Hubungan Persepsi Terhadap Cause-Related Marketing Dan Intensi Membeli

3. Perusahaan yang melakukan cause-related marketing juga akan memperoleh ceruk pasarnya lebih cepat. Karena cause-related marketing menghubungkan suatu produk dengan isu-isu tertentu, konsumen yang tertarik dengan isu-isu tersebut kemungkinan besar akan berminat dengan produk yang ditawarkan perusahaan ketika promosi dilakukan 4. Meningkatkan hasil penjualan karena tambahan konsumen dan ceruk pasar. 5. Membentuk asosiasi dengan pihak-pihak yang memiliki kepedulian sosial yang sama. 6. Merek produk yang dikeluarkan perusahaan akan mendapat identitas merek positif dari konsumen.

5. Definisi Persepsi Terhadap Cause-Related Marketing.

Persepsi terhadap cause-related marketing adalah suatu proses individu untuk memilih, mengorganisasikan dan menafsirkan informasi mengenai cause-related marketing agar dapat memberi makna dan arti terhadap informasi yang diterima.

D. Hubungan Persepsi Terhadap Cause-Related Marketing Dan Intensi Membeli

Perusahaan yang mampu memahami perilaku konsumen akan mendapatkan keuntungan yang cukup besar karena dapat menyusun strategi pemasaran yang tepat yang dapat memberikan kepuasan yang lebih baik dibandingkan pesaing Suryani, 2008. Strategi pemasaran yang baik pada hakekatnya didasarkan pada apa yang diinginkan dan dibutuhkan kosumennya. Peter dan Olson 1999 Universitas Sumatera Utara menyatakan bahwa untuk memprediksi perilaku secara akurat, pemasar harus mengukur keinginan konsumen pada tingkat abstraksi dan kekhususan. Menurut teori perilaku berencana, peramalan perilaku pembelian konsumen adalah suatu masalah pengukuran intensi membeli tepat sebelum mereka melakukan pembelian Mowen dan Minor, 2002. Intensi membeli merupakan kekuatan motivasi seseorang dalam usaha untuk menghasilkan perilaku tertentu yang dipengaruhi oleh sikap individu, norma sosial serta persepsi terhadap kontrol perilaku tersebut Ajzen, 2005. Setiap konsumen tentu memiliki sikap tertentu yang mendasari mereka dalam berperilaku. Konsumen yang memandang suatu perilaku tertentu akan memberikan keuntungan akan mempengaruhi intensi membelinya lebih besar jika dibandingkan dengan konsumen yang memandang suatu perilaku tersebut akan memberikan kerugian kepadanya. Norma sosial yang ada pada konsumen berbeda-beda, konsumen yang meyakini apa yang menjadi norma kelompok, maka ia akan mematuhi dan membentuk perilaku yang sesuai dengan kelompoknya. Selanjutnya konsumen yang memiliki kekuatan untuk mengontrol perilakunya dalam melakukan penggunaan produk atau jasa akan lebih mudah untuk mewujudkan perilakunya tersebut. Oleh karena itu, dengan mempelajari intensi membeli maka perusahaan dapat menentukan strategi pemasaran yang tepat dan dapat mempengaruhi perilaku konsumennya. Salah satu strategi yang dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi perilaku konsumen adalah melalui cause-related marketing yaitu strategi atau alat pemasaran yang menghubungkan perusahaan atau merek dengan tujuan sosial Universitas Sumatera Utara tertentu Pringle dan Thompson dalam Bhattacharya, 2004. Biasanya, dengan daya tarik tersebut, penjualan meningkat, bukan saja konsumen yang membeli lebih banyak, melainkan juga pengalihan merek dari merek pesaing. Suatu perusahaan yang mempromosikan citra, produk atau jasa dengan suatu kegiatan sosial yang baik, mampu mengumpulkan uang untuk kegiatan sosial tersebut dan pada waktu yang bersamaan dapat meningkatkan reputasi, nilai, meningkatkan pembelian dan kesetiaan konsumen akan produk dan jasa tersebut Adkins, 1999. Pokok permasalahan utama adalah jumlah sumbangan tergantung dari jumlah pembelianintensi pembelian para konsumen. Oleh karena itu, untuk meningkatkan intensi membeli para konsumen, perusahaan harus berusaha meyakinkan para konsumen untuk memahami dan mengingat produk mereka. Perusahaan perlu menginformasikan produk dan cause-related marketing yang dilakukan dengan promosi. Perusahaan harus mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi konsumen dalam kegiatan promosi yang dilakukan agar konsumen berminat untuk berpartisipasi dalam cause-related marketing-nya. Menurut Folse dan Grau 2007 tugas pokok perusahaan adalah menunjukkan manfaat dari bentuk sumbangan yang diberikan, jenis produk, dan jumlah sumbangan. Sedangkan menurut Landreth dalam Kotler, 2000 kesuksesan dari program cause-related marketing tergantung bagaimana konsumen mempersepsi elemen struktur cause-related marketing yang dilakukan oleh perusahaan, antara lain : manfaat sumbangan, jumlah sumbangan dan penggunaan sumbangan. Menurut Atkinson 1991, persepsi konsumen terhadap stimulus yang diterimanya memiliki peran yang cukup penting dalam proses pengambilan Universitas Sumatera Utara keputusan. Persepsi adalah proses dimana individu mengorganisasi dan menafsirkan pola stimulus di dalam lingkungan. Menurut Barone, Miyazaki dan Talor dalam, Bhattacharya, 2005, persepsi konsumen terhadap motivasi perusahaan mungkin merupakan kunci utama yang akan menentukan sukses tidaknya cause-related marketing yang dilakukan. Persepsi konsumen terhadap stimulus yang diterimanya memiliki peran yang cukup penting dalam tahapan proses pengambilan keputusan. Apa yang dipersepsikan masyarakat dalam cause- related marketing sedapat mungkin bisa mengubah persepsi masyarakat sehingga produk yang di- cause-related marketing-kan menarik minat masyarakat. Menurut England 1974, konsumen membentuk keterikatan emosi berdasarkan persepsi mereka terhadap nilai-nilai yang mereka terima. Hal-hal yang terjadi di lingkungan akan dipersepsi menurut standar nilai dalam Loudon dan Bitta, 1993. Selain itu, nilai juga menjadi dasar evaluasi alternatif dari produk yang diharapkan, dan hasilnya akan mempengaruhi tingkah laku orang tersebut. Berdasarkan uraian yang telah dijabarkan, dapat disimpulkan bahwa persepsi berhubungan dengan tindakan seseorang terhadap suatu objek, dalam hal ini objek yang dimaksud adalah strategi cause-related marketing. Persepsi konsumen terhadap cause-related marketing berhubungan dengan intensi membeli. Universitas Sumatera Utara

D. Hipotesis Penelitian