BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP MODERNISASI DAN KESUSASTERAAN
JEPANG PADA MASA RESTORASI MEIJI
2.1 Restorasi Meiji Sebagai Awal Modernisasi
Restorasi Meiji merupakan salah satu periode yang paling istimewa dalam sejarah bangsa Jepang. Di bawah pimpinan Kaisar Meiji, Jepang bergerak maju
sehingga hampir dalam beberapa dasawarsa dapat mencontoh apa yang ada di Barat, yakni pembentukan suatu bangsa yang modern yang memiliki perindustrian yang
modern, lembaga-lembaga politik yang modern, dan pola masyarakat yang modern. Bangsa Jepang berusaha dengan segala daya untuk segera membangun agar
setaraf dengan dunia Barat dan mencapai posisi agar mendapat tempat dalam batas hukum internasional. Demi mencapai kedudukan ini, bangsa dan para pemimpin
Jepang mengerahkan kemampuan mereka dengan semangat dan antusiasme ke dalam studi dan pengambilalihan peradaban Barat modern.
Pada tahun-tahun pertama pemerintahannya, Kaisar Meiji memindahkan ibukota kekaisaran dari Kyoto ke Edo. Edo diberi nama baru, Tokyo, yang berarti
ibukota Timur. Kemudian, diumumkanlah Gokajo no Go Seimon Piagam Sumpah Lima Pasal. Dokumen itu membentuk prinsip-prinsip dasar pemerintahan yang kuat
untuk memodernisasi dan meniru Barat hanpir dalam setiap aspek penting kehidupan nasional. karena dengan demikian bangsa Jepang akan mempunyai tempat dalam
kehidupan bangsa-bangsa.
Rehngenana Sembiring : Pemikiran Mori Ogai Terhadap Modernisasi Jepang Dalam Doitsu Sambusaku, 2007 USU e-Repository © 2009
Kelima Undang-undang tersebut adalah sebagai berikut : 1. Rapat-rapat secara musyawarah akan diperlakukan dan semua masalah akan
ditetapkan menurut pendapat umum dengan suara terbanyak. 2. Seluruh bangsa Jepang harus bersatu dalam melaksanakan tugas-tugas negara.
3. Setiap orang akan diberi kesempatan untuk memenuhi keinginan masing- masing.
4. Adat-istiadat dan kebiasaan kuno yang jangggal akan dihapuskan dan keadilan akan didasarkan pada hukum dunia dan akhirat.
5. Ilmu pengetahuan akan dicari di seluruh dunia untuk menetapkan secara kuat dasar-dasar kemajuan negara.
Bertolak dari piagam tersebut, dimulailah modernisasi dalam setiap aspek kehidupan di Jepang.
Pembangunan Jepang Modern Bidang Politik
Ide demokrasi mulai disebarkan melalui gagasan politik yang dikenal dengan nama Jiyu Minken Undo Gerakan Untuk Hak-hak Demokrasi. Beberapa Samurai
tua mulai mengganggu di beberapa daerah. Mereka berpendapat bahwa kekuatan militer tidak dapat merobohkan pemerintahan, sehingga mereka memutuskan untuk
melakukan perubahan politik berdasarkan hak-hak demokrasi dengan alasan bahwa kemerdekaan nasional itu berarti pemerintah harus memenuhi keinginan rakyat
dengan cara tanggap terhadap pendapat umum dan berusaha memperkuat bangsa. Tujuan utama gerakan ini ialah untuk menuntut diadakannya Dewan Perwakilan
Rehngenana Sembiring : Pemikiran Mori Ogai Terhadap Modernisasi Jepang Dalam Doitsu Sambusaku, 2007 USU e-Repository © 2009
Rakyat yang dipilih, karena pemerintahan yang berlaku pada saat itu adalah monopoli kekuasaan oleh para bekas Samurai dari beberapa Han saja, yaitu Satsuma dan
Chosu. Hal ini sama sekali tidak mencerminkan keinginan rakyat. Susunan pemerintahan diperbaharui menurut pola Jerman. Perdana Menteri
bertanggung jawab atas seluruh politik pemerintahan serta kedudukan Tenno diperkuat. Dalam Undang-Undang ditegaskan bahwa Tenno merupakan sumber
semua kekuasaan dan semua Undang-Undang harus mendapat persetujuan dan diumumkan oleh Tenno.
