13 Aspirin menghambat sintesis tromboksan A
2
TXA
2
di dalam trombosit dan prostasiklin PGI
1
pada pembuluh darah dengan menghambat secara ireversibel enzim siklooksigenase akan tetapi siklooksigenase dapat dibentuk kembali oleh
endotel. Sebagai akibatnya terjadi penghambatan agregasi trombosit dan perpanjangan waktu pendarahan. Efek hemostatik dapat kembali normal kira-kira 36
jam setelah pemberian terakhir dosis obat. Dosis rendah aspirin dapat menghambat produksi tromboksan dalam trombosit sehingga dapat menghambat agregasi platelet
Mycek, et al., 2001; Wilmana, 1995.
2.2.3 Efek samping aspirin
a. Saluran cerna : efek aspirin terhadap saluran cerna yang paling umum adalah perdarahan lambung, mual, dan muntah. Perdarahan mikroskopik saluran cerna
hampir umum terjadi pada penderita yang mendapat pengobatan aspirin Mycek et al, 2001; Wilmana, 1995. Aspirin bersifat asam. Pada pH lambung, aspirin
tidak dibebaskan, akibatnya mudah menembus sel mukosa dan aspirin mengalami ionisasi menjadi bermutan negatif dan terperangkap, jadi berpotensi
menyebabkan kerusakan sel secara langsung. b. Darah : asetilasi irreversible siklooksigenasi trombosit menurunkan kadar
trombosit TXA
2
, mengakibatkan penghamabatan agregasi trombosit dan perpanjangan waktu pendarahan.
c. Pernafasan : pada dosis toksik. Aspirin menimbulkan depresi pernafasan dan suatu kombinasi pernafasan yang tidak terkompensasi dan asidosis metabolik.
T. Ismanelly Hanum : Uji Pelepasan Kalsium dari dinding Kapsul Kalsium Alginat dan Pengaruh Penyimpanan Serta Viskositas Natrium Alginat Terhadap Disolusi Aspirin dari Kapsul.
USU e-Repository © 2008.
14 d. Proses metabolik : dosis tinggi aspirin melepaskan fosforilasi oksidatif. Energi
yang dikeluarkan untuk menghasilkan ATP secara normal dikeluarkan sebagai panas, yang menyebabkan terjadinya hipertemia.
e. Hipersensitivitas : sekitar 15 pasien yang menggunakan aspirin mengalami reaksi hipersensitivitas terutama urtikaria, bronkokonstriksi, angioedema ataupun
rhinitis.
2.2.4 Mekanisme terjadinya perdarahan pada lambung
Obat-obat anti inflamasi non steroid AINS termasuk aspirin dapat menyebabkan terjadinya perdarahan, kristal-kristal aspirin berkontak langsung
dengan mukosa lambung. Aspirin merusak mukosa lambung yang mengubah permeabilitas sawar epitel, memungkinkan difusi balik asam klorida dengan akibat
terjadinya kerusakan jaringan, khususnya pembuluh darah. Histamin dikeluarkan, merangsang sekresi asam lebih lanjut sehingga fungsi sawar menurun. Mukosa
kapiler dapat rusak, sehingga mengakibatkan terjadinya perdarahan Price and Wilson, 1994.
2.3 Lambung