xvii
BAB II 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Perangkat Ajar
Menurut Freedman 1996:111 dalam Imas Silviani 2004:7, perangkat ajar adalah perangkat lunak dari Computer Assisted Instruction CAI yang
menyediakan pengajaran secara interaktif dengan ikut melibatkan elemen-elemen multimedia didalamnya.
2.2. Perancangan
Menurut Prof. Sasmadi Sasmojo merancang merupakan aktivitas kreatif untuk mendefinisikan bagaimana struktur yang perlu dibentuk dan merumuskan
bagaimana cara membentuk struktur tersebut didalam upaya menciptakan suatu sistem.
2.3. Computer Assisted Instruction CAI
Menurut Mustamin 2002:8 dalam thesisnya mengenai Computer Assisted Instruction atau Computer Aided Instruction CAI adalah sistem
pembelajaran dengan menggunakan bantuan komputer. Menurut Burke dalam thesis yang ditulis oleh Zulkardi 1999:4, CAI
adalah penggunaan langsung komputer untuk fasilitas belajar mudah dan tepat, dimana digunakannya record keeping siswa untuk umpan balik yang menyatakan
bahwa belajar sudah berhasil atau perlu remidi mengulang kembali. Menurut Ronald Anderson 1994:199 dalam bukunya yang berjudul
Pemilihan Dan Pengembangan Media Untuk Pembelajaran, menyebutkan CAI
xviii adalah penggunaan komputer secara langsung dengan siswa untuk menyampaikan
isi pelajaran, memberikan latihan-latihan dan mengetes kemajuan belajar siswa. Menurut Dwi Ratna dan Inu L. Wibowo 2001:8 dalam laporan penelitian
mengenai perangkat ajar, CAI adalah model atau metode belajar dengan memanfaatkan komputer sebagai alat bantu untuk mempermudah pemahaman
materi pelajaran.
2.3.1. Kelebihan CAI
Beberapa peneliti berpendapat bahwa komputer bermanfaat dalam pembelajaran. Seperti Maverech, dkk 1987, menunjukkan bahwa siswa yang
belajar secara individual dengan menggunakan bantuan komputer prestasi belajarnya meningkat. Mennis, dkk 1980, menyatakan bahwa rasa malu adalah
salah satu faktor yang menggangu si belajar yang lemah dalam usahanya atas belajar, sehingga membutuhkan pengulangan yang berkali-kali dan latihan-latihan
tambahan untuk dapat memahami ide baru. Tsai dan Pohl 1981, menyatakan pembelajaran berbantuan komputer sangat mendukung pembelajaran individual,
dimana pembelajaran individual dianjurkan dalam pendidikan. Dhaif 1989 mengemukakan bahwa pembelajaran berbantuan komputer menyebabkan siswa
menjadi terbiasa dengan komputer yang merupakan tuntutan masyarakat modern. Mustamin, 2002:10
Menurut Ronald Anderson 1994:195-197 komputer dipilih sebagai media pembelajaran karena memiliki kelebihan yaitu komputer dapat membangun
interaksi dua arah dengan pengguna, komputer dapat memvisualisasikan konsep yang abstrak, sehingga membantu siswa memahami materi lebih cepat, komputer
xix dapat menyampaikan pelajaran, memberikan latihan-latihan dan menguji
kemampuan belajar siswa, komputer dapat berperan sebagai tutor yang sabar tanpa batas karena keluwesan dan kemampuan suatu komputer untuk memberikan
pelajaran yang bervariasi, komputer mampu menyampaikan materi dengan model latihan dan praktek, tutorial, simulasi dan perhitungan yang kompleks.