Pada tahun1890 pemerintah berhasil membuat Dai Nippon Teikoku Kenpo Undang-Undang Negara Kekaisaran Jepang Raya. Dalam Undang-Undang tersebut
ditetapkan bahwa kabinet merupakan badan yang bertanggung jawab kepada Tenno. Anggota Majelis Rendah dipilih oleh seluruh rakyat yang telah berumur 20 tahun.
Dengan demikian rakyat dapat turut ambil bagian dalam menentukan jalannya politik pemerintah.
Bidang Industri dan Ekonomi
Dalam usaha meningkatkan industri swasta, pemerintah membangun industri- industri baru melalui pabrik percontohan yang pada mulanya dibiayai dan dikelola
dengan modal pemerintah. Untuk menciptakan peluang pengembangan industri dan mendorong para Samurai memasuki lapangan bisnis, pemerintah juga membuat
kebijaksanaan pendirian perusahaan-perusahaan pemerintah dan penciptaan kesempatan kerja. Pusat penelitian, laboratorium dan sekolah banyak didirikan untuk
melatih, membantu dan mendukung berbagai industri. Setelah industri-industri
Rehngenana Sembiring : Pemikiran Mori Ogai Terhadap Modernisasi Jepang Dalam Doitsu Sambusaku, 2007 USU e-Repository © 2009
tersebut terorganisasikan dengan rapi dan usahanya berjalan dengan baik, secara bertahap pemerintah akan menjualnya kepada perusahaan swasta dengan harga yang
murah. Hal ini pun ditujukan untuk merangsang pertumbuhan industri dan mendorong para Samurai untuk memasuki lapangan bisnis.
Karena kurangnya pengalaman dan tidak hadirnya modal asing, maka pertumbuhan perekonomian Jepang berjalan sangat lambat, tidak sesuai dengan yang
diharapkan. Walaupun begitu usaha mencari pinjaman luar negeri dilakukan hanya kepada Inggris, dan penanaman modal asing dibatasi, karena orang Jepang tidak
menghendaki sebagian besar ekonominya dikuasai orang asing. Sebaliknya bantuan teknik asing dibuka seluas-luasnya. Pemerintah banyak mendatangkan teknisi dari
luar negeri dan mengirimkan mahasiswa ke luar negeri untuk mempelajari dan mengamati perkembangan teknologi Barat.
Dalam usahanya mendirikan dan membangun perusahaan tersebut, pemerintah banyak menggunakan peralatan dan teknologi Barat. Para industriawan
mengimpor pabrik tekstil lengkap dari Perancis dan mendatangkan teknisi-teknisi Perancis untuk memasang peralatan dan mengajar para pekerja Jepang bagaimana
cara menjalankan peralatan tersebut. Bersamaan
dengan modernisasi
ekonomi, untuk menunjang kemajuan perindustrian, pemerintah menciptakan sistem perbankan modern. Pada tahun 1873,
didirikan Bank Nasional dengan mencontoh Amerika. Penataan kembali sistem keuangan nasional dilakukan secara mendasar dengan mencontoh model Eropa. Pada
tahun 1899, disusun Undang-Undang Perbankan dan Bank Sentral Jepang didirikan, untuk lebih mendorong pertumbuhan ekonomi.
Rehngenana Sembiring : Pemikiran Mori Ogai Terhadap Modernisasi Jepang Dalam Doitsu Sambusaku, 2007 USU e-Repository © 2009
Untuk memodali perdagangan dan membantu eksportir Jepang dalam persaingan dengan orang-orang asing, pemerintah mendirikan Bank Spacie
Yokohama sebagai bank utama untuk pertukaran luar negeri. Bank Hipotik Jepang Nihon Kangyo Ginko menyediakan pula pinjaman jangka panjang untuk membantu
perkembangan industri. Perluasan pelabuhan dan pembangunan yang dilakukan oleh orang-orang
asing telah mengakibatkan Jepang merubah bentuk negaranya dari agraris menjadi negara industri.
Bidang Militer
Untuk melaksanakan negara yang modern, organisasi militer yang efisien merupakan kebutuhan yang mutlak. Suatu dinas militer yang dimonopoli kelas
Samurai bukan saja mencerminkan sistem feodal, tetapi juga merupakan hambatan serius terhadap usaha penghapusan sistem kelas feodal.
