Hal ini menunjukkan sikap Ota yang sangat mendukung modernisasi, dengan mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan pribadi. Sikap tersebut juga
harus dimiliki oleh masyarakat Jepang, supaya lebih mengutamakan kepentingan negara di atas sagalanya. Karena pada saat itu, Jepang membutuhkan dukungan
sepenuhnya dari rakyat Jepang.
3.2 Utakata No Ki Cuplikan 9
“Dengarkan semua. Ini Kose. Ia datang bersamaku malam ini untuk bergabung dengan kelompok kita di sini di Minerva. Ia seorang pelukis,
datang dari Jepang yang jauh”. Karena diperkenalkan seperti itu, Kose melangkah ke depan dan membungkuk hormat. Hal 84
Analisis
Kose adalah seorang pelajar Jepang yang diberangkatkan ke Minerva, Jerman untuk memperdalam ilmunya di bidang kesenian.
Hal ini menunjukkan salah satu usaha pemerintah Jepang untuk mendukung modernisasi yaitu dengan memberangkatkan Kose, salah satu pelajar ke luar negeri,
dalam mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan bidangnya.
Cuplikan 10 “
Ia dipanggil Fraulin Hansl, model di akademi ini. Ada yang menyatakan dia tidak waras. karena seperti yang kau lihat, tingkah lakunya agak aneh. lagi
pula, tidak seperti gadis model lainnya, ia tidak mau bugil sehingga ada yang menuduh tubuhnya cacat. Tidak ada yang tahu latar belakangnya, tetapi ia
berpendidikan.” Hal. 93
Rehngenana Sembiring : Pemikiran Mori Ogai Terhadap Modernisasi Jepang Dalam Doitsu Sambusaku, 2007 USU e-Repository © 2009
Analisis
Orang lain melihat Marie memiliki tingkah laku yang aneh kikainaru furumai
, sebagai tingkah laku yang kurang waras. Bahkan digosipkan memilki tubuh yang cacat.
Sebenarnya tingkah laku yang dianggap aneh di sini adalah sikap untuk membentengi diri dari orang-orang di sekelilingnya.
Demikian juga dalam menghadapi modernisasi, harus memiliki sikap atau suatu cara yang dianggap dapat membentengi Jepang dari pengaruh luar, yang kapan
saja bisa mengancam.. Karena segala sesuatu yang datang dari luar tidaklah semuanya baik, dan belum tentu sesuai dengan kepribadian Jepang. harus bisa
memilah atau meyaring apa yang baik dan sesuai dan mana yang tidak sesuai. Kesadaran untuk tetap eksis walaupun pengaruh dari luar sangat hebat. Sehingga
seiring dengan modernisasi yang dilakukan, kepribadian Jepang yang sesunngguhnya juga harus terjaga.
Cuplikan 11
“Apa yang dikatakan oleh Seneca maupun Shakespeare jelas, orang perlu menjadi sedikit tidak waras untuk menjadi pahlawan besar atau empu. Lihat
saja luasnya pengetahuanku Betapa menyedihkan melihat orang yang ingin terlihat gila padahal sebenarnya tidak. Ada begitu banyak hal memilukan
sehingga aku menangis bersama uir-uir di siang hari, katak-katak di malam hari. Tetapi tak ada orang yang bersimpati sedikit pun.” Hal. 101
Analisis
Marie mengungkapkan kisah dan perasaannya kepada Kose. Marie merasa menjadi “gila” adalah sesuatu yang tidak dapat dhindari, karena sudah menjadi
Rehngenana Sembiring : Pemikiran Mori Ogai Terhadap Modernisasi Jepang Dalam Doitsu Sambusaku, 2007 USU e-Repository © 2009
tuntutan orang-orang di sekitarnya. Tingkah lakunya yang aneh muncul sebagai penemuan atas kediriannya, yang merupakan akumulasi dari berbagai pengalaman
pahit dan tekanan hidup. Ia mempertahankan prinsipnya dan membentengi dirinya kuat-kuat, tidak ingin digoyahkan.
Tampak luar, sepertinya ia hancur oleh tenaga yang datang dari luar. Tetapi pada bagian dalamnya tidaklah demikian. Ia tetap mempunyai rasa bangga dan
percaya diri. Sikap seperti inilah yang harus dijaga, apa yang ada di dalam, tidak boleh hancur oleh kekuatan luar.
Pandangan seperti ini menunjukkan kesadaran manusia yang modern. Tetap teguh pada pendirian dan keyakinan sendiri.
Seperti halnya dalam modernisasi, perlu adanya sikap mempertahankan kepribadian yang sudah ada. Karena kepribadian yang ada merupakan suatu
kebanggaan diri. Sikap seperti ini diperlukan dalam semangat Fukoku Kyohei dan Jepang yang sedang membangun Fushinchu.
Cuplikan 12
Mereka membakar kayu pohon pakis untuk menghangatkan Marie, tetapi ia tidak pernah siuman kembali. Kose melewatkan malam itu dengan duduk di
samping jenazah Marie bersama perempuan tua itu, meratapi dunia yang bagaikan buih di atas air, lenyap tanpa bekas. Hal. 112
Analisis
Cuplikan tersebut menunjukkan bahwa dunia adalah kefanaan, dan segala sesuatu itu dapat hilang tanpa bekas. Demikian halnya dengan modernisasi,
Rehngenana Sembiring : Pemikiran Mori Ogai Terhadap Modernisasi Jepang Dalam Doitsu Sambusaku, 2007 USU e-Repository © 2009
selayaknya diisi dengan sesuatu yang baik dan berguna, yang bisa bermanfaat di kemudian hari. Walaupun segala sesuatunya dapat hilang tanpa bekas seperti buih di
atas air, namun apabila diisi dengan semangat yang berguna maka kehidupan akan bermakna, dan bermanfaat untuk generasi penerus di masa yang akan datang.
Demikian halnya dengan modernisasi Jepang yang dilakukan untuk melakukan pembaharuan yang akan sangat bermanfaat bagi kelangsungan hidup
negara, yang akan dilanjutkan oleh generasi berikutnya.
3.3 Fumizukai Cuplikan 13