Menurut Bagio Budiarjo 1991:60 komputer memiliki potensi yang amat besar untuk membantu proses pendidikan. Komputer memungkinkan para siswa
untuk belajar sesuai dengan kecepatan belajar mereka masing-masing. Komputer dapat diprogram untuk bersikap tanggap dan bersahabat, sehingga para siswa
dapat mengikuti pelajaran tanpa tekanan psikologis. Manfaat komputer lainnya sebagai media pembelajaran yaitu mendukung
siswa untuk berperan aktif dalam proses belajar, dapat mensimulasikan banyak hal yang tidak dapat dijabarkan oleh alat peraga konvensional, dan siswa dapat
memanfaatkan teknologi sebagai alat bantu belajar daripada hanya menggunakan komputer sebagai sarana bermain.
Penggunaan perangkat lunak multimedia dalam proses belajar mengajar akan meningkatkan efisiensi, meningkatkan motivasi, memfasilitasi belajar aktif,
memfasilitasi belajar eksperimental, konsisten dengan belajar yang berpusat pada siswa dan memandu untuk belajar lebih baik Davies dan Crowther dalam
Suyanto, 2003:340. Berdasarkan thesis yang ditulis oleh Mustamin 2002:18-19, mahasiswa
Pasca Sarjana Universitas Gajah Mada, diketahui bahwa telah banyak peneliti yang melakukan eksperimen tentang CAI dan hasilnya menunjukkan bahwa
xx pembelajaran CAI jauh lebih efektif dari pembelajaran lainnya Nejad, 1992,
Chuang, 1991, Hwang, 1989. Bright 1983:144-152 memperkuat bahwa bila dibandingkan dengan pendekatan pengajaran tradisional, CAI sangat efektif dan
efisien. Anak didik akan belajar lebih cepat, menguasai materi lebih banyak dan mengingat lebih banyak dari yang sudah dipelajari. Dalam studi meta analisisnya
terhadap hasil-hasil penelitian tentang efektifitas CAI selama 25 tahun, Kulik dkk 1990:525-544 menyimpulkan bahwa anak didik akan belajar lebih banyak
materi dari komputer melalui CAI, anak didik mengingat apa yang telah dipelajari melalui CAI lebih lama, anak didik memerlukan waktu lebih sedikit,
anak didik lebih betah dikelas, mereka memiliki sikap lebih positif terhadap komputer. Namun Richard Clarck 1983:445-549 mengkritik bahwa program
pembelajaran seperti CAI bisa saja efektif tetapi dengan menempatkan materi secara asal, tidak akan meningkatkan efektifitas pengajaran. Oleh karena itu
Simpson dan Tompson 1994:53 menyarankan agar pembuatan CAI harus direncanakan dengan baik dan usaha penelitian saat ini sebaiknya difokuskan pada
pemakaian CAI untuk situasi khusus dan untuk mata pelajaran khusus pula. Anthony Oettinger dari Universitas Harvard Budiarjo, 1991:76 berpendapat
bahwa CAI yang dirancang tidak realistis, tanpa pengarahan dan hanya memindahkan isi buku ke komputer tidak akan mampu menunjang pendidikan.
Model Pembelajaran Berbantuan Komputer
xxi Menurut Hope, dkk 1984:17, Kemp dan Dayton 1985:246 dalam
Mustamin 2002:11 menjelaskan lima bentuk atau model yang sering digunakan dalam pembelajaran berbasis komputer, yaitu :
1. Model Tutorial.
Model ini adalah bentuk penyajian informasi atau pesan yang disajikan melalui layar komputer, baik berupa penjelasan, definisi istilah, rumus, gambar,
grafik, tabel, latihan soal-soal dan branching yang sesuai. Model ini meniru sistem tutor yang sering dilakukan oleh seorang guru atau instruktur.
Pada saat pembelajaran berlangsung, siswa diharapkan dapat membaca, menginterpretasikan dan menyerap materi pembelajaran, selanjutnya pertanyaan
akan diajukan untuk mengukur kemampuan warga belajar. Jika jawaban siswa salah, diberikan kesempatan untuk mengulang sampai mendapatkan jawaban yang
benar. Hal ini sesuai pendapat Terrel 1990 dalam Mustamin, 2002:12 bahwa program CAI seharusnya memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengulang
respon yang salah disebut sebagai strategi pengulangan respon. Model drill and practice latihan.
