DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Perumusan Masalah
1.3 Ruang Lingkup Pembahasan 1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori
1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.6 Metode Penelitian
BAB II
TINJAUAN UMUM TERHADAP MODERNISASI DAN KESUSASTERAAN JEPANG PADA MASA RESTORASI MEIJI
2.1 Restorasi Meiji Sebagai Awal Modernisasi
2.2 Permasalahan yang Terjadi Pada Masa Modernisasi 2.3 Kesusasteraan Jepang Modern
2.4 Kehidupan Mori Ogai dan Doitsu Sambusaku 2.4.1 Kehidupan Mori Ogai
2.4.2 Doitsu Sambusaku
BAB III PEMIKIRAN MORI OGAI TERHADAP MODERNISASI JEPANG
DALAM DOITSU SAMBUSAKU
3.1 Maihime 3.2 Utakata No Ki
3.3 Fumizukai
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan 4.2
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Rehngenana Sembiring : Pemikiran Mori Ogai Terhadap Modernisasi Jepang Dalam Doitsu Sambusaku, 2007 USU e-Repository © 2009
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Restorasi Meiji merupakan peristiwa yang menandai runtuhnya sistem feodal pemerintahan Tokugawa dan menempatkan kembali Tenno Kaisar sebagai
penguasa tertinggi pemerintahan. Jepang yang sebelumnya menerapkan politik Pintu Tertutup yang disebut dengan Sakoku, mulai memberlakukan politik Pintu Terbuka
yang disebut dengan Kaikoku. Dengan demikian dimulailah modernisasi Jepang secara besar-besaran.
Modernisasi dimulai segera setelah negara Jepang terpaksa membuka diri bagi pergaulan internasional, akibat ancaman dan tekanan dari luar, terutama dari Amerika
Serikat, Rusia, Inggris, Perancis dan lain-lain. Perkembangan-perkembangan yang terjadi selama masa Sakoku ternyata tidak dapat mengimbangi perkembangan-
perkembangan yang telah dicapai negara-negara Barat. Mereka menyadari bahwa pemerintahan yang dijalankan Shogun Tokugawa sudah tidak sesuai lagi dengan
perkembangan zaman. Jepang sadar, untuk mempertahankan diri dan untuk mengimbangi negara-
negara Barat hanya ada satu jalan yaitu dengan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi mereka. Jepang menganggap bahwa Eropa dan Amerika Serikat dapat
menguasai Asia karena mereka lebih unggul dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu Jepang berusaha mengejar ketertinggalan mereka dari negara Eropa
dan Amerika Serikat dan alasan lainnya adalah untuk menghindari agresi.
Rehngenana Sembiring : Pemikiran Mori Ogai Terhadap Modernisasi Jepang Dalam Doitsu Sambusaku, 2007 USU e-Repository © 2009
Di bawah slogan Wakon Yosai Kepribadian Jepang, Teknologi Barat serta slogan Shokusan Kogyo Meningkatkan produktivitas dengan menggalakkan
industrialisasi yang dikaitkan dengan slogan Fukoku Kyohei Negara kaya, militer kuat, Jepang memacu modernisasi dengan kecepatan yang luar biasa. Secara besar-
besaran mengimpor dan melaksanakan modernisasi di berbagai bidang kehidupan, seperti ekonomi, kebudayaan, politik, pendidikan, telekomunikasi dan kemiliteran.
Pembaharuan terjadi secara teratur dalam berbagai bidang. Pemerintah juga menetapkan kebijakan-kebijakan baru untuk membuat Jepang menjadi modern.
Diantaranya adalah perombakan politik serta pembebasan Jepang dari tekanan baik dari dalam maupun luar negeri. Untuk melakukan modernisasi, pemerintah
memusatkan perhatiannya pertama-tama kepada masalah dalam negeri demi kepentingan memperoleh posisi internasional. Untuk itu diperlukan modernisasi
dalam segala bidang dengan mengandalkan sumber daya yang ada. Dalam hal ini, pemerintah masih menggunakan nilai-nilai nasionalisme yang
ada dalam masa Tokugawa, yaitu etika Bushido, untuk menunjukkan loyalitas dan kebiasaan patuh kepada pemimpin dengan kerelaannya untuk mengorbankan diri.