Dalam rangka memperkuat militer, pemerintah segera mengambil alih fasilitas pembuatan persenjataan dan penggunaannya untuk industri perang. Dengan
pembukaan jalan kereta api yang pertama pada tahun 1872, rencana perluasan industri perang dapat diwujudkan tetapi hal tersebut belum cukup untuk memenuhi
keperluan rencana pengembangan kekuatan militer. Karena itu pada tahun 1873, pemerintah memberlakukan wajib militer umum untuk menggantikan pola lama yang
didasarkan atas kelas bagi dinas militer. Untuk memajukan angkatan perang yang baru ini, pemerintah mewajibkan semua anak laki-laki berunur 20 tahun ke atas,
untuk menjalankan tugas militer.
Rehngenana Sembiring : Pemikiran Mori Ogai Terhadap Modernisasi Jepang Dalam Doitsu Sambusaku, 2007 USU e-Repository © 2009
Di samping itu pemerintah segera megirim seorang utusan bernama Yamagata Aritomo ke Prancis dan Rusia untuk mempelajari organisasi militer modern menurut
model Barat. Sekembalinya ke Jepang, ia membentuk tentara Jepang yang terdiri dari para Samurai dan rakyat umum. Pada tahun 1878 Yamagata mengorganisasikan Staf
Umum Angkatan Perang Jepang menurut model Rusia dan pada tahun 1883, sebuah Akademi Militer dibangun, sehingga para perwira muda Jepang tidak perlu dikirim
untuk belajar ke luar negeri. Rencna pembangunan Angkatan Laut dimulai dengan pembuatan badan-badan kapal oleh Jepang sendiri. Hal ini dimaksudkan untuk
keperluan pengawalan pantai Jepang.
Bidang Kebudayaan
Bersamaan dengan bergemanya cita-cita restorasi, pengaruh kebudayaan Eropa lambat laun dapat mempengaruhi kebudayaan dan kehidupan rakyat Jepang.
Dan karena kuatnya dorongan restorasi maka penyerapan peradaban Barat berlangsung semakin cepat. Sebenarnya sejak akhir zaman Bakufu, penghidupan ala
Eropa sudah dapat dilihat di sepanjang kota-kota pesisir. Hal ini merupakan akibat kesenangan akan peradaban Barat yang meluas di kalangan golongan atas di kota-
kota besar. Tindakan ini disusul dengan penghapusan beberapa kebiasaan tradisional
yang sudah lapuk. Sebagai gantinya mereka meniru berbagai cara dan kebiasaan Barat, seperti berpakaian ala Barat, memotong rambut menjadi pendek, makan
daging, minum susu dan sebagainya. Usaha-usaha untuk menggunakan kostum Barat mulai disebarluaskan. Begitu meluasnya pemakaian kostum tersebut, sehingga
Rehngenana Sembiring : Pemikiran Mori Ogai Terhadap Modernisasi Jepang Dalam Doitsu Sambusaku, 2007 USU e-Repository © 2009
pakaian kerja orang Jepang yang sejak dulu terdiri dari dua potong, kini diganti dengan pakaian kerja ala Eropa yang dapat dikatakan lebih praktis, menarik dan
sesuai untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.Yang pertama-tama memakai pakaian ala Eropa ini ialah para serdadu, karena sejak akhir zaman Bakufu, mereka
sering mengadakan latihan dan memerlukan pakaian yang lebih praktis. Sejak awal jaman Meiji pegawai pemerintah pun mulai memakai pakaian
Eropa, kemudian Kaisar dan para pembantunya secara resmi berpakaian ala Eropa. Selanjutnya pemerintah menetapkan undang-undang bahwa pangkat, topi maupun
pakaian seragam digunakan kostum ala Eropa. Pakaian buruh dan pakaian resmi pun pada akhirnya diganti dengan pakaian Eropa.
Dalam bentuk bangunan pun mereka banyak meniru arsitektur Eropa. Pada tahun 1868 didirikan hotel Tsukiji di Tokyo yang merupakan hotel pertama yang
arsitekturnya meniru Eropa. Pada tahun 1874 didirikan pusat pertokoan bertingkat dua yang dinamakan Renga Zukuri di Ginza. Selanjutnya banyak didirikan bangunan
yang meniru gaya arsitektur Eropa. Untuk
mempercepat modernisasi
kehidupan nasional, secara serentak pemerintah mengambil langkah-langkah positif untuk mendorong adat kebiasaan
Barat, terutama yang mendorong kemajuan. Karena pengaruh kebudayaan dan teknologi Barat, banyak terjadi perubahan nyata dalam kehidupan masyarakat Jepang.
Berbagai seni mengalami perubahan, setiap gerak langkah dan kemajuan disesuaikan dengan paham Barat yang merupakan gejala perkembangan masyarakat. Dengan
adanya pengaruh Barat diadakan modifikasi dalam adat kebiasaan yang tidak sesuai dengan adat kebiasaan Barat.