Latihan diperlukan untuk mengukur tingkat pemahaman sekaligus mempermahir keterampilan atau memperkuat kemampuan penguasaan konsep.
Pembelajaran komputer menyajikan pertanyaan sebagaimana layaknya soal yang tersaji pada buku teks, dengan pilihan dapat berupa textbox atau button. Jawaban
yang diklik dapat memberikan respon positif maupun negatif pada layar monitor. 2.
Model problem solving.
xxii Problem solving adalah latihan yang tingkat kedalamannya jauh lebih
tinggi daripada drill and practice. Permasalahan yang disajikan dapat berupa studi kasus yang memerlukan pemecahan.
3. Model simulasi.
Simulasi dalam pembelajaran komputer merupakan bentuk tiruan kejadian yang sebenarnya di dunia nyata. Misalnya simulasi sinyal digital yang
ditunjukkan melalui osiloskop dapat disimulasikan melalui perangkat komputer dengan bantuan perangkat lunak. Resiko kesalahan pilihan melalui program
komputer jauh lebih ringan daripada resiko kesalahan pilihan menggunakan alat sebenarnya di dunia nyata.
4. Model permainan.
Permainan yang disusun dengan baik dapat meningkatkan rasa senang dan motivasi yang tinggi atas keingintahuan terhadap sesuatu yang disajikan. Bentuk
permainan dalam komputer dapat menyajikan aksi-aksi permainan teks, suara, gambar maupun penggabungan dari ketiganya melalui paket video. Permainan ini
akan menuntut kreativitas siswa melalui suatu jawaban yang dapat di klik menggunakan mouse. Setiap fiksi atau imajinasi siswa diterima oleh komputer
melalui suatu respon yang tersaji di layar komputer.
2.3.2. Pertimbangan Dalam Merancang CAI
Berdasarkan thesis yang ditulis oleh Mustamin 2002:13 Simpson dan Thompson 1994 mengemukakan aspek-aspek yang perlu dipertimbangkan
dalam mengembangkan program CAI sebagai berikut :
xxiii 1.
Umpan Balik. Program CAI yang baik memberikan respon atau umpan balik berupa
komentar, ujian, peringatan atau perintah tertentu yang membantu menunjukkan dan mengarahkan siswa tersebut benar atau salah. Umpan balik akan semakin
menarik dan menambah motivasi belajar apabila disertai ilustrasi suara, gambar atau video klip.
2. Percabangan.
Program CAI memberikan percabangan berdasarkan respon siswa. Misalkan, siswa yang selalu salah dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan
tentang materi tertentu, maka program seharusnya merekomendasikan untuk mempelajari lagi bagian tersebut. Hal lainnya bila seorang siswa mengalami
kemajuan yang lebih cepat dari siswa lain bisa langsung menuju ke tingkat selanjutnya dan bila kurang dapat kembali mengulang bagian sebelumnya atau
diberi tambahan latihan-latihan lainnya. 3.
Penilaian. Penilaian sangat penting untuk mengetahui seberapa jauh siswa
memahami materi yang dipelajari. Siswa dapat mengoreksi dirinya sendiri melalui skor nilai yang diperoleh ataupun melalui grafik keberhasilan yang
terdokumentasi secara otomatis, sehingga guru bisa memonitor diwaktu yang lain. 4.
Memonitoring Kemajuan. Program CAI akan lebih efektif bila selalu memberikan informasi kepada
anak didik pada bagian mana dia sedang bekerja dari materi yang sedang
xxiv dipelajari, apa yang akan dipelajari berikutnya dan yang akan dicapai setelah
selesai melakukan pembelajaran. 5.
Petunjuk. Program CAI yang efektif adalah program yang bisa memberikan petunjuk
kepada siswa kearah pencapaian jawaban dengan benar. Selain itu, adanya petunjuk dalam program CAI memudahkan siswa dalam melakukan pembelajaran
secara individual tanpa bantuan orang lain. 6.
