menjaga agar posisi
likuiditas tetap aman
D. Non Performing Financing NPF