Rehngenana Sembiring : Pemikiran Mori Ogai Terhadap Modernisasi Jepang Dalam Doitsu Sambusaku, 2007 USU e-Repository © 2009
Bidang Pendidikan
Bersamaan dengan proses modernisasi, pemerintah mulai pula memberi perhatian terhadap pendidikan rakyat, karena pendidikan mempunyai dasar yang baik
untuk mendorong kemajuan. Para pemimpin Jepang segera berpaling ke arah gagasan-gagasan Barat dalam pencarian mereka akan westernisasi dan modernisasi.
Pendidikan pada periode Meiji ini banyak meniru sistem Barat. Cabang- cabang pendidikan yang dapat memperkokoh landasan-landasan nasional baru
banyak menarik perhatian mereka. Setelah itu orang Jepang banyak melakukan penelitian mengenai berbagai
cabang ilmu pengetahuan Barat. Sebagai penunjang kemajuan ilmu pengetahuan tersebut pemerintah mulai mengundang para pengajar asing. Karena itu pada waktu
pertama kali Universitas Tokyo didirikan, pengajarnya sebagian besar terdiri dari tenaga asing yang jumlahnya kira-kira 5000 orang pada waktu itu. Selanjutnya
mahasiswa-mahasiswa Jepang mulai dikirim ke Eropa untuk mempelajari berbagai cabang ilmu pengetahuan.
Fukuzawa Yukichi, seorang terkemuka dalam bidang pendidikan mulai menerbitkan surat kabar dan mendirikan Universitas Keiogijuku yang merupakan
Sekolah Tinggi swasta yang dilengkapi dengan organisasi pendidikan tinggi, kebudayaan dan ilmu pengetahuan sosial. Ia adalah seorang pelopor yang
membaktikan hidupnya untuk mengembangkan pendidikan di Jepang. Pemerintah
berusaha untuk
memajukan tingkat kecerdasan masyarakat dengan membentuk suatu sistem pendidikan nasional secara lebih terarah yang disebut
Rehngenana Sembiring : Pemikiran Mori Ogai Terhadap Modernisasi Jepang Dalam Doitsu Sambusaku, 2007 USU e-Repository © 2009
dengan Gakusei pada tahun 1872. Sistem ini lebih menitikberatkan pada ilmu pengetahuan Barat.
Bidang Telekomunikasi
Untuk menyamakan kedudukannya dengan dunia Barat, pemerintah Meiji telah mengadakan pembaharuan dalam segala bidang dengan mencontoh Barat.
Demikian juga halnya dengan bidang telekomunikasi. Alat-alat telekomunikasi yang mempunyai kedudukan penting dalam kehidupan sehari-hari, seperti telegraf, film,
dan pers lambat laun mulai dibangun. Pada tahun 1871, pemrintah mengumumkan untuk membangun fasilitas-
fasilitas pengumpulan surat dan penjualan benda pos sepanjang jalan raya Tokaido. Kemudian didirikan kantor pos yang meniru model Eropa dan Amerika di Tokyo dan
Osaka. Telegraf dimulai ketika datangnya Commodore Perry yang mengirim
seperangkat alat-alat sebagai hadiah kepada Shogun. Empat tahun kemudian Shimazu Nariakira, daimyo dari Satsuma memasang kabel-kabel telegraf di purinya untuk
keperluan sendiri yang mulai dipakai pada tahun 1869 ketika diadakan hubungan antara istananya dengan kantor penerangan di Yokohama yang berjarak tidak lebih
dari setengah mil. Ini kemudian segera diikuti oleh pemasangan kabel telegraf antara Tokyo dan Yokohama yang kemudian pengelolaannya diambil alih oleh pemerinyah.
Dengan dimulainya pemasangan kabel telegraf yang menghubungkan Nagasaki dengan Shanghai dan Vladivostok pada tahun 1871, maka komunikasi telegraf
internasional pun dibuka.
Rehngenana Sembiring : Pemikiran Mori Ogai Terhadap Modernisasi Jepang Dalam Doitsu Sambusaku, 2007 USU e-Repository © 2009
Alat-alat telekomunikasi tersebut terbukti sangat besar manfaatnya dalam usaha untuk memacu pembangunan yang dicita-citakan bangsa Jepang. Karena itu
pemerintah terus mengembangkan dinas-dinas telekomunikasi tersebut.
2.2 Permasalahan yang Terjadi Pada Masa Modernisasi