Kebiasaan tersebut akhirnya menjelma dalam bentuk cita-cita nasional dengan kesetiaan kepada Tenno dan cinta tanah air. Semangat Bushido yang dijadikan
pegangan hidup tersebut telah menjadi semangat bersama yang dijunjung tinggi untuk mendorong tercapainya cita-cita pembentukan masyarakat modern.
Pemerintah Jepang melakukan usaha modernisasi secara besar-besaran tetapi proses modernisasi juga mengalami masalah-masalah dalam perjalanan
perkembangannya. Antara lain disebabkan karena adanya goncangan budaya yang
Rehngenana Sembiring : Pemikiran Mori Ogai Terhadap Modernisasi Jepang Dalam Doitsu Sambusaku, 2007 USU e-Repository © 2009
terjadi di dalam kehidupan masyarakat Jepang. Hal ini terjadi karena benturan antara kebudayaan Timur dengan kebudayaan Barat yang masuk melalui politik Pintu
Terbuka. Benturan-benturan seperti ini dirasakan sangat mengganggu cara hidup mereka yang telah terbiasa dengan sistem lama.
Selain itu pemekaran Budaya Barat Bummei Kaika yang dialami masyarakat Jepang telah menunjukkan suatu gejala yang buruk. Orang Jepang banyak yang
meniru segala sesuatu dari Barat hanya untuk gagah-gagahan belaka. Akibatnya para pemimpin Jepang mulai meninjau kembali proses pembaratan ini dan mulai
menanamkan kebanggaan terhadap kebudayaan Jepang asli, untuk membentuk dasar bagi jiwa seluruh bangsa Jepang guna menjadi bangsa yang modern.
Salah satu dari orang Jepang yang dikirim ke luar negeri untuk melanjutkan studi guna mendukung modernisasi di Jepang adalah Mori Ogai. Mori Ogai dikirim
belajar ke Jerman untuk memperdalam ilmu gizi. Selama empat tahun di Jerman, Ogai tidak hanya mempelajari bidang kedokteran tetapi juga di bidang lain seperti
sastra, filsafat dan lainnya. Umumnya orang yang belajar ke luar negeri di zaman Meiji akan menjadi pro
Barat, tetapi sebaliknya dengan Ogai. Ia bahkan dianggap sebagai “konservatif” baru yang lahir sekembali dari Jerman. Mori Ogai menentang adopsi besar-besaran
terhadap segala sesuatu yang berbau Barat. Ia menyatakan bahwa sama sekali tidak masuk akal jika Jepang harus merintis semua tingkat perkembangan modernnya
sekaligus. Sebaliknya, Jepang juga tidak dapat bertahan hanya pada tradisi lama saja. Ia setuju dengan kaum Jepang yang menyatakan bahwa Jepang itu unik. Di satu sisi
Rehngenana Sembiring : Pemikiran Mori Ogai Terhadap Modernisasi Jepang Dalam Doitsu Sambusaku, 2007 USU e-Repository © 2009
Jepang harus memahami makna kebebasan di Barat. Di sisi lain, ia harus memperhatikan nilai-nilai tradisional dalam menyesuaikan diri dengan era modern.
Selain sebagai dokter, Mori Ogai berperan sebagai sastrawan. Selama di Jerman, Mori Ogai banyak menghasilkan karya sastra yang salah satunya adalah
kumpulan cerita pendek yang berjudul Doitsu Sambusaku, yang artinya Buah Tangan dari Jerman.
Dalam buku tersebut terdapat beberapa pandangan Mori Ogai terhadap modernisasi di Jepang, yaitu mengenai usaha-usaha Jepang menuju modernisasi,
termasuk di antaranya hal-hal yang harus dimiliki oleh orang Jepang di dalam menghadapi masalah yang terjadi akibat arus modernisasi yang melanda Jepang.
Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa buku hasil karya Mori Ogai tersebut merupakan tanggapan evaluatif terhadap keadaan Jepang saat itu.
Bertitik tolak dari dasar perkiraan di atas, maka penulis mencoba
membahasnya melalui skripsi yang berjudul “ Pemikiran Mori Ogai Terhadap Modernisasi Jepang dalam Doitsu Sambusaku “
.
1.2 Perumusan Masalah