SUB AGENDA REVITALISASI PERTANIAN A.

Draft Rencana Kerja Pemerintah Daerah RKPD Propinsi Jawa Timur Tahun 2006 Bab III - 61 9. Peningkatan implementasi kebijakan publik berupa penyederhanaan regulasi dalam pengembangan dan perluasan usaha industri manufaktur. 10. Penyediaan sarana dan prasarana infrastruktur untuk pengembangan dunia usaha industri. 11. Penguatan kelembagaan pada institusi yang mengelola industri manufaktur. D. PROGRAM – PROGRAM PEMBANGUNAN I. P ROGRAM U TAMA 1. Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah 2. Program Penataan Struktur Industri 3. Program Peningkatan Nilai Tambah Industri Berbasis Sumberdaya Alam II. P ROGRAM P ENUNJANG 1. Program Peningkatan Ketrampilan SDM Industri 2. Program Peningkatan Standarisasi Produk Industri 3. Program Peningkatan Kemampuan Teknologi

3.4.3. SUB AGENDA REVITALISASI PERTANIAN A.

KONDISI UMUM Kondisi Sumberdaya Pertanian Luas lahan di Jawa Timur seluruhnya seluas 4.547.311 ha dengan komposisi lahan sawah seluas 1.142.376 ha atau 25,12, lahan kering seluas 3.323.078 ha atau 73,08 dan lahan lainnya seluas 81.877 ha atau 1,80. Pemanfaatan lahan pertanian di Jawa Timur meliputi lahan sawah dan lahan kering, lahan sawah terdiri sawah irigasi teknis, sawah irigasi ½ teknis, sawah irigasi sederhana, sawah irigasi desa, sawah tadah hujan dan sawah lainnya polder dan pasang surut. Draft Rencana Kerja Pemerintah Daerah RKPD Propinsi Jawa Timur Tahun 2006 Bab III - 62 Pemanfaatan lahan sawah irigasi seluas 677.178 ha atau 59,28, irigasi ½ teknis seluas 113.816 ha atau 9,96, irigasi sederhana seluas 84.017 ha atau 7,35, irigasi desa seluas 32.370 ha atau 2,83 dan sawah tadah hujan seluas 234.899 ha atau 20,56 dan sawah lainnya seluas 96 ha atau 0,01. Lahan beririgasi teknis sebagian besar terletak di wilayah utara sedangkan sawah tadah hujan yang mempunyai luasan dibawah irigasi teknis mayoritas berada di wilayah selatan. Jenis pemanfaatan lahan kering di Jawa Timur meliputi pekarangan, tegal, ladang, hutan dan lainnya. Lahan kering berupa pekarangan dan tegal merupakan wilayah paling luas di Jawa Timur, yaitu seluas 1,722,932 ha. Pemanfaatan lahan kering di Jawa Timur meliputi lahan pekarangan seluas 604.022 ha atau 18,18, tegal seluas 1.118.910 ha atau 33,67, ladang seluas 20.176 ha atau 0,61, hutan seluas 1.047.591 ha atau 31,52 dan lahan kering lainnya seluas 532.379 ha atau 16,02. Selama lima tahun terakhir 2000 sd 2004, rata-rata pertahun alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian yang terjadi seperti perumahanbangunan seluas 930,1 ha 25,4, industri seluas 222,5 ha 6,1, prasarana seluas 115,6 ha 3,15, lahan kering seluas 1.555,6 ha 42,41, perkebunan seluas 247,7 ha 6,75, tambak seluas 413.1 ha 11,26 dan pemanfaatan lain-lain seluas 183,5 ha 5. Alih fungsi lahan tertinggi terjadi pada tahun 2001, yaitu seluas 10.081,2 ha, meliputi perubahan lahan sawah menjadi bangunan seluas 1.885,2 ha dan menjadi lahan kering seluas 7.204,9 ha. Berdasarkan fakta fisik yang ada bahwa panjang panjang pantai di Jawa Timur kurang lebih 1.600 km dan luas laut kewengan Propinsi Jawa Timur kurang lebih 208.138 Km2 serta luas perairan umum dan Budidaya 128.750 Ha. Dari potensi sumberdaya alam tersebut, potensi lestari perikanan laut sebesar 804.612,8 tontahun baru dimanfaatkan rata-rata sebesar 453.034,05 ton atau sekitar 56,30. Sebagian besar produksi Draft Rencana Kerja Pemerintah Daerah RKPD Propinsi Jawa Timur Tahun 2006 Bab III - 63 87,98 diperoleh dari usaha penangkapan di daerah laut utara Jawa Timur, Selat bali, Selat Madura dan Kepulauan yang termasuk wilayah padat tangkap, sedangkan potensi sumberdayadari wlayah ZEE hanya menyumbang 12,12 yang berarti potensi dimaksud belum banyak dimanfaatkan. Selanjutnya sumberdaya hutan di Jawa Timur yang mencapai 1.363.719 Ha, terdiri dari Hutan Konservasi 233.127,10 Ha, Hutan Lindung 315.505,3 Ha dan Hutan Produksi 815.086,60 Ha. Sedangkan lahan kritis di Jawa Timur sampai dengan saat ini masih sekitar 865.415,68 Ha, didalam kawasan hutan sejumlah 200.000 HA dan di luar kawasan hutan sebesar 665.415,68 Ha. Disamping itu kawasan hutan yang menjadi kewenangan Pemerintah Propinsi Jawa Timru yaitu Taman Hutan Raya R. Suryo seluas 27.868,3 Ha, didalamnya terdapat lahan kritis seluas 14.481 Ha, dan telah direhabilitasi seluas 4.173 Ha selama tahun 2003 dan 2004 melalui Gerhan, dan sisa lahan kritis Tahura seluas 10.308 Ha. Kinerja Makro Pembangunan Pertanian 2004, Semester I 2005 Kinerja pembangunan pertanian secara makro dalam struktur perekonomian Jawa Timur masih memberikan kontribusi cukup signifikan sebesar 16,47 pada tahun 2004 Atas Dasar Harga Konstan ADHK 1993. Namun demikian sektor ini belum menunjukkan produktivitas tinggi, hal ini diilustrasikan dengan tingkat pertumbuhan sektor pertanian sejak tahun 2001 – 2004 tidak menunjukkan percepatan yang signifikan, sebagaimana data pertumbuhan sejak tahun 2001 tumbuh sebesar 1,19 , tahun 2002 tumbuh 2,10 tahun 2003 tumbuh 1,80 dan pada tahun 2004 mengalami percepatan 3,16 ADHK 1993. Namun demikian dari aspek pemerataan sekto rpertanian mempunyai tingkat pertanian lebih baik, hal ini diilustrasikan dengan dominannya struktur tenaga kerja di sektor ini yang mencapai 46,27 dari seluruh angkatan kerja yang bekerja. Dari distribusi tenaga akerja sektor pertanian sebesar 46,27 tersebut, sebagai status pekerja tetap sebesar 21,49 dan tidak tetap sebesar 68,48. Namun Draft Rencana Kerja Pemerintah Daerah RKPD Propinsi Jawa Timur Tahun 2006 Bab III - 64 demikian secara rerata average sektor pertanian untuk mendukung tingkat kesejahteraan petani cukup baik yang diilustrasikan dengan Nilai Tukar Petani tahun 2004 mencapai angka diatas balance skor 100, yaitu sebesar 105,02 Tahun 2002=100, capaian NTP ini disebabkan oleh perubahan Indeks yang diterima petani sebesar 6,91 penjualan komoditi bahan pangan, perkebunan, peternakan dan perikanan lebih besar dari indeks yang harus dibayarkan petani yang mencapai 4,77 pengeluaran rumah tangga petani untuk konsumsi rumah tangga terdiri dari biaya pendidikan, kesehatan, transportasi, serta biaya produksi dan penambahan barang modal. Pada triwulan I2005, sektor pertanian secara umum tumbuh hanya 1,48 bila dibanding triwulan I2004 year on year. Penyumbang utama terhadap pertumbuhan sektor tersebut adalah sektor Tanaman Bahan Makanan, sektor Peternakan dan sektor Perikanan yang masing-masing tumbuh sebesar 1,01, 4,96 dan 4,49. Secara total peranan ke 3 tiga sub sektor tersebut dalam struktur pertanian sangat besar yaitu hampir 96. Cukup tingginya pertumbuhan sub sektor peternakan terutama disebabkan oleh meningkatnya produktivitas komoditi ternak ayam petelur, ayam buras dan sapi potong. Sedangkan pertumbuhan sub sektor perikanan yang cukup tinggi terutama ditopang oleh meningkatnya produktivitas komoditi perikanan laut. Dilain pihak, sumbangan sub sektor perkebunan dan sub sektor kehutanan terhadap pertumbuhan sektor pertanian tidak cukup besar, dimana ke 2 dua sub sektor tersebut masing-masing hanya tumbuh 0,88 dan 0,16. Peranan ke 2 dua sub sektor tersebut dalam struktur pertanian juga amat kecil, yaitu hanya sekitar 4. Rendahnya pertumbuhan sub sektor perkebunan terutama disebabkan oleh karena banyak komoditi yang masih berada dalam masa tanam atau kalaupun sudah berproduksi, produktivitasnya masih sangat rendah. Sedangkan rendahnya produktivitas perkayuan merupakan penyebab utama rendahnya pertumbuhan sub sektor kehutanan. Draft Rencana Kerja Pemerintah Daerah RKPD Propinsi Jawa Timur Tahun 2006 Bab III - 65 Selanjutnya Gambaran umum tentang kinerja pembangunan sektor pertanian pada aspek kesejahteraan petani yang direpresentasikan oleh Nilai Tular Petani dari Januari – Mei 2005 masih berada diatas balance skor 100, dan pada bulan Mei 2005 NTP mencapai 103,84 , dan capaian ini lebih rendah dibanding bulan April 2005 sebesar 104,12. Penurunan NTP ini disebabkan oleh penurunan indek yang diterima petani sebesar 1,24 disebabkan penurunan indeks yang diterima dari tanaman bahan makan sebesar 2,80 lebih tinggi dari penurunan indeks yang dibayarkan petani sebesar 0,98 penurunan indeks yang dibayarkan terjadi pada konsumsi rumah tangga sebesar 1,28. Selanjutnya apabial dibandingkan dengan NTP pada bulan Mei 2004, NTP bulan Mei 2005 turun sebesar 0,82. Penurunan ini disebabkan oleh indeks yang diterima petani mengalami perubahan sebesar 8,97 lebih rendah dari indek yang dibayarkan petani sebesar 9,06. Kinerja Sektoral Pembangunan Pertanian Adapun perkembangan kinerja dari masing-masing sub sektor pada semester I 2005 berdasarkan angka ramalan II yang dihitung berdasarkan realisasi panen pada Sub Round I Januari – April 2005 dan prodeksi dari Sub Round II Mei – Agustus 2005 dan Sub Round III September – Desember 2005 produksi padi mencapai 9.000.815 ton atau lebih rendah dari prediksi Aram I 9,004 juta ton, hal ini disebabkan penurunan luas panen. Untuk itu dalam rangka mewujudkan prediksi 9,004 juta ton akan menjadi perhatian adalah peningkatan produkstivitas dan luas panen pada sub round II dan III. Untuk Jagung mencapai 4, 147 juta ton atau lebih rendah dari prediksi produksi sebesar 4.174.295 ton , hal ini disebabkan penurunan luas panen. Untuk itu dalam rangka mewujudkan target perlu perhatian serius pada sub round II dan III. Untuk produksi kedele mencapai 334.795 ton atau lebih tinggi dari angka prediksi tahun 2005 sebesar 299.003 ton. Draft Rencana Kerja Pemerintah Daerah RKPD Propinsi Jawa Timur Tahun 2006 Bab III - 66 Kinerja pembangunan peternakan sampai dengan semester I 2005 untuk produksi daging mencapai 200.273.598 kg dari prediksi tahun 2005 sebesar 342.560.647 kg, sedangkan produksi telur mencapai 136.264.241 kg dari target keseluruhan sebesar 272.919.625 kg dan produksi susu mencapai 119.689.857 kg dari total tahun 2005 sebesar 239.946.819 kg. Selanjutnya pembangunan perkebunan yang pada tahun 2004 mencapai luas arela 922.951 Ha , sampai dengan semester I 2005 naik 0,27, dan diakhir tahun 2005 diharapkan luas areal mencapai 947.808 Ha. Untuk produksi perkebunan yang pada tahun 2004 mencapai 1.561.085 ton, sampai dengan semester I 2005 naik 1,33 dan prediksi keseluruhan sampai dengan akhir 2005 diharapkan mencapai 1.676.555 ton . Pembangunan perikanan yang potensial memberikan kontribusi pertumbuhan tinggi, sampai dengan semester I 2005 menunjukkan kinerja yang cukup baik yang diilustrasikan dengan produksi perikanan tangkap mencapai 343.270,5 ton dari terget keseluruhan 352.970,48 ton, perikanan budidaya mencapai 156.179,8 ton dari target 161.227.978,07 ton dan ekspor perikanan mencapai 210.136,3 ton dari target volume 227.978,07 ton. Kinerja pembangunan kehutanan sampai dengan Maret 2005 untuk produksi kayu Jati mencapai 28.576 M3 27 dari perkiraan sampai dengan akhir tahun 2005 sebesar 104.490 M3 untuk kayu bundar rimba mencapai 57.449 M3 44 dari perkiraan sampai dengan akhir tahun 2005 sebesar 131.131 M3. Selanjutnya dalam program pembelian gabah melalui APBD 2005, penyaluran dana pembelian gabah sebesar Rp.43.200.000,000,- dan telah dilakukan pembelian gabah oleh Lembaga Pembeli Gabah sebanyak 168.849.598.876 kg dengan kisaran harga Rp.1.100,- sampai dengan Rp.1.600,- per-kg, dan pembelian bahan pangan lain beras, jagung, kedelai 10.345.679.755 kg. Perputaran pembelian gabah bahan pangan lainnya sebanyak 4,09 kali. Perkiraan sampai akhir tahun 2005 jumlah gabah yang dapat dibeli oleh Lembaga Pembeli Gabah sampai dengan akhir Nopember 2005 adalah sebanyak 200 juta ton dengan 5,5 kali putaran. Draft Rencana Kerja Pemerintah Daerah RKPD Propinsi Jawa Timur Tahun 2006 Bab III - 67 Kisaran harga gabah sampai dengan akhir tahun 2005 Rp. 1.200,- sampai dengan Rp. 1700,-. Dalam aspek penganekaragaman pangan dan gizi , keadaan sampai dengan Juni 2005 perhitungan konsumsi beras dan bahan pangan lain tidak dapat dilakukan pada tengah tahunan, sehingga kondisi konsumsi tetap memakai angka akhir tahun 2004 berdasarkan SUSENAS 2002 yaitu sebesar 93,46 kgkapitatahun untuk konsumsi beras, dengan Skor PPH 75,10. Perkiraan sampai akhir tahun 2005, konsumsi beras diperkirakan 91,0 kgkapitatahun dan Skor PPH sebesar 76,60. Selanjutnya aspek kerawanan pangan kondisi sampai Juni tahun 2005 berdasarkan Analisa SKPG hulan April 2005, jumlah Daerah Rawan Pangan sebanyak 11 Kabupaten, yang berarti berkurang satu Kabupaten dan yang telah terjadi tahun 2004. Analisis SKPG yang dilakukan berdasarkan 3 kriteria yaitu sektor pertanian Produksi Setara Beras, sektor kesehatan jumlah balita Kurang Energi dan Protein dan Sosial Ekonomi. Perkiraan sampai akhir tahun 2005, terjadinya kasus rawan pangan tahun 2005 adalah pada 11 Kabupaten Kota, apabila 3 kriteria yang mempengaruhi pada kondisi yang normal.

B. Sasaran

Sasaran pembangunan pertanian di Jawa Timur adalah meningkatnya pertumbuhan sektor pertanian , menjaga stabilitas ketahanan pangan serta peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petaninelayan. Untuk tahun 2006 sasaran pembangunan pertanian adalah : Sasaran antara adalah: 1. Terwujudnya Peningkatan dan berkelanjutannya ketahanan pangan sampai ke tingkat rumah tangga melalui : a. Meningkatnya efisiensi dan produktifitas yang direpresentasikan dengan pencapaian NTP 105,80. b. Terjaganya stabilitas harga produk pertanian. Draft Rencana Kerja Pemerintah Daerah RKPD Propinsi Jawa Timur Tahun 2006 Bab III - 68 c. Terciptanya pola penganekaragaman pangan dan pemenuhan gizi yang semakin baik yang dicirikan oleh menurunnya ketergantungan pada beras dari 93,46 kgkapitatahun menjadi Konsumsi beras tahun 2006 sebesar 90,90 kgkapitatahun dan Skor PPH tahun 2006 adalah 76,6. Disamping itu daerah rawan pangan akan mampu ditekan dan dipertahankan pada 11 Kabupaten. 2. Berkembangnya usaha agribisnis yang mencakup usaha di bidang agribisnis hulu, on farm, hilir dan usaha jasa pendukungnya yang didukung oleh : a. Meningkatnya akses petaninelayan kepada sumberdaya produktif yang direpresentasikan oleh meningkatnya prosentase modal kelompok tani 7,5 . b. Meningkatnya daya saing produk pertanian yang dicirikan oleh semakin kecilnya penolakan ekspor komoditi di pasar internasional. c. Optimalnya pengelolaan UPTD yang dicirikan oleh meningkatnya pelayanan pada masyarakat dan peningkatan pendapatan asli daerah. d. Meningkatnya efisiensi dan produktifitas yang direpresentasikan dengan pencapaian NTP 105,80. 3. Meningkatnya kapasitas dan daya saing masyarakat pertanian terutama petani dan nelayan terhadap akses sumberdaya usaha pertanian yang diwujudkan melalui perkuatan sistem penyuluhan maupun penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memadai. 4. Meningkatkan nilai tambah dan pendapatan nelayan serta masyarakat pesisir yang diwujudkan melalui optimalnya pengelolaan sumberdaya kelautan yang dicirikan oleh meluasnya wilayah tangkap pada ZEE yang didukung oleh infrastruktur yang memadai maupun dukungan berkurangnya potensi konflik nelayan maupun sistem pengawasan dan pengamanan laut. Sasaran dimaksud direpresentasikan oleh pencapaian Nilai Tukar Nelayan NTN sebesar 106. 5. Terwujudnya peningkatan pemanfaatan potensi sumberdaya hutan melalui : Draft Rencana Kerja Pemerintah Daerah RKPD Propinsi Jawa Timur Tahun 2006 Bab III - 69 a. Terjaminnya suplai kayu di Jawa Timur yang dicirikan oleh berkembangnya industri berbasis kayu melalui peningkatan pengusahaan hutan rakyat maupun pengamanan sistem distribusi serta percepatan rehabilitasi hutan dan lahan. b. Terwujudnya dukungan regulasi pengelolaan hutan yang memadai. c. Terwujudnya upaya pembinaan industri primer d. Terbentuknya lembaga keuangan alternatif dalam upaya mensinergikan pengelolaan hutan hulu - hilir. e. Terwujudnya penataan kembali hutan produksi dan hutan lindung. C. ARAH KEBIJAKAN Dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi minimal sebesar 5,8 tahun 2006, NTP sebesar 105,80 dan NTN 106, pemenuhan kebutuhan pangan dengan skor PPH sebesar 77,40 untuk mewujudkan sasaran kualitatif sektor, maka kebijakan pembangunan pertanian diarahkan pada: 1. Kebijakan dalam pengamanan ketahanan pangan melalui peningkatan ketersediaan pangan dan mewujudkan penganekaragaman pangan untuk menurunkan ketergantungan pada beras dengan melakukan rekayasa sosial terhadap pola konsumsi masyarakat. 2. Kebijakan dalam peningkatan efisiensi usaha tani, produksi, produktivitas dan daya saing dan nilai tambah produk pertanian dan perikanan melalui diarahkan untuk a pengembangan usaha pertanian dengan pendekatan kewilayahan terpadu dengan konsep Cooperative Farming, b peningkatkan daya saing produk pertanian dan perikanan, melalui dorongan dan insentif untuk peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil pertanian dan perikanan, peningkatan standar mutu komoditas pertanian dan keamanan pangan serta mengupayakan perlindungan petani dan nelayan dari persaingan yang tidak sehat, c Penguataan sistem pemasaran dan manajemen usaha untuk mengatasi resiko usaha pertanian maupun dalam mendukung pengembangan agroindustri. Peningkatan pemanfaatan sumberdaya perikanan dan kelautan dalam Draft Rencana Kerja Pemerintah Daerah RKPD Propinsi Jawa Timur Tahun 2006 Bab III - 70 mendukung ekonomi dan tetap menjaga kelestariannya, melalui: 1 penataan dan perbaikan lingkungan perikanan budidaya; 2 penataan industri perikanan dan kegiatan ekonomi masyarakat di wilayah pesisir; 3 perbaikan dan peningkatan pengelolaan sumberdaya perikanan tangkap, terutama di wilayah ZEE; 4 peningkatan peran aktif masyarakat dan swasta dalam pengelolaan sumberdaya perikanan dan kelautan ; 5 peningkatan kualitas pengolahan dan nilai tambah produk perikanan melalui pengembangan teknologi pasca tangkappanen; 6 peningkatan kemampuan SDM, penyuluh, dan pendamping perikanan; dan 7 peningkatan pembangunan sarana dan prasarana pelabuhan perikanan khususnya di kawasan selatan Jawa Timur, termasuk perkuatan armada tangkap dan pasar ikan terapung. 3. Kebijakan dalam peningkatan kemampuan petani dan nelayan serta pelaku pertanian dan perikanan melalui a Revitalisasi penyuluhan dan pendampingan petani, termasuk peternak, nelayan, dan pembudidaya ikan, b Menghidupkan dan memperkuat lembaga pertanian dan perdesaan untuk meningkatkan akses petani dan nelayan terhadap sumberdaya produktif, c Peningkatan kemampuan kualitas SDM pertanian perikanan. 4. Kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan hutan diarahkan untuk : a. Optimalisasi pemanfaatan hutan alam dan pengembangan hutan tanaman dan hasil hutan non kayu secara berkelanjutan. b. Peningkatan nilai tambah dan manfaat hasil hutan kayu; c. Peningkatan partisipasi kepada masyarakat luas dalam pengembangan hutan tanaman; d. Peningkatan produksi hasil hutan non kayu untuk kesejahteraan masyarakat sekitar hutan. e. Pengawasan peredaran hasil hutan untuk menjamin kelangsungan sistem distribusi legal. f. Akselerasi rehabilitasi hutan dan lahan didalam dan diluar kawasan hutan. Draft Rencana Kerja Pemerintah Daerah RKPD Propinsi Jawa Timur Tahun 2006 Bab III - 71 D. PROGRAM-PROGRAM PEMBANGUNAN I. P ROGRAM U TAMA : a. Program Peningkatan Ketahanan Pangan b. Program Pengembangan Agribinis c. Program Pengembangan Sumberdaya Kelautan d. Program Pemantapan Pemanfaatan Potensi Sumberdaya Hutan II. P ROGRAM P ENUNJANG a. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani Nelayan

3.4.4. SUB AGENDA PEMBERDAYAAN KOPERASI, DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH