Stabilitas Disolusi TINJAUAN PUSTAKA

20 Alat disolusi berdasarkan Farmakope Indonesia edisi IV ada dua jenis yaitu: a. Metode Keranjang Alat 1 Alat terdiri dari sebuah wadah bertutup yang terbuat dari kaca atau bahan transparan lain yang inert, suatu motor, suatu batang logam yang digerakkan oleh motor dan keranjang berbentuk silinder. Wadah tercelup sebagian di dalam suatu tangas air yang sesuai berukuran sedemikian sehingga dapat mempertahankan suhu dalam wadah pada 37 o C ± 0,5 o selama pengujian berlangsung dan menjaga agar gerakan air dalam tangas air halus dan tetap. c. Metode Dayung Alat 2 Sama seperti Alat 1, bedanya pada alat ini digunakan dayung yang terdiri dari daun dan batang sebagai pengaduk. Batang berada pada posisi sedemikian sehingga sumbunya tidak lebih dari 2 mm pada setiap titik dari sumbu vertikal wadah dan berputar dengan halus tanpa goyangan yang berarti. Daun batang logam yang merupakan satu kesatuan dapat disalut dengan suatu penyalut inert yang sesuai. Sedian dibiarkan tenggelam ke dasar wadah sebelum dayung mulai berputar. Gulungan kawat berbentuk spiral dapat digunakan untuk mencegah mengapungnya sedian.

2.6 Stabilitas Disolusi

Stabilitas disolusi dari suatu sediaan obat dapat didefinisikan sebagai pemeliharaan karakteristik disolusi dari sediaan dalam batas-batas tertentu dari waktu pembuatan sampai dalam tanggal kadaluarsa. Selama penyimpanan suatu produk obat dapat mengalami perubahan karakteristik-karakteristik fisiko-kimia yang dapat mempengaruhi bioavailabilitas T. Ismanelly Hanum : Uji Pelepasan Kalsium dari dinding Kapsul Kalsium Alginat dan Pengaruh Penyimpanan Serta Viskositas Natrium Alginat Terhadap Disolusi Aspirin dari Kapsul. USU e-Repository © 2008. 21 sediaan. Parameter-parameter fisiko-kimia penting yang menurunkan kualitas dari sediaan dan peka terhadap perubahan selama penyimpanan adalah ; penampilan fisik, pengujian kimia, tingkat produk degradasi, kandungan uap air, waktu desintegrasi, laju disolusi, kekerasan dan friabiltas. Diharapkan bahwa apabila suatu produk disimpan pada kondisi yang ditentukan pada label, maka profil disolusi awal tidak berubah selama penyimpanan. Stabilitas disolusi adalah kritisi dari sudut pemenuhan standar kualitas untuk produk dan pemenuhan terhadap peraturan perundang-undangan dan oleh karena pengaruhnya yang potensial pada biovailabilitas dari produk. Pentingnya stabilitas disolusi dalam pengembangan dan pemeliharaan kualitas produk adalah : 1. Stabilitas disolusi sebagai suatu alat kontrol kualitas Pelepasan obat dari sediaan adalah suatu parameter utama dalam menilai kualitas. Oleh karena itu merupakan tanggung jawab etika dan hukum dari pabrik untuk menjamin bahwa produk memenuhi semua spesifikasi-spesifikasi kualitas selama penyimpanan sepanjang disimpan pada kondisi yang ditentukan pada kemasan. Kegagalan untuk memenuhi spesifikasi-spesifikasi disolusi selama penyimpanan merupakan satu alasan untuk menarik kembali produk. 2. Pemenuhan terhadap peraturan perundang-undangan Jika produk gagal memenuhi spesifikasi yang ditetapkan selama masa penyimpanan maka produk ini menjadi tidak cocok untuk pemakaian dan pemasaran. 3. Pengaruh perubahan disolusi terhadap bioavailabilitas T. Ismanelly Hanum : Uji Pelepasan Kalsium dari dinding Kapsul Kalsium Alginat dan Pengaruh Penyimpanan Serta Viskositas Natrium Alginat Terhadap Disolusi Aspirin dari Kapsul. USU e-Repository © 2008. 22 Profil disolusi dari sediaan padat oral dapat mempengaruhi laju dan jumlah obat yang tersedia untuk absorbsi dan oleh karena itu dapat mempengaruhi kemanjuran terapi dari sediaan. Oleh karena itu diperlukan sekali bahwa karakteristik disolusi dari sediaan tetap tidak berubah selama penyimpanan. Perubahan bermakna dalam pelepasan sediaan salut enteric selama penyimpanan dapat menimbulkan iritasi lambung misal aspirin. Bioavailabilitas berkurang jika sediaan tidak melepaskan bahan aktifnya dalam usus seperti yang diharapkan. Signifikansi perubahan pola pelepasan in vitro selama penyimpanan terhadap bioavailabilitas produk adalah dikelilingi dengan kesukaran-kesukaran yaitu : 1. Sediaan pelepasan segera yang mengandung suatu senyawa yang larut dalam air atau obat dosis rendah, maka absorbsi in vivo dapat tidak ditentukan oleh disolusi. 2. Bioavailabilitas oral dari produk dipengaruhi oleh sejumlah factor-faktor selain disolusi misal makanan, ritme harian, jenis kelamin, umur, saat berpuasa atau tidak berpuasa. Beberapa variabel ini mungkin jauh lebih berarti dari sudut bioavailabilitas daripada perubahan-perubahan dalam pola pelepasan dari sediaan selama penyimpanan. 3. Laju disolusi invitro dari produk tertentu adalah spesifik untuk metode disolusi yang dipilih dan mungkin tidak relevan dengan hasil in vivo. 4. Perubahan sifat disolusi suatu produk mungkin hanya mempengaruhi availabilitas in vivo dalam hubungan laju tapi tidak tingkat absorbsi. 5. Adanya masalah biaya sehingga pihak pabrik enggan menguji produk yang telah gagal dalam spesifikasi disolusi pada subjek manusia. Oleh karena itu hanya T. Ismanelly Hanum : Uji Pelepasan Kalsium dari dinding Kapsul Kalsium Alginat dan Pengaruh Penyimpanan Serta Viskositas Natrium Alginat Terhadap Disolusi Aspirin dari Kapsul. USU e-Repository © 2008. 23 sedikit jumlah informasi yang dipublikasi tentang signifikansi peruahan disolusi yang terjadi selama penyimpanan terhadap hasil in vivo dari produk obat. Faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas disolusi dari produk oral padat selama penyimpanan yakni : 1. Faktor-faktor pembuatan Kondisi pembuatan seperti suhu pengeringan, kondisi penyalutan adalah penting dalam penetapan apakah produk bisa stabil selama penyimpanan dari sudut disolusi. Jika lapisan film penyalut tidak sepenuhnya menyalut sediaan obatnya, maka sifat permeabilitasnya dapat ditingkatkan selama penyimpanan dan laju disolusi akan lebih mudah untuk berubah tergantung pada kondisi lingkungan penyimpanannya. 2. Variabel Formulasi Hasil dari stabilitas disolusi dari produk oral selama penyimpanan berhubungan langsung terhadap komposisi kualitatif dan kuantitatif dari formulasi. Kelarutan, higroskopisitas dan sifat termal dari bahan aktif dan bahan tambahan termasuk bahan penyalut merupakan parameter kritis yang bermakna mempengaruhi hasil dari stabilitas disolusi. Misalnya selama penyimpanan, pada kelembapan tinggi, bahan aktif dapat larut dan mengkristal kembali dan pada prosesnya merubah sifat pelepasan tablet. Selain itu juga, bergantung pada kondisi penyimpanan, tablet dapat mengabsorbsi atau kehilangan kelembapan dan mengeras, demikian juga perubahan- perubahan sifat desintegrasi dari bentuk sediaan. Pengaruh kelembapan dan panas pada integritas penyalut besar sekali pengaruhnya pada stabilitas disolusi sediaan. Misalnya tablet salut gula dan enterik T. Ismanelly Hanum : Uji Pelepasan Kalsium dari dinding Kapsul Kalsium Alginat dan Pengaruh Penyimpanan Serta Viskositas Natrium Alginat Terhadap Disolusi Aspirin dari Kapsul. USU e-Repository © 2008. 24 pada umumnya lebih sensitive pada pengaruh kelembapan dibanding tablet tak bersalut atau tablet salut film. Variabel formulasi termasuk sifat-sifat bahan aktif dan sifat-sifat bahan tak- aktif, bahan pengisi, bahan penghancur, bahan pengikat dan bahan penyalut sangat menentukan dalam mempertahankan stabilitas disolusi bentuk sediaan obat. 3. Kondisi penyimpanan Perubahan disolusi lebih sering terjadi jika sediaan disimpan dalam wadah terbuka dibanding bila dalam wadah tertutup, khususnya jika formulasi beberapa komponen sensitif terhadap kelembapan dan sediaan terpapar oleh kelembapan yang tinggi. Jika produk disimpan dalam wadah terbuka pada temperatur tinggi ada kecenderungan kelembapan dari sampel hilang ke udara bebas, mengakibatkan perubahan disolusi. Pada kondisi tertentu, kadang-kadang mungkin terjadi produk yang disimpan pada temperatur tinggi lebih stabil dibanding produk yang disimpan pada temperatur kamar karena efek stabilisasi dari bahan pengering. Kehilangan kelembapan dari sampel yang disimpan pada temperatur yang ditinggikan dalam wadah terbuka juga dapat menjelaskan, tidak adanya perubahan pada profil pelepasan in vitro dari tablet pada kondisi penyimpanan yang dipercepat. 4. Pengemasan Pengemasan berperan untuk melindungi pindahnya kelembapan dari lingkungan luar terhadap kandungan produk dan melindungi produk dari oksidasi dan cahaya. Hubungan antara kondisi penyimpanan dan variabel pengemasan pada stabilitas disolusi produk dipengaruhi oleh sifat-sifat bahan pengemasnya mengenai ketahanan terhadap kelembapan. Misalnya sediaan tablet salut enterik yang dibungkus dengan T. Ismanelly Hanum : Uji Pelepasan Kalsium dari dinding Kapsul Kalsium Alginat dan Pengaruh Penyimpanan Serta Viskositas Natrium Alginat Terhadap Disolusi Aspirin dari Kapsul. USU e-Repository © 2008. 25 kertas kurang stabil dari sudut pandang sifat-sifat disolusi sedangkan yang disimpan dalam botol kaca tidak mempengaruhi laju disolusi walaupun terpapar suhu 40 o C dan 90 KR atau 50 o C dan 50 KR selama 40 hari. Dari penelitian lain juga disebutkan bahwa tablet yang disimpan di foil blister lebih terlindungi, dibandingkan sampel yang dikemas dalam polivinilkloridapolietilen menunjukkan perlambatan laju disolusi setelah disimpan selama 3 bulan pada suhu 37 o C dan 75 KR Murthy and Sellassie,1993

2.7 Kapsul