Tampilan. Perencanaan tampilan layar monitor program CAI meliputi jenis
informasi, komponen tampilan dan keterbacaan. Perancangan tampilan program pembelajaran mengacu kepada empat prinsip, yaitu:
a. Kesederhanaan. Makna kesederhanaan dalam tatanan konsep visual
adalah jumlah elemen yang ditampilkan tepat sasaran dan tidak membosankan siswa sebagai warga belajar. Pesan atau informasi yang
singkat dan disajikan secara tepat akan lebih mudah dipahami oleh siswa dibandingkan pesan atau informasi yang panjang.
b. Keterpaduan. Keterpaduan bermakna hubungan elemen-elemen atau
obyek-obyek seperti teks, gambar, tombol-tombol, suara, animasi dan visualisasi yang terdapat dalam penyajian program pembelajaran harus
saling memiliki keterkaitan fungsi sebagai satu kesatuan. Setiap obyek harus saling terkait dan menyatu sebagai satu kesatuan sistem yang
dapat membantu pemahaman pesan dan informasi yang dikandungnya.
xxv c.
Penekanan. Penekanan dalam konsep visual pembelajaran adalah pemfokusan kepada salah satu unsur yang ingin ditonjolkan kepada
siswa. Obyek-obyek yang ingin diberikan harus disajikan sedemikian rupa seperti warna, ukuran dan link.
d. Keseimbangan. Konsep keseimbangan memerlukan daya imajinasi
yang lebih tinggi dan keinginan bereksperimen dalam merancang tampilan pembelajaran. Contoh penerapan konsep keseimbangan
dalam program pembelajaran dapat dilihat dari pemilihan warna dan peletakan tombol-tombol link, latar belakang, teks, gambar, warna,
tombol, animasi, suara dan video mengacu pada peletakan nilai estetika dari perpaduan elemen-elemen tersebut.
2.3.3. Metode Desain CAI
Roblyer dan Hall mengembangkan model perangkat ajar CAI Jonnassen, 1988, dalam Zulkardi, 1999:1 yang terdiri dari tiga fase yang berhubungan, yaitu
Fase Perancangan, Fase Pra-Pemrograman dan Fase Pemrograman. 1.
Fase Perancangan Fase Perancangan terdiri dari lima tahap, yaitu tahap penentuan
instruksional goal, tahap analisa instruksional, tahap pembuatan tujuan kerja, tahap pembuatan strategi tes dan record keeping serta tahap desain strategi
instruksional.
xxvi 2.
Fase Pra Pemrograman Fase Pra Pemrograman terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap pembuatan
bagan alir, tahap penyusunan bahan pendukung, dan tahap tinjauan ulang dan revisi.
3. Fase Pemrograman
Fase Pemrograman terdiri dari dua tahap, yaitu tahap pemrograman dan tahap evaluasi.
2.4. Pembelajaran Konvensional
Metode pembelajaran konvensional atau klasikal adalah metode pembelajaran yang biasa digunakan oleh guru. Metode yang biasa digunakan yaitu
metode ceramah. Rahmi Nurrahmah, 2006:31 Kekurangan pada metode ini yaitu :
1. Interaksi lebih cenderung teacher centered berpusat pada guru sehingga
siswa menjadi pasif. 2.
Guru kurang mengetahui dengan pasti sejauh mana peserta didik menguasai pelajaran.
3. Siswa dapat membentuk konsep lain dari yang dimaksudkan guru.
4. Kurang memberikan kesempatan pada siswa untuk berpikir dan
memecahkan masalah karena diarahkan untuk mengikuti pikiran guru. 5.
Kurang memberikan kesempatan untuk mengembangkan kecakapan dalam mengeluarkan pendapat sendiri.
6. Mengenai kecepatan belajar, siswa harus belajar menurut kecepatan
umumnya yang ditentukan oleh kecepatan guru mengajar.
xxvii
2.5. Statistika
Statistika adalah pengetahuan yang berkaitan dengan metode, teknik atau cara untuk mengumpulkan data, mengolah data, menyajikan data, menganalisis
data dan menarik kesimpulan atau menginterpretasikan data. Singkatnya statistika dapat didefinisikan pengetahuan yang berkaitan dengan statistik atau statistika
adalah ilmu yang mempelajari statistik. Boediono dan Wayan Koster, 2002:5 Statistik adalah data. Dalam pengertian yang lebih luas statistik adalah
kumpulan data dalam bentuk angka maupun bukan angka yang disusun dalam bentuk tabel daftar atau diagram yang menggambarkan berkaitan dengan
masalah tertentu. Statistik juga menyatakan ukuran atau karakteristik pada sampel seperti nilai rata-rata, standar deviasi, variansi dan koefisien korelasi. Boediono
dan Wayan Koster, 2002:4 Jadi, statistik hanya merupakan data, yaitu kumpulan angka-angka yang
belum mempunyai arti apa-apa, sedangkan statistika merupakan suatu teknik, cara atau metode bagaimana agar suatu data yang semula belum memiliki makna
menjadi sesuatu yang memiliki makna sehingga memberikan informasi yang berguna bagi yang membutuhkannya.
Pada tingkat Sekolah Menengah Pertama SMP kajian materi statistika yang dipelajari meliputi teknik pengumpulan data, pengurutan data, mengolah
data sederhana serta penyajian data dalam bentuk grafik. Pada tingkat ini belum mempelajari bagaimana cara menganalisis data dan menginterpretasikan data.
Menurut Boediono dan Wayan Koster 2002:11-14, untuk memperoleh data yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan keabsahannya, maka data harus
dikumpulkan dengan cara atau proses yang benar. Baik melalui sensus maupun sampling data dapat dilakukan dengan beberapa cara teknik, yaitu :
xxviii 1.
Wawancara interview, yaitu cara untuk mengumpulkan data dengan mengadakan tatap muka secara langsung antara orang yang bertugas
mengumpulkan data dengan orang yang menjadi sumber data atau obyek penelitian. Kelebihan dari wawancara adalah data yang diperlukan
langsung diperoleh sehingga lebih akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Kekurangannya adalah tidak dapat dilakukan
dalam skala yang besar dan sulit memperoleh keterangan yang sifatnya pribadi. Bila dilakukan dalam skala besar akan memerlukan dana yang
besar, karena memerlukan tenaga pewawancara yang lebih banyak. 2.
Kuesioner angket adalah cara mengumpulkan data dengan mengirim kuesioner yang berisi sejumlah pertanyaan yang ditujukan kepada orang
yang menjadi obyek penelitian sehingga jawabannya tidak langsung diperoleh. Kelemahan kuesioner antara lain adalah bisa jadi tidak semua
pertanyaan dijawab, jawaban bisa tidak akurat karena faktor ketidakjujuran dan kuesioner bisa tidak dikembalikan. Sedangkan kelebihannya adalah
bisa dilakukan dalam skala besar, biayanya lebih murah karena tidak perlu mengirim banyak orang dan bisa memperoleh jawaban yang sifatnya
pribadi. 3.
Observasi pengamatan adalah cara pengumpulan data dengan mengamati atau mengobservasi obyek penelitian atau peristiwa baik berupa manusia,
benda mati atau gejala alam. Kelebihan dari observasi adalah data yang diperoleh lebih dapat dipercaya karena dilakukan atas pengamatan sendiri.
xxix Kelemahannya bisa terjadi kesalahan interpretasi terhadap kejadian yang
diamati. 4.
Tes dan skala obyektif adalah cara mengumpulkan data dengan memberikan tes kepada obyek yang diteliti.
5. Metode proyektif adalah cara mengumpulkan data dengan mengamati atau
menganalisis suatu obyek melalui ekspresi luar dari obyek tersebut dalam bentuk karya lukisan atau tulisan.
2.6. Multimedia