4.5. Estimasi Model Empiris Fungsi Stochastic Frontier dengan MLE
Penelitian ini menggunakan bantuan perangkat lunak FRONTIER 4.1 sebagai alat bantu dalam melakukan analisis Stochastic Frontier Analysis SFA.
Metode estimasi yang digunakan adalah Maximum Likelihood Estimation MLE, yang dipakai untuk mendapatkan kinerja maksimum dari Islamic Bank Indonesia
dan Malaysia dalam menghasilkan profit. Dengan demikian profit yang dihasilkan estimasi MLE adalah profit frontier atau profit maksimum.
Tabel 4.15. Hasil estimasi MLE Islamic Bank Indonesia
Variabel Estimasi MLE
Keterangan Koefisien
Standar Deviasi
t-ratio
K onstantaβ
133,99 0,10
134,13 Signifikan pada α=1
X
1
β
1
-5,10 0,76
-6,71 Signifikan pada α=5
X
2
β
2
-6,41 0,83
-7,67 Signifikan pada α=10
X
3
β
3
2,97 0,81
3,65 Tidak signifikan
X
1
X
1
β
4
0,83 0,43
1,92 X
1
: Total deposit X
2
X
2
β
5
0,84 0,32
2,58 X
2
: Biaya tenaga kerja X
3
X
3
β
6
-0,20 0,09
-2,16 X
3
: Aset tetap X
1
X
2
β
7
-1,57 0,71
-2,21 Z
1
: Waktu X
1
X
3
β
8
-0,10 0,38
-0,26 Z
2
: Total aset X
2
X
3
β
9
0,39 0,45
0,86 Konstanta δ
1,06 0,88
1,20 Z
1
δ
1
0,02 0,19
0,13 Z
2
δ
2
-0,11 0,02
-6,05 Gamma γ
0,9999 0,00
1,12 E+5 Sumber: Data diolah
Tabel 4.15 merupakan representasi hasil eksekusi software FRONTIER 4.1 dalam melakukan estimasi parameter dari data observasi Islamic Bank Indonesia
dengan metode MLE dalam kurun waktu observasi tahun 2007 sampai dengan 2012. Secara garis besar tidak terdapat perbedaan arah positif atau negatif dari
Universitas Sumatera Utara
parameter dibandingkan hasil estimasi OLS. Namun demikian efek dari estimasi MLE menghasilkan perubahan pada besar atau magnitudo parameter. Dari Tabel
tersebut dapat dilihat bahwa parameter dari X
1
total deposit bernilai -5,10 dan signifikan pada
α = 1. Hal ini dapat diartikan bahwa untuk setiap kenaikan 1 dari variabel bebas total deposit maka akan menyebabkan penurunan nilai variabel
Y profit sebesar 5,10, dengan asumsi ceteris paribus. Variabel bebas X
2
biaya tenaga kerja mempunyai parameter bernilai -6,41 dan bersifat signifikan pada
α = 1. Ini bermakna bahwa secara statistik variabel biaya tenaga kerja mempunyai
pengaruh negatif dan signifikan terhadap profit yang dihasilkan oleh Islamic Bank Indonesia dalam rentang waktu observasi 2007-2012. Kondisi berbeda terjadi
pada variabel bebas X
3
aset tetap yang mempunyai parameter bernilai positif 2,97 dan signifikan pada
α = 1. Hal ini berarti bahwa kenaikan variabel aset tetap terbukti memengaruhi harga atau nilai variabel terikat Y profit secara
statistik. Tabel 4.15 juga memberikan gambaran mengenai profit inefficiency effect
model U yang dinyatakan dalam persamaan umum U = δ + δ
1
Z
1
+ δ
2
Z
2
+ W sebagaimana tertulis pada persamaan 10. Nilai koefisien
dari
intersep atau konstanta adalah 1,06 yang bernilai positif tetapi tidak signifikan. Begitu juga
dengan variabel penjelas Z
1
waktu yang mempunyai koefisien 0,02 dan bersifat tidak signifikan. Sementara itu variabel penjelas Z
2
total aset mempunyai nilai koefisien sebesar -0,11 dan berlaku signifikan pada
α = 1. Model matematis yang terbentuk dari hasil estimasi MLE untuk Islamic Bank Indonesia dapat
dituliskan dalam bentuk persamaaan:
Universitas Sumatera Utara
ln = 133,99
−
5,10 l n 1
−
6,41 l n 2 + 2,97 ln 3 + 0,83 ln 1 + 0,84 ln 2
−
0,20l n 3
−
1,57 ln 1
∗
l n 2
−
0,10 ln 1
∗
l n 3 + 0,39 ln 2
∗
ln 3 +
− 17
Sementara itu parameter terakhir gamma γ yang didapatkan dari hasil estimasi
MLE adalah sebesar 0,9999. Nilai ini mengimplikasikan bahwa 99,99 perbedaaan discrepancy antara profit aktual dan nilai profit maksimum profit
frontier terjadi karena adanya profit inefficiency effect. Tabel 4.16. Hasil estimasi MLE Islamic Bank Malaysia
Variabel Estimasi MLE
Keterangan Koefisien
Standar Deviasi
t-ratio
K onstantaβ
285,58 1,19
240,81 Signifikan pada α=1
X
1
β
1
-26,45 1,13
-23,33 Signifikan pada α=5
X
2
β
2
5,78 1,56
3,70 Signifikan pada α=10
X
3
β
3
-2,42 1,20
-2,01 Tidak signifikan
X
1
X
1
β
4
0,66 0,06
10,88 X
1
: Total deposit X
2
X
2
β
5
-0,07 0,06
-1,15 X
2
: Biaya tenaga kerja X
3
X
3
β
6
0,06 0,03
2,07 X
3
: Aset tetap X
1
X
2
β
7
-0,18 0,11
-1,73 Z
1
: Waktu X
1
X
3
β
8
-0,01 0,06
-0,10 Z
2
: Total aset X
2
X
3
β
9
0,05 0,05
0,88 Konstanta δ
1,83 0,59
3,08 Z
1
δ
1
-0,22 0,12
-1,86 Z
2
δ
2
-0,14 0,06
-2,36 Gamma γ
0,9257 0,04
23,93 Sumber: Data diolah
Tabel 4.16 merupakan representasi hasil eksekusi FRONTIER 4.1 dalam mengestimasi parameter-parameter fungsi stochastic profit frontier Islamic Bank
Malaysia dengan metode estimasi Maximum Likelihood Estimation MLE. Dibandingkan dengan hasil estimasi OLS terdapat perubahan arah positif atau
Universitas Sumatera Utara
negatif pada β
6
, β
8
, dan β
9
. Sementara untuk besar atau magnitudo parameter mengalami perubahan sebagai dampak dari estimasi MLE. Nilai koefisien dari
variabel bebas total deposit untuk Islamic Bank Malaysia adalah -26,45 dan berlaku signifikan pada α = 1. Nilai koefisien ini mengandung makna bahwa
setiap kenaikan 1 dari total deposit maka profit dalam hal ini adalah profit frontier Islamic Bank Malaysia akan mengalami penurunan sebesar 26,45 pada
rentang waktu observasi 2007-2012. Begitu juga berlaku sebaliknya, jika terjadi penurunan total deposit pada Islamic Bank Malaysia 1, maka profit yang
dihasilkan akan mengalami penurunan sebesar 26,45, dengan asumsi terjadi kondisi ceteris paribus. Nilai parameter dari variabel bebas X
2
biaya tenaga kerja pada fungsi stochastic profit frontier Islamic Bank Malaysia, sebagaimana
tercantum pada Tabel 4.16 adalah 5,78 yang berarah positif dan signifikan pada α
= 1. Hal ini mengimplikasikan sebuah makna bahwa variabel biaya tenaga kerja terbukti secara statistik memengaruhi profit dari Islamic Bank Malaysia dalam
kurun atau rentang waktu observasi 2007-2012. Parameter β
3
untuk variabel bebas X
3
aset tetap pada fungsi stochastic profit frontier Islamic Bank Malaysia adalah -2,42, berarah negatif dan
bersifat signifikan pada α = 10 sebagaimana
tertera pada Tabel 4.16. Nilai ini bermakna bahwa variabel aset tetap mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan profit dari Islamic Bank
Malaysia dalam rentang waktu 2007-2012. Makna lainnya adalah pada setiap kenaikan 1 dari aset tetap, maka akan terjadi penurunan profit Islamic Bank
Malaysia sebesar 2,42. Berlaku sebaliknya, pada saat terjadi penurunan aset tetap di Islamic Bank Malaysia sebesar 1 maka akan terjadi peningkatan profit
sebesar 2,42. Model matematis yang terbentuk dari hasil estimasi MLE untuk
Universitas Sumatera Utara
Islamic Bank Malaysia dapat dituliskan dalam bentuk persamaan sebagai berikut:
ln = 285,69
−
26,45 ln 1 + 5,78 ln 2
−
2,42 l n 3 + 0,66 ln 1
−
0,07 ln 2 + 0,06 ln 3
−
0,18 l n 1
∗
ln 2
−
0,01 ln 1
∗
ln 3 + 0,05 l n 2
∗
ln 3 +
− 18
Profit inefficiency effect U pada Islamic Bank Malaysia sebagaimana tertera pada Tabel 4.16 mencerminkan suatu kondisi yang agak berbeda dengan
profit inefficiency effect pada Islamic Bank Indonesia. Parameter δ konstanta, δ
1
waktu, dan δ
2
total aset masing-masing bernilai 1,83, -0,22, dan -0,14. Variabel Z
1
waktu berpengaruh negatif dan bersifat signifikan pada α = 10.
Variabel Z
2
total aset juga mempunyai pengaruh negatif dan signifikan pada α =
5. Sementara itu nilai γ gamma sebesar 0,9257 menandakan bahwa 92,57
perbedaan yang terjadi antara profit aktual dan nilai profit maksimum profit frontier adalah disebabkan oleh profit inefficiency U. Ini secara nyata bermakna
bahwa profit inefficiency memang terjadi. Sisanya yaitu sebesar 7,43 dari perbedaan profit aktual dan nilai profit maksimum profit frontier tersebut
disebabkan oleh random noise V.
4.5.1. Analisis Pengaruh Total Deposit
Tabel 4.17. Koefisien variabel total deposit hasil estimasi MLE
Koefisien
β1
Standar Deviasi
t-ratio Keterangan
Islamic Bank Indonesia
-5,10 0,76
-6,71 Signifikan,
α=1
Islamic Bank M alaysia
-26,45 1,13
-22,33 Signifikan,
α=1
Sumber: Data diolah
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.17 berisikan ringkasan komparasi nilai parameter dari variabel bebas total deposit pada Islamic Bank Indonesia dan Malaysia. Hasil estimasi
yang didapatkan dengan metode Maximum Likelihood Estimation MLE tersebut dianalisis untuk membuktikan hipotesis berikut:
H1: Total deposit mempunyai pengaruh signifikan terhadap profit efficiency Islamic Bank Indonesia
H2: Total deposit mempunyai pengaruh signifikan terhadapi profit efficiency Islamic Bank Malaysia
Dari Tabel 4.17 dapat dilihat bahwa nilai parameter β
1
untuk variabel X
1
total deposit pada Islamic Bank Indonesia dan Malaysia masing-masing adalah -5,10
dan -26,45. Keduanya berarah negatif dan berlaku signifikan pada α = 1. Hal ini
bermakna bahwa variabel total deposit secara negatif dan signifikan memengaruhi besaran profit efficiency pada Islamic Bank Indonesia dan Malaysia.
Nilai parameter β
1
total deposit Islamic Bank Indonesia adalah -5,10 ini dapat juga diartikan bahwa setiap kenaikan 1 dari total deposit maka akan mendorong
penurunan profit efficiency Islamic Bank Indonesia sebesar 5,10 dengan asumsi ceteris paribus. Berlaku sebaliknya jika total deposit mengalami penurunan 1
maka akan menyebabkan penurunan pada profit efficiency Islamic Bank Indonesia sebesar 5,10 juga. Sejalan dengan Islamic Bank Indonesia, dengan parameter
β
1
sebesar -26,45 berarah negatif dan berlaku signifikan, maka setiap penambahan total deposit pada Islamic Bank Malaysia sebesar 1 maka akan mendorong
penurunan profit efficiency sebesar 26,45 dengan asumsi ceteris paribus. Sebaliknya, penurunan total deposit sebesar 1 akan mendorong penurunan
26,45 juga pada profit efficiency Islamic Bank Malaysia.
Universitas Sumatera Utara
Pembahasan mengenai pengaruh negatif variabel bebas total deposit terhadap profit efficiency Islamic Bank Indonesia dan Malaysia dapat merujuk
kepada data observasi masing-masing negara.
Gambar 4.6. Pertumbuhan profit dan Deposit Islamic Bank Indonesia
Gambar 4.7. Pertumbuhan profit dan Deposit Islamic Bank Malaysia Dari Gambar 4.6 dapat dilihat bahwa tingkat pertumbuhan profit Islamic
Bank Indonesia garis berwarna biru mempunyai tren yang berlawanan dengan tingkat pertumbuhan deposit garis berwarna merah. Pada tahun 2008, profit
meningkat 20,01 dibandingkan tahun 2007. Penurunan pertumbuhan profit sebesar 4,52 terjadi pada tahun 2009, kemudian meningkat lagi mencapai
puncaknya pada 2010 yaitu di angka 77,57. Kondisi kontras terjadi pada
Universitas Sumatera Utara
pertumbuhan deposit Islamic Bank Indonesia. Pada saat pertumbuhan profit mengalami penurunan 4,52 pada tahun 2009, total deposit yang berhasil
dihimpun justru meningkat 46,22 dibandingkan tahun 2008. Demikian pula pada tahun 2010, dikala pertumbuhan deposit melandai, profit justru mengalami
peningkatan yang cukup tajam. Kondisi kontras terakhir terjadi lagi di tahun 2012 dimana pertumbuhan likuiditas turun menjadi 17,57 namun pertumbuhan profit
meningkat 62,33 dibandingkan tahun 2011. Kondisi Islamic Bank Malaysia juga tidak jauh berbeda dengan Islamic
Bank Indonesia. Kontradiksi terjadi antara akselerasi pertumbuhan deposit dan pertumbuhan profit dalam kurun waktu 2007-2012. Dari Gambar 4.7 dapat dilihat
bahwa pada tahun 2009 terjadi perlambatan tingkat pertumbuhan deposit dari 57,43 menjadi 28,03. Di lain pihak tingkat pertumbuhan profit mencapai
puncak pertumbuhannya pada 2009 yaitu 76,90, meningkat dari tahun sebelumnya 2008 yang hanya mencapai pertumbuhan 13,90. Demikian pula
terjadi kondisi kontraktif pada tahun 2011 dan 2012 dimana akselerasi pertumbuhan deposit berlawanan arah dari pertumbuhan profit.
Perbedaan akselerasi tingkat pertumbuhan deposit dan tingkat pertumbuhan profit pada akhirnya berdampak pada tingkat pengaruh variabel total
deposit terhadap profit efficiency Islamic Bank Indonesia dan Malaysia. Krisis keuangan global 2008 diyakini mempunyai andil secara signifikan terhadap
kinerja Islamic Bank walaupun mengalami tekanan yang lebih kecil daripada Conventional Bank Said, 2011; Shauqie et al. 2012. Dari sudut pandang
penyaluran pembiayaan Islamic Bank Indonesia sebenarnya sudah maksimal. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.18. Nilai Financing to Deposit Ratio FDR Islamic
Universitas Sumatera Utara
Bank Indonesia lebih besar daripada Islamic Bank Malaysia. Hampir seluruh deposit dipakai atau disalurkan ke masyarakat dalam bentuk pembiayaan.
Sementara itu pada Islamic Bank Malaysia hanya sekitar 72 dari total deposit yang disalurkan menjadi pembiayaan.
Tabel 4.18. FDR Islamic Bank Indonesia dan Malaysia
2007 2008
2009 2010
2011 2012
Islamic Bank
Indonesia 100,36 104,30
90,57 90,47
89,64 100,40
Islamic Bank
M alaysia 69,97
67,63 70,69
73,39 73,95
75,96
Sumber: Data BI dan BNM, diolah Rivai dan Arifin 2010 mengatakan bahwa terdapat faktor eksternal dan internal
yang dapat memengaruhi jumlah dana yang berhasil dihimpun serta pengalokasian dana tersebut. Dengan demikian FDR yang lebih tinggi belum dapat menjamin
pencapaian profitabilitas yang lebih tinggi. Faktor eksternal yang memengaruhi penghimpunan dan pengalokasian dana Islamic Bank yaitu: kondisi
perekonomian, kegiatan dan kondisi pemerintah, kondisi pasar uang dan pasar modal, kebijakan pemerintah, dan peraturan Bank Sentral. Sementara itu faktor
internal yang dapat memengaruhi besaran penghimpunan dan pengalokasian dana Islamic Bank yaitu: produk bank, kebijakan bagi hasil, kualitas layanan, suasana
kantor bank, lokasi kantor, dan reputasi bank. Hasil estimasi parameter total deposit pada Islamic Bank Indonesia dan
Malaysia pada penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian Endri 2008 terhadap 15 buah Islamic Bank Indonesia dengan rentang waktu observasi 2005-
2007, yaitu total deposit berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap profit.
Universitas Sumatera Utara
Perbedaan ini disebabkan karena Endri 2008 menggunakan pembiayaan sebagai variabel output dan tahun observasi dari penelitian tersebut tidak melingkupi masa
terjadinya krisis keuangan global 2008. Sementara itu Ascarya dan Yumanita 2008 menyimpulkan bahwa pembiayaan adalah sumber inefficiency pada
Islamic Bank Malaysia. Hal tersebut berarti sejalan dengan penelitian ini, total deposit berkontribusi negatif terhadap profit efficiency Islamic Bank Malaysia
dalam rentang waktu 2007-2012.
4.5.2. Analisis Pengaruh Biaya Tenaga Kerja
Tabel 4.19 berisikan nilai parameter atau koefisien dari variabel bebas X
2
biaya tenaga kerja hasil estimasi Maximum Likelihood Estimation MLE pada Islamic Bank Indonesia dan Malaysia. Tabel ini diperlukan untuk membuktikan
hipotesis berikut: H3: Biaya tenaga kerja mempunyai pengaruh signifikan terhadap profit efficiency
Islamic Bank Indonesia H4: Biaya tenaga kerja mempunyai pengaruh signifikan terhadap profit efficiency
Islamic Bank Malaysia
Tabel 4.19. Koefisien variabel biaya tenaga kerja hasil estimasi MLE
Koefisien
β2
Standar Deviasi
t-ratio Keterangan
Islamic Bank Indonesia
-6,41 0,83
-7,67 Signifikan pada
α=1
Islamic Bank M alaysia
5,78 1,56
3,70
Signifikan pada α=1
Sumber: Data diolah
Universitas Sumatera Utara
Dari Tabel 4.19 tersebut dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan pada pengaruh variabel biaya tenaga kerja terhadap profit efficiency Islamic Bank Indonesia dan
Malaysia. Koefisien dari biaya tenaga kerja yang didapatkan untuk Islamic Bank Indonesia bernilai -6,41, berarah negatif dan berlaku signifikan. Ini berarti
variabel biaya tenaga kerja secara signifikan belum mendukung peningkatan profit efficiency Islamic Bank Indonesia. Setiap kenaikan biaya tenaga kerja sebesar 1
maka akan mendorong penurunan profit efficiency sebesar 6,42 dengan asumsi ceteris paribus. Keadaan terbalik terjadi pada Islamic Bank Malaysia. Koefisien
variabel biaya tenaga kerja bernilai 5,78 berarah positif dan bersifat signifikan. Ini berarti bahwa peningkatan 1 biaya tenaga kerja akan mendorong
peningkatan 5,78 profit efficiency Islamic Bank Malaysia dengan asumsi ceteris paribus. Dengan kata lain adalah Islamic Bank Indonesia masih berkutat
pada penggunaan sumber daya manusia yang belum efisien, sedangkan Islamic Bank Malaysia telah mampu secara lebih efisien memanfaatkan sumber daya
manusia atau tenaga kerja. Kelangkaan sumber daya manusia SDM secara kualitatif sebagaimana diakui oleh banyak pihak sebagai satu kekurangan Islamic
Bank Indonesia bisa berimplikasi pada peningkatan biaya tenaga kerja yang tidak sepadan dengan peningkatan profit perbankan Infobank, 2013. Keinginan pihak
Bank Indonesia untuk mempercepat peningkatan kualitas sumber daya manusia pada Islamic Bank Indonesia belum menunjukkan hasil memuaskan. Harapan
untuk merangkai kolaborasi dengan institusi perguruan tinggi belum berjalan sebagaimana diinginkan. Pergerakan movement program peningkatan kualitas
sumber daya manusia berlangsung lambat, relatif jika dibandingkan dengan Islamic Bank Malaysia. Pemerintah Malaysia telah membangun Islamic Banking
Universitas Sumatera Utara
and Finance Institute Malaysia IBFIM pada tahun 2002 dan International Center for Education in Islamic Finance INCEIF pada tahun 2006 untuk
menghasilkan sumber daya manusia Islamic Bank yang berkualitas Kamaruddin et al. 2008. Selain itu, riset-riset terkait Islamic Bank yang dirilis oleh institusi
perguruan tinggi di Malaysia juga jauh lebih banyak dibandingkan hasil riset institusi perguruan tinggi di Indonesia. Pada akhirnya menjadi hal yang wajar jika
variabel biaya tenaga kerja telah menjadi kontributor positif terhadap profit efficiency Islamic Bank Malaysia.
Ascarya dan Yumanita 2008 serta Al-Farisi dan Hendrawan 2012 mengungkapkan kesimpulan yang sejalan, yaitu bahwa sumber daya manusia atau
tenaga kerja merupakan satu sumber inefficiency pada Islamic Bank Indonesia. Selain itu, tenaga kerja pada Islamic Bank Malaysia diakui sudah efisien dalam
pemanfaatannya. Endri 2008 dalam penelitiannya mengemukakan hasil yang tidak sejalan, dimana biaya tenaga kerja berpengaruh positif terhadap efisiensi
teknis Islamic Bank Indonesia tahun 2007. Perbedaan ini bisa disebabkan karena rentang waktu observasi dan variabel output yang berbeda. Endri 2008
menggunakan pembiayaan sebagai output dan rentang waktu observasi 2005- 2007, sementara penelitian ini menggunakan profit sebagai output dan 2007-2012
sebagai rentang waktu observasi. Penelitian lainnya oleh Kablan dan Yousfi 2011 menemukan hasil yang berbeda dengan hasil penelitian ini, biaya tenaga
kerja tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap cost efficiency dari Islamic Bank di 17 negara . Walaupun secara teoretis dipandang bahwa bank yang
mempunya cost efficiency lebih tinggi akan menghasilkan profit lebih tinggi juga Kablan dan Yousfi, 2011, namun beberapa penelitian telah menghasilkan
Universitas Sumatera Utara
kesimpulan bahwa nilai profit efficiency bisa tidak sejalan dengan cost efficiency. Isik dan Hassan 2002 dalam penelitian mereka terhadap perbankan Turki juga
menemukan bahwa biaya tenaga kerja tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap profit efficiency. Sebaliknya, Baten dan Kamil 2010 menemukan
bahwa biaya tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap profit perbankan Bangladesh. Ini menandakan bahwa Islamic Bank Bangladesh sudah
efisien dalam penggunaan tenaga kerja.
4.5.3 Analisis Pengaruh Aset Tetap
Analisis pengaruh variabel aset tetap dilakukan dengan tujuan untuk menjawab hipotesis berikut:
H5: Aset tetap mempunyai pengaruh signifikan terhadap profit efficiency Islamic Bank Indonesia
H6: Aset tetap mempunyai pengaruh signifikan terhadap profit efficiency Islamic Bank Malaysia
Hasil estimasi parameter β
3
untuk variabel bebas X
3
aset tetap untuk Islamic Bank Indonesia dan Malaysia dapat dilihat pada Tabel 4.20.
Tabel 4.20. Koefisien variabel aset tetap hasil estimasi MLE
Koefisien
β3
Standar Deviasi
t-ratio Keterangan
Islamic Bank Indonesia
2,97 0,81
3,65 Signifikan pada
α=1
Islamic Bank M alaysia
-2,42 1,20
-2,01
Signifikan pada α=10
Sumber: Data diolah
Universitas Sumatera Utara
Nilai parameter aset tetap β
3
untuk Islamic Bank Indonesia adalah 2,97 yang berarah positif dan berlaku signifikan pada
α = 1. Hal ini mengandung makna bahwa aset tetap sebagai variabel bebas mempunyai pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap peningkatan nilai profit efficiency Islamic Bank Indonesia. Setiap 1 peningkatan aset tetap akan mendorong terjadinya peningkatan 2,97
profit efficiency. Makna penting dari nilai parameter tersebut adalah bahwa aset tetap sudah dimanfaatkan secara efisien sebagai sumber profit efficiency bagi
Islamic Bank Indonesia. Jumlah kantor cabang sebagai representasi aset tetap sudah mampu beroperasi secara efektif dan efisien dalam menghasilkan profit.
Peningkatan jumlah kantor cabang dari 401 cabang pada tahun 2007 menjadi 1.745 cabang pada 2012 BI, 2012 berjalan seiring dengan pertumbuhan profit
Islamic Bank Indonesia yang tumbuh dari Rp.508 miliar pada tahun 2007 menjadi Rp. 2,3 triliun pada tahun 2012. Sementara itu parameter aset tetap
β
3
untuk Islamic Bank Malaysia adalah -2,42 dan berlaku signifikan pada α = 10.
Ini bermakna bahwa peningkatan aset tetap sebesar 1 justru menghasilkan penurunan profit efficiency sebesar 2,42 dengan asumsi ceteris paribus.
Peningkatan aset tetap Islamic Bank Malaysia belum berjalan seiring pertumbuhan profit. Kontribusi negatif aset tetap terhadap profit efficiency Islamic Bank
Malaysia dapat dilihat dari komponen utama aset tetap perbankan, yaitu jumlah kantor cabang property dan peralatan IT equipment. Jumlah kantor cabang
Islamic Bank Malaysia pada tahun 2012 adalah 152 cabang Aik dan Tan, 2012, relatif kecil dibandingkan dengan jumlah kantor cabang Islamic Bank Indonesia.
Komponen lain dari aset tetap yang dapat memengaruhi profit efficiency yaitu peralatan IT Information Technology, termasuk perangkat ATM Automatic
Universitas Sumatera Utara
Teller Machine. Peningkatan jumlah kantor cabang dan modernisasi perangkat IT tidak serta merta dapat berkontribusi positif terhadap profit efficiency Islamic
Bank. Hal ini dikarenakan semua bank juga berlomba untuk melakukan hal yang sama untuk dapat lebih mendekatkan diri kepada nasabah Suhaimi et al. 2012.
Selain itu, Yudistira 2004 juga mengingatkan bahwa walupun aset tetap mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, komponen earning asset merupakan
penggerak utama pertumbuhan profit perbankan, termasuk pada Islamic Bank. Hasil yang dicapai dari penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Endri 2008 serta Al-Farisi dan Hendrawan 2012 dimana variabel aset tetap juga mempunyai pengaruh positif terhadap efisiensi Islamic
Bank Indonesia. Pada penelitian lainnya, Isik dan Hassan 2002 menemukan hasil bahwa aset tetap tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap profit
perbankan di Turki. Hasil penelitian yang sejalan dengan hasil estimasi Islamic Bank Malaysia di atas adalah penelitian yang dilakukan oleh Baten dan Kamil
2010. Mereka menemukan bahwa aset tetap mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap profit efficiency yang dicapai oleh perbankan Bangladesh.
Secara logis ini bisa bermakna bahwa pada Islamic Bank Malaysia penggunaan aset tetap belum dilakukan atau berlangsung secara efisien.
Pengaruh aset tetap terhadap profit Islamic Bank khususnya dan perbankan pada umumnya adalah terkait kepada masalah likuiditas. Risiko likuiditas
merupakan suatu hal yang sangat diperhatikan oleh perbankan, yang bersifat inherent atau melekat sepanjang masa operasional bank. Sejarah membuktikan
bahwa kesulitan likuiditas merupakan salah satu penyebab kebangkrutan sebuah bank. Krisis perbankan di Indonesia pada tahun 1997 dan kasus Bank Century
Universitas Sumatera Utara
2008 semua disebabkan oleh problem likuiditas Wahyudi et al. 2013. Risiko likuiditas merupakan hal yang sangat penting bagi dunia perbankan. Risiko
likuiditas didefinisikan sebagai potensi kerugian yang dapat dialami oleh Islamic Bank karena ketidakmampuan dalam mendanai peningkatan aset dengan biaya
yang relatif murah dan tanpa ada kerugian berarti yang diderita IFSB, 2012. Sebuah aset dikatakan likuid jika aset tersebut dapat segera atau cepat
dikonversi menjadi kas, dengan biaya konversi yang murah, berjumlah atau bervolume besar, dan nilai dari aset tersebut tidak berubah signifikan pasca
konversi. Keempat sifat tersebut merupakan dimensi atau ciri khas dari likuiditas Wahyudi et al. 2013. Definisi lain dari likuiditas adalah kemampuan sebuah
perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendek. Dalam hal bank, kewajiban jangka pendek bisa berupa hutang jangka pendek dengan jangka waktu di bawah
satu tahun, biaya tenaga kerja, biaya bunga kepada deposan, dan lainnya. Dari uraian mengenai konsep likuiditas ini maka dapat dimaklumi mengapa perbankan
memberikan perhatian lebih kepada aset lancar daripada aset tetap. Berkaitan dengan konsep profitabilitas, aset tetap merupakan komponen
aset yang tidak produktif karena tidak menghasilkan profit sebagaimana pinjaman pembiayaan pada perbankan. Dari sisi penggunaan atau penempatan dana,
penempatan pada aset tetap menempati peringkat terakhir dari lima prioritas penempatan dana bank Taswan, 2006. Hal ini juga menjadi justifikasi adanya
efisiensi aset tetap pada Islamic Bank.
Universitas Sumatera Utara
4.6 Analisis Nilai