Usia pada kisaran 35-45 tahun sejumlah 4 orang 18,18. Ini juga ada semacam anggapan bahwa mereka cenderung diam agar dapat terpilih kembali dalam
periode berikutnya. Namun, ini juga berkaitan dengan kondisi-kondisi psikologis yang membuat mereka cenderung membatasi diri untuk tidak bersuara vokal, seperti
faktor-faktor yang berkaitan dengan senioritas, serta berkaitan dengan keberanian untuk mengungkapkan, mempertanyakan dan menilai suatu masalah. Tentu tidak
sewajarnya kalau dikatakan bahwa mereka tidak berani bersuara vokal hanya karena kurang menguasai masalah, karena mereka telah melalui seleksi yang berlapis-lapis
Polontalo, xv.
4.5. Pendidikan dan Pengalaman Politik
Dalam menganalisa tingkat pendidikan dan pengalaman politik responden, diajukan indikator yang mencakup:
a. tingkat pendidikan umum yang dicapai;
b. lama periode menjadi anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara;
c. lama berkecimpung di lembaga perwakilan rakyat baik DPRD
KabupatenKota; d.
lama berkecimpung di organisasi masyarakat.
Isfan F. Fachruddin: Studi Perwakilan Politik Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Utara Periode 2004-2009. USU e-Repository © 2008.
Tabel 9. Tingkat Pendidikan Responden No. Tingkat
Pendidikan F
1. SDSederajat
0,00 2.
SLTPSederajat 0,00
3. SLTASederajat 1
4,55 4.
Akademi 0,00
5. Sarjana S1
17 72,27
6. Pascasarjana S2S3
4 18,18
Jumlah 22
100,00 Sumber: Kuesioner penelitian pertanyaan no.7a, 2006
Dari tabel 9 tersebut kita dapat melihat gambaran tentang tingkat pendidikan responden, di mana pendidikan yang dicapai oleh responden tersebar di tingkat
sarjana S1, yaitu sebesar 17 orang atau 72,27. Bila dimasukkan juga tingkat pendidikan pascasarjana, maka tingkat pendidikan sarjana dan pascasarjana mencapai
76,09. Ini berarti tingkat pendidikan anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara relatif tinggi. Pendidikan yang tinggi tersebut secara relatif juga menunjukkan kualitas
anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara cukup memadai. Pendidikan yang tinggi tersebut masih ditambah dengan pendidikan lain yang bersifat nonformal seperti
kursus-kursus lain yang bersifat nasional maupun lokal. Latar belakang pendidikannya pun beraneka ragam, seperti sarjana sosial, hukum, ekonomi, teknik,
pendidikan, magister ekonomi dan administrasi bisnis. Enam responden mengaku pada saat diwawancarai masih melanjutkan studi di pascasarjana. Tidak ada satu pun
berpendidikan SLTP atau dibawahnya dan hanya 4,55 atau 1 orang yang berpendidikan SLTA. Perkembangan atau tren pendidikan anggota DPRD Provinsi
Sumatera Utara akan berkembang secara lebih baik mengingat sebagian besar berpendidikan S1 dan beberapa orang sedang melanjutkan pendidikan pascasarjana.
Isfan F. Fachruddin: Studi Perwakilan Politik Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Utara Periode 2004-2009. USU e-Repository © 2008.
Betapapun anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara memiliki pendidikan yang tinggi, tetapi tidaklah berarti bahwa peranannya selaku wakil rakyat dapat terpenuhi
secara memuaskan. Salah satu faktor penyebabnya adalah keterikatannya pada induk organisasi yang telah mencalonkannya. Seorang anggota DPRD Provinsi Sumatera
Utara pada hakekatnya memiliki keterbatasan-keterbatasan bertindak atau bersikap. Dia harus meletakkan posisinya selaku anggota dari salah satu fraksi di DPRD. Sikap
dna tingkah lakunya haruslah selaras dengna kebijakan fraksinya atau lebih jauh dengan induk organisasinya. Keadaan seperti ini sudah tentu membatasi inisiatif dan
kreativitas mereka Rauf, 2001: 6. Analisis seperti di atas dibenarkan oleh seorang anggota DPRD Provinsi
Sumatera Utara dari FPAN, Bapak Parluhutan Siregar, yang menyatakan bahwa pendidikan yang tinggi belum menjamin kemampuan seseorang menjadi wakil
rakyat, karena yang dibutuhkan adalah keberanian menyampaikan pendapat seperti apa adanya, intuisi yang tajam untuk menangkap mengenai persoalan-persoalan yang
terjadi di masyarakat. Namun, memang meramu isu-isu tersebut agar lebih baik dan tersistematis biasanya pendidikan sering menjadi ukuran
2
. Berapa lama rata-rata seseorang menjadi anggota DPRD Provinsi Sumatera
Utara bisa dilihat dalam tabel berikut:
2
Wawancara dengan PS dari FPAN, tanggal 20 September 2006.
Isfan F. Fachruddin: Studi Perwakilan Politik Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Utara Periode 2004-2009. USU e-Repository © 2008.
Tabel 10. Lama Responden Menjadi Anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara No. Periodesasi
F 1. Satu
Periode 13
59,10 2.
Dua Periode 5
27,72 3. Tiga Periode
4 18,18
4. Empat Periode
0,00 Jumlah
22 100,00
Sumber: Kuesioner penelitian pertanyaan no.8, 2006 Tabel 10 tersebut memperlihatkan bahwa sebagian besar responden 59,10
mengaku baru satu periode atau baru pertama kali menjadi anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara. Bila kita gabungkan anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara yang
menjalani tugas satu dan dua periode menunjukkan angka 86,82. Ini berarti bahwa sebagian besar responden memiliki pengalaman menjadi anggota DPRD Provinsi
Sumatera Utara kurang dari sepuluh tahun. Bila kita melihat pengalaman ini, maka pengalaman anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara belum cukup memadai.
Menurut pengalaman salah satu responden, seseorang membutuhkan satu periode menjadi anggota DPRD agar ia mampu secara penuh menghayati dan menjalankan
fungsi menjadi anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara
3
. Itu berarti bahwa satu periode kedua seseorang bisa menjalankan fungsi
sebagai anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara secara maksimal. Pendapat ini sebenarnya sangat subjektif, karena kemampuan adaptasi seseorang di lingkungan
yang baru bersifat amat individual. Dalam arti tergantung kepada kemampuan anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara tersebut dalam menyesuaikan diri dan
mengambil pengalaman dari tugas-tugas yang dibebankan kepadanya. Hal ini juga
3
Wawancara dengan anggota FPDIP, AZ, tanggal 20 September 2006.
Isfan F. Fachruddin: Studi Perwakilan Politik Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Utara Periode 2004-2009. USU e-Repository © 2008.
tergantung kepada tingkat pendidikan yang diperoleh, pengalaman politik dan kematangan jiwa, serta usia seorang anggota DPR.
Betapapun pengalaman menjadi anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara masih kurang ternyata beberapa responden, sebelum menjadi anggota DPRD Provinsi
Sumatera Utara pernah menjadi anggota DPRD di kabupaten dan kota. Seorang responden mengatakan bahwa pengalamannya menjadi anggota DPRD bermanfaat
bagi pelaksanaan tugasnya di DPRD Provinsi Sumatera Utara. Responden mengatakan bahwa sebaiknya sebelum seseorang menjadi anggota DPRD Provinsi
Sumatera Utara, sebaiknya mereka meniti karir dulu di DPRD, supaya menghindari kecanggungan dalam menjalankan tugas sebagai wakil rakyat misalnya menjadi staf
ahli fraksi yang bisa direkrut dari kader-kader partai yang potensial
4
. Bila pengalaman sebagai wakil rakyat baik di Provinsi dan KabupatenKota
kita gabungkan, maka kan kita lihat keadaan sebagai berikut: Tabel 11. Lamanya Responden Berkecimpung di Lembaga Perwakilan Rakyat
DPRD Provinsi Kabupaten atau Kota No. Jangka
Waktu f
1. Kurang dari 5 tahun
11 50,00
2. 5 – 10 tahun
8 36,36
3. 11 – 15 tahun 2
9,09 4.
16 – 20 tahun 1
4,55 5.
Lebih dari 20 tahun 0,00
Jumlah 22
100,00 Sumber: Kuesioner penelitian pertanyaan no.16, 2006
Tabel tersebut memperlihatkan dengan jelas bahwa responden yang berkecimpung dalam aktivitas lembaga perwakilan rakyat, baik di DPRD Provinsi,
4
Wawancara dengan FPBR, RMS, 13 September 2006.
Isfan F. Fachruddin: Studi Perwakilan Politik Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Utara Periode 2004-2009. USU e-Repository © 2008.
Kabupaten dan Kota cukup tinggi 50,24. Mereka rata-rata sudah berkecimpung di lembaga perwakilan rakyat diatas 5 tahun. Tabel tersebut juga menunjukkan bahwa
50,00 yang baru pertama kali duduk sebagai wakil rakyat. Di sisi lain terlihat bahwa terdapat 4,55 yang sudah berkecimpung di lembaga perwakilan rakyat di
atas 16 – 20 tahun. Selain indikator aktivitas di dalam lembaga perwakilan rakyat, ada indikator
lain yang juga perlu dipertimbangkan untuk mengukur tingkat pengalaman politik anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara, yaitu melalui tingkat aktivitas mereka di
dalam organisasi kemasyarakatan. Tabel 12. Keterlibatan Responden di Dalam Organisasi Kemasyarakatan
No. Jangka Waktu
f 1.
Kurang dari 5 tahun 1
4,55 2.
5 – 10 tahun 2
9,09 3. 11 – 15 tahun
8 36,36
4. 16 – 20 tahun
6 27,27
5. Lebih dari 20 tahun
5 22,73
Jumlah 22
100,00 Sumber: Kuesioner penelitian pertanyaan no.23, 2006
Pada umumnya, responden sudah berkecimpung di organisasi masyarakat sekitar 11 – 20 tahun 63,63. Organisasi yang menjadi tempat penggodokan
beraneka ragam seperti MKGR, BM PAN, AMPI, GMPI, PWI, FKPPI, KNPI, HIPMI, KADIN, Pemuda Pancasila PP, aktivis kaukus perempuan. Posisi yang
dipegang oleh responden cukup berbobot, karena ada yang mengaku sebagai Ketua MKGR, mantan ketua DPD Ormas, Ketua Bidang, dan lain sebagainya. Selain di
ormas, responden juga mengaku aktif di kegiatan kemahasiswaan sewaktu menjadi
Isfan F. Fachruddin: Studi Perwakilan Politik Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Utara Periode 2004-2009. USU e-Repository © 2008.
siswa atau mahasiswa atau staf pengajar dan guru di beberapa sekolah dan perguruan tinggi di Provinsi Sumatera Utara. Sebagian responden mengaku sebagai mantan
Ketua Senat Mahasiswa, anggota Resimen Mahasiswa, Ketua di Himpunan Mahasiswa Islam HMI, salah seorang pengurus di Gerakan Mahasiswa Kristen
Indonesia GMKI, mantan pengurus Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia GMNI. Selain di lembaga kemasyarakatan, mereka juga sudah cukup lama
berkecimpung di organisasi politik yang mereka ikuti Golkar, PPP, PNI, Kaukus Perempuan, PDI-P. Umumnya mereka sudah lama aktif di organisasi politik tersebut
selama lebih dari 11 tahun 63,63. Bahkan terdapat sekitar 22,73 yang sudah lebih dari 20 tahun berkecimpung di organisasi politik.
4.6. Latar Belakang Pekerjaan