Susunan Keanggotaan DPRD Provinsi Sumatera Utara

masing-masing fraksi. Ketua dan wakil ketua dipilih dari dan oleh anggota. Panitia khusus ditetapkan dengan keputusan pimpinan DPRD. Pimpinan DPRD sesuai tugasnya menjadi Koordinator Panitia Khusus. Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas DPRD dibentuk Sekretariat Dewan yang ditetapkan dengan peraturan daerah dan personilnya terdiri atas pegawai negeri sipil. Sekretariat DPRD dipimpin oleh seorang sekretaris yang diangkat dan diberhentikan dengan keputusan kepala daerah atas pertimbangan pimpinan DPRD. Pertimbangan pimpinan DPRD, memperhatikan jenjang kepangkatan, kemampuan dan pengalaman. Sekretaris DPRD mempunyai tugas menyelenggarakan administrasi kesekretariatan dan administrasi keuangan DPRD, mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD, dan mengkoordinir serta menyediakan tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD seuai dengan kemampuan keuangan daerah. Sekretaris DPRD dalam melaksanakan tugasnya secara teknis operasional berada di bawah dan bertanggung jawab kepada pimpinan DPRD dn secara administratif bertanggung jawab kepada kepala daerah melalui sekretaris daerah.

4.3.1 Susunan Keanggotaan DPRD Provinsi Sumatera Utara

Seseorang dapat menjadi anggota DPRD berdasarkan pemilihan umum dipilih. Pada periode 2004-2009 jumlah anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara yang dipilih sebanyak 85 orang anggota yang berasal dari 14 partai Partai Golkar, PDI-P, PPP, PD, PKS, PAN, PDS, PBR, PBB, PPIB, PP, PBSD, P.Pelopor, PNBK. Isfan F. Fachruddin: Studi Perwakilan Politik Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Utara Periode 2004-2009. USU e-Repository © 2008. Dalam Pemilihan Umum 2004 dihasilkan komposisi anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara seperti dalam Tabel 4 berikut: Tabel 4. Komposisi Anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara Periode 2004-2009 No. Fraksi f 1. Partai Golkar 19 22,35 2. PDI-P 13 15,29 3. PPP 11 12,94 4. Partai Demokrat 10 11,76 5. Keadilan Sejahtera 8 9,41 6. Partai Amanat Nasional 8 9,41 7. Partai Damai Sejahtera 8 9,41 8. Partai Bintang Reformasi 5 5,88 9. Gabungan 5 5,88 Jumlah 85 100,00 Sumber: Sekwan DPRD Provinsi Sumatera Utara, 2004 Dari Tabel 4 tersebut terlihat bahwa fraksi terbesar adalah Fraksi Partai Golkar berjumlah 19 orang atau 22,35, disusul PDI-P sejumlah 13 orang atau 15,29, PPP sejumlah 11 orang atau 12,94, Partai Demokrat 10 orang atau 11,76. Sedangkan yang memperoleh 8 orang anggota atau 9,41 masing-masing Keadilan Sejahtera, PAN, dan PDS. Fraksi Bintang Reformasi dan Fraksi Gabungan yang memperoleh 5,88. Fraksi Gabungan, pada awalnya terdiri dari Partai Perhimpunan Indonesia Baru, Partai Patriot Pancasila, Partai buruh Sosial Demokrat, Partai Pelopor, Partai Nasional Benteng Kemerdekaan, dengan jumlah masing- masing 1 orang. Fraksi Gabungan pada menjelang akhir tahun 2006 membubarkan diri dan masing-masing anggotanya masuk ke Fraksi yang ada di DPRD Provinsi Sumatera Utara. Untuk mempermudah penelitian ini, maka penulis masih Isfan F. Fachruddin: Studi Perwakilan Politik Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Utara Periode 2004-2009. USU e-Repository © 2008. memasukkan Fraksi Gabungan dalam analisis karena pada saat penelitian fraksi itu masih ada, belum terpecah. Dari komposisi keanggotaan tersebut perlu dicatat bahwa betapapun ada perubahan di dalam susunan DPRD Provinsi Sumatera Utara, namun tidak banyak merubah tata urutan terbanyak ketika masa Orde Baru yaitu Golkar, PDI, PPP. Meskipun terdapat partai-partai baru seperti Partai Demokrat, PKS, PAN ternyata hasil Pemilu 2004 masih menempatkan urutan terbanyak dari ketiga partai tersebut, kecuali PDI-P yang berubah secara substansi dari PDI masa Orde Baru. Keterlibatan wanita dalam kehidupan politik perlu diketahui mengingat jumlah penduduk wanita yang besar di Indonesia. Menurut data penduduk tahun 2000, jumlah penduduk Indonesia adalah 201.247.983 dengan perbandingan 100.103.671 orang pria dan 100.533.991 orang wanita. Melihat kenyataan ini potensi wanita tidak bisa diabaikan begitu saja. Keterlibatan wanita di sektor publik telah dibuktikan dengan keterlibatannya dalam kehidupan politik sejak sebelum Indonesia meraih kemerdekaan. Pada masa kini kesempatan untuk turut berpartisipasi dalam kehidupan politik semakin terbuka lebar. Situasi ini semakin didukung oleh suatu kondisi bahwa negara kita melalui UUD 1945 tidak mengenal perbedaan atas jenis kelamin di semua bidang kegiatan, termasuk untuk menduduki jabatan penting dalam bidang politik dan pemerintahan. Untuk mengetahui seberapa besar partisipasi wanita dalam kehidupan politik, khususnya dalam lembaga legislatif dapat dilihat sebagai berikut: Isfan F. Fachruddin: Studi Perwakilan Politik Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Utara Periode 2004-2009. USU e-Repository © 2008. Tabel 5. Anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara Menurut Jenis Kelamin Periode 2004-2009 Jenis Kelamin No. Fraksi P W Jumlah 1. Partai Golkar 17 89,47 2 10,52 19 100,00 2. PDI-P 13 100,00 0,00 13 100,00 3. PPP 11 100,00 0,00 11 100,00 4. Partai Demokrat 8 80,00 2 20,00 10 100,00 5. Keadilan Sejahtera 7 87,50 1 12,50 8 100,00 6. Partai Amanat Nasional 8 100,00 0,00 8 100,00 7. Partai Damai Sejahtera 6 100,00 100,00 6 100,00 8. Partai Bintang Reformasi 5 100,00 0,00 5 100,00 9. Gabungan 5 100,00 0,00 5 0,00 Jumlah 80 94,11 5 5,88 85 100,00 Sumber: Data diolah dari Sekwan DPRD Provinsi Sumatera Utara, 2004 Dari tabel 5 di atas terlihat bahwa komposisi politisi wanita yang ada di DPRD Provinsi Sumatera Utara sangat minim sekali, dari 85 anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara hanya 5 anggota wanita atau hanya sekitar 5,88. Apabila dilihat dari fraksi, maka prosentase ini amat kecil. FPG misalnya hanya memiliki 2 anggota wanita atau 10,52, kemudian Fraksi Partai Demokrat sejumlah 2 anggota atau 20,00. Komposisi ini kurang mewakili gambaran umum penduduk Indonesia yang penduduk wanitanya lebih banyak dari penduduk pria. Dengan melihat tabel tersebut Isfan F. Fachruddin: Studi Perwakilan Politik Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Utara Periode 2004-2009. USU e-Repository © 2008. dapat dikatakan bahwa partisipasi wanita dalam kehidupan politik, khususnya di DPRD Provinsi Sumatera Utara sangat rendah. Keadaan ini sejajar dengan hasil penelitian Joan Nelson, yang mengemukakan bahwa partisipasi politik wanita di negara-negara berkembang cenderung rendah jika dibandingkan dengan laki-laki, karena wanita lebih banyak terlibat dalam utusan rumah tangga dari pada urusan politik Huntington Nelson, 1990:23. Vicky Randall mengungkapkan bahwa para wanita yang terjun ke dalam kegiatan politik dan mendapat jabatan politik dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok: kelompok pertama adalah wanita yang memperoleh jabatan politik karena mereka memiliki hubungan dengan laki-laki tertentu yang menonjol. Kelompok kedua, wanita yang terjun ke dunia politik setelah bebas tugas dalam membesarkan anak-anaknya. Kelompok ketiga, adalah para wanita yang dalam usian muda telah terjun dalam dunia politik. Biasanya ini termasuk wanita profesional Siagian, 1996:229. Keterlibatan wanita di Indonesia termasuk di Sumatera Utara, bila dikelompokkan menurut Vicky Randall, termasuk dalam kelompok ketiga. Banyak anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara yang terlibat dalam aktivitas politik karena faktor suami. Anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara merupakan pejabat negara yang memiliki posisi tinggi. Oleh karena itu, tingkat pendidikan dari anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara merupakan faktor yang sangat diperhitungkan. Untuk Isfan F. Fachruddin: Studi Perwakilan Politik Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Utara Periode 2004-2009. USU e-Repository © 2008. mengetahui tingkat pendidikan anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara Periode 2004-2009 ditampilkan dalam tabel berikut: Tabel 6. Tingkat Pendidikan Anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara Periode 2004- 2009 Pendidikan No. Fraksi SLTP SLTA Akademi S-1 S-2 S-3 Jumlah 1. Partai Golkar 18 0 1 19 2. PDI-P 1 1 10 1 13 3. PPP 10 1 11 4. Partai Demokrat 1 1 7 1 10 5. Keadilan Sejahtera 6 2 8 6. Partai Amanat Nasional 5 3 8 7. Partai Damai Sejahtera 6 6 8. Partai Bintang Reformasi 5 5 9. Gabungan 4 1 5 Jumlah 0 2 2 71 9 1 85 Persentase 0,00 2,35 2,35 83,52 10,58 1,17 100,00 Sumber: Sekwan DPRD Provinsi Sumatera Utara, 2004 Tabel 6 di atas menunjukkan komposisi anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara Periode 2004-2009 menurut tingkat pendidikan. Dalam tabel terlihat bahw pendidikan terendah anggota DPRD adalah SLTA, itupun hanya 2 orang atau 2,35 dari total 85 anggota. Jumlahnya sama dengan akademi yaitu 2 orang atau 2,35 dibanding kategori tingkat pendidikan yang lain SLTA memiliki porsi yang lebih kecil. Proporsi pendidikan paling besar adalah sarjana S1 berjumlah 71 atau 83,52, S2 9 orang 10,58 dan S3 berjumlah 1 orang 1,17. Bila dilihat per fraksi maka Fraksi Partai Golkar paling besar dan merata berpendidikan sarjana yakni 19 orang atau 100 dari jumlah anggotanya. Ini bisa dimengerti karena FPG memang memiliki anggota yang paling besar yakni 19 anggota atau 22,35. Sedangkan Isfan F. Fachruddin: Studi Perwakilan Politik Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Utara Periode 2004-2009. USU e-Repository © 2008. anggota FPDI-P yang berpendidikan sarjana adalah 12 anggota atau 92,30 dari 13 anggotanya. Sedangkan Fraksi Partai Demokrat dari jumlah anggota 10 orang hanya 7 anggota atau 70 yang berpendidikan S1. Bagi Fraksi PDI-P bukan berarti bahwa tingkat pendidikan anggota mereka rendah karena faktor lamanya menjadi kader baik pada saat berada dalam organisasi masa yang berada dalam binaan partai menjadi faktor penentu kedekatannya dengan rakyat dan memahami ideologi partai. Sedangkan yang riskan ada pada FPD, selain merupakan fraksi baru dalam Pemilu 2004 perlu kiranya bagi partai untuk memasukkan penilaian sumber daya manusia yang baik. Fraksi PAN memiliki 3 anggota atau 37,50 dari 8 anggotanya yang berpendidikan pascasarjana. Jika dilihat dari seluruh fraksi, maka rata-rata pendidikan anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara menunjukkan tingkat yang baik. Artinya, 81 anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara atau 95,29 berpendidikan akademi atau lebih. Itu berarti diantara 20 anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara, 1 orang diantaranya berpendidikan dibawah akademi. Ini merupakan angka yang besar dan menunjukkan bahwa pendidikan anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara adalah baiktinggi. Lebih- lebih dilihat bahwa 9 anggota memiliki pendidikan pascasarjana. Dalam periode 2004-2009, angka ini akan bertambah karena ada beberapa yang sedang menyelesaikan studi pascasarjana. Gelar sarjana dan pascasarjananya pun beraneka ragam, dari sarjana ilmu-ilmu sosial, hukum, ekonomi, teknik, dan sebagainya. Isfan F. Fachruddin: Studi Perwakilan Politik Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Utara Periode 2004-2009. USU e-Repository © 2008. Tabel 7. Susunan Anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara Periode 2004-2009 Berdasarkan Komisi Fraksi No. Komisi FPG FPDIP FPPP FPD FPAN FKS FPDS FBR FG Jumlah 1. Komisi A 4 2 2 2 1 2 1 1 1 16 2. Komisi B 5 3 2 1 2 2 1 1 1 18 3. Komisi C 4 2 3 2 1 2 1 1 1 17 4. Komisi D 3 3 2 3 2 1 2 1 1 18 5. Komisi E 3 3 2 2 2 1 1 1 1 16 Jumlah 19 13 11 10 8 8 6 5 5 85 Sumber: Diolah dari Sekwan DPRD Provinsi Sumatera Utara, 2004 Pada tabel 7 tersebut, maka jumlah tiap komisi hampir sebanding, disesuaikan dengan jumlah anggota tiap fraksi. Adapun tugas-tugas komisi adalah sebagai berikut: a. Mempertahankan dan memelihara kerukunan nasional serta keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Daerah; b. Melakukan pembahasan terhadap rancangan Peraturan Daerah, dan rancangan Keputusan DPRD; c. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pembangunan, pemerintahan, dan kemasyarakatan sesuai dengan bidang tugas komisi masing-masing; Isfan F. Fachruddin: Studi Perwakilan Politik Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Utara Periode 2004-2009. USU e-Repository © 2008. d. Membantu pimpinan DPRD untuk mengupayakan penyelesaian masalah yang disampaikan oleh Kepala Daerah dan masyarakat kepada DPRD; e. Menerima, menampung dan membahas serta menindaklanjuti aspirasi masyarakat; f. Memperhatikan upaya peningkatan kesejahteraan rakyat di daerah; g. Melakukan kunjungan kerja Komisi yang bersangkutan di Provinsi Sumatera Utara maupun di luar Provinsi Sumatera Utara atas persetujuan Pimpinan DPRD; h. Mengadakan rapat kerja dan dengar pendapat; i. Mengajukan usul kepada Pimpinan DPRD yang termasuk dalam ruang lingkup bidang tugas masing-masing Komisi; j. Memberikan laporan tertulis kepada Pimpinan DPRD tentang hasil pelaksanaan tugas Komisi. Isfan F. Fachruddin: Studi Perwakilan Politik Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Utara Periode 2004-2009. USU e-Repository © 2008.

BAB V PENUTUP

Dokumen yang terkait

Peran Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Padang Lawas dalam penyelesaian sengketa lahan (studi kasus: sengketa lahan antara PT sumatera Riang Lestari dan PT Sumatera Sylva Lestari dengan Masyarakat Adat Kecamatan Aek Nabara Barumun)

1 100 105

Kinerja Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (Suatu Studi terhadap Kinerja Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Simalungun Periode 2009-2014)

0 56 76

Pelaksanaan Fungsi Pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Terhadap Kinerja Eksekutif di Kota Medan

3 64 152

Persepsi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Medan Tentang Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok di Kota Medan Tahun 2013

5 57 111

Kinerja Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (Suatu Studi Terhadap Kinerja Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Simalungun Periode 2009-2014)

0 22 77

Hubungan Wakil dengan yang Diwakili (Studi Perbandingan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumatera Utara Periode 1999-2004 dengan Periode 2004-2009)

1 45 101

Hak Recall Partai Politik Terhadap Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Dalam Korelasinya Dengan Pelaksanaan Teori Kedaulatan Rakyat.

8 114 110

Minat Menonton anggota Dewan Perwakilan Daerah Tapanuli Selatan terhadap Berita Politik Di Metro TV ( Studi Korelasi Tentang Tayangan Berita Politik Dan Minat Menonton Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tapanuli Selatan Terhadap Metro TV )

1 39 143

Kesantunan Linguistik Dalam Ranah Sidang Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Utara

1 41 285

PENEGAKAN KODE ETIK ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH OLEH BADAN KEHORMATAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH (Studi pada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Bukittinggi Periode 2004-2009).

0 0 6