Manusia tidak mungkin hidup tanpa menciptakan kebudayaan. Pada zaman kuno dan zaman Pertengahan, manusia diikat oleh tradisi, kebiasaan-
kebiasaan, tahayul-tahayul ataupun hal gaib. Modernisasi kebudayaan adalah gerakan kebudayaan yang menuntut rasionalisme dalam bidang-bidang
agama, pemikiran melalui gerakan pencerahan, revolusi agama, renaisance untuk lepas dari ikatan irasional seperti halnya tradisi, tahayul, kebiasaan-
kebiasaan, magis dan lain-lain.
2. Kerangka Teori
Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berpikir dalam memecahkan atau menyoroti masalahnya. Untuk itu perlu disusun kerangka
teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana penelitian akan disoroti Namawi, 2001:39-40. Penelitian ini mengambil teori
historis dan semiotik. Teori historis merupakan penelitian yang kritis terhadap keadaan-keadaan,
perkembangan serta pengalaman di masa lampau dan menimbang secara teliti dan hati-hati terhadap fenomena yang terjadi di masa lampau untuk menemukan
generalisasi yang berguna untuk memahami, meramalkan atau mengendalikan fenomena atau kelompok fenomena Muhammadi, 1992 : 20.
Dengan teori historis ini, penulis berusaha mengungkapkan usaha-usaha Jepang menuju modernisasi yang terjadi pada masa sejarah Jepang yang terjadi di
masa lampau. Penulis berusaha menafsirkan fenomena yang terjadi pada zaman Meiji, dimana pada masa itu merupakan awal modernisasi di Jepang yang dilihat
melalui karya sastra Doitsu Sambusaku yang ditulis pada masa Jepang Meiji. Semiotik merupakan suatu disiplin yang meneliti semua bentuk komunikasi
Rehngenana Sembiring : Pemikiran Mori Ogai Terhadap Modernisasi Jepang Dalam Doitsu Sambusaku, 2007 USU e-Repository © 2009
selama komunikasi itu dilaksanakan dengan menggunakan tanda, yang didasarkan pada sistem tanda atau kode-kode Segers, 1978 : 14. Oleh karena itu semiotik
dipandang sebagai ilmu tentang tanda atau sebagai ilmu yang mempelajari sistem- sistem, aturan, konvensi-konvensi yang memungkinkan tanda-tanda tersebut
mempunyai arti. Makna karya sastra tidak hanya ditentukan oleh pembaca terhadap karya sastra yang dihadapinya, tetapi juga ditentukan dan diarahkan oleh karya sastra
itu sendiri Chamamah – Soeratno, 1991 :18. Berdasarkan teori semiotik ini, penulis akan mengungkapkan usaha-usaha
Jepang menuju modernisasi melalui tanda-tanda yang tertulis di dalam karya sastra Doitsu Sambusaku. Tanda-tanda ini dilihat dari cerita yang akan memberikan
informasi atau pesan yang tertulis di dalamnya baik itu dari latar cerita, isi, percakapan, maupun amanat yang ingin disampaikan oleh Mori Ogai.
1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian