ANGKUTAN SUNGAI, DANAU, DAN PENYEBERANGAN

Draft Rencana Kerja Pemerintah Daerah RKPD Propinsi Jawa Timur Tahun 2006 Bab III - 89 Sedangkan sasaran yang ingin dicapai sampai dengan Tahun 2006 adalah terwujudnya jumlah Early Warning System pada perlintasan sebidang yang terjaga sebanyak 10 unit. C. ARAH KEBIJAKAN 1. Meningkatkan keselamatan angkutan dan kualitas pelayanan melalui pemulihan kondisi pelayanan prasarana dan sarana angkutan perkeretaapian. 2. Meningkatkan peran angkutan perkeretaapian regional dan lokal, dan meningkatkan strategi pelayanan angkutan yang lebih berdaya saing secara antarmoda dan intermoda. 3. Meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan terutama pada koridor yang telah jenuh serta koridor-koridor strategis yang perlu dikembangkan. Arah pengembangan jaringan kereta api dikaitkan dengan upaya pengembangan jaringan jangka panjang Sistranas, Sistrareg dan Sistralok. 4. Meningkatkan frekuensi dan menyediakan pelayanan angkutan KA yang terjangkau. 5. Meningkatkan peran serta Pemda dan swasta di bidang perkeretaapian. D. PROGRAM PEMBANGUNAN P ROGRAM U TAMA Program Pembangunan, Rehabilitasi, Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas Perkeretaapian

3. ANGKUTAN SUNGAI, DANAU, DAN PENYEBERANGAN

A. KONDISI UMUM Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan ASDP didefinisikan sebagai jembatan “mengapung” yang berfungsi menghubungkan jaringan transportasi darat yang terputus; kegiatan angkutan feri yang mengangkut penumpang dan kargo melalui sungai dan perairan; mempunyai rute tetap dan jadwal reguler serta bangunan kapal ferry yang berbentuk khusus. Draft Rencana Kerja Pemerintah Daerah RKPD Propinsi Jawa Timur Tahun 2006 Bab III - 90 Transportasi sungai, danau dan penyeberangan SDP merupakan bagian dari sistem transportasi darat yang mempunyai misi untuk mewujudkan transportasi yang handal, unggul dan berdaya saing serta mampu menjangkau pelosok wilayah daratan, menghubungkan antarpulau. Pembangunan ASDP diperlukan sebagai sarana meningkatkan kesejahteraan masyarakat, memberikan aksebilitas yang lebih baik sehingga dapat mengakomodasi peningkatan kebutuhan mobilitas penduduk melalui jaringan transportasi darat yang terputus di perairan antarpulau, sepanjang daerah aliran sungai dan danau, serta berfungsi melayani transportasi yang menjangkau daerah terpencil dan daerah pedalaman. ASDP mengemban misi meningkatkan kesejahteraan masyarakat luas secara adil melalui upaya angkutan keperintisan, terutama masyarakat di daerah-daerah terbelakangterisolasi, melalui penyediaan angkutan perintis. B. SASARAN Sasaran umum pembangunan Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan adalah : 1. Meningkatnya jumlah lintas penyeberangan baru yang siap operasi maupun meningkatkan kapasitas lintas penyeberangan yang padat; 2. Meningkatnya keselamatan ASDP; 3. Meningkatnya kelancaran dan jumlah penumpang, barang, kendaraan dan penumpang yang diangkut, terutama meningkatnya kelancaran perpindahan antarmoda di dermaga penyeberangan; serta meningkatkan pelayanan angkutan perintis; 4. Meningkatnya peran serta swasta dan pemerintah daerah dalam pembangunan dan pengelolaan ADSP. Sedangkan sasaran yang ingin dicapai sampai dengan Tahun 2006 adalah tercapainya jumlah lintasan penyeberangan yang beroperasi sebanyak 2 lintasan. Draft Rencana Kerja Pemerintah Daerah RKPD Propinsi Jawa Timur Tahun 2006 Bab III - 91 C. ARAH KEBIJAKAN 1. Memperbaiki keselamatan dan kualitas pelayanan prasarana dan sarana serta pengelolaan angkutan ASDP; 2. Meningkatkan kelancaran dan kapasitas pelayanan di lintas yang telah jenuh dan memperbaiki tatanan pelayanan angkutan antarmoda dan kesinambungan transportasi darat yang terputus di dalam pulau sungai dan danau dan antarpulau dengan pelayanan point to point. Arah pengembangan jaringan pelayanan ASDP diarahkan untuk pencapaian arah pengembangan jaringan Sistrareg jangka panjang adalah Jawa dan Madura diarahkan untuk mendukung pariwisata dan angkutan lokal pada lintas penyeberangan antarprovinsi antarpulau. 3. Mendorong peran serta pemda dan swasta dalam penyelenggaraan ASDP; mendorong penyelesaian revisi UU Nomor 21 tahun 1992 tentang Pelayaran serta peraturan pelaksanaannya. D. PROGRAM PEMBANGUNAN P ROGRAM U TAMA - Program Pembangunan, Rehabilitasi, Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan III. TRANSPORTASI LAUT A. KONDISI UMUM Transportasi laut mempunyai peranan sangat penting pada perekonomian Jawa Timur. Untuk meningkatkan peran dan pangsa pasar pelayaran, baik pada angkutan dalam negeri maupun ekspor-impor diperlukan dukungan pemerintah dan dunia perbankan bagi peremajaan kapal-kapal niaga nasional yang sebagian besar sudah tua dan kurang efisien untuk dioperasikan. B. SASARAN Sasaran umum pembangunan transportasi laut adalah: 1 Meningkatnya pangsa pasar armada pelayaran nasional baik untuk angkutan Draft Rencana Kerja Pemerintah Daerah RKPD Propinsi Jawa Timur Tahun 2006 Bab III - 92 laut dalam negeri maupun ekspor-impor; 2 Meningkatnya kinerja dan efisiensi pelabuhan; 3 Terlengkapinya prasarana SBNP sarana bantu navigasi pelayaran dan fasilitas pemeliharaannya; dan 4 meningkatnya keselamatan pelayaran bagi kapal-kapal nasional maupun kapal-kapal asing terutama pada alur pelayaran; 5 Terselesaikannya uji materiil PP Nomor 69 tahun 2001 tentang Kepelabuhanan dan revisi UU No 21 tahun 1992 tentang Pelayaran khususnya yang berkaitan dengan keharusan bekerjasama dengan BUMN apabila pihak swasta ingin berinvestasi pada prasarana pelabuhan harus diselesaikan guna menarik pihak swasta berinvestasi pada prasarana pelabuhan. Sedangkan sasaran yang ingin dicapai sampai dengan Tahun 2008 adalah tercapainya jumlah bongkar muat barang sebanyak 76 juta ton. C. ARAH KEBIJAKAN 1. Meningkatkan peran armada pelayaran nasional baik untuk angkutan dalam negeri maupun ekspor-impor. 2. Mengurangi bahkan menghapuskan pungutan-pungutan tidak resmi di pelabuhan sehingga tarif yang ditetapkan otoritas pelabuhan tidak jauh berbeda dengan biaya yang secara riil dikeluarkan oleh pengguna jasa kepelabuhanan, melalui peningkatan koordinasi bagi semua instansi yang terkait dalam proses bongkar muat barang. 3. Memenuhi standar pelayaran internasional yang dikeluarkan oleh IMO International Maritime Organization maupun IALA guna meningkatkan keselamatan pelayaran baik selama pelayaran maupun pada saat berlabuh dan bongkar muat di pelabuhan di wilayah Indonesia, ermasuk didalamnya pelaksanaan ISPS Code. 4. Merestrukturisasi peraturan dan perundang-undangan serta kelembagaan di subsektor transportasi laut guna menciptakan kondisi yang mampu menarik minat swasta swasta dalam pembangunan prasarana transportasi laut. 5. Menyerahkan secara bertahap aset pelabuhan lokal dan regional yang dikelola Unit Pelaksana TeknisSatuan Kerja kepada Pemerintah Provinsi Draft Rencana Kerja Pemerintah Daerah RKPD Propinsi Jawa Timur Tahun 2006 Bab III - 93 dan Pemerintah KabupatenKota. 6. Mendukung pelaksanaan arah pengembangan Sistranas, Sistrareg dan tatanan kepelabuhanan nasional. 7. Melanjutkan pelayanan angkutan laut perintis. D. PROGRAM PEMBANGUNAN P ROGRAM U TAMA - Program Pembangunan, Rehabilitasi, Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas Transportasi Laut IV. TRANSPORTASI UDARA A. KONDISI UMUM Transportasi udara yang memiliki keunggulan kecepatan dari moda transportasi yang lain dapat menjadi sarana transportasi bagi wisatawan, pengusaha, dan masyarakat. Transportasi udara di Jawa Timur perlu dikelola sesuai standar keselamatan penerbangan internasional, dan interkoneksi dengan moda transportasi lainnya. Oleh karena itu untuk menarik wisatawan mancanegara, selain promosi tempat daerah tujuan wisata dan jaminan keamanan di daerah tersebut, diperlukan adanya jaminan keselamatan penerbangan di wilayah udara Indonesia. Jaminan itu dapat diwujudkan, baik oleh lembaga pemerintah pemegang otoritas pengelola transportasi udara maupun operator bandara dan perusahaan penerbangan, dengan memenuhi standar keselamatan penerbangan Internasional yang telah ditetapkan oleh ICAO International Civil Aviation Organization. B. SASARAN Sasaran umum pembangunan transportasi udara adalah terjaminnya keselamatan, kelancaran dan kesinambungan pelayanan transportasi udara baik untuk angkutan penerbangan domestik dan internasional, maupun perintis. Di samping itu sasaran yang tak kalah pentingnya adalah terciptanya persaingan usaha di dunia industri penerbangan yang wajar Draft Rencana Kerja Pemerintah Daerah RKPD Propinsi Jawa Timur Tahun 2006 Bab III - 94 sehingga tidak ada pelaku bisnis di bidang angkutan udara yang memiliki monopoli. Sedangkan sasaran yang ingin dicapai sampai dengan Tahun 2006 adalah meningkatnya jumlah penumpang penerbangan sipil menjadi 5 juta orang. C. ARAH KEBIJAKAN 1. Memenuhi standar keamanan dan keselamatan penerbangan yang dikeluarkan oleh International Civil Aviation Organization. 2. Menciptakan persaingan usaha pada industri penerbangan nasional yang lebih transparan dan akuntabel. 3. Merestrukturisasi peraturan dan perundang-undangan serta kelembagaan di transportasi udara. 4. Mendukung pelaksanaan arah pengembangan SISTRANAS dan TATA KEBANDARUDARAAN NASIONAL. 5. Melanjutkan pelayanan angkutan udara perintis. D. PROGRAM PEMBANGUNAN P ROGRAM U TAMA - Program Pembangunan, Rehabilitasi, Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas Transportasi Udara V. POS DAN TELEMATIKA A. KONDISI UMUM Pos dan Telematika lebih ditekankan pada upaya memberikan pelayanan berkenaan dengan perkembangan multimedia yang sangat pesat, antara lain dalam bentuk pengadaan alat kalibrasi, peralatan laboratorium uji multimedia, monitoring dan pengendalian frekwensi serta pembangunan infrastruktur Telematika. Telematika melalui konsep elektronic government e-Government juga sangat menjanjikan perannya dalam mendorong terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang Good Governance. Penyediaan informasi sebagai bahan pengambilan kebijakan yang semakin kompleks, tidak lagi cukup dihasilkan melalui pengelolaan data secara Draft Rencana Kerja Pemerintah Daerah RKPD Propinsi Jawa Timur Tahun 2006 Bab III - 95 menual melainkan sudah menjadi kebutuhan adanya pengelolaan data yang lebih akurat cepat efisien dan mudah. Dalam hal demikian pengelolaan data juga akan bergeser dari cara manual menjadi pengolahan data secara elektronik. B. SASARAN Sasaran umum Pembangunan Pos dan Telematika adalah : 1. Meningkatnya aksesibilitas masyarakat akan layanan Pos, Informasi dan Komunikasi; 2. Terwujudnya penyelenggaraan telematika yang efisien, mampu mendorong produktifitas dan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur dengan tetap memperhatikan kemanfaatan aspek sosial dan komersial; 3. Terwujudnya jaringan intranet dan internet dilingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Sedangkan sasaran yang ingin dicapai sampai dengan Tahun 2006 adalah meningkatnya infrastruktur teknologi informasi sebesar 35. C. ARAH KEBIJAKAN 1. Mengembangkan dan mendayagunakan infrastuktur telematika dalam rangka meningkatkan kemampuan mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan data dan informasi untuk keperluan pemerintah dan pelayanan masyarakat; 2. Mendorong peningkatan kesiapan aparatur pemerintah dan masyarakat dalam pemanfaatan telematika sebagai sarana pendukung penyelenggaraan pemerintahan dan meningkatkan e-Literacy aparatur maupun masyarakat menuju terciptanya budaya informasi; 3. Mengembangkan upaya terselenggaranya kepemerintahan yang berbasis elektronik dalam rangka meningkatkan kualitas layanan publik yang efektif, efisien dan interaktif secara bertahap dan berkelanjutan sebagai wujud implementasi e-Government; 4. Meningkatkan pengembangan dan pemanfaatan aplikasi berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Draft Rencana Kerja Pemerintah Daerah RKPD Propinsi Jawa Timur Tahun 2006 Bab III - 96 D. PROGRAM PEMBANGUNAN P ROGRAM U TAMA - Program Pengembangan dan Pembinaan Pos, Frekuensi Radio dan Telematika;

3.4.7.3. ENERGI DAN KETENAGALISTRIKAN I.

ENERGI A. KONDISI UMUM Jawa Timur mempunyai potensi minyak dan gas bumi yang cukup besar. Pemakaian gas alam sampai saat ini umumnya di dominasi oleh industri - industri besar, dan pendistribusiannya sementara ini masih terbatas hingga daerah Probolinggo. Sumber gas alam untuk memenuhi kebutuhan gas di Jawa Timur diambil dari daerah Pagerungan, TerangSirasun, Muriah, Wunut Sidoarjo dan S. Saubi. Potensi Energi Panas Bumi di Jawa Timur berdasarkan data Direktorat Jenderal Inventarisasi Sumber Daya Mineral tahun 2004 sebesar 1.144 Mwe, tersebar di beberapa Kabupaten seperti Pacitan, Ponorogo, Madiun, Mojokerto, Malang, Sumenep, Probolinggo, Banyuwangi, dll. Energi Terbarukan Renewable adalah energi yang dapat terus menerus dipakai dengan jumlah yang dapat diperbarui sehingga tidak pernah habis. Energi terbarukan yang dapat digunakan sebagai energi input pembangkit listrik ada 7 yaitu air, angin, biomassa, biogas, panas bumi, matahari dan gelombang laut. Energi terbarukan di Jawa Timur juga potensial sebagai sumber energi pembangkit listrik antara lain energi mikrohidro, gelombang dan surya. B. SASARAN Sasaran pembangunan prasarana energi terbarukan sampai dengan tahun 2006 adalah pemanfaatan sumber energi terbarukan dari 5 menjadi sekitar sebesar 6. Kenaikan 1 dari kondisi saat ini. Draft Rencana Kerja Pemerintah Daerah RKPD Propinsi Jawa Timur Tahun 2006 Bab III - 97 C. ARAH KEBIJAKAN Untuk mencapai sasaran tersebut di atas, arah kebijakan yang akan ditempuh dalam pembangunan energi diarahkan dalam rangka pemerataan dan pemenuhan distribusi energi yang tepat dan efisien khususnya pada bagian hilir, serta pengembangan dan pemanfaatan potensi energi baru terbarukan. D. PROGRAM-PROGRAM PEMBANGUNAN Untuk mewujudkan pembangunan energi di Jawa Timur, program yang akan dilaksanakan adalah: P ROGRAM U TAMA Program Penguasaan, Pengembangan Migas, Batu Bara dan Energi Lainnya serta Aplikasi Teknologi Energi II. KETENAGALISTRIKAN. A. KONDISI UMUM Kebutuhan tenaga listrik daerah Jawa Timur dilayani dari energy transfer dari sistem interkoneksi Jawa-Madura-Bali JAMALI, dan PLTD yang dimiliki oleh PLN Distribusi Jawa Timur dengan kapasitas terpasang total 5.740 kW, yang digunakan pada isolated area tersebar pulau-pulau: Giligenting, Kangean, Mandangin, Sapeken, Sapudi, Talango, Perikanan, Tambak. Kapasitas ini masih lebih rendah bila dibandingkan dengan potensi kebutuhan listrik yang ada. Desa berlistrik sampai dengan tahun 2004 berjumlah 8.334 desa dari jumlah total desa sebanyak 8.443 desa. Berarti sudah 98,71 desa di Jawa Timur yang terjangkau pasokan listrik, namun tingkat elektrifikasi atau rumah yang sudah terjangkau pasokan listrik baru 63. Di wilayah Jawa Timur, walaupun sampai saat ini potensi Pembangkit Skala Kecil PSK Tersebar masih kecil perlu dipertimbangkan keberadaan dan pertumbuhannya dalam tahun-tahun mendatang. Selain itu, melihat kondisi geografisnya, PSK Tersebar tersebut dapat digunakan sebagai substitusi program listrik perdesaan. Draft Rencana Kerja Pemerintah Daerah RKPD Propinsi Jawa Timur Tahun 2006 Bab III - 98 B. SASARAN Sasaran pembangunan ketenagalistrikan sampai tahun 2006 adalah pemenuhan ketenagalistrikan desa dari jumlah desa berlistrik sebanyak 8.334 desa atau 98,71 menjadi sekitar 8.344 desa atau 0,12, naik sekitar 10 desa berlistrik. C. ARAH KEBIJAKAN Kebijakan pembangunan ketenagalistrikan diarahkan pada pemenuhan kebutuhan tenaga listrik terutama daerah terpencil dan kepulauan melalui pengembangan infrastruktur jaringan dan penyediaan pembangkit listrik dari energi alternatif. D. PROGRAM-PROGRAM PEMBANGUNAN Untuk mewujudkan pembangunan energi di Jawa Timur, program yang akan dilaksanakan adalah: P ROGRAM U TAMA - Program Penguasaan, Pengembangan Aplikasi serta Teknologi Ketenagalistrikan.

3.4.7.4 PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

A. KONDISI UMUM Pemenuhan terhadap kebutuhan masyarakat akan hunian yang layak dan sehat merupakan salah satu tujuan utama pembangunan perumahan dan permukiman. Pemenuhan kebutuhan rumah antara lain dilakukan oleh masyarakat antara lain dilakukan secara swadaya oleh masyarakat sendiri yaitu berkisar antara 70-80 persen dan lainnya oleh Perumnas, REI dan swasta lainnya. Namun demikian, sampai dengan akhir tahun 2004 backlog rumah di Jawa Timur telah mencapai 678.700 unit rumah. Selain terbatasnya ketersediaan rumah, semakin meluasnya kawasan kumuh juga merupakan permasalahan perumahan dan permukiman yang Draft Rencana Kerja Pemerintah Daerah RKPD Propinsi Jawa Timur Tahun 2006 Bab III - 99 perlu mendapatkan perhatian. Tumbuhnya permukiman kumuh antara lain disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi yang tidak diiringi dengan kemampuan pemerintah untuk membiayai kebutuhan dasar masyarakat, khususnya yang terkait dengan prasarana dan sarana dasar permukiman. Pembangunan prasarana dan sarana air minum dan penyehatan lingkungan air limbah, persampahan dan drainase yang telah dilakukan telah mengalami banyak kemajuan, namun demikian cakupan pelayanan air minum dan penyehatan lingkungan masih jauh dari memadai. Pada akhir tahun 2004 tingkat pelayanan air bersih perpipaan Jawa Timur di kawasan perkotaan baru mencapai 38 persen, sedangkan di kawasan perdesaan hanya mencapai 5,5 persen. Untuk prasarana dan sarana pengolahan air limbah dasar cakupan pelayanannya telah mencapai 85,7 persen untuk perkotaan dan 47,4 untuk perdesaan. Sedangkan tingkat pengelolaan persampahan mencapai 74 . B. SASARAN Sasaran yang akan dicapai dalam pembangunan perumahan dan permukiman sampai tahun 2006 antara lain adalah : 1 menurunnya jumlah backlog rumah menjadi sekitar 318.876 unit 11,2 di perkotaan dan 349.432 unit 7,7 di perdesaan; 2 Meningkatnya cakupan pelayanan air bersih di perkotaan menjadi sebesar kurang lebih 41 dan di perdesaan sebesar kurang lebih 6,5 3 Menurunya tingkat kebocoran air menjadi 35; 4 Meningkatnya jumlah IPALIPLT yang dapat dimanfaatkan 40; 5 Meningkatnya cakupan pelayanan Air Limbah di perkotaan menjadi sebesar kurang lebih 86,2 dan di perdesaan sebesar kurang lebih 49 6 Meningkatnya cakupan pelayanan persampahan diperkotaan menjadi sebesar kurang lebih 74,75 7 Meningkatnya fungsi saluran drainease sebagai pematus air hujan 8 Terciptanya hubungan sinergi antara daerah 9Terciptanya sistem pengembangan wialyah kota-kota kecil dan menengah semakin terintegrasi. Draft Rencana Kerja Pemerintah Daerah RKPD Propinsi Jawa Timur Tahun 2006 Bab III - 100 C. ARAH KEBIJAKAN Arah kebijakan yang akan dikembangkan untuk mencapai sasaran sebagaimana telah disebutkan di atas adalah sebagai berikut: 1. Mendukung Gerakan Nasional Pembangunan Sejuta Rumah GNPSR melalui penyediaan hunian rumah sederhana sehat, rumah susun sewa dengan melibatkan semua stakeholders; 2. Meningkatkan pemahaman peraturan jasa konstruksi dan pembinaan teknis pengelolaanpembangunan gedung negara; 3. Menunjang pelaksanaan pengendalian kebocoran air minum; 4. Meningkatkan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah di perkotaan dan perdesaan; 5. Mendorong upaya realisasi pembangunan dan pengelolaan sarana air minum dan air limbah dengan mitra usaha swasta; 6. Mendorong terwujudnya sistem pembauangan air limbah terpusat di perkotaan; 7. Meningkatkan cakupan pelayanan prasarana sanitasi di perdesaan; 8. Meningkatkan upaya realisasi pembangunan dan pengelolaan sampah dengan mitra usaha swasta; 9. Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat dalam pengelolaan dan pemeliharaan sarana persampahan dan drainase serta peningkatan kesadaran berperilaku hidup dan sehat PHBS; 10. Meningkatkan kinerja pengelolaan sampah dan drainase serta perbaikan saluran drainase primer dan sekunder guna pengendalian banjir di perkotaan; 11. Mendorong terbentuknya regionalisasi pengelolaan persampahan; 12. Pembangunan drainase guna pengendalian banjir. 13. Menyeimbangkan pertumbuhan pembangunan antar kota-kota metropolitan, dan besar, dengan meningkatkan keterkaitan kegiatan ekonomi forward and backward linkages. Draft Rencana Kerja Pemerintah Daerah RKPD Propinsi Jawa Timur Tahun 2006 Bab III - 101 D. PROGRAM-PROGRAM PEMBANGUNAN Untuk mencapai sasaran dan arah kebijakan sebagaimana disebutkan di atas maka program pembangunan perumahan dan permukiman di Jawa Timur pada tahun 2006 akan dilakukan melalui program-program sebagai berikut : I. P ROGRAM U TAMA a. Program Pengembangan Perumahan b. Program Pengembangan Kinerja Pembangunan Air Minum Dan Air Limbah c. Program Peningkatan Kinerja Pembangunan Persampahan Dan Drainase d. Program Pengendalian Pembangunan Kota-Kota Besar Dan Metropolitan I I . P ROGRAM P ENUNJANG a. Program Pemberdayaan Komunitas Perumahan b. Program Pengembangan Kelembagaan Pembangunan Air Minum Dan Air Limbah c. Program Pengembangan Kelembagaan Pembangunan Persampahan Dan Drainase 3.5. AGENDA OPTIMALISASI PENGENDALIAN SUMBER DAYA ALAM, PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PENATAAN RUANG Dalam rangka optimalisasi pengendalian Sumber Daya Alam, Pelestarian Lingkungan Hidup dan Penataan Ruang, maka prioritas pembangunan diarahkan pada :

3.5.1. Perbaikan pengelolaan Sumber Daya Alam dan Pelestarian